• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada pasien pada semua bidang dan segala jenis peyakit (Depkes RI, 2009). Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 salah satu fungsi rumah sakit adalah penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam meningkatkan kemampuan memberikan pelayanan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut maka rumah sakit harus berupaya untuk meningkatkan produktivitas kerja tenaga kesehatannya. Selain itu, rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan, tidak hanya menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat akan tetapi juga harus memperhatikan kesehatan serta keselamatan kerja tenaga kesehatannya.

Kemenkes (2015) menyatakan bahwa tenaga kesehatan adalah orang yang mengabdikan diri terhadap bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan untuk jenis tertentu. Salah satu jenis tenaga kerja yang bekerja dibidang kesehatan adalah tenaga rekam medis. Undang-undang 36 tahun 2014 menyatakan bahwa tenaga rekam medis adalah tenaga yang menangani berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, serta tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien, dimulai dari pembuatan rekam medis, assembling, coding, indexing, dan penyimpanan, dan kemudian pembuatan laporan rekam medis rumah sakit.

Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang identitas pasien, anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat (Depkes, 2006). Sistem pengolahan rekam medis terdiri dari beberapa subsistem, yaitu assembling, coding, indexing, dan filing. Pengelompokan ini dilakukan untuk

(2)

lebih memahami secara detail kegiatan dan ruang lingkup unit rekam medis (Budi, 2011). Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik yang telah diisi lengkap oleh dokter dalam waktu kurang dari ≤ 24 jam setelah selesai pelayanan rawat jalan atau setelah pasien rawat inap diputuskan untuk pulang, yang meliputi identitas pasien, anamnesa, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, tidak lanjut dan resume medis (Kemenkes, 2008). Pengembalian dokumen rekam medis dinyatakan terlambat apabila melebihi batas waktu pengembalian. Keterlambatan ini akan menghambat pelaksanaan tugas bagian assembling rekam medis yang dapat berdampak pada terhambatnya pelayanan pasien. Rachmani (2010) mengemukakan bagian assembling memiliki tugas untuk merakit dokumen rekam medis, meneliti isi rekam medis termasuk kelengkapan penulisannya. Berkas yang sudah di assembling kemudian akan di filing.

Keterlambatan pengembalian berkas rekam medis ke bagian assembling dapat memperlambat penyerahan berkas ke filing untuk menyimpan berkas dan diambil saat berkas dibutuhkan. Petugas assembling menilai kelengkapan berkas rekam medis yang dikembalikan, jika dinilai tidak lengkap maka berkas akan dikembalikan ke ruang rawat jalan untuk dilengkapi dalam jangka waktu 1x24 jam. Menurut SPM yang berlaku assembling harus selesai 100% atau sesuai dengn jumlah berkas yang kembali. Apabila berkas rekam medis terlambat di assembling maka dapat memperlambat pelayanan yang lain.

Rumah Sakit Umum Bhakti Husada PT. Rolas Nusantara Medika Krikilan Banyuwangi merupakan rumah sakit tipe C yang terletak di Kabupaten Banyuwangi. Rumah sakit tersebut sudah melakukan akreditasi dan miliki usaha untuk mempertahankan akreditasi di tengah persaingan dengan rumah sakit yang lain. Adanya usaha tersebut maka sistem pelayanan rekam medis menjadi tujuan utama yang harus diperhatikan, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa permasalahan pada pengolahan dokumen rekam medis, salah satunya terlihat dari adanya dokumen rekam medis yang tidak kembali tepat waktu dan assembling yang jumlahnya tidak sesuai dengan SPM yang berlaku yaitu 100%.

Jumlah berkas rekam medis yang kembali dan jumlah assembling yang selesai di

(3)

Rumah Sakit Umum Bhakti Husada PT. Rolas Nusantara Medika Krikilan Banyuwangi dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1 Jumlah berkas rekam medis rawat jalan yang kembali dan jumlah assembling yang selesai di Rumah Sakit Umum Bhakti Husada PT. Rolas Nusantara Medika Krikilan Banyuwangi Tahun 2019

No. Hari Jumlah Px Rawat Jalan Jumlah Berkas Kembali

Berkas selesai assembling

1 Hari ke-1 220 205 55

2 Hari ke-2 198 190 45

3 Hari ke-3 193 192 60

4 Hari ke-4 175 175 85

5 Hari ke-5 145 143 75

6 Hari ke-6 140 140 70

Sumber: Data Primer Rumah Sakit Umum Bhakti Husada PT. Rolas Nusantara Medika Krikilan Banyuwangi

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah berkas rekam medis yang kembali tidak sesuai dengan jumlah pasien, dan jumlah berkas yang selesai di assembling belum sesuai dengan SPM yang berlaku yaitu 100% dimana berkas yang di assembling harus selesai semua atau 100% (Kemenkes, 2008).

Tabel 1.2 Jumlah berkas rekam medis rawat inap yang kembali dan jumlah assembling yang selesai di Rumah Sakit Umum Bhakti Husada PT. Rolas Nusantara Medika Krikilan Banyuwangi Tahun 2019

No. Waktu Jumlah Px Rawat Inap Pulang

Jumlah Berkas Kembali Berkas selesai assembling

1 18/11 12 11 9

2 19/11 18 16 11

3 20/11 5 5 5

4 21/11 8 6 4

5 22/11 10 7 5

6 23/11 12 10 7

Sumber: Data Primer Rumah Sakit Umum Bhakti Husada PT. Rolas Nusantara Medika Krikilan Banyuwangi

Tabel 1.2 menunjukkan jumlah pasien rawat inap yang diperbolehkan pulang serta jumlah berkas yang kembali dan jumlah berkas selesai di assembling oleh petugas. Pengembalian dokumen rekam medis dinyatakan terlambat apabila melebihi batas waktu pengembalian yaitu maksimal 2x24 jam setelah pasien

(4)

keluar dari rumah sakit. Keterlambatan ini akan menghambat pelaksanaan tugas bagian assembling rekam medis yang dapat berdampak pada terhambatnya pelayanan pasien. Bagian assembling memiliki tugas untuk merakit dokumen rekam medis, meneliti isi rekam medis termasuk kelengkapan penulisannya, mengendalikan dokumen rekam medis yang tidak lengkap serta mengendalikan penggunaan formulir rekam medis (Mirfat, 2017).

Gambar 1. 1 Berkas rekam medis yang belum di assembling

Gambar 1.1 adalah tumpukan berkas rekam medis yang belum di assembling oleh petugas assembling. Perakitan berkas rekam medis ini seharusnya diselesaikan sebanyak jumlah berkas kembali perharinya sehingga berkas rekam medis yang belum diselesaikan menjadi menumpuk dan dapat memperlambat pelayanan di unit rekam medis. Kualitas pelayanan penting untuk diperhatikan.

Pelayanan yang berkualitas diperoleh dari kinerja petugas rekam medis yang baik (Ayu Isnaini, 2015).

Menurut Sastrohadiwiryo (2013) mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain tingkat pendidikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka hasil kerja akan lebih baik. Hasil wawancara yang telah diperoleh oleh peneliti terkait keterlambatan pengembalian berkas dan berkas assembling tidak selesai yang berkaitan dengan pendidikan adalah belum adanya pelatihan yang dilakukan rumah sakit. Pelatihan sangat dibutuhkan oleh petugas untuk menunjang pengetahuan yang dimiliki tentang pengembalian berkas dan tugas assembling yang harus diselesaikan. Untuk mendapatkan mutu pelayanan harus dipahami suatu standar pelayanan. Adanya standar operating

(5)

procedure (SOP) / prosedur tetap (Protap), seperti SOP pelayanan kesehatan di dalam gedung puskesmas, SOP posyandu, dan sebagainya dalam analisis lingkungan memiiki kekuatan atau strength (Sutisna, 2011). Hal ini bertujuan agar pelaksanaan pengembalian rekam medis sampai ke bagian filing dapat terlaksana dengan tepat waktu.

Musyawaroh (2016) menyatakan bahwa metode adalah cara kerja yang disusun untuk memberikan petunjuk yang jelas tentang langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menyelesaikan kegiatan. Metode yang tepat akan banyak membantu pekerjaan seorang petugas rekam medis, sehingga akan lebih cepat dalam pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit (Anggraeni, 2013). Hasil studi pendahuluan bahwa belum adanya prosedur yang jelas mengenai perakitan berkas rekam medis atau assembling.

Hasil studi pendahuluan, dapat dirumuskan beberapa faktor penyebab sementara terjadinya keterlambatan pengembalian berkas rekam medis dan penyelesaian tugas assembling. Hal tersebut akan berdampak pada pelayanan kesehatan, sehingga perlu adanya pembenahan dan pembuatan kebijakan untuk menciptakan manajemen rekam medis yang baik agar data dalam dokumen rekam medis dapat terus berkesinambungan.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti menggunakan unsur manajemen 5M untuk menganalisis terjadinya keterlambatan pengembalian berkas rekam medis dan tidak terselesaikannya assembling dengan judul “Analisis Faktor Penyebab Tidak Terselesaikannya Pekerjaan Assembling Unit Rekam Medis Di Rumah Sakit PTPN XII Bhakti Husada Krikilan Banyuwangi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dikemukakan rumusan masalah yaitu “Bagaimana analisis faktor penyebab tidak terselesaikannya pekerjaan assembling Unit Rekam Medis Di Rumah Sakit PTPN XII Bhakti Husada Krikilan Banyuwangi?”

(6)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Sesuai dengan uraian di latar belakang, tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor penyebab tidak terselesaikannya pekerjaan Unit Rekam Medis Di Rumah Sakit PTPN XII Bhakti Husada Krikilan Banyuwangi.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi faktor Man terhadap tidak terselesaikannya pekerjaan assembling Unit Rekam Medis Di Rumah Sakit PTPN XII Bhakti Husada Krikilan Banyuwangi.

b. Mengidentifikasi faktor Money terhadap tidak terselesaikannya pekerjaan assembling Unit Rekam Medis Di Rumah Sakit PTPN XII Bhakti Husada Krikilan Banyuwangi.

c. Mengidentifikasi faktor Machine terhadap tidak terselesaikannya pekerjaan assembling Unit Rekam Medis Di Rumah Sakit PTPN XII Bhakti Husada Krikilan Banyuwangi.

d. Mengidentifikasi faktor Material terhadap tidak terselesaikannya pekerjaan assembling Unit Rekam Medis Di Rumah Sakit PTPN XII Bhakti Husada Krikilan Banyuwangi.

e. Mengidentifikasi faktor Method terhadap tidak terselesaikannya pekerjaan assembling Unit Rekam Medis Di Rumah Sakit PTPN XII Bhakti Husada Krikilan Banyuwangi.

f. Memprioritaskan faktor penyebab tidak terselesaikannya pekerjaan assembling Unit Rekam Medis Di Rumah Sakit PTPN XII Bhakti Husada Krikilan Banyuwangi.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teroritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai faktor penyebab tidak terselesaikannya pekerjaan di unit rekam

(7)

medis, serta juga diharapkan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan yang secara teoritis dipelajari di bangku perkuliahan.

1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Rumah Sakit

Hasil peneliti ini dapat menjadi masukan bagi rumah sakit sehingga dapat meminimalisir kejadian tidak terselesaikannya pekerjaan unit rekam medis.

2. Bagi Politeknik Negeri Jember

Menambah keilmuan di lingkungan Politeknik Negeri Jember dan sebagai bahan referensi penelitian di bidang analisis pekerjaan petugas rekam medis di masa yang akan datang.

3. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama kuliah serta dapat membantu menganalisis permasalahan yang ada di rumah sakit tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

7.4.4 Kepala LPPM menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada periode Pelaporan Hasil Pengabdian kepada masyarakat berikutnya.. Bidang Pengabdian kepada masyarakat

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan

Logo merupakan lambang yang dapat memasuki alam pikiran/suatu penerapan image yang secara tepat dipikiran pembaca ketika nama produk tersebut disebutkan (dibaca),

Seperti halnya dengan pengetahuan komunikasi terapeutik perawat, kemampuan perawat yang sebagian besar pada kategori cukup baik tersebut kemungkinan karena adanya

Penelitian yang dilakukan di TK AndiniSukarame Bandar Lampung betujuan meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan melalui media gambar pada usia

Ketersediaan informasi lokasi rumah sakit, fasilitas dan layanan yang tersedia di rumah sakit dan tempat kejadian dapat tersedia secara jelas dan terkini sehingga penentuan