APU & PPT
Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
1
Dasar Hukum
> Dasar Hukum
DASAR HUKUM EKTERNAL
o UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 (UU TPPU)
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang;
o SK KEPALA PPATK No. 2/1/KEP/2003 TGL 09 JUNI 2003
Pedoman Umum Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Bagi Penyedia Jasa Keuangan;
o PBI No. 11/28/PBI/2009 TGL 1 JULI 2009
Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme;
o SEBI No. 11/31/DPNP TGL 30 NOPEMBER 2009
Pedoman Standar Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum.
1I
Struktur Organisasi dan
Tugas Pokok
> Struktur Organisasi
Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko
Grup Pengenalan Nasabah
Divisi Kepatuhan & Hukum
Grup Corporate Legal
Grup Kepatuhan Grup
Business Legal
> Tugas Pokok
Tugas Pokok Unit Kerja Khusus (Grup Pengenalan Nasabah)
Pemantauan :
• adanya sistem yang mendukung program APU dan PPT;
• pengkinian profil Nasabah dan profil transaksi Nasabah;
• pemantauan dan koordinasi terhadap pelaksanaan kebijakan Program APU dan PPT.
Memastikan kebijakan dan prosedur sesuai dengan perkembangan Program APU dan PPT yang terkini;
Menerima laporan transaksi keuangan yang berpotensi mencurigakan (red flag) dari unit kerja terkait yang berhubungan dengan Nasabah dan melakukan analisis atas laporan tersebut;
Identifikasi transaksi yang memenuhi kriteria mencurigakan dan menyusun LTKM dan laporan lainnya untuk disampaikan kepada PPATK berdasarkan persetujuan Direktur Kepatuhan;
> Tugas Pokok
Tugas Pokok Unit Kerja Khusus (Grup Pengenalan Nasabah)
Memantau bahwa:
a) terdapat mekanisme kerja terhadap penerapan Program APU dan PPTdengan menjaga kerahasiaan informasi;
b) satuan kerja terkait melakukan fungsi dan tugas dalam rangka mempersiapkan laporan mengenai dugaan Transaksi Keuangan Mencurigakan sebelum menyampaikannya kepada UKK atau pejabat yang bertanggungjawab terhadap penerapan Program APU dan PPT;
dan
c) area yang berisiko tinggi yang terkait dengan APU dan PPT dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku dan sumber informasi yang memadai.
Memantau, menganalisis, dan merekomendasi kebutuhan pelatihan Program APU dan PPT bagi pegawai Bank; dan
1I
Definisi Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme
> Pencucian Uang
Istilah internasional money laundering
Perbuatan menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan; (Pasal 3)
Perbuatan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul, sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana; (pasal 4)
Perbuatan menerima atau menguasai penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana. (Pasal 5)
> Pencucian Uang
a. korupsi;
b. penyuapan;
c. narkotika;
d. psikotropika;
e. penyelundupan tenaga kerja;
f. penyelundupan migran;
g. di bidang perbankan;
h. di bidang pasar modal;
i. di bidang perasuransian;
j. kepabeanan;
k. cukai;
l. perdagangan orang;
m. perdagangan senjata gelap;
n. terorisme;
o. penculikan.
p. pencurian;
q. penggelapan;
r. penipuan;
s. pemalsuan uang;
t. perjudian;
u. prostitusi;
v. di bidang perpajakan;
w. di bidang kehutanan;
x. di bidang lingkungan hidup;
y. di bidang kelautan dan perikanan;
atau
z. tindak pidana lain yang diancam dengan pidana penjara 4 (empat) tahun atau lebih,
Tindak Pidana Asal, Antara lain :
> Pendanaan Terorisme
Kesamaan dan Perbedaan Pendanaan Terorisme dengan Pencucian Uang
Kesamaan : Sama-Sama menggunakan Jasa Keuangan sebagai sarana sarana untuk melakukan suatu tindak pidana;
Perbedaan :
• Tujuan TPPU untuk menyamarkan asal usul harta kekayaan;
• Tujuan Pendanaan Terorisme untuk membantu kegiatan Terorisme, baik dengan harta kekayaan yang merupakan hasil suatu tindak pidana ataupun dari harta kekayaan yang sah.
Harta Kekayaan yang diketahui atau patut diduga akan digunakan dan/atau digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk kegiatan terorisme, organisasi teroris, atau teroris perseorangan disamakan sebagai hasil tindak pidana (Pasal 2 Ayat 2 UU)
III
Kebijakan Penerapan APU dan PPT pada bank
> Kebijakan Penerapan APUPPT bank
Keypoint Kebijakan Penerapan APUPPT Bank :
Kebijakan Costumer Due Dilligence (CDD) dan Enhanced Due Dilligence (EDD);
Pengelompokan Nasabah Menggunakan Pendekatan Berdasarkan Risiko (Risk Based Approach/ RBA);
Pemantauan Dan Pengkinian Data Nasabah;
Cross Border Corespondent Banking;
Pemeliharaan dan Pemantauan database daftar Teroris;
Anti Tipping Off.
> Kebijakan CDD dan EDD
Costumer Due Dilligence (CDD)
prosedur berupa identifikasi, verifikasi, dan pemantauan yang wajib dilakukan bank untuk memastikan bahwa transaksi sesuai dengan profil nasabah;
Bank Wajib melakukan prosedur CDD, pada saat :
a) Melakukan hubungan usaha dengan calon nasabah dan walk in customer (nasabah yang tidak memiliki rekening di bank);
b) Meragukan kebenaran informasi yang diberikan oleh nasabah, penerima kuasa, dan/atau Beneficial Owner;
c) Terdapat transaksi keuangan yang tidak wajar yang terkait dengan pencucian uang dan/atau pendanaan terorisme.
d) CDD dengan pendekatan risiko untuk existing customer apabila :
• Terdapat peningkatan nilai transaksi dan perubahan profil Nasabah yang cukup signifikan;
• informasi pada profil Nasabah yang tersedia dalam Customer Identification File belum dilengkapi dengan dokumen.
• menggunakan rekening anonim atau rekening yang menggunakan
> Kebijakan CDD dan EDD
Enhanced Due Dilligence (EDD)
tindakan CDD lebih mendalam yang dilakukan Bank pada saat berhubungan dengan Nasabah yang tergolong berisiko tinggi termasuk Politically Exposed Person terhadap kemungkinan pencucian uang dan pendanaan terorisme.
Bank Wajib melakukan prosedur EDD, apabila Nasabah, Calon Nasabah dan WIC:
a) Tergolong berisiko tinggi atau PEP (Politically Exposed Person);
b) Menggunakan produk perbankan berisiko tinggi untuk digunakan sebagai sarana pencucian uang atau pendanaan terorisme;
c) Melakukan transaksi dengan negara berisiko tinggi; atau d) Melakukan transaksi tidak sesuai dengan profil.
EDD Dilakukan untuk memperoleh sedapat mungkin underlying/alasan yang jelas terkait transaksi yang dilakukan.
> Risk Based Approach (RBA)
Risk Based Approach (RBA)
Bank Wajib mengelompokan nasabah berdasarkan tingkat risiko terhadap kemungkinan terjadinya uang pencucian uang atau pendanaan terorisme
Penetapan Profil Risiko Nasabah dilakukan dengan cara menganalisis :
a. Identitas Nasabah
co : dokumen identitas nasabah sudah kadaluarsa.
b. Lokasi Usaha
co : yuridiksi Lokasi Usaha berada di negara risiko tinggi.
c. Profil Nasabah
co : tergolong PEP atau memiliki hubungan dengan PEP.
d. Jumlah Transaksi
co : transaksi tunai dalam jumlah besar.
e. Kegiatan Usaha Nasabah
co : kegiatan usaha yang berbasis uang tunai seperti mini market.
f. Struktur Kepemilikan bagi Nasabah Perusahaan
co : perusahaan nasabah dimiliki oleh badan hukum di negara tax haven g. Informasi Lainnya
> Risk Based Approach (RBA)
Risk Based Approach (RBA)
Bank Wajib mengelompokan nasabah berdasarkan tingkat risiko terhadap kemungkinan terjadinya uang pencucian uang atau pendanaan terorisme
Penetapan Profil Risiko Nasabah dilakukan dengan cara menganalisis :
a. Identitas Nasabah
co : dokumen identitas nasabah sudah kadaluarsa.
b. Lokasi Usaha
co : yuridiksi Lokasi Usaha berada di negara risiko tinggi.
c. Profil Nasabah
co : tergolong PEP atau memiliki hubungan dengan PEP.
d. Jumlah Transaksi
co : transaksi tunai dalam jumlah besar.
e. Kegiatan Usaha Nasabah
co : kegiatan usaha yang berbasis uang tunai seperti mini market.
f. Struktur Kepemilikan bagi Nasabah Perusahaan
co : perusahaan nasabah dimiliki oleh badan hukum di negara tax haven
> Risk Based Approach (RBA)
Area Berisiko Tinggi dan PEP
Produk dan Jasa Berisiko Tinggi;
co : produk/jasa mudah dikonversikan menjadi kas atau dananya mudah dipindah-pindahkan dari satu yuridiksi ke yurudiksi lainnya, misal internet banking, L/C, Jual Beli Banknotes.
Nasabah Berisiko Tinggi (Politically Exposed Person/PEP);
co : pejabat negara yang menjalankan fungsi eksekutif, Legislatif, atau yudikatif, dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU No. 28 Tahun 1999) misalnya, menteri, Gubernur, Hakim.
Usaha Berisiko Tinggi;
co : money changer, ibu rumah tangga, pelajar/mahasiswa.
Transaksi Dengan negara Lain terkait yang Berisiko Tinggi.
co: daftar FATF Statement, OECD, negara dengan Indeks Korupsi yang
> Pemantauan dan Pengkinian
Pemantauan
sekurang-kurangnya mencakup :
Dilakukan secara berkesinambungan untuk mengidentifikasi kesesuaian antara transaksi Nasabah dengan profil Nasabah dan menatausahakan dokumen tersebut;
Melakukan analisis terhadap seluruh transaksi yang tidak sesuai dengan profil Nasabah;
Apabila diperlukan, meminta informasi tentang latar belakang dan tujuan transaksi terhadap transaksi yang tidak sesuai dengan profil Nasabah, dengan memperhatikan ketentuan anti tipping-off sebagaimana diatur dalam Undang-undang tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.
Pengkinian
Bank wajib mengkinikan data Nasabah yang dimiliki secara berkala, dengan menggunakan pendekatan berdasarkan risiko, yang mencakup pengkinian profil Nasabah dan transaksinya.
> Cross Border Correspondent Banking
Cross Border Correspondent Banking
kegiatan suatu bank (correspondent) dalam menyediakan layanan jasa bagi bank lainnya (respondent) berdasarkan suatu kesepakatan tertulis dalam rangka memberikan jasa pembayaran dan jasa perbankan lainnya, dimana salah satu kedudukan bank corespondent atau bank respondent berada di luar wilayah Negara Republik Indonesia.
Sebelum menyediakan jasa Cross-border Correspondent Banking, Bank wajib meminta informasi mengenai:
profil calon Bank Penerima dan/atau Bank Penerus;
reputasi Bank Penerima dan/atau Bank Penerus berdasarkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan;
tingkat penerapan program APU dan PPT di negara tempat kedudukan Bank Penerima dan/atau Bank Penerus; dan
informasi relevan lain yang diperlukan Bank untuk mengetahui profil calon Bank Penerima dan/atau Bank Penerus.
> Cross Border Correspondent Banking
Cross Border Correspondent Banking
kegiatan suatu bank (correspondent) dalam menyediakan layanan jasa bagi bank lainnya (respondent) berdasarkan suatu kesepakatan tertulis dalam rangka memberikan jasa pembayaran dan jasa perbankan lainnya, dimana salah satu kedudukan bank corespondent atau bank respondent berada di luar wilayah Negara Republik Indonesia.
Sebelum menyediakan jasa Cross-border Correspondent Banking, Bank wajib meminta informasi mengenai:
profil calon Bank Penerima dan/atau Bank Penerus;
reputasi Bank Penerima dan/atau Bank Penerus berdasarkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan;
tingkat penerapan program APU dan PPT di negara tempat kedudukan Bank Penerima dan/atau Bank Penerus; dan
informasi relevan lain yang diperlukan Bank untuk mengetahui profil calon Bank Penerima dan/atau Bank Penerus.
> Pemeliharaan dan Pemantauan Daftar Teroris
Pemeliharaan Daftar Teroris
Bank wajib memelihara database Daftar Teroris yang diterima dari Bank Indonesia setiap 6 (enam) bulan berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
Bank dapat secara aktif mengkinikan Daftar Teroris berdasarkan database Daftar Teroris yang dipublikasikan melalui media internet seperti website PBB http://www.un.org/sc/committees/1267/consolist.shtml atau sumber lain yang lazim digunakan.
Pemantauan Daftar Teroris Dilakukan pada saat :
melakukan prosedur CDD yaitu ketika melaksanakan verifikasi dokumen Calon Nasabah dan WIC;
melakukan pengelompokan nasabah existing berdasarkan tingkat risiko terhadap profil nasabah.
Kegiatan Pemantauan profil dan transaksi nasabah yang dilakukan secara berkesinambungan.
> Anti Tipping Off
Anti Tipping Off
Direksi, komisaris, pengurus atau pegawai Pihak Pelapor dilarang memberitahukan kepada Pengguna Jasa atau pihak lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan cara apa pun mengenai laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan yang sedang disusun atau telah disampaikan kepada PPATK.
Pelanggaran atas ketentuan sebagaimana dimaksud dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
V
Dokumentasi dan Pelaporan
> Dokumentasi
Dokumentasi
Bank wajib menatausahakan data atau dokumen dengan baik, Dokumen yang ditatusahakan paling kurang mencakup :
a. Identitas Nasabah atau WIC; dan
b. Infromasi transaksi yang antara lain meliputi jenis dan jumlah mata uang yang digunakan, tanggal perintah transaksi, asal dan tujuan transaksi, serta nomor rekening yang terkait transaksi.
Jangka Waktu Dokumentasi
dokumen yang terkait dengan data Nasabah atau WIC dengan jangka waktu paling kurang 5 (lima) tahun sejak:
a. berakhirnya hubungan usaha dengan Nasabah atau b. transaksi dilakukan dengan WIC; atau
c. ditemukannya ketidak sesuaian transaksi dengan tujuan ekonomis dan/atau tujuan usaha.
dokumen Nasabah atau WIC yang terkait dengan transaksi keuangan dengan jangka waktu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang
> Pelaporan Ke Bank Indonesia
Pelaporan kepada Bank Indonesia
Action Plan pelaksanaan Program APU PPT;
Memuat langkah-langkah pelaksanaan Program APU PPT dalam rangka kepatuhan terhadap Peraturan Bank Indonesia mengenai APU dan PPT yang wajib dilaksanakan oleh bank sesuai dengan target waktu selama periode tertentu.
Periode : Laporan Pelaksanaan Tugas Direktur Kepatuhan Bulan desember 2009 (Sudah Dilaksanakan).
Laporan Rencana Kegiatan Pengkinian Data;
Laporan disampaikan setiap tahun dalam Laporan Pelaksanaan Tugas Direktur Kepatuhan semester II yang untuk pertama kalinya dimuat dalam laporan Bulan Desember 2010.
Laporan Realisasi Kegiatan Pengkinian Data.
Laporan disampaikan dalam Laporan Pelaksanaan Tugas Direktur
Kepatuhan semester II yang untuk pertama kalinya dimuat dalam laporan Bulan Desember 2011.
> Pelaporan Ke PPATK
Pelaporan kepada PPATK
1. Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM);
2. Laporan transaksi keuangan Tunai (LTKT);
3. Transaksi keuangan transfer dana dari dan ke Luar Negeri.
(Pasal 23 (1) UU TPPU)
Seluruh pelaporan dikoordinasikan dengan Grup Pengenalan Nasabah
> Laporan TKM
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM);
(Suspicious Transaction Report/STR)
Transaksi Keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau kebiasaan pola Transaksi dari Pengguna Jasa yang bersangkutan;
Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan Transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh Pihak Pelapor sesuai dengan ketentuan Undang- Undang ini;
Transaksi Keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan Harta Kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana; atau
Transaksi Keuangan yang diminta oleh PPATK untuk dilaporkan oleh Pihak Pelapor karena melibatkan harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana.
Jangka Waktu : 3 (tiga) hari kerja setelah Penyedia jasa keuangan mengetahui adanya unsur Transaksi Keuangan Mencurigakan.
(Pasal 25 (1) UU TPPU)
> Laporan TKT
Laporan transaksi keuangan Tunai (LTKT);
(Cash Transaction Report/CTR)
Transaksi Keuangan yang dilakukan dengan menggunakan uang kertas dan/atau uang logam.
Transaksi Keuangan Tunai dalam jumlah paling sedikit Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau dengan mata uang asing yang nilainya setara, yang dilakukan baik dalam satu kali Transaksi maupun beberapa kali Transaksi dalam 1 (satu) hari kerja; dan/atau
Jangka Waktu : paling lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal Transaksi dilakukan.
(Pasal 25 (2) UU TPPU)
> Laporan TKT
Laporan transaksi keuangan Tunai (LTKT);
(Cash Transaction Report/CTR) Pengecualian Laporan TKT :
1. Transaksi yang dilakukan oleh penyedia jasa keuangan dengan pemerintah dan bank sentral;
2. Transaksi untuk pembayaran gaji atau pensiun; dan
3. Transaksi lain yang ditetapkan oleh Kepala PPATK atau atas permintaan penyedia jasa keuangan yang disetujui oleh PPATK.
(Saat Ini Keputusan Kepala PPATK Nomor: 3/9/KEP. PPATK/2004 Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan Dari Kewajiban Pelaporan, antara lain : pengelola jalan tol, pengelola rumah sakit, dsb…)
> Transaksi keuangan transfer dana
Transaksi keuangan transfer dana dari dan ke Luar Negeri
Belum diberlakukan
Pelaksanaan kewajiban pelaporan Transaksi Keuangan transfer dana dari dan ke luar negeri dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun setelah UU TPPU diundangkan.
Jangka Waktu : paling lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal Transaksi dilakukan.
(Pasal 25 (3) UU TPPU)