• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PDF BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 29 setiap rumah sakit memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan dokumen rekam medis.

Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Permenkes Nomor 269 Tahun 2008).

Pengembangan manajemen dan mutu pelayanan rumah sakit bisa dilihat dari sistem penyimpanan berkas rekam medis yang baik. Mekanisme penyimpanan dokumen rekam medis yang baik yaitu dokumen rekam medis yang telah selesai digunakan kemudian disimpan pada rak penyimpanan, dan sebelum disimpan ke rak penyimpanan dilakukan penyortiran terlebih dahulu agar mencegah kesalahan letak (misfile). Selain itu, ketepatan penyimpanan dengan menggunakan petunjuk arah (tracer) yang tersimpan, tracer dikeluarkan ketika dokumen rekam medis sudah kembali di rak penyimpanan (Depkes, 2006).

Salah satu faktor penyebab terjadinya misfile adalah tidak adanya buku ekspedisi dan tracer. Hal ini sesuai dengan penelitian Djohar, Oktavia &

Damayanti, (2018) yaitu pada RSUD Kota Bengkulu terdapat 44,1% dokumen rekam medis yang mengalami salah tata letak (misfile) dan 71,1% dokumen rekam medis rawat jalan yang tidak tercatat di buku ekpedisi dimana disebabkan oleh tidak adanya tracer dan SOP yang belum dilaksanakan, serta peminjaman dokumen rekam medis tanpa seijin petugas rekam medis. Menurut Depkes, (2006) salah satu ketentuan pokok yang harus ditaati di ruang penyimpanan yaitu berkas rekam medis tidak boleh keluar dari rak penyimpanan tanpa adanya

(2)

2

tanda keluar/kartu peminjaman dokumen rekam medis. Tracer (outguide) merupakan alat pengganti dokumen rekam medis yang akan dikeluarkan dari ruang penyimpanan untuk tujuan tertentu, umumnya terbuat dari bahan yang kuat dan berwarna. Pentingnya penggunaan tracer yaitu dapat meningkatkan efisien dan keakuratan dalam menunjukkan tempat dimana berkas rekam medis untuk disimpan kembali (Rustiyanto & Rahayu, 2011).

Dampak yang muncul jika tidak digunakan tracer adalah dokumen rekam medis yang mengalami salah tata letak atau hilangnya dokumen rekam medis (misfile) dapat menyebabkan petugas kesulitan dalam menemukan dokumen rekam medis serta proses pelayanan kepada pasien menjadi terhambat dikarenakan proses pengambilan dokumen rekam medis dan waktu tunggu pasien menjadi lama (Djohar, Oktavia & Damayanti, 2018). Hasil penelitian Salim, Deharja & Rachmawati, (2020) mengatakan bahwa apabila dokumen rekam medis mengalami misfile maka terdapat penambahan tugas kerja pada petugas filing sehingga menjadi lebih sibuk karena harus melakukan pencarian berkas rekam medis tersebut di rak penyimpanan nomer lain sehingga proses pelayanan di pendaftaran cenderung lebih lama.

Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan September 2021 di ruang penyimpanan dokumen rekam medis rawat jalan di RSU Wonolangan Kabupaten Probolinggo terlihat bahwa tidak adanya tracer yang berfungsi sebagai penanda dokumen rekam medis tersebut keluar dari rak penyimpanan.

Dengan tidak adanya tracer, maka ditemukan permasalahan yaitu dokumen rekam medis mengalami misfile. Rata-rata dokumen rekam medis yang misfile dari rak penyimpanan sebanyak 3-5 dokumen per hari. Selain itu, berdasarkan

(3)

3

hasil wawancara kepada petugas filing didapatkan bahwa tidak digunakannya tracer di ruang filing karena minimnya pengetahuan petugas terhadap tracer.

Salah satu upaya yang dilakukan peneliti untuk menurunkan angka misfile dengan cara membuat tracer.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah pembuatan tracer dapat menurunkan angka kejadian misfile di filing RSU Wonolangan Kabupaten Probolinggo?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi tracer sebagai upaya menurunkan angka kejadian misfile di filing RSU Wonolangan Kabupaten Probolinggo

1.3.2 Tujuan Khusus

a) Mengetahui sistem pengelolaan dokumen rekam medis rawat jalan di RSU Wonolangan Kabupaten Probolinggo

b) Mengukur kejadian misfile sebelum implementasi tracer di filing RSU Wonolangan Kabupaten Probolinggo

c) Mengukur kejadian misfile sesudah implementasi tracer di filing RSU Wonolangan Kabupaten Probolinggo

d) Membandingkan angka kejadian misfile sebelum dan sesudah implementasi tracer di filing RSU Wonolangan Kabupaten Probolinggo

(4)

4 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Aspek Teoritis (Keilmuan) 1.4.1.1 Bagi peneliti

Dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat membuat tracer rekam medis di filing yang digunakan untuk mengurangi

kejadian misfile dokumen rekam medis.

1.4.1.2 Bagi Institusi Pendidikan

Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi dan masukan untuk penelitian selanjutnya serta bahan kajian untuk mengembangkan pendidikan

1.4.2 Aspek Praktis (Guna Laksana)

1.4.2.1 Bagi Institusi Lokasi Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi dalam mengurangi permasalahan yang terjadi di filing yaitu misfile dokumen rekam medis.

1.4.2.2 Bagi Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan masyarakat mendapatkan pelayanan yang lebih cepat.

Referensi

Dokumen terkait

Dampak yang ditimbulkan dari ketidaklengkapan pengisian formulir informed consent yaitu menurunnya kualitas mutu rekam medis sehingga bisa berpengaruh pada proses penilaian

Isi rekam medis rawat inap sekurang-kurangnya harus memuat 13 butir pengisian : (1) identitas pasien (2) tanggal dan waktu (3) hasil anamnese, mencakup sekurang

Hasil penelitian dapat digunakan untuk mengetahui gambaran kelengkapan rekam medis pasien bedah mengenai standar asesmen pasien (AP) berdasarkan telaah rekam medis

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sub Seksi Rekam Medis dan petugas rekam medis di Rumah Sakit Panti Nugroho, diketahui bahwa pelaksanaan klaim BPJS dalam

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti menggunakan unsur manajemen 5M untuk menganalisis terjadinya keterlambatan pengembalian berkas rekam medis dan

Pada penelitian yang dilakukan oleh Fantri Pamungkas dkk, (2015) mengatakan penyebab ketidaklengkapan pengisian rekam medis rawat inap dari faktor machine adalah

Berdasakan latar belakang yang telah dipaparkan, mengacu pada pentingnya menjaga keamanan dan kerahasiaan rekam medis serta dampak yang dapat ditimbulkan jika

1) Menelusuri catatan rekam medik pasien yang terdiagnosis Diabetes melitus tipe 2 di instalasi rekam medik RSUD Sukoharjo tahun 2016. 2) Pengambilan dan pencatatan data yang