PARTISIPASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PELAKANAAN PROGRAM KB DI JORONG AIR DINGIN KANAGARIAN SIMPANG
TONANG KECAMATAN DUA KOTO KABUPATEN PASAMAN JURNAL
DEDDI ARIESMAN NIM:10030162
Pembimbing I Pembimbing II
DRS .EDI SUARTO, M. Pd ASLAN SARI THESIWATI . SP, M. Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATRA BARAT
PADANG
2014
The Participation of Couples of Childbearing Age (PUS) In The Implementation of Family Planning Programs In Jorong Air Dingin Kanagarian Simpang Tonang
Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman
By:Deddi Ariesman* Edi Suarto** Aslan Sari Thesiwati**
**) University Student Program Education Study Geography STKIP PGRI West Sumatera
**) Staff Teacher Program Education Study Geography STKIP PGRI West Sumatera
ABSTRAC
The purpose of this research are to know and analyze how the participation of couples of childbearing age in the implemenlation of family planning programs in Jorong Air Dingin, Kanagarian Simpang Tonang, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman which is survey from knowledge fertile couple and childbirth couples of childbearing age is. The type of this research is classifiet into Qualitative research. In here, informant of the research is taken by pourposive sampling techniqve . Purposive sampling techniqve is sampling techniqve of data sovrces with particular consideration. The selection of informants was done by researchers first have to know that people are selected able to provid the desired information. The information in this study wereall couples of childbearing age in Jorong Air Dingin.
The result of the research: 1). background knowledge of couples of childbearing age about KB program (family planning programs) in Jorong Air Dingin, Kanagarian Simpang Tonang, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman are goudenaugh, but is not good from its application. It can be seen that the couples of childbearing age in Jorong Air Dingin despite knowing family planning programs (KB), but it only a small part of couples of childbearing age who implement the family planning program (KB). Although the researcher has been done the extension on Jorong Air Dingin and couples of childbearing age have participated in the conseling of family planning programs (KB). But still a little new age of infertile couples who participate/join to be family planning programs (KB) participant. 2). The birth of a baby couples of childbearing age in Jorong Air Dingin. Influenced by several factors including, desire number of children inmarriage, to improve the offspring. Coring for when old age, and also they want to have a boy (son) and health factors.
PENDAHULUAN
Dalam pembukaan UUD 1945 telah dirumuskan bahwa cita-cita bangsa Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan dan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut bangsa Indonesia melaksanakan pembangunan nasional yang hakekatnya adalah untuk pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia dan seluruh kehidupan lahir dan batin (BKKBN, 1999).
Salah satunya yang terpenting adalah membangun masyarakat atau penduduk dimana masalah penduduk merupakan permasalahan yang senantiasa dihadapi oleh negara kita. Permasalahan tersebut sangat komplek dan mendasar, seperti pertumbuhan penduduk yang tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata dan rendahnya kualitas penduduk. Masalah penduduk merupakan hal yang sangat menarik untuk dibicarakan, karena berbagai masalah yang ada pada saat ini pada umumnya berasal dari penduduk, (BKKBN).
1
Upaya pengendalian pertumbuhan penduduk perlu terus ditingkatkan agar perkembangan penduduk sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjadi kekuatan efektif dan berkualitas dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan. Salah satu faktor yang erat kaitannya terhadap kesejahteraan rumah tangga adalah jumlah anak. Semakin banyak jumlah anak berarti semakin besar jumlah tangungan kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan material dan spritual anggota rumah tangganya. Dengan demikian pengendalian jumlah kelahiran perlu diperhatikan agar tercapai keluarga yang berkualitas, (Wirdiyatmoko, 2006:57).
Bertitik tolak dari permasalahn di atas khususnya untuk mengatasi pertumbuhan penduduk yang tinggi pemerintah mengambil kebijaksanaan yakni dengan melancarkan program Keluarga Berencana (KB).
Permasalahan keluarga berencana yang dimaksud adakalanya mengalami kendala dalam mencapai keberhasilannya, apalagi masyarakat kita terdiri dari latar belakang sosial yang berbeda, disamping itu masih banyak masyarakat yang tidak tahu manfaat dari keluarga berencana.
Adapun dalam penerapan KB dorongan dalam melaksanakan program KB sangat diperlukan, baik dari dalam diri maupun dari luar, untuk itu diperlukan pengetahuan yang dalam oleh masyarakat mengenai KB. Selain itu pemerintah tak pernah diam dalam mengatasi masalah kependudukan tersebut,salah satu programnya yaitu penerapan bimbingan penyuluhan tentang keluarga berencana dan mengetahui betapa pentingnya KB dalam keluarga.
Kenyataannya masyarakat di Jorong Air Dingin, Kanagarian Simpang Tonang, Kecamatan Dua Koto, bahwa partisipasi Pasangan Usuia Subur (PUS) menjadi peserta KB aktif masih sangat rendah terutama pasangan usia subur (PUS) yang berusia antara 19-45 tahun, ini disebabkan karena masih rendahnya partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) pada progran KB. Dapat dilihat di Jorong Air Dingin terdapat jumlah Pasangan
Usia Subur (PUS) sebanyak 85 orang, dengan peserta KB aktif sebanyak 9 orang, dan peserta KB tidak aktif sebanyak 76 orang. Selanjutnya di Jorong Kelabu terdapat jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 276 orang, dengan peserta KB aktif sebanyak 195 orang, dan peserta KB tidak aktif sebanyak 81 orang.
Terakhir di Jorong Tanjung Mas, dimana jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Jorong ini sebanyak 180 orang, dengan peserta KB aktif sebanyak 100 orang, dan peserta KB tidak aktif sebanyak 80 orang (Kader KB, BKKBN Kanagarian Simpang Tonang, 2013).
Dari uraian diatas ternyata jumlah akseptor KB di Joromg Air Dingin ini dapat dikatakan masih jauh dari yang diharapkan. Bila program KB belum berhasil dikhawatirkan jumlah penduduk belum dapat dikendalikan sehingga mempengaruhi tingkat keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan. Selaian itu, pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dan kesejahteraan keluarga yang masiah rendah dapat memicu berbagai masalah yang mengakibatkan kegelisahan dan ketegangan social, (Wirdiyatmoko, 2006:50-56).
Agar program KB dapat diterima dan dijalankan oleh PUS, perlu adanya alasan yang menguntungkan bagi PUS setelah menjadi akseptor KB, sehingga dapat menumbuhkan kesadaran/keinginan mereka untuk menjalankan KB. Adapun keuntungan yang diperoleh tersebut diantaranya; dengan ber-KB dapat tercapai tingkat kesejahteraan keluarga menjadi lebih baik. Dengan mengetahui keuntungan ini diharapkan masyarakat di Jorong Air Dingin terutama PUS terdorong untuk menjadi akseptor KB.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian ini dengan mengangkat judul: “ Partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Pelaksanaan Program KB di jorong Air Dingin, Kanagarian Simpang Tonang, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman”.
2
METODOLOGI PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang masalah, jenis penelitian ini tergolong kedalam penelitian kualitatif yang bermaksud untuk memahami masalah atau gejala yang dialami oleh subjek penelitian yang dilakukan secara natural dan alamiah.
Fokus masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) ditinjau dari pengetahuan dan tingkat kelahiran bayi Pasangan Usia Subur (PUS) di Jorong Air Dingin,Kanagarian Simpang Tonang, Kecamatan Dua koto, Kabupaten Pasaman.
Penelitian ini dilakukan di Jorong Air Dingin dengan subjek penelitian yaitu semua Pasangan Usia Subur (PUS) dengan informan penelitan yang diambil secara Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal. Maksudnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan (dalam Sugiyono 2012).
HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan informan penelitian, serta dilihat dari fokus masalah penelitian yaitu Bagaimana partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) ditinjau dari pengetahuan dan tingkat kelahiran bayi Pasangan Usia Subur (PUS) di Jorong Air Dingin,Kanagarian Simpang Tonang, Kecamatan Dua koto, Kabupaten Pasaman dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang program KB di Jorong Air Dingin sudah cukup baik tetapi pengaplikasiannya kurang baik. Hal ini dapat dilihat bahwa Pasangan Usia Subur (PUS) di Jorong Air Dingin, meskipun telah mengetahui program KB tetapi baru sebagian kecil yang melaksanakan program tersebut. Pada dasarnya proses pembekalan program KB sudah dilakukan dengan cara
penyuluhan kepada masyarakat di Jorong Air Dingin dan Pasangan Usia Subur (PUS) telah ikut berpartisipasidalam penyuluhan program KB tersebut, tetapi tetap saja baru sedikit Psangan Usia Subur (PUS) yang melaksanakan program KB.
Syam Suri dalam Arira (2012) menjelaskan Pengetahuan adalah apa yang kita tahu tentang alam lingkungan kita, lebih tepatnya pengetahuan adalah mengetahui sesuatu karena kita mengadakan kontak alam lingkungan kita melalui alat-alat indra kita.
Menurutnya ada 6 tingkat pengetahuan yakni:
1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu yang telah dipelajari sebalumnya, yang termasuk kedalam pengetahuan, tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang akan dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami
(comprehension)Memahami diartikan sebagai salah satu kemampuan untuk menyelesaikan secara benar tentang objek yang diketahuai dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar, orang yang salah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan.
3. Aplikasi(application) diartikan sebagai kemampuan untuk mengunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek keadaan komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu organisasi satu sama lain.
5. Sintesis(syinthesis) menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi(evaluation) ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek, penalitian itu
3
didasarkan pada suatu materi atau objek, penilain penelitian itu didasarkan pada suatu objek kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-krteria yang telah ada.
Berdasarkan tahapan pengetahuan di atas, pengtahuan sebagian besar Pasangan Usia Subur (PUS) tentang program KB di Jorong Air Dingin baru mencapai tahap 2 (Dua) yakni tahap mengetahui. Hal ini ditunjukkan dengan sebagian besar masyarakat di Jorong Air Dingin telah memahami fungsi dari program KB yang diantaranya membatasi jumlah anak atau mengatur jarak kelahiran antara anak yang satu dengan anak yang berikutnya tetapi masyarakat masih belum mau melaksanakan program KB.
2. Kelahiran (Fertilitas) bayi Psangan Usia Subur (PUS) di Jorong Air Dingin dipengaruhi berbagai beberapa hal seperti banyaknya anak yang diinginkan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam pernikahannya, untuk memperbaiki keturunan dan menambah jumlah anggota keluarga karena alasan jumlah anggota keluarga yang terlalu sedikit serta merawat disaat sudah tua nanti, dan ingin memiliki anak laki-laki karena anak yang dimilikinya cuma anak perempuan. Faktor lain juga dipengaruhi oleh tingakat kesehatan, dimana maksudnya banyaknya bayi yang meninngal menyebabkan orang tua cenrung mempunyai anak lagi.
Dalam arti, apabila ada diantara anaknya yang meninggal dunia masih ada anaknya yang lain.
Menurut Wirdiyatmoko (2006:42) ada beberapa faktor yang mendukung kelahiran, diantaranya:
1. Kawin usia muda yaitu apabila seorang perempuan kawin pada usia muda,maka masa reproduksi (melahirkan) menjadi lebih lama. Artinya, kesempatan mempunyai anakakan lebih banyak dibandingkan dengan masa reproduksi pendek.
2. Tingkat kesehatan yaitu banyaknya bayi meninggal menyebabkan orang tua
cenderung memilih mempunyai banyak anak sebagai cadangan. Dalam arti, apabila ada di antara anaknya yang meninggal dunia masih ada anak-anak yang lain.
3. Anggapan banyak anak banyak rezeki yaitu pada kehidupan masyarakat agraris kuno, semboyan bayak anak banyak rezeki memang beralasan. Masyarakat agraris kuno bekerja dengan lebih banyak mengandalakan tenaga manusia dan hewan.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelahiran di atas, kelahiran bayi Pasanga Usia Subur di Jorong Air Dingin tergolong kedalam tingkat kesehatan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas sehubungan dengan partisipasi pasangan usia subur (PUS) dalam pelaksanaan program KB di Jorong Air Dingin Kanagarian Simpang Tonang Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang program KB di Jorong Air Dingin, Kanagarian Simpang Tonang, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman, sudah cukup baik tetapi dari segi pengaplikasiannya kurang baik. Hal ini dapat dilihat bahwa Pasangan Usia Subur (PUS) di Jorong Air Dingin meskipun telah mengetahui program KB tetapi baru sebagian kecil yang melaksanakan program KB. Pada dasarnya proses pembekalan program KB sudah dilakukan dengan cara penyuluhan KB kepada masyarakat di Jorong Air Dingin dan Pasangan Usia Subur (PUS) telah ikut berpartisipasi dalam penyuluhan program KB tersebut, tetapi tetap saja baru sedikit Pasangan Usia Subur (PUS) yang ikut melaksanakan program KB.
2. Kelahiran (fertilitas) bayi Pasangan Usia Subur (PUS) di Jorong Air Dingin, Kanagarian Simpang Tonang, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman, dipengaruhi beberapa faktor diantaranya banyaknya jumlah anak yang diinginkan dalam pernikahannya, untuk memperbaiki
4
keturunan dan menambah jumlah anggota keluarga karena alasan jumlah anggota keluarga yang terlalu sedikit serta merawat disaat sudah tua nanti, dan ingin memiliki anak laki-laki karena anak yang dimilikinya cuma anak perempuan. Faktor lain juga dipengaruhi oleh tingakat kesehatan, dimana maksudnya banyaknya bayi yang meninngal menyebabkan orang tua cenrung mempunyai anak lagi. Dalam arti, apabila ada diantara anaknya yang meninggal dunia masih ada anaknya yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Adioetomo, S.M,dkk.2010. Dasar-Dasa Demografi.Edisi2.Salemba
empat.Jakarta Selatan.
Arikunto. 1980. Buku Petunjuk Penerangan KB. Jakarta, Biro Penerangan dan Motivasi. BKKBN. Padang.
BKKBN. 1998. Kamus Istilah Kependudukan Keluarga Berencana Keluarga Sejahtera. Padang.
_______. 2001. Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera, dan Kependudukan. Jakarta..
Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Munawir, dkk.2007. Cakrawala Geografi.
Edisi 2. Yudhistira
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung.
Alfabeta.
Sulistyawati, Asi. 2011. Pelayanan KB.
Jakarta. Salemba Medika.
Suratum ,dkk.2008. Pelayanan KB dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta . TIM Wardiyatmoko, K.2006. Geografi SMA Jilid 2
untuk Kelas XI. Erlangga
Wijaya , Ismail. 1988. Panduan KB . Jakarta.
PT Falwa. Asika.