Kesesuaian Tekanan Intraokular Antara Pengukuran Tonometer Transpalpebra Diaton Dengan Tonometer Aplanasi Goldmann
Bella Pratiwi, Elsa Gustianty, Feti Karfiati Memed
Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo
ABSTRACT
Background: Goldmann Aplanation Tonometer (GAT) is the gold standard measurement of intraocular pressure (IOP), but it has limitations, such as contact with the cornea, using topical anesthesia, difficult in patients with mobility limitation, and children. Diaton Transpalpebra Tonometer Diaton (DTT) as alternative method for new IOP measurement, which is more portable, easy to apply, no contact with the cornea and do not need use of topical anesthetic.
Objective: To determine the limits of agreement IOP measurement using the GAT and DTT
Methods: This study compare two methods of IOP measurement, using the GAT and DTT. The whole subject are patients who entered the criteria for inclusion in the Glaucoma unit, Cicendo Eye Hospital in March 2015.
Subjects were divided into three groups, Group I (33 eyes with lower IOP < 17mmHg), group II (33 eyes with normal IOP 17-22mmHg) and group III (33 eyes with high IOP > 22mmHg). The whole subject of IOP measurements were taken using GAT first and then using DTT. Suitability IOP measurement results using the GAT and DTT were analyzed using Bland Altman plots.
Result: In group I, the average IOP measurements with the GAT (12.76 ± 2.062 mmHg) significantly different with measurements of DTT (8.27 ± 2.672 mmHg), the average difference is equal to 4.485 ± 2.575 mmHg. In group II, the average IOP measurements with the GAT (18.39 mmHg ± 1.197) significantly different from DTT measurements were 10.36 ± 2.133 mmHg, the average difference were 8.030 ± 2.023 mmHg. In group III, the average IOP measurements with the GAT (12.558 ± 37.73 mmHg), significantly different from the DTT measurement (21.27 ± 7.497 mmHg), with an average difference were 16.455 ± 7.657 mmHg.
Conclusion: There is lack of agreement between the two methods of IOP measurement using the GAT and DTT.
IOP measurement results using DTT showed underestimation compared with GAT.
Keyword : Goldmaan Applanation Tonometer, Diaton Transpalpebra Tonometer
PENDAHULUAN
Glaukoma merupakan penyebab utama kebutaan kedua setelah katarak, sekitar 67 juta orang di seluruh dunia terkena dampak glaukoma primer pada tahun 2000 dan sekitar 60,5 juta orang di seluruh dunia terkena dampak glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup di tahun 2010.1,2,3 Berdasarkan Survei Kesehatan Indera Penglihatan tahun 1993-1996 yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia didapatkan bahwa glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua setelah katarak di Indonesia dengan prevalensi sebesar 0,16%.4
Glaukoma didefinisikan sebagai suatu kumpulan penyakit yang ditandai dengan neuropati optik yang berhubungan dengan hilangnya lapang pandang, dengan peningkatan peningkatan tekanan intraokular (TIO) sebagai faktor risiko utamanya.
Modifikasi tekanan intraokular dalam penatalaksanaan glaukoma masih merupakan hal yang sangat penting dan satu-satunya yang dapat dirubah secara efektif dalam penatalaksanaan glaukoma saat ini.5
Terdapat beberapa alat pemeriksaan tekanan intraokular yang dapat digunakan saat ini. Tonometer Aplanasi Goldmann (TAG) merupakan standar baku emas dalam pengukuran tekanan intraokular saat ini, namun TAG masih mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya pemeriksaan kontak dengan kornea sehingga sering menyebabkan pasien merasa tidak nyaman saat pemeriksaan, akurasi dapat menurun pada pasien dengan kelainan kornea, sulit dilakukan pada pasien – pasien dengan mobilitas yang terbatas serta pasien anak-anak yang tidak kooperatif dapat mempersulit proses pemeriksaan dan mengurangi akurasi dari hasil pemeriksaan tekanan intraokular.6
Alternatif alat pemeriksaan tekanan intraokular telah banyak berkembang dengan berbagai macam modifikasi, salah satunya adalah Tonometer Transpalpebra Diaton (TTD) telah hadir sejak tahun 2004 sebagai alternatif dalam pengukuran tekanan intraokular yang lebih mudah digunakan, tidak kontak dengan kornea, bersifat portable.
Tonometer Transpalpebra Diaton (TTD) merupakan suatu metode pengukuran tekanan intraokular terbaru melalui palpebral superior.
Alat ini belum banyak digunakan secara luas.
Salah satu keuntungan dari pengukuran tekanan intraokular menggunakan Tonometer Transpalpebra Diaton (TTD) yakni dapat digunakan saat skrining masal secara objektif untuk mengukur tekanan intraokular yang tinggi pada glaukoma, mudah diaplikasikan tanpa menyentuh kornea sehingga dapat terhindar dari terjadinya iritasi dan abrasi kornea akibat kontak langsung dengan alat, digunakan tanpa anestesi topikal serta lebih baik dari segi kenyamanan pasien saat pemeriksaan tekanan intraokular dibandingkan dengan TAG.1,25,26
Beberapa jurnal mengemukakan bahwa Tonometer Transpalpebra Diaton ini reliable dalam pemeriksaan tekanan intraokular (TIO) seperti penelitian yang dilakukan oleh Waisbourd dkk pada tahun 2010, latina dkk pada tahun 2009 dan Nesterov dkk pada tahun 2006.26,29,30 Terdapat pula studi yang mengemukakan bahwa tonometer transpalpebra ini kurang baik dalam menentukan tekanan intraokular (TIO) karena pembacaan TIO yang cenderung lebih rendah dibandingan pengukuran Tonometer Aplanasi Goldmann seperti yang dilakukan oleh penelitian Shemesh dkk pada tahun 2009 dan penelitian Doherty dkk pada tahun 2012 yang menunjukkan poor agreement terhadap Tonometer Aplanasi Goldmann (TAG) yang akan dibahas lebih lanjut pada sub bab pembahasan.25,28
METODELOGI Subjek Penelitian
Populasi target pada penelitian ini adalah pasien yang berumur > 14 tahun dengan tekanan intraokular > 6 mmHg.
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah pasien glaukoma yang berkunjung ke unit glaukoma PMN RS. Mata Cicendo dengan umur lebih dari 14 tahun dan pengukuran TIO
> 6 mmHg.
Penentuan Ukuran Sampel
Penetapan ukuran sampel disesuaikan dengan tujuan utama penelitian, yaitu menganalisis kesesuaian rata-rata tekanan
intraokuler antara pengukuran dengan Diaton Transpalpebra Tonometri (TTD) dengan Tonometri Aplanasi Goldmann (TAG).
Perbedaan tekanan intraokuler yang diteliti adalah perbedaan rata-rata tekanan intraokuler antara kelompok dengan TIO yang rendah, normal dan tinggi, dengan demikian rumus ukuran sampel minimal yang relevan adalah rumus untuk menguji perbedaan rata-rata pada sampel yang berpasangan.20
Hasil studi Doherty dkk pada tahun 2012 menunjukkan bahwa rata-rata dan simpangan baku perbedaan tekanan intraokuler antara pengukuran dengan Tonometer Transpalpebra Diaton dengan Tonometer Aplanasi Goldmann sebesar MD ± SD = -1,9 ± 4,4. 25
Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil penelitian sebelumnya, ukuran sampel minimal dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
n=
(
Z( )1−α+Z( )1−β)
2Sd2δ
2Berdasarkan ukuran sampel minimal di atas, maka ukuran sampel penelitian untuk masing-masing kelompok tekanan mata, yaitu kelompok tekanan intraokular yang normal (17-22 mmHg), kelompok tekanan intraokular yang tinggi (>22 mmHg), dan kelompok tekanan intraokular yang rendah ( < 17 mmHg) adalah sebanyak 33 mata pada setiap kelompok, atau total sebanyak 99 mata.
Kriteria Inklusi
Ø
Pasien berumur > 14 tahun
ØPasien dengan TIO > 6 mmHg
Kriteria EksklusiØ
Pasien yang tidak kooperatif saat pemeriksaan
Ø
Pasien dengan kelainan kelopak mata
Ø
Pasien dengan kelainan kornea
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :Ø Tonometer Transpalpebra Diaton
(TTD)
Ø Tonometri Aplanasi Goldmann
(TAG)
Ø
Lampu celah biomikroskopi
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Ø
Tetes mata tetrakain HCL 0.5%
Ø Fluorescein strip 2%
Ø Aquabidest steril
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional untuk menilai kesesuaian dari dua metode pengukuran tekanan intraokular, antara pengukuran menggunakan Tonometer Transpalpebra Diaton (TTD) dengan Tonometer Aplanasi Goldmann (TAG).
Identifikasi Variabel
Variabel bebas pada penelitian ini yakni Tonometer Transpalpebra Diaton (TTD) dan Tonometer Aplanasi Goldmann (TAG) dan variabel tergantung adalah tekanan intraokular (TIO).
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah :
Ø
Tekanan intraokular (TIO) adalah tekanan intraokular yang diukur antara pukul 08.00 – 15.00 dengan pemeriksaan
Tonometer Aplanasi Goldmann (TAG) dan Tonometer Transpalpebra Diaton (TTD).Ø
Tekanan intraokular rendah adalah tekanan intraokular pada pasien dengan tekanan intraokular < 17 mmHg (kelompok 1)
Ø
Tekanan intraokular normal adalah tekanan intraokular pada individu normal antara 17 – 22 mmHg (kelompok 2)
Ø
Tekanan intraokular tinggi adalah tekanan intraokular pada pasien yang menderita glaukoma, baik pada glaukoma sudut tertutup maupun pada sudut terbuka dengan tekanan intraokular > 22 mmHg (kelompok 3)
Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data Ø Keterangan mengenai pemeriksaan
serta tujuan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini diterangkan kepada subjek penelitian dan lembar informed consent ditandatangani oleh subjek.
Ø Pemeriksaan tekanan intraokular (TIO) dilakukan antara pukul 08.00 – 15.00. Urutan pemeriksaan ini dilakukan dengan pemeriksaan TAG terlebih dahulu kemudian dilanjutkan pemeriksaan TTD dengan jarak pengukuran maksimal 5 menit.
Pengukuran TIO dengan TTD dilakukan sebanyak dua kali.
Pemeriksaan dilakukan oleh dokter spesialis mata konsultan glaukoma.
Ø Pemeriksaan TTD dilakukan dengan meletakan ujung tip Tonometer Transpalpebra Diaton (TTD) tegak lurus pada kelopak mata atas sampai angka dari nilai nominal dari tekanan intraokular muncul pada layar Tonometer Transpalpebra Diaton (TTD). Pemeriksaan TAG dilakukan dengan cara meneteskan anestesi topikal tetrakain 0.5% kemudian
fluorescein strip pada konjungtiva tarsal inferior pada mata yang akan diperiksa. Pemeriksa melihat meniskus air mata yang dihasilkan oleh kontak biprisma dan kornea hingga terbentuk gambaran semi sirkular dan kemudian TIO diukur.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di unit glaukoma Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Waktu penelitian pada bulan Maret 2015 setelah ada persetujuan dari bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan Komite Etik.
Hasil Penelitian
Uji Kesesuaian Pengukuran TIO Menggunakan TAG dan TTD
Gambaran tingkat kesesuaian antara hasil pengukuran TIO menggunakan TAG dan TTD dari ketiga kelompok penelitian dapat dilihat pada grafik 1,2 dan 3 dibawah ini. Line of equality didalam grafik menggambarkan garis dari kedua hasil pengukuran tersebut sama. Diagram pencar dari data kelompok TIO yang rendah (grafik 4.1), kelompok TIO normal (grafik 4.2) dan kelompok TIO tinggi (grafik 4.3) menunjukkan bahwa hampir seluruh titik berada dibawah line of equality.
Grafik 1 Diagram Pencar Hasil Pengukuran TIO antara TAG dan TTD pada kelompok 1
Grafik 2. Diagram Pencar Hasil Pengukuran TIO antara TAG dan TTD pada kelompok 2
Grafik 3. Diagram Pencar Hasil Pengukuran TIO antara TAG dan TTD pada kelompok 3
Grafik 4, grafik 5 dan grafik 6 menunjukan hasil perhitungan mean difference dan limit of aggrement pada setiap kelompok.
Pengukuran TIO antara TAG dan TTD terletak antara -0,563 s/d 9,533 untuk kelompok TIO rendah, antara 4,065 s/d 11,996 untuk kelompok TIO normal, dan antara 1,447 s/d 31,462 untuk kelompok TIO tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok TIO rendah, pengukuran TIO dengan TAG memberikan hasil pengukuran 0,563 lebih rendah hingga 9,533 lebih tinggi daripada TTD. Sedangkan pada kelompok TIO normal menunjukkan bahwa pengukuran TIO dengan TAG memberikan hasil pengukuran 4,065 s/d 11,996 lebih tinggi dari pada TTD. Adapun pada kelompok TIO tinggi, pengukuran TIO dengan TAG memberikan hasil pengukuran 1,447 s/d 31,462 lebih tinggi dari pada TTD.
Hasil pengukuran ini ditampilkan dalam diagram scatter plot yang dapat dilihat pada grafik 4 untuk kelompok TIO rendah, grafik 4 untuk kelompok TIO normal dan grafik 6 untuk kelompok TIO tinggi.
Grafik 4. Scatter plot selisih antara hasil pengukuran TIO menggunakan TAG dan TTD dan rata-rata selisihnya pada kelompok I
Grafik 5. Scatter plot selisih antara hasil pengukuran TIO menggunakan TAG dan TTD dan rata-rata selisihnya pada kelompok II
Grafik 6. Scatter plot selisih antara hasil pengukuran TIO menggunakan TAG dan TTD dan rata-rata selisihnya pada kelompok III
Tabel 1 dibawah ini menunjukan hasil uji perbedaan rata-rata pengukuran TIO antara TAG dan TTD untuk kelompok TIO rendah, normal, dan tinggi diperoleh nilai t = 10,004;
22,802; dan 12,345 (paired t-test) dengan p = 0,000; 0,000; dan 0,000 (< a = 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada kelompok TIO rendah, rata-rata pengukuran TIO dengan TAG (12,76 ± 2,062 mmHg) berbeda secara signifikan dari pada dengan TTD (8,27 ± 2,672 mmHg), dimana rata-rata perbedaannya adalah sebesar 4,485 ± 2,575 mmHg. Adapun pada kelompok TIO normal, rata-rata pengukuran TIO dengan TAG (18,39
± 1,197 mmHg) berbeda secara signifikan daripada dengan TTD (10,36 ± 2,133 mmHg), dimana rata-rata perbedaannya adalah sebesar 8,030 ± 2,023 mmHg. Demikian juga pada kelompok TIO tinggi, rata-rata pengukuran TIO dengan TAG (37,73 ± 12,558 mmHg) juga berbeda secara signifikan daripada dengan TTD (21,27 ± 7,497 mmHg), dimana rata-rata perbedaannya adalah sebesar 16,455
± 7,657 mmHg. Hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesesuaian pengukuran TIO antara TAG dan TTD.
Pengukuran TIO dengan TTD relatif lebih rendah dari TAG, baik untuk kelompok TIO rendah, normal, maupun tinggi
Tabel 1 Rentang TIO antara Pengukuran TIO Menggunakan TAG dan TTD
Pembahasan
Pada penelitian ini didapatkan 99 mata dari pasien yang datang ke unit glaukoma dan masuk kriteria inklusi pada bulan Maret 2015, dibagi menjadi tiga kelompok tekanan intraokular yakni, kelompok tekanan intraokular yang rendah, kelompok tekanan intraokular yang normal dan kelompok tekanan intraokular yang tinggi, dilakukan pengukuran TIO menggunakan TAG terlebih dahulu kemudian TTD sebanyak dua kali pengukuran, lalu kedua hasil pengukuran dianalisis.
Analisis dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada seluruh kelompok TIO rendah, kelompok TIO normal dan kelompok TIO tinggi, dimana terdapat kecenderungan, bahwa pemeriksaan TIO menggunakan TTD memberikan hasil yang jauh lebih rendah dari pemeriksaan TIO menggunakan TAG, hal ini tampak pada gambaran tingkat kesesuaian antara hasil pengukuran TIO menggunakan TAG dan TTD dari ketiga kelompok penelitian dapat dilihat pada grafik 4.1, 4.2 dan 4.3, diagram pencar dari data kelompok TIO yang rendah (grafik 4.1), kelompok TIO normal (grafik 4.2) dan kelompok TIO tinggi (grafik 4.3) menunjukkan bahwa seluruh titik berada dibawah line of equality, hal ini menunjukkan adanya underestimation pemeriksaan TIO menggunakan TTD. pada kelompok TIO rendah, rata-rata pengukuran TIO dengan TAG yakni 12,76 ± 2,062 mmHg, berbeda secara signifikan dari pada dengan TTD dengan rata- rata sebesar 8,27 ± 2,672 mmHg, dimana rata- rata perbedaannya sebesar 4,485 ± 2,575 mmHg. Pada kelompok TIO normal, rata-rata pengukuran TIO dengan TAG yakni 18,39 ± 1,197 mmHg, berbeda secara signifikan dengan TTD dengan rata-rata 10,36 ± 2,133
mmHg, dimana rata-rata perbedaannya sebesar 8,030 ± 2,023 mmHg. Demikian juga pada kelompok TIO tinggi, rata-rata pengukuran TIO dengan TAG yakni 37,73 ± 12,558 mmHg, berbeda secara signifikan dari pengukuran TIO menggunakan TTD sebesar 21,27 ± 7,497 mmHg, dimana rata-rata perbedaannya sebesar 16,455 ± 7,657 mmHg.
Hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesesuaian pengukuran TIO antara TAG dan TTD. Pengukuran TIO dengan TTD relatif lebih rendah dari TAG, baik untuk kelompok TIO rendah, normal, maupun tinggi.
Pada kelompok TIO yang rendah, pengukuran TIO antara TAG dan TTD terletak antara -0,563 s/d 9,533. Pada kelompok TIO yang normal terletak antara 4,065 s/d 11,996.
Pada kelompok TIO yang tinggi terletak antara 1,447 s/d 31,462. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok TIO rendah, pengukuran TIO dengan TAG memberikan hasil pengukuran 0,563 lebih rendah hingga 9,533 lebih tinggi daripada TTD. Sedangkan pada kelompok TIO normal menunjukkan bahwa pengukuran TIO dengan TAG memberikan hasil pengukuran 4,065 s/d 11,996 lebih tinggi dari pada TTD.
Adapun pada kelompok TIO tinggi, pengukuran TIO dengan TAG memberikan hasil pengukuran 1,447 s/d 31,462 lebih tinggi dari pada TTD.
Penelitian oleh Doherty dkk pada tahun 2011 memberikan hasil yang serupa dengan penelitian ini, yang menunjukan poor agreement dengan rata-rata TIO menggunakan TTD yakni 13,8 ± 3,6 mmHg dan rata-rata TIO menggunakan TTD sebesar 13,2 ± 4,3 mmHg, upper limit agreement +8,4 mmHg dan lower limit agreement -9,6 mmHg. Pada penelitian Doherty ini, tidak disarankan pemeriksaan TIO menggunakan TTD sebagai pemeriksaan substitusi TAG atau sebagai alat pengganti dari TAG. 25
Penelitian Lösch dkk menunjukkan poor agreement, pengukuran TIO dengan TAG memberikan hasil pengukuran 4.4 mmHg s/d 11.8 mmHg lebih tinggi dari pada TTD, pada penelitian ini tidak disarankan penggunaan TTD sebagai alat pengukur TIO secara rutin untuk menggantikan TAG. 39
Penyebab underestimation dari TTD belum pernah dibahas pada penelitian sebelumnya dan belum diketahui secara pasti, kemungkinan disebabkan karena kurang
sensitifnya “Rod” dari TTD dalam mendeteksi tekanan intraokular melalui palpebra serta pengaruh variasi ketebalan lapisan palpebra superior setiap individu yang dapat menyebabkan hasil pemeriksaan TIO menggunakan TTD menunjukan poor agreement dan underestimation pada hampir seluruh kelompok penelitian ini. Poor agreement pemeriksaan TTD terhadap TAG kemungkinan akibat dari Prinsip kerja dari Tonometer Transpalpebra Diaton (TTD) yang hanya berdasarkan pergerakan dari “Rod”
(Rod Movement). Interaksi Rod dengan permukaan kelopak mata akan terjadi tekanan balik dan menstimulasi built-in processor pada TTD untuk mengeluarkan nilai dari tekanan intraokular yang dihasilkan tekanan balik dari pergerakan Rod tersebut.40 Tekanan Intraokular yang dihasilkan dari interaksi area permukaan kelopak mata dengan Rod dapat menyebabkan variasi ukuran TIO yang berbeda dari ukuran TIO yang sebenarnya, hal ini kemungkinan menyebabkan nilai dari TIO yang dihasilkan dari pemeriksaan TTD mengalami underestimation.
Beberapa jurnal mengemukakan bahwa tonometer transpalpebra ini cukup reliable dalam pemeriksaan tekanan intraokular (TIO) seperti penelitian yang dilakukan oleh Waisbourd dkk pada tahun 2010 yang menunjukkan mean difference antara TTD dan TAG yakni sebesar -0.93 mmHg dengan standar deviasi 2,74 dan 70%
perbedaan hasil pengukuran berada pada rentan ± 2 mmHg dengan kesimpulan penelitian, bahwa pemeriksaan TIO menggunakan TAG tidak bisa digantikan oleh TTD, namun alat TTD masih dapat digunakan untuk skrining TIO tinggi pada penderita glaukoma.
Penelitian Latina dkk pada tahun 2009 menunjukkan hasil bahwa hasil pengukuran TIO menggunakan TTD mempunyai korelasi yang baik terhadap TAG, dengan rata-rata perbedaan antara TTD terhadap TAG berkisar antara 0.40 mmHg pada kelompok TIO yang
normal dan 0.71 mmHg pada kelompok TIO yang tinggi.
Penelitian Nesterov dkk pada tahun 2006 menunjukkan korelasi yang baik antara dua pengukuran dengan r=0.89. Hasil penelitian yang menunjukkan korelasi yang baik ini, kemungkinan akibat penelitian yang dilakukan hanya menggunakan kelompok tekanan intraokular yang normal saja dan tidak membandingkan dengan tekanan intraokular tinggi sehingga variasi tekanan intraokular tidak terlalu tampak berbeda antara pengukuran menggunakan TAG dan TTD.26,29,30
Terdapat kekurangan dalam penelitian ini, yakni urutan pemeriksaan seharusnya diacak, namun pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan TIO menggunakan TAG terlebih dahulu kemudian pemeriksaan TIO menggunakan TTD. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan TAG terlebih dahulu karena TAG dianggap sebagai standar baku emas pengukuran TIO, sehingga hasil pengukuran TIO dengan TTD kemudian dibandingkan dengan hasil pengukuran TIO menggunakan TAG untuk menilai kesesuaian pengukuran TIO menggunakan TTD terhadap pengukuran TIO menggunakan TAG.
Simpulan
Tidak terdapat kesesuaian antara hasil pengukuran TIO menggunakan TAG dan TTD pada hampir seluruh subjek penelitian pada kelompok TIO rendah, normal maupun tinggi.
Hasil pengukuran TIO menggunakan TTD lebih rendah (underestimation) pada hampir seluruh subjek penelitian.
Saran
Tonometer Transpalpebra Diaton tidak disarankan menjadi alat pengganti atau sebagai alat substitusi Tonometer Aplanasi Goldmann (TAG) dalam pengukuran TIO. Hasil yang menunjukkan underestimation dari pengukuran TIO menggunakan TTD terhadap TAG menyebabkan tidak akurasinya pengukuran TIO menggunakan alat ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Chakraborty A.K, Majumder M.
Comparison of transpalpebra tonometer with Goldmann Aplanation Tonometer. Taiwan Journal of Ophthalmology. 2014 ; 30 : 1-6 2. Blindness in Asia-the facts. Asian Journal of Ophthalmology.2000 ; 2 : 4-8
3.
Quigley HA, Broman AT. The nuber of people with glaucoma world wide in 2010 and 2020. Br J Ophthalmol. 2006; 90:
262–267
4. Dame W.A. Glaucoma Caused Blindness with Its Characteristic in Cipto Mangunkusumo Hospital. Jurnal Oftalmologi Indonesia. 2011 ; 5 : 7
5. Skuta G.L, Cantor L.B, Weiss J.S. Basic and Clinical Science Course Section 10.
American Academy of Ophthalmology : 2011- 2012 : 24
6. Bochmann F, Kaufmann C. Dynamic contour tonometry versus Goldmann applanation tonometry: challenging the gold standard. Expert Review of Ophthalmology.
2010 : 6 : 743-749
7. Singh P. Tonometry: an overview. IOSR Journal of Medical Sciences. 2014 : 13 : 67-70 8. Chihara E. Assessment of True Intraocular Pressure: The Gap Between Theory and Practical Data. Survey of Ophthalmology.
2008 : 53 : 3
9. White E, Kotecha A, Patricio G. Intraocular Pressure Measurement Precision with the Goldmann Applanation, Dynamic Contour, and Ocular Response Analyzer Tonometers.
American Academy of Ophthalmology. 2010 : 117 : 730-737
10. Cook J.A, Botello A.P, Elders A.
Systematic Review of the Agreement of Tonometers with Goldmann Applanation Tonometry. American Academy of Ophthalmology. 2012 ; 119 : 1552-1557.
11. American Academy of Ophthalmology.
Basic and Clinical Science Course section 10 : Glaucoma. San Fransisco. 2010-2011 : 27-30 12. Sullivan M. The Role of Ocular Biomechanics in Glaucoma Management.
Riview of Optometry. 2008.
13. Hommer A, Mayryl F.G, Garhofer G.
Estimation of Ocular Rigidity. Investigative Opthalmology and Visual Science. 2008 : 49 : 9.
14. Kaufmann C, Bachmann L.M, Thiel A.M, Comparison of Dynamic Contour Tonometry with Goldmann Aplanation Tonometry.
Investigative Opthalmology and Visual Science. 2004 : 45 :9
15. Khaw P.T. Trabeculectomy Technique.
The Moorfields Safe Surgery System with new adjustable sutures. 2005
16.Barton K. Trabeculectomy. The Moorfields Eye Hospital NHS. 2013
17.Pepose S.J. Measuring Intraocular Pressure.
Advance Ocular Care. 2010
18. Akram A. Pitfalls in Intraocular Pressure Measurement. Investigative Opthalmology and Visual Science. 2009 : 25 : 4
19. Bhatia J. outcome of trabeculectomy surgery in primary open angle Glaucoma.
Oman Medical Journal. 2008 : 23 : 2
20. Rasyid H.A. Teknik Penarikan Sampel Dan Penyusunan Skala. Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran. 2001 : 57-58 21. Skuta G.L, Cantor L.B, Weiss J.S. Basic and Clinical Science Course Section 10.
American Academy of Ophthalmology : 2011- 2012 : 27-28
22. Kniestedt C. Lin S, Choe J, et al.
Tonometry Through The Ages. Arch Ophthalmol. 2005 : 123 (11) : 1532 -7
23. Tasman W, Tonometry in Duane’s Clinical Opthalmology, Chapter 47, Volume 3, Lippincott Williams and Wilkins, New York, 2004 : 1-7
24.Kanski JJ, The Glaukoma in Clinical Ophthalmology, Edition 4, Butterworth Heinemann, British, 2000 : 188-190
25.Doherty M.D, Carrim Z.I, O’Neill D.P.
Diaton tonometry: an assessment of validity and preference against Goldmann tonometry.
Clinical and Experimental Ophthalmology.
2012.
26.Waisbourd M, Shemesh G, Top LB, Lazar M, Loewenstein A. Comparison of the transpalpebra tonometer TGDc-01 with Goldmann applanation tonometry. Eur J Ophthalmol. 2010.
27.Li Y, Shi J, Duan X, Fan F. Transpalpebra measurement of intraocular pressure using the Diaton tonometer versus standard Goldmann applanation tonometry. Graefes Arch Clin Exp Ophthalmol. 2010 : 248:1765-1770.
28.Shemesh G, Waisbourd M, Varssano D, Michaeli A, Lazar M, Kurtz S. Mea- surements of intraocular pressure by Goldmann tonometry, Tonopen XL, and the transpalpebra tonometer, TGDc-01, after penetrating keratoplasty: a comparative study.
Cornea. 2009.
29.Latina MA, Shazly TA, Iospa R, Chynn EW. Accuracy of transpalpebra tonometer compared to Goldmann applanation tonometer in normal and glaucomatous eyes. Invest Ophthalmol Vis Sci. 2009;50:2843
30.Nesterov AP, Illarionova AR, Obruch BV.
Clinical comparison of the Diaton and the non- contact tonometers with the Goldmann applanation tonometer in glau- coma patients.
XXIII Congress of the ESCRS. Dublin, Ireland: European Society of Cataract and Refractive Surgeons; 2006.
31.Liang S, Self-tonometry in Glaucoma Management : Past, Present and Future.
Survey of Ophthalmology. 2009 : 54 : 450-462 32.Cook J.A, Botello A.P, Elders A.
Systematic Review of the Agreement of Tonometers with Goldmann Applanation Tonometry. American Academy of Ophthalmology. 2012 ; 119 : 1552-1557 33.Li e J, Herndon LW, Asrani SG, Stinnett S, Allingham RR. Clinical comparison of the Proview eye pressure monitor with the Goldmann applanation tonometer and the TonoPen. Arch Ophthalmol. 2004
34.Kontiola A, Puska P: Measuring intraocular pressure with Rebound tonometers in elderly patients without an anesthetic. Graefes Arch Clin Exp Ophthalmol 242:3-7, 2004 35.Southeast Asia glaucoma interest group.
Asia Pasific guidelines for glaucoma. 2008 36.Bayraktar S. Comparison of Goldmann applanation tonometer with pneumatonometer.
BeyogIu Eye Education and Research Hospital. Istanbul – Turkey. 2005
37.Shah M A, Saleem K B, Mehmood T.
Intraocular Pressure Measurement : Goldmann Aplanation Tonometer VS Non Contact Air- Puff Tonometer. J Ayub Med Coll Abbottabad. Pakistan. 2012 : 24 : 3-4
38.Neuburger M, Großwendt J, Lautebach S et al. Dynamic Contour Tonometry, Tono-Pen, and Goldmann Applanation Tonometry in Comparison to Intracameral Intraocular Pressure (IOP) Measurements in Patients with Corneal Pathologies. Open Journal of Ophthalmology. Zürich, Switzerland. 2014 : 4 : 46-55
39.Lösch A, Scheuerle A, Rupp V, Auffarth G, Becker M. Transpalpebra measurement of intraocular pressure using the TGDc-01 tonometer versus standard Goldmann applanation tonometry. Graefes Arch Clin Exp Ophthalmol. 2005;243: 313-316.
40.Nesterov A P. Transpalpebra Tonometer for Intraocular Pressure Measuring. Eye diseases department of the Russian State Medical University medical faculty, Moscow.
2010.