• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM POSYANDU

N/A
N/A
maxinedilau

Academic year: 2024

Membagikan "PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM POSYANDU"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM POSYANDU

Disusun oleh:

1. Agieska Novatrial 2. Calvin Faidurrahman 3. Kaisaa Salsabila 4. Muhammad Wildan 5. Nazwa Revaldi 6. Salsabilla Maulana

12 IPS 2

(2)

YAYASAN DHARMA SETIA KOSGORO SMA KOSGORO KOTA BOGOR

2023/2024

LEMBAR PENGESAHAN

KEGIATAN OBSERVASI SISWA SMA KOSGORO KOTA BOGOR

BOGOR, NOVEMBER 2023

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM POSYANDU

Pembimbing 1, Pembimbing 2,

(3)

Febby Belianti, S.Pd. Yeni Satria Warman, S.Pd.

Mengetahui,

Kepala SMA KOSGORO

Herman Lasrin, S.P., M.Pd.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran Allah swt. karena dengan ada rahmad, karunia, serta taufik dan hidayahnya schingga penyusun dapat menyelesainkan karya tulis yang berjudul

"PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM POSYANDU" karya tulis ini disusun berdasarkan observasi yang dilaksanakan pada bulan Desember 2023 di posyandu Kenanga 4 Kota Bogor

Penyusun percaya bahwa hasil karya ini belum lah sempura, kami berharap dikemudian hari ada kritikan dan saran yang membangun guna penyempurnaan dari hasil karya ini.

Penyusun ucapan terima kasih atas perhatian, bantuan dan dukungan selama mengerjakan karya tulis ini. Oleh karena itu, penyusun tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran kegiatan observasi dan penyusunan karya tulis ini, khususnya kepada:

1) Bapak Herman Lasrin, S.P., M.Pd. selaku kepala SMA Kosgoro Kota Bogor yang telah member izin kepada kami untuk melakukan observasi dan melakukan seminar;

(4)

2) Bidan Tuti, selaku narasumber 1 yang telah memberi informasi kepada penyusun mengenai program apa saja yang ada di posyandu kenanga 4;

3) Bapak Usman, selaku narasumber 2 yang telah memberi infomasi kepada penyusun mengenai partisipasi program posyandu;

4) Ibu Astrid, selaku narasumber 3 yang telah member informasi kepada penyusun mengenai partisipasi program posyandu;

5) Ibu Sinta, selaku narasumber 4 yang telah member informasi kepada penyusun mengenai partisipasi program posyandu;

6) Ibu Siti Maymunah selaku narasumber 5 yang telah member informasi kepada penyusun kendala program posyandu;

7) Ibu Febby Belianti, S.Pd., selaku pembimbing 1 yang telah membimbing dan membatu penyusunan mengenai isi dari karya tulis ini;

8) Ibu Yeni Satria Warman,S.Pd., selaku pembimbing 2 yang telah membimbing dan membantu menyusun mengenai tata bahsa seta cara pengetikan dalam karya tulis;

9) Ibu Reni Herawati, S.Pd., M.Pd. selaku wali kelas 12 IPS 1 yang telah memberikan motivasi dalam karya tulis ini;

10) Orangtua yang telah memberikan semangat baik dari segi moral, spiritual, dan materi dalam menyelesaikan karya tulis ini; dan

11) Teman-teman seperjuanagan kelas 12 IPS 2 angkatan 2023/2024 yang telah sama-sama saling mendukung, bekerja sama, dan meluapkan keceriaan dalam membuat karya tulis ini.

Semoga atas bantuan dari pihak yang kami sebutkan di atas mendapatkan ridho dan berkahnya dari Tuhan Yang Maha Esa.

Bogor, November 2023

Penyusun

(5)

DAFTAR ISI

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

(6)

Masyarakat pertama kali mengenal posyandu pada 21 agustus 1971 di Desa Bendungan, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pendiri posyandu adalah Ibu Tien Soeharto, yang merupakan istri dari presiden Soeharto sekaligus ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). posyandu pada awalnya dijalankan oleh PKK dan merupkan bentuk kerjasama antara kesehatan setempat, ibu-ibu di desa, dan masyarakat. Seiring waktu, Posyandu menjadi semakin populer dan tersebar di seluruh Indonesia. Pada tahun 1984, Posyandu diresmikan sebagai program nasional oleh pemerintah dan dikelola oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Pos Pelayanan Terpadu atau posyandu merupakan lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan sebagai wadah partisipasi masyarakat yang bertugas membantu Kepala desa/Lurah dalam peningkatan pelayanan masyarakat di bidang kesehatan. Peran posyandu sangatlah besar di masyarakat karena tidak hanya mencangkup bayi dan balita posyandu juga melayani ibu hamil dan menyusui, usia sekolah dan remaja, serta usia produktif dan lanjut usia. Umumnya posyandu berlokasi di tempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat seperti desa/kelurahan dan RT/RW dan diisi oleh berbagai macam program yang dapat menunjang kesehatan masyarakat yang meliputi Program Keluarga Berencana (KB), Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), program kesehatan anak, pemantauan gizi, pencegahan dan pengobatan diare, dan imunisasi.

Kegiatan tersebut memberikan banyak manfaat seperti; Memberikan beragam informasi mengenai kesehatan ibu dan anak, seperti pemberian ASI, MPASI, dan pencegahan penyakit, memantau tumbuh kembang anak sehingga anak terhindar dari risiko kekurangan gizi atau gizi buruk, mendeteksi sejak dini bila terdapat kelainan pada anak, ibu hamil, dan ibu menyusui sehingga penanganan dapat segera dilakukan, dan memberikan imunisasi lengkap.

Selain itu posyandu juga dapat menjadi sarana bagi para ibu untuk menambah pengetahuan dan berbagi pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak, baik dengan petugas kesehatan maupun dengan peserta posyandu lainnya.

Keikutsertaan masyarakat merupakan hal yang sangat penting karena untuk

melaksanakan program yang disediakan butuh partisipasi masyarakat agar program tersebut

dapat berjalan dengan lancar, namun partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti kesadaran, pendidikan, atau aksesbilitas fasilitas kesehatan. masyarakat memberikan

respon yang beragam terhadap posyandu banyak masyarakat memberikan respon positif

namun tidak sedikit juga yang memberikan respon negatif. Di kota Bogor sendiri terdapat

(7)

sekitar 900 posyandu aktif banyaknya posyandu di Kota Bogor membuktikan bahwa posyandu diterima dengan baik oleh masyarakat Kota Bogor. Merujuk pada penjelasan di atas menjadikan peneliti tertarik untuk membahas partisipasi masyarakat dalam program posyandu.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam karya tulis ini yaitu:

1. Apa saja program yang ada di posyandu Kenanga 4

2. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat terhadap program posyandu Kenanga 4 3. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap program posyandu Kenanga 4 4. Apa saja kendala yg dihadapi dalam pelaksaan program posyandu Kenanga 4

1.3 Batasan Masalah

Dalam karya ilmiah ini batasan masalah yang penyusun ambil mengenai partisipasi masyarakat, program posyandu, dan partisipasi masyarakat dalam program posyandu

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam karya ilmiah ini, yaitu:

1. Apa saja program yang ada di posyandu Kenanga 4

2. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat terhadap program posyandu Kenanga 4 3. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap program posyandu Kenanga 4 4. Apa saja kendala yg dihadapi dalam pelaksaan program posyandu Kenanga 4

1.5 Tujuan penelitian

1.5.1 Umum

1. Untuk mengetahui apa saja program yang ada di posyandu

2. Untuk mengetahui apa saja bentuk partisipasi masyarakat terhadap program posyandu...

3. Untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat terhadap program posyandu ...

4. Untuk mengetahui apa saja kendala yg dihadapi dalam pelaksaan program posyandu

1.5.2 Khusus

Manfaat penelitian yang bersifat khusus dalam karya ilmiah ini yaitu untuk memenuhi

salah satu persyaratan mengikuti Kelulusan tahun pelajaran 2023/2024.

(8)

1.6 Manfaat penelitian

Manfaat penelitian dalam karya ilmiah ini yaitu

1.6.1 Umum

1. Dapat mengetahui bagaimana bentuk partisipasi masyarakat terhadap program posyandu

2. Dapat mengetahui apa saja program yg ada di posyandu ...

3. Dapat mengetahui bagaimana pandangan masyarakat terhadap program posyandu ...

4. Dapat mengetahui apa saja kendala yg dihadapi dalam pelaksaan program posyandu

1.6.2 Khusus

Manfaat penelitian yang bersifat dalam karya ilmiah ini yaitu untuk memenuhi salah satu

persyaratan mengikuti kelulusan tahun pelajaran 2023/2024.

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Partisipasi masyarakat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan pengertian partisipasi adalah perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan, atau keikutsertaan atau peran serta. Partisipasi berasal dari kata “Participation” yang berarti mengambbil bagian. Partisipasi masyarakat atau

partisipasi warga adalah proses ketika warga, sebagai makhluk individu maupun kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran serta ikut mempengaruhi proses perencanaan pelaksanaan dan

pemantauan kebijakan yang langsung mempengaruhi kehidupan mereka. (Sumarto, 2003:17).

Menurut Pasaribu dan Simanjuntak, partisipasi masyarakat berarti masyarakat ikut serta, yaitu mengikuti dan menyertai pemerintah karena kenyataaannya pemerintahlah yang sampai dewasa ini

(9)

merupakan perancang, penyelenggara, dan pembayar utama dalam pembangunan.Masyarakat diharapkan dapat ikut serta, karena di seleggarakan dan dibiayai utama oleh pemerintah itu

dimaksudkan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat sendiri, untuk rakyat banyak. (dalam Siti Fatimah,2012:10)

Menurut Sugiyah dan Sundariningrum (2001) meng- klasifikasikan partisipasi menjadi 2 (dua) berdasarkan cara keterlibatannya:

a. Partisipasi langsung Partisipasi yang terjadi apabila

individu menampilkan kegiatan tertentu dalam proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apa bila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.

b. Partisipasi tidak langsung Partisipasi yang terjadi apa bila individu mendelegasikan hak partisipasinya. Menurut Bedjo (1996), yang dimaksud dengan partisipasi adalah perilaku yang memberikan pemikiran terhadap sesuatu atau seseorang. Perilaku merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang dari luar lingkungannya.

2.2 Program Posyandu

Program merupakan serangkaian kegiatan yang telah direncanakan sebelum terlaksana.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi program adalah rancangan mengenai asas serta usaha (dalam ketatanegaraan, perekonomian, dan sebagainya) yang akan dijalankan. Menurut Saifudin Anshari, program merupakan daftar terinci mengenai acara dan usaha yang akan

dilaksanakan. Sedangkan Menurut Hans Hochholzer dalam E Hetzer (2012 : 11), Program merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis, dan terpadu yang dilaksanakan oleh suatu atau beberapa instansi pemerintah dalam rangka kerjasama dengan swasta dan masyarakat guna mencapai tujuan dan sarana yang ditetapkan. Suatu program disusun berdasarkan atas tujuan ataupun target yang ingin dicapai.

Wholey, et.al (1994: 41) menyatakan bahwa program dapat didefinisikan sebagai seperangkat sumber daya dan kegiatan yang diarahkan pada satu atau lebih tujuan bersama.

Sedangkan posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah salah satu program kesehatan masyarakat yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak di wilayah perkotaan dan pedesaan. Singkatan dari Posyandu adalah “Pos Pelayanan Terpadu”, yang merupakan penggabungan dari dua kata, yaitu “Pos” dan “Terpadu”. “Pos” merujuk pada tempat atau posko pelayanan kesehatan, sedangkan “Terpadu” mengacu pada penggabungan berbagai layanan kesehatan dasar dalam satu tempat pelayanan. Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya

kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk

(10)

dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dalam memperolah pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu masyarakat dapat memperoleh pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama (Depkes RI, 2006).

Dari pengertian tersebut dapat dikatakan Program posyandu adalah program kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan masyarakat dalam menjaga kesehatan ibu dan anak. Posyandu memiliki 10 program yang setiap programnya memiliki tujuan dan manfaat yang berbeda-beda, namun kesemuanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. Dengan adanya program tersebut diharapkan dapat mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan ibu dan anak. Namun tujuan utama dari program posyandu adalah mencegah peningkatan angka kematian ibu dan bayi pada masa kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan. Selain itu, program posyandu juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak dan mencegah terjadinya masalah kesehatan pada masa pertumbuhan dan perkembangan.

Salah satu cara yang dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut adalah dengan memberdayakan masyarakat melalui edukasi dan peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan ibu dan anak.

(11)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Kenanga 4 Jl.Tegal Lega,Rt 02 Rw 01 Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor pada tanggal 5 desember 2023.

Gambar 1. Lokasi posyandu

3.2 Jenis Penelitian

Dalam menyusun karya ilmiah ini penyusun mengembangkan masalah berdasarkan jenis penelitian kualitatif. Metode ini merupakan metode yang menekankan pada pengumpulan dan penggunaan data deskritiptif dan naratif yang cenderung digunakan untuk mendefinisikan sesuatu yang tidak bisa diukur dengan angka.

3.3 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data kualitatif yang digunakan dalam menyusun penelitian ini adalah menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan di Posyandu Bantar Jati lalu mengklasifikasi informasi yang didapat dan menyimpulkan informasi yang telah didapatkan sehingga mudah dipahami oleh penyusun maupun pembaca.

(12)

Dalam menyusun karya ilmiah ini, penyusun menggunakan teknik pengumpulan data antara lain observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi adalah memperhatikan atau melihat. Jika dijabarkan, observasi adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengamati secara langsung suatu objek tertentu dengan tujuan memperoleh sejumlah data dan informasi terkait objek tersebut. Penyusun melakukan observasi secara langsung di Posyandu Bantar Jati pada tanggal 16 November 2023.

2. Wawancara

Menurut Lexy J Moleong wawancara adalah percakapan dengan maksud-maksud tertentu.

Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk

mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian. Dalam menyusun karya ilmiah ini penyusun melakukan wawancara langsung dengan kader posyandu guna mendapatkan informasi. Penyusun melakukan wawancara kepada kader Posyandu dan pengunjung Posyandu guna mendapatkan informasi terkait

3. Studi pustaka

Menurut Nazir studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku, literatur- literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang memiliki hubungan dengan permasalahan yang akan diselesaikan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh dasar-dasar dan pendapat secara tertulis yang dilakukan dengan cara

mempelajari berbagai literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam menyusun karya ilmiah ini penyusun mengambil sumber-sumber dari berbagai media yang tersebar di internet.

4. Dokumentasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan. Selain itu dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti akurat dari sumber-sumber informasi. Sumber-sumber informasi tersebut dapat berupa karangan atau tulisan, buku, undang-undang dan lain sebagainya.

(13)

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Program posyandu kenanga 4

Posyandu menyediakan berbagai kegiatan yang terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan seperti:

A. Program kesehatan ibu hamil

Pelayanan yang diberikan posyandu kepada ibu hamil mencakup pemeriksaan kehamilan dan pemantauan gizi. Selain itu, ibu hamil juga dapat melakukan konsultasi terkait persiapan persalinan dan pemberian ASI. Ibu hamil juga bisa mendapatkan vaksin TT untuk mencegah penyakit tetanus yang masih umum terjadi di negara berkembang, seperti Indonesia. Setelah melahirkan, ibu juga bisa mendapatkan suplemen vitamin A, vitamin B, dan zat besi yang baik dikonsumsi selama masa menyusui, serta pemasangan alat kontrasepsi (KB) di posyandu.

B. Program kesehatan anak

Salah satu program utama posyandu adalah menyelenggarakan pemeriksaan bayi dan balita secara rutin. Hal ini penting dilakukan untuk memantau tumbuh kembang anak dan mendeteksi sejak dini bila anak mengalami gangguan tumbuh kembang. Jenis pelayanan yang diselenggarakan posyandu untuk balita mencakup penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan lingkar kepala anak, evaluasi tumbuh kembang, serta penyuluhan dan konseling tumbuh kembang. Hasil pemeriksaan tersebut kemudian dicatat di dalam buku KIA atau KMS.

C. Keluarga Berencana (KB)

Pelayanan KB di posyandu umumnya diberikan oleh kader dalam bentuk pemberian kondom dan pil KB. Sedangkan, suntik KB hanya dapat diberikan oleh tenaga puskesmas. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih, posyandu juga dapat dilakukan

pemasangan IUD dan implan.

D. Imunisasi

Imunisasi wajib merupakan salah satu program pemerintah yang mengharuskan setiap anak usia di bawah 1 tahun untuk melakukan vaksinasi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan ada 5 jenis imunisasi yang wajib diberikan, yaitu imunisasi hepatitis B, polio, BCG, campak, dan DPT-HB-HiB. Dalam hal ini, posyandu menjadi salah satu pihak yang berhak

(14)

menyelenggarakan program imunisasi tersebut. Tak hanya anak, ibu hamil pun juga dapat melakukan vaksinasi di posyandu, misalnya vaksinasi tetanus, hepatitis, dan pneumokokus.

E. Pemantauan status gizi

Melalui kegiatan pemantauan gizi, posyandu berperan penting dalam mencegah risiko stunting, wasting, dan underweight pada anak. Pelayanan gizi di posyandu meliputi pengukuran berat dan tinggi badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, dan pemberian suplemen.

Apabila ditemukan ibu hamil dengan kondisi kurang energi kronis (KEK) atau balita yang pertumbuhannya tidak sesuai usia, kader posyandu dapat merujuk pasien ke puskesmas.

F. Pencegahan dan penanggulangan diare

Pencegahan diare dilakukan melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sedangkan,

penanganan diare dilakukan melalui pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut, petugas kesehatan dapat memberikan suplemen zinc.

Kami melakukan observasi di posyandu kenanga 4, posyandu kenanga 4 merupakan posyandu yang terletak di JL. Tegal Lega, Bogor tengah yang diketuai oleh ibu Siti Maemunah. Posyandu tersebut bertujuan untuk memberikan layanan kesehatan dan edukasi kesehatan kepada warga sekitar. Di posyandu kenanga 4 terdapat satu bidan dan tujuh kader yang siap memberikan pelayanan terbaik.

Posyandu kenanga beroprasi secara rutin tiap bulan nya pada hari selasa di minggu pertama. Posyandu kenanga 4 sendiri memiliki beberapa program yang tersedia seperti:

A. Imunisasi

Imunisasi merupakan salah satu cara terbaik untuk membuat tubuh kebal sekaligus mencegah penularan penyakit tertentu karena imunisasi adalah pemberian vaksin untuk melindungi tubuh atau membuat tubuh kebal terhadap penyakit tertentu. Vaksin terbuat dari kuman yang sudah melalui proses pelemahan atau bahkan dimatikan. Imunisasi dapat memberikan sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat sehingga merangsang terbentuknya zat antibodi. Di

posyandu anak-anak mendapat layanan imunisasi yang diberikan secara teratur untuk melindungi anak-anak dari penyakit menular yang dapat dicegah melalui imunisasi, seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, dan lainnya.

B. Kesehatan ibu hamil

(15)

Pelayanan yang diberikan posyandu kepada ibu hamil biasanya berupa pemeriksaan rutin, edukasi kesehatan, dan pemantauan gizi. Dengan adanya program ini ibu hamil dapat terpantau asupan gizi, vitamin, suplemen, maupun vaksin yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kecacatan janin serta mendeteksi kelainan atau risiko sedini mungkin. Program ini sangat penting karena bertujuan untuk menciptakan kondisi optimal bagi kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan serta mempersiapkan persalinan.

C. Edukasi asi ekslusif

Asi esklusif adalah pemberian asi sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makan dan minum walaupun hanya air putih hingga bayi berusia 6 bulan lalu diikuti dengan pemberian ASI bersama makanan pendamping hingga anak berusia dua tahun.

Pemberian asi pada enam bulan pertama pertumbuhan bayi sangat penting untuk bayi karena mengandung 10-17 kali lebih banyak zat anti bodi dari pada asi yg keluar setelahnya, pemberian Asi Esklusif ini pun dapat mencegah terjadinya stunting pada bayi. Tujuan diberikan Asi Esklusif selain dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh buah hati juga dapat membangun hubungan emosional ibu dan bayi. Biasanya sebelum ternyadinya asi esklusif

ada program konseling asi esklusif yaitu menjelaskan tentang manfaat menyusui, tata cara menyusui yang benar, faktor-faktor yang mempengaruhi asi, dan juga kendala dalam pemberian asi esklusif.

Gambar 2. Kegiatan eduksi ASI ekslusif bersaama bidan

(16)

D. Penimbangan

Penimbangan balita adalah kegiatan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang atau tinggi badan pada balita usia 0-59 bulan yang dilakukan di posyandu, tujuan dilakukan penimbangan adalah untuk mengetahui apakah bayi/balita tumbuh sehat, untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita, untuk mengetahui apabila balita sakit,

kelengkapan imunisasi dan untuk mendapat penyuluhan gizi. Para orangtua mengaku dengan

adanya program ini mereka merasa senang jika mengetahui berat badan anaknya yang setiap bulan naik berkat edukasi gizi yang diberikan posyandu.

Gambar 2. Proses mengukur panjang bayi

Gambar 3. Proses mengukur tinggi balita

E. Pencegahan diare

Faktor terjadinya diare biasanya karena adanya infeksi virus atau bakteri di saluran pencernaan. Pelayanan yang diberikan posyandu dalam pencegahan diare yaitu memberi penyuluhan tentang pentingnya memilah milih makanan yg bersih, air yang bersih dan terhigenis dari kuman, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan diri dan makanan,

(17)

misalnya dengan mencuci buah dan sayur sebelum dimakan, tidak mengonsumsi makanan atau minum air yang belum dimasak sampai matang, dan rajin mencuci tangan,

pemberian oralit, dan suplemen zinc. Jika dalam keadaan kronis, maka akan diberikan penanganan lebih lanjut. Pengobatan utama diare adalah mencegah dehidrasi karena dehidrasi adalah kondisi ketika cairan tubuh yang hilang lebih banyak daripada yang dikonsumsi kondisi ini dapat menyebabkan tubuh tidak berfungsi secara normal.

F. Pencegahan stunting

Pencegahan stunting merupakan upaya-upaya yang bertujuan untuk mencegah terjadinya stunting. Stunting adalah sebuah kondisi dimana anak mengalami gagal pertumbuhan yang mengakibatkan anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari rata-rata usianya.

4.2 Bentuk partisipasi masyarakat terhadap program posyandu

Dari program yang tersedia di posyandu kenanga 4 tidak mungkin dapat berjalan tanpa adanya partisipasi masyarakat karena masyarakat berandil besar dalam membangun posyandu, bentuk partisipasi dari masyarakat itu sendiri sangat beragam seperti:

1. Menyumbang dana untuk posyandu

Posyandu adalah fasilitas layanan masyarakat yang tidak memungut biaya karena sumber dana posyandu berasal dari pemerintah. Namun terkadang dana yang diberikan tidak cukup, oleh karena itu kader menggalang dana dengan cara menaruh kotak di meja pendaftaran sehingga nantinya warga setempat berinisiatif memberikan sumbangan seikhlasnya guna kelancaran berlangsungnya program posyandu tersebut. Hasil uang yang terkumpul dipakai untuk membuat PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dan menambah fasilitas yang ada di posyandu tersebut agar masyarakat semakin merasa nyaman pergi ke posyandu. Para kader merasa sangat terbantu dengan adanya dana yang diberikan oleh masyarakat sekitar.

2. mengikuti program posyandu

masyarakat secara sukarela mengikuti program yang ada di posyandu seperti, melakukan penimbangan secara rutin, mengikuti imunisasi, dan melakukan pengecekan kandungan. Dengan mengikuti program posyandu secara rutin, masyarakat membantu kader posyandu mengejar target yang berdampak pada peningkatan penilaian posyandu kenanga dan mempermudah proses

keberlangsungan posyandu. Masyarakat juga merasakan dampak positif dari mengikuti program posyandu seperti, orang tua dapat mengetahui tumbuh kembang anak, dapat mengetahui perkembangan janin, mendapat edukasi

(18)

kesehatan, mengetahui bagaimana pola makan yang sehat untuk anak sekaligus mencegah stunting, dan mencegah penyakit menular karena mengikuti imunisasi.

3. Mengantar anak

Terkadang peran ayah dianggap sepele dalam tumbuh kembang anak, padahal peran ayah sangat penting untuk membantu anak tumbuh. Selain partisipasi dari para ibu-ibu ternyata juga ada partisispasi dari para bapak-bapak salah satunya seperti apa yang dilakukan Bapak Usman, beliau sering mengantar anaknya yang masih balita dan istrinya yang tengah mengandung ke posyandu kenanga 4.

Karena menurut beliau dengan cara mengantar anak dan istri untuk mengikuti program rutin yang diadakan oleh posyandu hal tersebut dapat membangun hubungan emosional yang erat dengan keluarga sekaligus memantau perkembangan anak.

4.3 Pandangan masyarakat terhadap program posyandu

Dari hasil wawancara yang kami lakukan terhadap beberapa informan kami mendapat informasi bagaimana pandangan mereka terhadap program posyandu kenanga 4. Mereka memiliki pandangan yang bervariatif terhadap program posyandu, ada yang beranggapan positif dan ada pula yang beranggapan negatif. Mereka beranggapan bahwa posyandu kenanga memberikan pelayanan yang sangat baik karena memberikan edukasi terhadap kesehatan anak seperti, edukasi bagaimana mencegah penyebaran diare serta pengobatan untuk anak yang terkena diare, edukasi dan pemeriksaan kesehatan secara gratis seperti pemeriksaan tumbuh kembang anak, dan pemeriksaan kesehatan ibu hamil. Selain pandangan positif tidak sedikit juga yang memiliki pandangan negatf terhadap program yang ada di posyandu kenanga 4

4.3.1 Pandangan positif masyarakat

Posyandu merupakan fasilitas yang wajib diikuti kegiatan nya karena dengan mengikuti kegiatan yang diselengarakan oleh posyandu memiliki banyak manfaat bagi masyarakat, seperti dengan adanya program penimbangan berat badan anak, program pemeriksaan ibu hamil, program imunisasi, program KB (Keluarga Berencana), program edukasi asi ekslusif, pencegahan diare, dan pencegahan stunting.

Pandangan mereka terhadap program penimbangan anak cenderung baik karena dengan adanya program tersebut orang tua dapat memantau tumbuh kembang anak dan

meningkatkan kesadaran tentang pentingnya proses tumbuh kembang anak.

Selanjutnya pandangan masyarakat terhadap program pemeriksaan ibu hamil sangat positif karena dengan adanya program tersebut membuat para calon ibu meningkatkan pengetahuan mengenai kandungan, memberikan perawatan yang tepat pada ibu dan calon

(19)

bayi, mengetahui kegiatan yang disarankan untuk dilakukan selama masa kehamilan, dan mengetahui asupan gizi yang dibutuhkan sehingga meningkatkan peluang lahirnya bayi sehat. Program ini juga dianggap sebagai cara untuk mendeteksi dini masalah kesehatan pada ibu dan janin. Masyarakat memandang program imunisasi menjadi salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit karena dengan mengikuti program imunisasi masyarakat menjadi lebih waspada mengenai kesehatan anak-anaknya dari virus menular dan juga dengan adanya imunisasi dapat meningkatkan imunitas anak sehingga mereka terlindungi dari virus menular. Pada program KB (Keluarga Berencana) masyarakat memandang sebagai cara efektif untuk mencegah kehamilan agar tidak terjadinya overpopulasi dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Selain itu masyarakat juga meraka sangat terbantu dalam mengontrol kehamilan sehingga dapat mencegah singkatnya jarak kelahiran karena jarak kelahiran yang pendek memiliki dampak pada kesehatan ibu dan anak karena dapat mengakibatkan turun nya kesehatan ibu serta melemahnya mental ibu atau yang bisa disebut baby blues. Hal tersebut tidak hanya terjadi pada ibu tapi juga ada kemungkinan terjadi pada ayah atau bahkan pada kerabat terdekat.

Pada program edukasi ASI ekslusif para ibu yang memiliki bayi memandang program ini positif karena mereka merasa sangat terbantu dengan edukasi yang diberikan bidan di posyandu kenanga 4 karena dengan edukasi tersebut para ibu jadi tau manfaat pemberian ASI ekslusif pada 6 bulan pertama kehidupan bayi karena dengan pemberian ASI esklusif dapat meningkatkan kesehatan bayi serta memperkuat ikatan ibu dan anak selain itu para ibu juga bisa mengetahui cara yang benar saat memberikan ASI.

Masyarakat memandang program pencegahan diare sebagai langkah yang sangat penting dalam menjaga kesehatan dan mencegah penularan penyakit. Dengan adanya program ini masyarakat jadi lebih sadar akan pentingnya kehigienisan baik makanan atau gaya hidup.

Program pencegahan stunting memiliki pandangan positif di masyarakat karena program ini menyangkut usaha pencegahan gangguan tumbuh kembang anak. Sebagai orang tua masyarakat mendukung program ini agar anak mereka tidak terkena stunting dan mendapatkan gizi yang tepat di masa pertumbuhan.

4.3.2 Pandangan negatif masyarakat

Selain pandangan positif tentu terdapat juga pandangan negatif dari masyarakat terhadap program posyandu.

Tidak sedikit yang memandang program penimbangan negatif, mereka merasa kurang nyaman dan menganggap pemerintah terlalu ikut campur dalam tumbuh kembang anak.

(20)

Selain itu ada pula yang memandang negatif program imunisasi karena beranggapan imunisasi hanya akal-akalan pemerintah dan juga keberatan berdasarkan kepercayaan agama atau adat.

Program KB (Keluarga berencana) juga mendapat pandangan negatif dari masyarakat yang memilki pandangan ‘banyak anak banyak rezeki’ mereka menganggap KB adalah hal yang tidak boleh dilakukan oleh agama.

Program pencegahan stunting juga terdapat pandangan negatifnya. Mereka memandang program ini tidak penting karena anak mereka percaya anak akan tumbuh dengan sendiri nya sehingga tidak perlu diperhatikan gizi yang dikonsumsi, asal anak makan mereka akan tumbuh besar. Dalam menghadapi hal seperti ini kader dituntut untuk memberikan edukasi dan pendekatan sehingga tumbuh kepercayaan serta rasa yakin untuk mengikuti program posyandu.

4.4 Kendala yang dihadapi

Dalam melaksanakan program posyandu tentu saja ada beberapa kendala yang dialami oleh para kader maupun masyarakat, tentu kita juga harus berupaya untuk mengatasi kendala- kendala yang sering terjadi.

4.4.1 Kendala yang dialami kader

Kader posyandu merupakan sukarelawan yang membantu berjalannya program posyandu.

Tugas yang tidak mudah membuat para kader seringkali dihadapi oleh kendala dalam menjalankan tugas mereka, seperti:

1. warga tidak datang ke posyandu padahal sudah diberikan informasi.

Para kader mengeluh warga masih banyak yang tidak datang ke posyandu dikarenakan masih merasa tidak yakin terhadap posyandu dan merasa posyandu tidak terlalu penting.

Untuk mengatasi kendala tersebut para kader berusaha mengingatkan dan memberi edukasi sesering mungkin kepada warga untuk datang ke posyandu. Para kader memiliki target jumlah warga yang datang ke posyandu, bila jumlah yang ditargetkan masih kurang mereka akan melakukan sweeping dari rumah ke rumah.

2. kurangnya alat pemeriksaan dan SDM

Minimnya dana yang diberikan pemerintah membuat fasilitas dan alat penunjang pemeriksaan tidak maksimal, di posyandu kenanga 4 sendiri masih belum mempunyai alat untuk memeriksa kandungan sehingga ibu hamil yang datang ke posyandu hanya diberikan pemeriksaan fisik dan edukasi kehamilan. Hal tersebut membuat beberapa ibu hamil memilih datang langsung ke bidan yang memiliki fasilitas lebih lengkap daripada datang ke posyandu. Selain kurangnya fasilitas pemeriksaan, kurangnya SDM juga memengaruhi keberhasilan program posyandu. Dikarenakan sifat kader yang sukarela

(21)

membuat tidak banyak warga yang ingin berpartisipasi untuk menjadi kader. Padahal kader sangat berperan penting dalam pelaksanaan posyandu sebagai pemberi edukasi pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi serta praktik kesehatan lainnya, selain itu kader juga bertugas sebagai pemantau kesehatan ibu dan anak.

3. Orang tua anak tidak percaya pada petingnya imunisasi.

Ada beberapa orang tua yang merasa imunisasi merupakan hal yang tidak penting, hal tersebut terjadi karena kurangnya edukasi dan pengetahuan mengenai manfaat imunisasi.

Selain itu penyebaran mitos dan misinformasi menimbulkah rasa kekhawatiran yang tidak beralasan pada warga. Untuk mengatasi kendala tersebut para kader melakukan

penyuluhan secara langsung dari rumah ke rumah guna memberikan edukasi akan pentingnya imunisasi dan mengajak masyarakat untuk pergi ke posyandu. Apabila masih ada warga yang tidak ingin ke posyandu para kader biasanya akan melakukan pendekatan dan memberi tahu keuntungan imunisasi dapat memberikan perlindungan jangka panjang yang mengurangi risiko anak terkena penyakit menular.

4.4.2 kendala yang dialami masyarakat

Selain kendala yang dihadapi kader masyarakat pun merasakan beberapa kendala, seperti:

1. Kendala imunisasi yang disebabkan anak sedang sakit saat jadwal imunisasi

Sering sekali saat jadwal imunisasi anak sedang sakit yang menyebabkan tertundanya imunisasi, bahkan terkadang anak malah tidak mendapatkan imunisasi karena terbatasnya jadwal.

2. Orang tua yang tidak bisa mendampingi

Terkadang para orang tua sibuk dan tidak sempat mendampingi anak mereka pergi ke posyandu. Keterbatasan waktu yang ada membuat beberapa orang sulit untuk datang dan mengikuti kegiatan posyandu, kendala ini sering dialami oleh anak yang kedua orang tua nya bekerja tau memiliki tanggung jawab keluarga yang banyak.

3. Kurangnya kesadaran dan ketidakpahaman mengenai manfaat posyandu.

Beberapa masyarakat kurang menyadari pentingnya perawatan rutin dan pemantauan tumbuh kembang anak, hal tersebut membuat mereka merasa tidak perlu datang ke posyandu. Selain itu kurangnya pengetahuan manfaat posyandu membuat beberapa masyarakat tidak termotivasi untuk datang ke posyandu. Hal seperti ini harus segera kita berantas dengan cara memberikan pemahaman dan menyebarkan informasi mengenai pentingnya mengikuti kegiatan posyandu kepada orang terdekat kita, karena dukungan keluarga juga sangat berperan dalam mendorong minat pergi ke posyandu.

(22)

BAB 5 KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Posyandu diperkenalkan oleh Ibu Tien Soeharto pada 21 Agustus 1971 dan berkembang menjadi program nasional pada 1984. Program ini menyediakan layanan kesehatan dan edukasi kesehatan untuk berbagai kelompok usia dengan fokus pada anak-anak, ibu hamil, dan balita. Tingkat partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh kesadaran, tingkat pendidikan, dan ketersediaan fasilitas kesehatan. Posyandu Kenanga 4 di Bogor tengah, diketuai oleh Ibu Siti Maemunah, menyelenggarakan program rutin bulanan pada hari Selasa minggu pertama dengan satu bidan dan tujuh kader. Layanan meliputi imunisasi, kesehatan ibu hamil, edukasi ASI eksklusif, penimbangan balita, pencegahan diare, dan pencegahan stunting. Tujuan program ini adalah meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat melalui penyuluhan dan pelayanan rutin.

Partisipasi masyarakat di Posyandu Kenanga 4 sangat penting untuk kelancaran program.

Melibatkan sumbangan dana sampai partisipasi aktif dalam program Posyandu. Keseluruhan partisipasi ini menjadi kunci sukses Posyandu Kenanga 4. Meskipun begitu, para kader Posyandu Kenanga 4 tetap merasakan kendala-kendala seperti rendahnya partisipasi warga, keterbatasan alat pemeriksaan dan SDM, serta ketidakpercayaan orang tua pada pentingnya imunisasi. Upaya kader melibatkan penyuluhan dan target jumlah warga yang datang. Sementara itu, masyarakat mengalami kendala seperti anak yang sakit saat jadwal imunisasi, kesulitan orang tua untuk mendampingi, dan kurangnya kesadaran tentang manfaat Posyandu. Penyelesaian melibatkan pendekatan langsung, edukasi, dan pemahaman untuk mengatasi hambatan tersebut. Dengan demikian, upaya bersama dari kader dan masyarakat dibutuhkan untuk meningkatkan efektivitas program Posyandu.

Referensi

Dokumen terkait

1) Program pembangunan sanitasi berbasis keluarga dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kota Medan memberikan dampak positif

Hubungan antara Motivasi, Pengetahuan dan Sikap Kader Posyandu dengan Tindakan Kader Posyandu dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Berkunjung ke Posyandu

Oleh karena dalam pelak- sanaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) seluruh warga masyarakat Desa Waitina tidak ada yang tinggal diam, mereka secara bersama-sama ikut

Dari hal tersebut dapat pula dikatakan bahwa variabel kemampuan kader mempunyai hubungan langsung dengan variabel efektivitas Program Posyandu setelah dikontrol

Dari hal tersebut dapat pula dikatakan bahwa variabel kemampuan kader mempunyai hubungan langsung dengan variabel efektivitas Program Posyandu setelah dikontrol

Dari hal tersebut dapat pula dikatakan bahwa variabel kemampuan kader mempunyai hubungan langsung dengan variabel efektivitas Program Posyandu setelah dikontrol

Untuk meningkatkan jumlah balita yang ditimbang di posyandu Desa Sekoto Kecamatan Badas Kabupaten Kediri dibuatlah suatu program inovasi “corong posyandu” agar peran posyandu sebagai

Monitoring dan Evaluasi Monitoring dalam pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan program posyandu lansia yaitu meliputi pencapaian dan kegiatan seperti yang diungkapkan oleh