• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paradigma Pendidikan Islam.

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Paradigma Pendidikan Islam."

Copied!
255
0
0

Teks penuh

AGAMA DI TENGAH PERADABAN GLOBAL

Pengertian Globalisasi

Prof.A.Qodri Azizy disini menyatakan bahwa di era globalisasi ini berarti terjadi pertemuan dan pergerakan nilai budaya dan agama di seluruh dunia yang memanfaatkan layanan komunikasi, transformasi dan informasi hasil modernisasi teknologi. Perjumpaan dan gesekan ini akan mengakibatkan persaingan yang liar, yang berarti dipengaruhi (dicaplok) dan dipengaruhi (dicaplok) saling bertentangan dan berbenturan dengan nilai-nilai yang berbeda.

Abad XXI dan Tantangan Umat Beragama

Umat ​​beragama yang menjadi bagian dari masyarakat dunia yang dewasa ini berangkat secara internasional, regional dan nasional secara langsung maupun tidak langsung berada dalam situasi yang diciptakan oleh proses globalisasi dengan kandungan pengertian serba indrawi yang dibawanya. Karena dalam proses mengantisipasi proses globalisasi yang kini hadir dalam proses modernisasi kehidupan manusia dan akan semakin nyata di abad 21 ini, umat beragama harus memberikan akses pada proses seleksi nilai dan rehumanisasi budaya.

Islam dalam Pergumulan Tradisi

Serta banyaknya ancaman terhadap nilai-nilai agama dan budaya lokal yang muncul dan sedang dialami di Indonesia yaitu “budaya Hollywood”. Globalisasi memang tantangan, jika globalisasi berdampak positif (+), maka kita harus tahu bagaimana menyerapnya dengan baik dan benar, terutama dalam hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dan budaya.

Pengembangan Pendekatan Studi Islam

Pada kelompok tradisionalis kita akan melihat tradisi keagamaan yang dibangun di atas dalil Ahlussunnah Waljamaah. Apakah krisis kemanusiaan kehidupan modern hanyalah efek samping dari modernisasi yang berlebihan karena selebihnya menawarkan banyak hal positif.

PENGEMBANGAN ILMU DAN

  • Kualitas SDM Era Globalisasi
  • Pendidikan Islam dalam Dilema Metodologis
  • Posisi Metodologi dan Materi Pendidikan
  • Paradigma Baru Pendidikan Islam

Paradigma baru pendidikan Islam yang dimaksud di sini adalah pemikiran yang harus terus dikembangkan melalui pendidikan untuk meraih kembali kepemimpinan iptek, seperti pada masa keemasan di masa lalu. Pencarian paradigma baru dalam pendidikan Islam diawali dengan konsep manusia menurut Islam, pandangan Islam tentang iptek, kemudian dirumuskan konsep atau sistem baru pendidikan Islam secara utuh.

PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

Pelaksanaan Peraturan Tentang

Yang dimaksud dengan pendidikan agama adalah program atau pelaksanaan pendidikan agama di sekolah umum (tingkat dasar dan menengah) dan perguruan tinggi negeri. Sedangkan istilah pendidikan agama mengacu pada lembaga pendidikan atau satuan pendidikan keagamaan yang sampai saat ini biasa disebut perguruan tinggi keagamaan.

Evaluasi Kritis Terhadap Pelaksanaan

Sedangkan Muchtar Buchari (1989), bahwa kegiatan pengajaran pendidikan agama yang berlangsung sampai sekarang lebih bersifat terpisah, kurang interaktif dengan kegiatan pengajaran mata pelajaran lain. Pendidikan agama tidak bisa dan tidak bisa bekerja sendiri, tetapi harus bekerja sama dan bekerja sama dengan program-program non-agama jika ingin dikaitkan dengan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat.

Alternatif Pengembangan Pendidikan Agama

Pendidikan Islam merupakan cerminan nilai-nilai yang muncul baik dari wajah ketuhanan (divine values) maupun merespon budaya lokal (human values). Fungsi pendidikan harus mampu mengartikulasikan dan memfungsikan nilai-nilai Islam pada tahapan implikasi pendidikan Islam. Dengan tidak menafikan nilai-nilai lama (konservatif) yang masih memiliki arti penting bagi perkembangan pendidikan Islam.

Nilai itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu nilai kemanusiaan dan nilai ketuhanan sebagai manifestasi pendidikan Islam. Pada hakekatnya, sistem pendidikan Islam merupakan proses internalisasi nilai, membentuk karakter pendidikan yang diberikan kepada peserta didik.

Manajemen Madrasah

Begitu pula dalam penguasaan ilmu pengetahuan umum, sudah lumrah siswa sekolah negeri lebih banyak ilmunya dibandingkan siswa madrasah karena beban siswa sekolah negeri tidak seberat siswa madrasah. Di satu sisi, ia harus meningkatkan mutu pendidikan secara umum, sehingga memenuhi standar yang berlaku di sekolah umum. Dengan adanya SKB 3 menteri, pendidikan agama di madrasah semakin menurun karena madrasah berlomba-lomba menambah materi pendidikan umum agar setara dengan sekolah negeri.

Persoalan Manajeman Pada Madrasah

Sebagai tindak lanjut dari Islamisasi ilmu ini, maka harus ada legitimasi kelembagaan dan pengakuan profesi terhadap lembaga pendidikan seperti madrasah. Beberapa perubahan kurikulum dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, untuk madrasah terakhir terdapat kurikulum yang bercirikan Islam yang menerapkan 10% pendidikan agama dan 90% pendidikan umum. Upaya Islamisasi ini tidak hanya akan menghilangkan dikotomi dalam sistem pendidikan kita, tetapi juga akan mengikis dikotomi di lembaga pendidikan.

PENDIDIKAN ISLAM

Moral Etik Penyelenggara Pendidikan Islam

Penyelenggara pendidikan dan komite sekolah atau komite madrasah tidak hanya dituntut memiliki tingkat manajerial yang tinggi atau minimal memadai, tetapi juga dituntut memiliki etika moral yang tinggi. Di selatan dapat saya simpulkan bahwa madrasah yang maju semua ditangani oleh pengurus (yayasan, panitia atau BP3) yang pengurusnya memiliki tanggung jawab dan daya juang yang tinggi, dan madrasah yang tidak maju umumnya memiliki tanggung jawab pengelolaan dan daya juang yang lemah. Madrasah yang pengawasnya berada di bawah Kementerian Agama berbeda dengan sekolah yang pengawasnya berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pembina Pendidikan Moral Etik di Madrasah

Moral Etik Pelaksana Pendidikan

Oleh karena itu, siapapun yang menjadi direktur, panitia atau BP3 harus ikhlas dan mau bekerja tanpa pamrih. Tenaga kerja dan pegawai perempuan di sebuah madrasah sangat dibutuhkan karena sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan tugas pokok madrasah, sehingga harus memiliki etika moral yang baik seperti dedikasi yang tinggi untuk memajukan madrasah, kedisiplinan, kejujuran dan lain-lain. Saya yakin meskipun kepala sekolah, guru dan lainnya baik dalam segala hal, namun lambat laun madrasah akan mengalami kemunduran jika karyawan tidak memiliki etika moral yang baik.

Moral Etik Siswa-Siswi Madrasah

Puji, hormati dan tinggikan dia demi Allah dan berusahalah untuk mencari keridhaan-Nya - Jangan menyudutkan guru dengan membuatnya. Jangan berjalan di depannya dan jangan duduk di tempatnya dan jangan berbicara kecuali seseorang meminta Anda - Jangan percaya guru dan jangan. Dan jangan pernah membantah pendapat guru seperti yang dikatakan si fulan yang berbeda dengan apa yang kamu katakan.

Makna Peserta Didik

Peserta didik merupakan komponen input dalam sistem pendidikan, yang kemudian diintegrasikan ke dalam proses pendidikan, agar menjadi manusia yang berkualitas sejalan dengan tujuan pendidikan nasional. Dalam pendekatan sosial, siswa adalah anggota masyarakat yang dipersiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Dalam konteks ini, siswa berinteraksi dengan teman sebayanya, guru, dan masyarakat yang terkait dengan sekolah.

Hakikat Peserta Didik

Murid adalah manusia yang memiliki kebutuhan, baik rohani maupun jasmani, yang harus dipenuhi. Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi (kodrat) yang dapat berkembang dan berkembang secara dinamis. Ibarat sebidang tanah, mahasiswa adalah orang yang berhak bercocok tanam dan mengeksploitasi sawahnya (potensi).

Tugas dan Kewajiban Peserta Didik

Santri diwajibkan untuk saling mencintai dan menyayangi, sebagai bentuk mempererat rasa persaudaraan. Siswa harus selalu mengulang pelajaran dan mengatur jadwal belajar yang baik untuk meningkatkan disiplin belajarnya. Selain pendekatan yang berbeda tersebut, siswa harus memiliki kemauan dan kemauan untuk belajar dengan tekun, baik secara fisik maupun mental.

Sifat-Sifat Ideal Peserta Didik

  • Kebutuhan Peserta Didik

Karena sikap ini, santri akan selalu menyucikan diri dengan akhlak al-karimah dalam kesehariannya, dan berusaha meninggalkan akhlak dan akhlak yang rendah (tercela). Dengan pendekatan ini, mahasiswa akan melihat berbagai kontradiksi dan perbedaan pendapat sebagai dinamika yang berguna untuk menumbuhkan wacana intelektual, bukan sebagai cara untuk saling menuduh dan menganggap dirinya paling benar. Dan jika Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Moral Etik Orang Tua Peserta Didik dan

Semua bayi yang lahir di dunia ini seperti mutiara yang tidak terukur dan tidak berbentuk tetapi sangat berharga. Maka orang tuanyalah yang akan mengukir dan membentuknya menjadi mutiara berkualitas tinggi yang disukai semua orang.

PENDIDIKAN ISLAM

Problematik Epistemologis-Metodologis

Sayangnya, teks dan literatur yang dapat dijadikan pedoman pembahasan epistemologis tentang kerangka keilmuan pendidikan Islam sulit ditemukan. Dalam pengertian itu, keilmuan pendidikan Islam nampaknya lebih menitik beratkan pada isi atau kandungan materi yang akan disampaikan kepada orang lain, daripada pada proses dan metode. Demikian juga kemungkinan perlunya perubahan metode jika tujuan pendidikan Islam memang terus berubah.

Definisi Metode Mengajar

Menurut Tyson dan Carroll, mengajar adalah modus dan proses hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang sama-sama terlibat aktif dalam kegiatan. Sementara itu, Tordif berpendapat bahwa mengajar adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang (guru) dengan tujuan membantu dan memudahkan orang lain (siswa) dalam melakukan kegiatan belajar. Konsep baru pengajaran menyatakan bahwa mengajar mendorong siswa untuk belajar, berpikir dan menyelidiki.8.

Kualitas Out Put Pembelajaran

Selain itu, penting juga memperhatikan sifat siswa yang akan dilatih dan materi pelajaran yang akan diajarkan. Kajian di bidang pembelajaran telah menghasilkan teori-teori yang menunjukkan adanya perbedaan kategori hasil belajar. Oleh karena itu, perlu disediakan berbagai kondisi pembelajaran yang tepat untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan.

Pendekatan Pendidikan Agama Islam

Metodologi penanaman nilai-nilai keislaman juga memerlukan syarat untuk meningkatkan kualitas dan kinerja manusia muslim yang memiliki nilai-nilai tersebut. Pendidikan agama adalah pendidikan sikap yang meliputi nilai-nilai yang biasanya berasal dari metode sosialisasi yang diperoleh anak sejak kecil. Agar kajian ilmiah lebih bermakna, hendaknya juga dibarengi dengan pendekatan doktrinal-religius dengan evaluasi nilai-nilai religi.

Pendidikan Agama Islam dalam

Dalam pendidikan Islam, metode pendidikan Islam dieksplorasi berdasarkan petunjuk Al-Qur'an dan tradisi kenabian yang relevan. Metode ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan perasaan kepada siswa baik melalui kisah-kisah dalam Al-Qur'an maupun al-Hadits. Kisah-kisah yang disajikan dalam Al-Qur'an dan al-Hadits menyampaikan nilai pendidikan agama sekaligus nilai estetika.

Untuk memilih ketepatan suatu metode pendidikan, seseorang dapat berpedoman pada tuntunan Al-Qur’an, termasuk firman-firmannya. Dalam pendidikan Islam, metode pendidikan Islam dikaji dari Al-Qur'an dan hadits Nabi yang relevan.

Meotode Resitasi

Eksistensi Guru dan Metode Pendidikan

Meskipun orang percaya bahwa pendidik adalah unsur pendefinisian pendidikan, sehingga pemahaman ini cenderung memilih, dalam bidang pengertian pendidikan, pola pendidikan “berpusat pada guru” dikategorikan sebagai pandangan tradisional. Karena seorang pendidik juga menentukan metode mana yang relevan digunakan dalam membesarkan dan mengajar serta bagaimana siswa belajar untuk memperoleh ilmu dan nilai-nilai dalam kehidupan. Dalam pendidikan Islam, keberadaan, peran dan fungsi pendidik merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat dipungkiri, karena seorang pendidik juga menentukan metode apa yang relevan digunakan dalam mendidik dan mengajar serta bagaimana peserta didik belajar untuk memperoleh ilmu dan nilai-nilai dalam kehidupan.

PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DAN

Pendidikan Tinggi Islam

Peluang Kerja

Mentalitas Pekerja

PENDIDIKAN ISLAM,

Sains, Teknologi dan

Pengembangan Ilmu Pengetahuan

SISTEM NILAI PENDIDIKAN ISLAM

Sistem Nilai

Pendidikan Islam

Sistem pendidikan Islam yang baru dianggap Islami hanya jika sesuai dengan konsep al-Qur'an dan hadits yang menjadi dasar dan tujuan hidup umat Islam. Konsep ini mengandung makna bahwa suatu proses pendidikan Islam harus dilakukan dengan melihat peserta didik secara utuh. Semua pendekatan kepada peserta didik di atas harus dipahami secara menyeluruh oleh setiap pendidik atau komponen yang terlibat dalam proses pendidikan Islam.

Oleh karena itu, penanaman nilai dalam pendidikan Islam dilakukan dengan cara yang persuasif dan memuaskan (tidak dengan paksaan). Metode Latihan Amal (Al-Mumarisah Al-Amaliyah) Latihan amal adalah metode pendidikan Islam yang dilakukan dengan cara melatih siswa untuk melakukan sesuatu. Metode pendidikan Islam sebagai cara mencapai tujuan pendidikan didasarkan pada tiga prinsip;

Pendidikan Islam Sebagai

UPAYA MENCIPTAKAN

Penetapan Tujuan Pembelajaran

Fokus Pada Belajar Mengajar

Kepemimpinan Kepala Sekolah

Pendayagunaan Teknologi Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Dalil-dalil al-Qur’an yang menunjukkan isyarat tentang ketiga sumber ilmu pengetahuan itu adalah a) empiris, yakni alam sebagai sumber ilmu pengetahuan, antara lain,

Dari kondisi pendidikan Islam yang demikian, sebagian dari pedagog muslim menganggap bahwa ilmu pendidikan Islam dituntut untuk mengacu pada Al-Qur’an dan Al-Hadits, tapi di sisi lain