Laporan keuangan PPATK periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021 disusun dalam upaya menyajikan laporan keuangan auditan tahun 2021 secara akrual yang lebih baik dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kami selalu berusaha untuk mempersiapkan dan menyajikan laporan keuangan tepat waktu dan akurat.
Daftar Lampiran
Pernyataan Tanggung Jawab
Laporan keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang terdiri atas laporan realisasi anggaran, neraca, laporan usaha, laporan perubahan modal sendiri dan catatan atas laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember , 2021, sebagaimana terlampir, itu adalah tanggung jawab kami. Laporan akuntansi disusun berdasarkan sistem pengendalian internal yang tepat, dan isinya memberikan informasi tentang pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan sesuai dengan standar akuntansi negara.
Pernyataan Telah Direviu
Seluruh informasi dalam laporan keuangan disajikan oleh manajemen Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. Suatu reviu mempunyai ruang lingkup yang jauh lebih sempit dibandingkan dengan ruang lingkup audit yang dilakukan sesuai dengan peraturan terkait dengan tujuan menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.
Ringkasan Laporan Keuangan
Neraca
Laporan Operasi menyajikan berbagai elemen pendapatan - LO, pengeluaran, surplus/defisit operasi, surplus/defisit aktivitas non-operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO sebagaimana diperlukan untuk penyajian wajar.
Laporan Perubahan Ekuitas
Catatan atas Laporan Keuangan
Neraca
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Neraca
Desember 2021 dan 2020 (Dalam Rupiah)
Laporan Operasional
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Laporan Operasional
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2021 dan 2020 (Dalam Rupiah)
Laporan Perubahan Ekuitas
Pusat Pelaporan dan Analisis Trasaksi Keuangan Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Realisasi Anggaran
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Laporan Realisasi Anggaran
Catatan atas Laporan Keuangan
Pemerintah mengganti UU No. 1 Tahun 2020 tentang kebijakan keuangan nasional dan stabilitas sistem keuangan dalam rangka penanganan pandemi virus corona (Covid-19) tahun 2019 dan/atau dalam rangka menghadapi ancaman yang mengancam perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan . Hukum. Peraturan Menteri Keuangan No. 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan Peraturan Menteri Keuangan No. 213/PMK.05/2013 tentang sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pusat. Peraturan Menteri Keuangan No. 225/PMK.05/2016 tentang Penerapan Standar Akuntansi Negara Berdasarkan Akrual di Pusat.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aktiva Tetap Pada Badan Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.06/2017. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 251/PMK.06/2015 tentang Tata Cara Amortisasi Barang Milik Negara yang berupa Harta Tidak Berwujud pada Badan Usaha Milik Negara. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas PMK Nomor 177/PMK.5/2015 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Akuntansi Kementerian/Lembaga Perdana Menteri.
Peraturan Menteri Keuangan No. 107/PMK.06/2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.06/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kembali Barang Milik Negara. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38/PMK.02/2020 tentang Penerapan Kebijakan Keuangan Negara Dalam Rangka Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Penanggulangan Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.05/2020 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Belanja Dalam Belanja Pendapatan Negara dan Anggaran Belanja Dalam Penanganan Pandemi COVID-19 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 114 /PMK.05/ 2021 tentang Perubahan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.05/2020 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Belanja pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam rangka pengobatan dari pandemi COVID-19.
2 • Misi PPATK
Mewujudkan stabilitas perekonomian dan keutuhan sistem keuangan Indonesia melalui pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang guna mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong. Meningkatkan kegunaan hasil analisis, hasil pemeriksaan, hasil penelitian dan rekomendasi kebijakan dalam tindak pidana pencucian uang dan pendanaan teroris. Meningkatkan keandalan sistem informasi dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan teroris.
3 • Tujuan
Beban Dibayar di Muka/Uang Muka Belanja
Pada akhir periode pelaporan, nilai pengeluaran disesuaikan dengan jumlah yang seharusnya (atau jumlah barang/jasa yang diterima/dinikmati pemerintah).
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
Pengeluaran yang tidak termasuk dalam batas nilai kapitalisasi minimum di atas diperlakukan sebagai pengeluaran kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan benda seni. Revaluasi dilakukan terhadap aset tetap berupa tanah, bangunan, dan konstruksi, serta jalan, jaringan, dan irigasi berupa bangunan jalan, jembatan, dan pengairan oleh kementerian/lembaga sesuai dengan kodifikasi barang milik negara yang diperoleh. sampai dengan tanggal 31 Desember 2015. Sepanjang objek revaluasi merupakan aset tetap pada Kementerian/Lembaga tempat Eksploitasi dilakukan.
Berdasarkan pertimbangan efisiensi anggaran dan waktu penyelesaian, penilaian dilakukan dengan survei lapangan untuk objek penilaian berbentuk Bumi dan tanpa survei lapangan untuk objek penilaian non Bumi. Dalam hal nilai aset tetap hasil revaluasi lebih tinggi dari nilai akuntansi sebelumnya, maka selisihnya diakui sebagai penambahan modal dalam laporan keuangan. f) Namun apabila nilai aset tetap hasil revaluasi lebih rendah dari nilai buku sebelumnya, maka selisihnya diakui sebagai pengurang. Penyusutan Aktiva Tetap 5) Penyusutan Aktiva Tetap.. a) Penyusutan Aktiva Tetap merupakan penyesuaian nilai akibat berkurangnya kapasitas dan kegunaan suatu aktiva tetap.
Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara yang berupa Harta Tetap pada Badan Pemerintah Pusat, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 65/PMK.06/2017. Harta tetap yang dinyatakan hilang didasarkan pada dokumen sumber yang sah dan telah diusulkan kepada pengelola barang atau penghuni barang sesuai dengan kuasa penghapusannya. ii. Aktiva tetap dalam keadaan rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada pengelola atau pemakai barang sesuai dengan kewenangannya untuk dipindahtangankan, dimusnahkan atau dihapuskan.
PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Rincian anggaran dan realisasi beban untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021 menurut jenis beban dijelaskan pada tabel 14. Catatan atas laporan keuangan 29 Realisasi beban pada tanggal 31 Desember 2021 mengalami penurunan sebesar 14,25% dibandingkan tahun lalu. realisasi beban per 31 Desember 2020 yang disebabkan oleh penurunan belanja modal. Realisasi belanja pegawai di PPATK tahun 2021 akan digunakan untuk membiayai belanja pegawai di Satker 453374 dan Satker 417654.
Catatan atas laporan keuangan 33 Kenaikan harga pokok aktual dibandingkan tahun buku sebelumnya adalah sebesar 1,75%. Biaya pelayanan penanganan pandemi COVID-19 disebabkan oleh penyediaan kegiatan tes inokulasi/antigen/PCR bagi pegawai PPATK. Biaya bagasi dinas penanganan pandemi COVID-19 dibebankan pada pembayaran transportasi lokal dalam rangka penanganan pandemi COVID-19.
Belanja barang operasional lainnya karena sebagian besar kegiatan atau pengadaan yang berkaitan dengan penanganan pandemi COVID-19 sudah menggunakan akun 521131 – Belanja barang operasional – Pengobatan pandemi COVID-19. Beban Barang Non-Operasional - Menghadapi pandemi COVID-19 akibat berkurangnya pembelian konsumen untuk pelaksanaan vaksin dan biaya konsumsi karyawan yang menjalani isolasi mandiri. Berbeda dengan periode sebelumnya, pada periode yang berakhir 31 Desember 2021 telah terealisasi belanja modal pembelian tanah sebesar Rp350.000 yang digunakan untuk pengembangan nilai aset berupa pengurusan surat-surat untuk pelepasan hak atas tujuh unit rumah tinggal. di satuan kerja 417654.
PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA
- Aset Tak Berwujud (ATB)
- Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya
Biaya perpanjangan lisensi perangkat lunak dibayar penuh pada tahun 2020, namun masa berlaku lisensi lebih lama dari tanggal 31 Desember 2020 dan masih mempunyai nilai sisa manfaat sebesar Rp setelah tanggal 31 Desember 2020. Biaya perpanjangan lisensi perangkat lunak dibayar penuh pada tahun 2021, namun masa berlaku lisensi lebih lama dari tanggal 31 Desember 2021 dan masih mempunyai nilai sisa manfaat sebesar Rp setelah tanggal 31 Desember 2021. Rincian biaya dibayar dimuka perpanjangan lisensi perangkat lunak di PPATK pada tanggal 31 Desember 2021 dan 31 Desember 2020 dijelaskan pada Tabel 20.
Persediaan pada tanggal 31 Desember 2021 mengalami penurunan sebesar 19,94% dibandingkan persediaan pada tanggal 31 Desember 2020 karena penggunaan persediaan lebih besar dibandingkan pembelian persediaan. Nilai buku aset tetap pada tanggal 31 Desember 2021 mengalami penurunan sebesar 3,48% dibandingkan nilai buku aset tetap pada tanggal 31 Desember 2020 karena adanya peningkatan nilai akumulasi penyusutan. Akumulasi penyusutan aset tetap merupakan akun kontra aset tetap yang dijelaskan berdasarkan akumulasi penyesuaian nilai terkait penurunan kapasitas dan kegunaan aset tetap selain tanah dan PPK.
Nilai aset lain-lain pada tanggal 31 Desember 2021 dan 31 Desember 2020 masing-masing sebesar Rp dan Rp, yaitu aset yang tidak dapat dikelompokkan menjadi aset lancar atau aset tetap, berupa perangkat lunak atau aset tetap yang tidak digunakan/dihentikan. untuk digunakan. Aset lain-lain yang termasuk dalam PPATK per 31 Desember 2021 merupakan seluruh aset tidak berwujud (ATB) yang tidak digunakan dalam operasional pemerintahan dan selanjutnya akan diusulkan untuk dihapuskan ATB yang tidak digunakan tersebut. Liabilitas jangka pendek per 31 Desember 2021 mengalami penurunan dibandingkan liabilitas jangka pendek per 31 Desember 2020 yaitu 21,01%.
PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL
- Beban Perjalanan Dinas
- Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
- Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
Catatan atas laporan keuangan 54 Desember 2021 sebesar 3,52% terhadap realisasi belanja pegawai periode yang berakhir pada 31 Desember 2020. Belanja tunjangan suami/istri dinas, termasuk akibat penambahan pegawai dan pergantian PNS/ Status perkawinan CPNS. Pengeluaran tunjangan anak PNS antara lain disebabkan oleh bertambahnya jumlah pegawai yang dipekerjakan dan bertambahnya jumlah tanggungan PNS/CPNS.
Tunjangan pajak penghasilan Pegawai Negeri Sipil termasuk karena kenaikan pangkat/golongan Pegawai Negeri Sipil, CPNS Tambahan, dan Pegawai Negeri Sipil. Pengeluaran tunjangan beras PNS antara lain disebabkan oleh bertambahnya jumlah pegawai yang dipekerjakan dan bertambahnya jumlah tanggungan PNS/CPNS. Perbandingan Rincian Biaya Persediaan periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021 dan 2020 dan dijelaskan pada Tabel 37.
Perbandingan rincian belanja barang dan jasa periode yang berakhir 31 Desember 2021 dan 2020 dijelaskan pada Tabel 38. Catatan atas Laporan Keuangan 59 Beban pemeliharaan periode yang berakhir 31 Desember 2021 meningkat sebesar 49,12%. Perbandingan rincian beban penyusutan dan amortisasi periode yang berakhir pada 31 Desember 2021 dan 2020 dijelaskan pada Tabel 41.
PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
- Koreksi yang Menambah/Mengurangi Ekuitas
- Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
- Kegiatan yang Dibiayai dari Hibah Pemerintah Australia - AIPJ
- Kegiatan yang Dibiayai dari Hibah UNODC
Pandemi COVID-19 mulai menyebar di Indonesia pada awal tahun 2020 dan akan berlanjut hingga akhir tahun 2021, sehingga dampak pandemi COVID-19 juga perlu disajikan dalam laporan keuangan tahun 2021 yang telah diaudit. pandemi ini antara lain mencakup realokasi dan pengalihan anggaran untuk mendukung program pemerintah dalam upaya penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan perekonomian nasional (PEN) yang mungkin sedang terpuruk. Untuk menangani pandemi COVID-19, PPATK mengalokasikan anggaran sebesar Rp. sehubungan dengan penanganan pandemi COVID-19 untuk pembelian barang.
Realisasi bruto belanja barang operasional penanganan pandemi COVID-19 sampai dengan tanggal 31 Desember 2021 sebesar Rp dan terdapat laba atas belanja sebesar Rp 784.213, sehingga realisasi neto belanja barang operasional penanganan pandemi COVID-19 Rp atau 98,12%. Anggaran belanja barang non operasional penanganan pandemi COVID-19 sebesar Rp12.480.000 digunakan untuk membiayai konsumsi pelaksanaan vaksin dan konsumsi pegawai isolasi mandiri. Anggaran belanja perbekalan penanganan pandemi COVID-19 sebesar Rp13.950.000 digunakan untuk pembelian alat screening test dan tabung oksigen.
Anggaran belanja perjalanan dinas penanggulangan pandemi COVID-19 sebesar Rp600.000,- akan digunakan untuk biaya perjalanan dinas dalam upaya penanggulangan pandemi COVID-19. Anggaran belanja jasa penanggulangan pandemi COVID-19 sebesar Rp digunakan untuk penyemprotan disinfektan dan tes usap/rapid test/tes PCR. Belanja modal peralatan dan mesin penanggulangan pandemi COVID-19 digunakan untuk pembelian alat skrining cepat infeksi SARS-Cov2, peralatan penanganan COVID-19, pembelian tabung gas dan konsentrator oksigen, serta alat pembersih udara.