• Tidak ada hasil yang ditemukan

PASAR SEPUTIH RAMAN LAMPUNG TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PASAR SEPUTIH RAMAN LAMPUNG TENGAH "

Copied!
85
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Pertanyaan Penelitian

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Oleh karena itu, penelitian yang berjudul “Tanggung Jawab PKL dalam Berwirausaha Dilihat dari Etika Bisnis Islam di Pasar Seputih Raman Lampung Tengah” dapat dilakukan karena permasalahan yang ingin diteliti berbeda-beda. Penelitian ini dilakukan dengan menggali data yang bersumber dari pedagang kaki lima di Pasar Seputih Raman, Lampung Tengah. Wawancara mengenai jam mulai berdagang, tujuan berdagang, hambatan berdagang dan akuntabilitas atau tanggung jawab pedagang kaki lima dalam memulai usaha di pasar Seputih Raman Lampung Tengah.

Tanggung jawabnya sebagai pedagang kaki lima di pasar Seputih Raman adalah mematuhi semua peraturan yang ada.”61. Tanggung jawabnya sebagai pedagang kaki lima di pasar Seputih Raman adalah menaati peraturan yang telah ditetapkan.”64. Berdasarkan hasil wawancara di atas terlihat bahwa para pedagang kaki lima yang berjualan di pasar Seputih Raman Lampung Tengah telah mematuhi peraturan yang dibuat serta mengamalkan prinsip Etika Bisnis Islam.

TANGGUNG JAWAB PKL DALAM KEWIRAUSAHAAN DIKAJI DENGAN ETIKA BISNIS ISLAM DI PASAR RAMAN SEPUTIH. Tanggung jawab apa yang harus Anda lakukan sebagai pedagang kaki lima di Pasar Seputih Raman, Lampung Tengah?

Penelitian Yang Relavan

LANDASAN TEORI

Pengertian Akuntabilitas

Liabilitas adalah tanggung jawab atau kewajiban kepada pihak lain yang dinyatakan dalam bentuk uang, kepemilikan, atau dasar lain yang telah ditentukan. Akuntabilitas adalah suatu kewajiban untuk membuktikan baik baiknya pengendalian pengelolaan, atau kinerja lain yang dibebankan oleh peraturan hukum, perjanjian atau adat istiadat 12 Menurut Mardiasmo, akuntabilitas adalah suatu bentuk kewajiban untuk menerima tanggung jawab atas berhasil tidaknya pelaksanaan 'seseorang atau misi organisasi. dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan. Akuntabilitas ditunjukkan untuk mencari jawaban atas pertanyaan terkait apa, siapa, kepada siapa dan bagaimana melayani.

Akuntabilitas merupakan ungkapan kewajiban seseorang atau satuan organisasi untuk bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengendalian sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan guna mencapai tujuan yang diinginkan secara bertahap. Sumber daya ini merupakan masukan bagi individu dan unit organisasi yang harus diukur dan diidentifikasi secara jelas.14. Akuntabilitas dapat dipahami sebagai tanggung jawab seseorang atau sekelompok orang kepada masyarakat untuk mempertanggungjawabkan sesuatu yang telah ada peraturannya.

Namun yang dimaksud dengan tanggung jawab di sini adalah tanggung jawab yang tidak bersifat umum, melainkan cenderung bersifat khusus. Artinya, tanggung jawab yang berlaku hanya sesuai dengan aktivitas spesifik yang dilakukan.

Prinsip dan Indikator Akuntabilitas

Artinya, tanggung jawab yang berlaku hanya sesuai dengan aktivitas spesifik yang dilakukan. A. 15 Darmawan Soegandar, “Akuntabilitas dan Transparansi: Implementasi Tata Kelola Pendidikan yang Baik”, Makalah disampaikan pada Seminar Internasional Kewirausahaan dan Bisnis (ISEB 2012) Bandung, tahun 2012. Oleh karena itu, prinsip akuntabilitas menjadi tolak ukur yang menunjukkan seberapa tinggi tingkat manajemen sesuai dengan nilai atau standar yang berlaku.

Dimensi Akuntabilitas

Pelaku Usaha Dagang

  • Pedagang Kaki Lima
  • Karakter Pedagang Kaki Lima
  • Hak dan Kewajiban Pedagang Kaki Lima

Oleh karena itu, Pedagang Kaki Lima adalah pedagang yang berjualan dengan modal relatif kecil dan seluruh kegiatan perdagangannya dilakukan di trotoar jalan pada tempat yang dianggap strategis dalam suasana informal. Pedagang Kaki Lima adalah orang (pedagang) dari kelompok ekonomi lemah yang menjual kebutuhan sehari-hari, makanan atau jasa dengan modal yang relatif kecil, baik modal sendiri maupun modal orang lain, baik berjualan di tempat terlarang atau tidak. Istilah trotoar sendiri diambil dari arti suatu tempat di pinggir jalan yang lebarnya lima meter.

Pedagang Kaki Lima adalah pedagang atau orang yang melakukan kegiatan atau usaha kecil-kecilan tanpa izin dan menempati pinggir jalan atau trotoar untuk menjual barang dagangannya. Pedagang kaki lima merupakan pedagang biasa yang menjual dagangannya di pinggir jalan, namun keberadaannya sangat mengganggu fasilitas umum dan juga mengganggu ketertiban kota. Kehadiran PKL yang membuka usaha di trotoar nampaknya menjadi dilema karena mengganggu kenyamanan pengguna jalan.

Sulitnya lapangan kerja juga mendukung tumbuhnya PKL yang beralih profesi karena PHK, dan lain-lain. Berkumpul di trotoar, atau di pinggir jalan utama, di pusat-pusat keramaian. Pedagang kaki lima dilarang membuka usaha dan berjualan di luar tempat khusus yang diperuntukkan untuk itu.

Pedagang kaki lima dilarang meninggalkan gerobak, meja dan kursi serta perlengkapan niaga lainnya di area penjualan setelah perdagangan berakhir. Pedagang kaki lima berhak mendapat informasi mengenai kegiatan usaha di lokasi yang bersangkutan.

Prinsip-Prinsip dalam Berwirausaha

Prinsip Etika Bisnis Islam

Metode wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi dari lima orang pedagang kaki lima yang dijadikan sampel di Pasar Seputih Raman mengenai tanggung jawab pedagang kaki lima dalam berwirausaha ditinjau dari etika bisnis Islam. Dalam hal ini kami menggunakan data terkait PKL di Pasar Seputih Raman, yaitu data gambaran umum dan informasi jumlah PKL di lingkungan Pasar Seputih Raman serta spesifikasi barang yang diperjualbelikan di jalanan. pedagang di pasar Seputih Raman. Dalam hal ini peneliti akan melakukan observasi terlebih dahulu di lokasi penelitian yaitu di Pasar Seputih Raman, kemudian mencari informasi mengenai pedagang kaki lima yang berjualan di pasar tersebut.

Hak dan kewajiban para PKL sendiri tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah No. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di pasar Seputih Raman Lampung Tengah, masih ada beberapa pedagang yang belum sepenuhnya menerapkan peraturan yang telah ditetapkan. Berikut rangkuman wawancara dengan beberapa pedagang dan pengelola pasar Seputih Raman Lampung Tengah.

Pasar Seputih Raman Lampung Tengah merupakan pasar kampung/desa yang berdiri sejak tahun 1995, sejak berdiri hingga saat ini telah mengalami beberapa kali perubahan pengelolaan. Dari hasil wawancara terhadap pedagang kaki lima yang dijadikan sampel oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa para pedagang kaki lima di pasar Seputih Raman rata-rata tidak melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan oleh pengelola pasar setempat. Hal ini harus dihormati oleh seluruh pedagang di Pasar Seputih Raman Lampung Tengah karena peraturannya sudah jelas.

Hal ini juga dijelaskan dalam peraturan desa no. 05 Tahun 2017 tentang Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMK) di Desa Rukti Harjo Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah Pasal 1 dan 2 tentang Hak dan Kewajiban. Berdasarkan hasil wawancara dengan pedagang kaki lima, rata-rata PKL di Pasar Seputih Raman tidak melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan oleh pengelola pasar setempat dengan prinsip etika bisnis Islam di Pasar Seputih Raman Lampung Tengah khususnya dalam hal tanggung jawab. Pedagang kaki lima harus mematuhi peraturan yang ada, termasuk tidak meninggalkan peralatan berdagang setelah berdagang.

Apa saja aturan yang diterapkan pengelola pasar terhadap pedagang kaki lima di pasar seputih Raman, Lampung Tengah.

Referensi

Dokumen terkait

Investment property is recognised as an asset when, it is probable that the future economic benefits or service potential that are associated with the investment property will flow to