Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan komplikasi dari memburuknya penyakit demam berdarah. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu jenis penyakit demam akut yang disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus yang dikenal dengan nama Virus Dengue, dengan serotipe yaitu Den-1, Den-2, Den-3 dan Den-4. . ditandai dengan demam yang berlangsung 2 sampai 7 hari tanpa sebab yang jelas, lemas, lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai tanda pendarahan pada kulit berupa bercak darah (Hermayudi, Ariani, 2018).
Kriteria Klinis Demam berdarah Dengue
Demam akut dengan gejala tidak spesifik, anoreksia, lemas, nyeri punggung, nyeri sendi dan kepala. Menurut Herayudi 2017, pembesaran hati umumnya dapat ditemukan pada awal penyakit, bervariasi mulai dari hanya teraba hingga 2-4 cm di bawah tulang rusuk kanan.
Pencegahan Penyakit Demam berdarah Dengue
Segera tutup semua lubang sampah yang mungkin menampung air. e) Memasang kawat anti nyamuk di seluruh ventilasi rumah. Pencegahan ini dimaksudkan untuk mencegah kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) dan melakukan rehabilitasi.
KONSEP PONDOK PESANTREN
- Pengertian Pondok Pesantren
- Bentuk-bentuk Pondok Pesantren
- Fungsi Pondok Pesantren
- Karakteristik Pondok Pesantren
- Ciri-ciri Pondok Pesantren
- Fasilitas Kesehatan Pondok Pesantren
- Jadwal Kegiatan Harian Pondok Pesantren
Pondok pesantren yang menyelenggarakan pendidikan Al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama Islam, yang kegiatan pendidikan dan pendidikannya telah berlangsung sejak awal pertumbuhannya. Pondok Pesantren Khalafiyah adalah pondok pesantren yang selain menyelenggarakan kegiatan pondok pesantren juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (saluran sekolah), baik saluran sekolah dasar (SD, SMP, SMA atau Perguruan Tinggi), maupun saluran sekolah. dengan ciri-ciri agama Islam (MI, MTs, MA atau MAK).
KONSEP ANAK USIA SEKOLAH
Pengertian Anak Usia Sekolah
Perkembangan Anak Usia Sekolah
Anak mampu mengelompokkan fakta, anak mampu berpikir abstrak dan memecahkan masalah secara nyata dan sistematis (Ridha HN, 2014). Perkembangan ini dapat menjadikan anak mampu memikirkan bagaimana pencegahan penyakit dapat dilakukan dan anak dapat melaksanakannya.
Program Usaha Kesehatan Anak Usia Sekolah
Kegiatan pelayanan kesehatan, yang meliputi pendidikan kesehatan dan pelatihan pemberian pelayanan kesehatan, kegiatan preventif (kegiatan meningkatkan daya tahan tubuh, kegiatan memutus rantai penularan penyakit dan kegiatan menghentikan penyakit sejak dini sebelum terjadi kelainan), pengobatan dan kegiatan restoratif (kuratif dan rehabilitasi) berupa kegiatan untuk mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera agar dapat tampil maksimal. Pengembangan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat dilaksanakan agar sekolah atau pesantren tersebut menjadi lembaga pendidikan yang dapat menyelenggarakan proses belajar mengajar secara berkesinambungan yang mampu meningkatkan kesadaran, kemampuan dan keterampilan peserta didik untuk mewujudkan prinsip-prinsip a. hidup Sehat.
KONSEP JUM’AT BERSIH
Definisi Jum’at Bersih
Tujuan Jum’at Bersih
Kegiatan Jum’at Bersih di Pondok Pesantren
Dalam studi kasus ini informasi yang diperoleh dan digali adalah Gerakan Jumat Agung untuk pencegahan penyakit demam berdarah pada anak usia sekolah di Pondok Pesantren Babusalam Malang. Fokus studi kasus dalam penelitian ini adalah Gerakan Jumat Agung Pencegahan DBD pada Anak Usia Sekolah di Pondok Pesantren Babusalam Malang. Perilaku pencegahan penyakit demam berdarah dengue merupakan kegiatan subjek penelitian dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan dalam upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengue selama tinggal di Pondok Pesantren Babusalam Malang setelah diberikan edukasi tentang pencegahan penyakit demam berdarah dan melaksanakan Gerakan Jumat Agung.
Metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aspek perilaku gerakan Jumat Bersih dalam rangka pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), yaitu pengetahuan tentang gerakan Jumat Bersih (manfaat, tujuan dan kegiatan), sikap atau perilaku subjek dalam melakukan gerakan Jumat Bersih. grup. melaksanakan Gerakan Jumat Bersih untuk mencegah penyakit demam berdarah (lakukan 3M plus, membuang sampah pada tempatnya, tidak tidur pagi dan sore, tidak menggantung pakaian bekas di kamar tidur dan memercikkan rumah potong hewan ke tempat penampungan air bersih). 2) Observasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara kepada anak usia sekolah tentang Gerakan Jumat Bersih Pencegahan Demam Berdarah Dengue, dan hasil observasi Gerakan Jumat Bersih Pencegahan Demam Berdarah Dengue. Data ini dikumpulkan sebelum dan sesudah sosialisasi dan gerakan Jumat bersih sehingga terlihat adanya perubahan kebersihan lingkungan di Pondok Pesantren Babusalam.
Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti menyimpulkan bahwa Gerakan Jumat Bersih berpengaruh dalam pencegahan penyakit demam berdarah. Pada bab ini, penelitian menyajikan hasil studi kasus mengenai Gerakan Jumat Bersih untuk pencegahan penyakit demam berdarah pada anak usia sekolah di Pondok Pesantren Babusalam yang dilaksanakan pada bulan April – Mei 2019. Setiap subjek diwawancarai mengenai pengetahuan siswa tentang pencegahan DBD, kemudian dilakukan kegiatan Gerakan Jumat Bersih yang bertujuan mencegah DBD dan diamati selama 3 minggu dengan 3 kali pertemuan.
Hasil Penelitian Studi Kasus
Gambaran Umum Lokasi Studi Kasus
Pengumpulan data pada studi kasus ini dilakukan dengan menggunakan wawancara dan observasi pada subjek An.I, An.R, An.S An.A, dimana subjek bersedia dan memenuhi kriteria. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Babusalam Ibtidaiyah yang terletak di seberang Pondok Islam Babusalam, tepatnya di Jalan Hasyim Asyari, Krajan, Banjarejo, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Saat ini Pondok Pesantren mempunyai 12 pegawai yang terdiri dari 2 orang PNS dan 10 orang tenaga honorer yang sebagian diantaranya merupakan pengurus Pondok Pesantren Babusalam.
Jumlah santri pada tahun ajaran 2017/2018 sebanyak 187 santri, dimana sebagian besar santri berasal dari masyarakat sekitar, hanya 23 santri yang tinggal dan belajar di Pondok Pesantren Babusalam. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2019 dengan tahapan sebagai berikut: pertama, peneliti mengurus surat izin penelitian di Politeknik Kesehatan Jurusan Keperawatan Institut Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang, kemudian peneliti bertemu dengan pimpinan Pondok Pesantren Babusalam dan meminta izin untuk melakukan penelitian di Pondok Pesantren Babusalam, peneliti juga bertemu dengan kepala Pondok Pesantren Babusalam untuk melakukan sosialisasi di kelas 5 dan 6.
Karakteristik Subjek Penelitian
- Data Subjek Studi Kasus 1 : An. I
- Data Subjek Studi Kasus 2 : An. R
- Data Subjek Studi Kasus 3 : An. S
- Data Subjek Studi Kasus 4 : An. A
Kenakan sarung sebagai selimut saat tidur malam dan jangan sekali-kali menggunakan lotion pengusir nyamuk. R mengatakan, dia membuang sampah di depan kamar, memasukkannya ke dalam kantong plastik dan membuangnya ke tempat sampah setiap malam. S mengaku tidak mengetahui penyakit demam berdarah dengue dan tidak pernah ada edukasi atau kesadaran mengenai penyakit tersebut.
S mengatakan, untuk sementara dia membuang sampah ke tempat sampah tanpa penutup di depan kamar dan membuangnya ke tempat sampah setiap malam. Saat tidur malam, kenakan sarung yang berfungsi sebagai selimut dan jangan pernah menggunakan losion pengusir nyamuk. Salah satu alasan memilih bersekolah di Pondok Pesantren Babusalam adalah karena dekat dengan rumah dan biaya bulanannya murah.
A mengaku tidak tahu apa-apa tentang Demam Berdarah Dengue karena tidak pernah ada edukasi atau edukasi mengenai penyakit tersebut. A mengatakan, untuk sementara ia membuang sampah ke tempat sampah tanpa tutup di depan kamar dan membuangnya ke tempat sampah setiap malam. A bermain dengan teman sekamarnya, tidur dengan selimut pada malam hari dan tidak pernah menggunakan lotion pengusir nyamuk.
Data Khusus Subjek Studi
- Subjek Studi Kasus I
- Subjek Studi Kasus 2
- Subjek Studi Kasus 3
- Subjek Studi Kasus 4
Non Verbal An.i dibiasakan tidur sambil mengantri mandi...dibiasakan tidak tidur pagi dan malam. Verbal Subyek mengatakan alasan pengurasan bak mandi seminggu sekali adalah untuk mencegah tumbuhnya jentik nyamuk. b) Penutup. Non-verbal Kendala dalam studi kasus ini adalah penutupan tangki air (bak) karena bak yang ada berukuran besar sehingga tidak memungkinkan untuk ditutup.
Saya bilang, fungsi olah raga sehat di pagi hari adalah...sehat dan semangat. a) Kuras bak mandi tidak lebih dari sekali seminggu. Verbal Subjek mengatakan alasan mengapa bak mandi dikosongkan seminggu sekali adalah dua kali seminggu agar tidak ada jentik nyamuk. R bisa membiasakan diri memasukkan pakaian kotornya ke dalam karton dan menaburkan bubuk abatin setelah menguras bak mandi.
S bisa membiasakan diri memasukkan pakaian kotornya ke dalam kardus dan menaburkan bedak abate setelah menguras bak mandi. Non-verbal Kendala dalam studi kasus ini adalah menutup tempat penampungan air (mandi) karena bak mandi yang ada sudah besar sehingga tidak memungkinkan untuk ditutup. lisan sebuah. A mempunyai kebiasaan memasukkan pakaian kotornya ke dalam kotak kardus, dan menaburkan bedak setelah menguras bak mandi.
Pembahasan
Peningkatan pengetahuan responden terlihat dari jawaban subjek tentang cara pencegahan penyakit demam berdarah, apa itu gerakan Jumat Bersih, manfaat gerakan Jumat Bersih, tujuan gerakan Jumat Bersih, kegiatan yang dilakukan pada Jumat Bersih. gerakan, dimana subjek dapat merespon dengan Benar. Hasil observasi mengenai gerakan pencegahan demam berdarah dengue dilakukan sebanyak tiga kali untuk mengetahui pelaksanaan gerakan Jumat bersih yang tepat untuk mencegah penyakit demam berdarah. Pada kunjungan pertama saya menunjukkan sikap yang kurang dalam mencegah penyakit demam berdarah, hal ini dibuktikan dengan subjek masih sering menggantungkan pakaian kotor di kamar dan sering tidur pada pagi dan sore hari.
Dengan adanya gerakan Jumat Bersih, materi tersebut dapat dijadikan sebagai pengalaman dan program pelatihan untuk mencegah penyakit demam berdarah. Setelah dilakukan penyuluhan dan evaluasi, subjek rutin menaburkan bubuk pendingin setiap kali mengosongkan bak mandi pada kunjungan kedua dan selanjutnya. Menurut Kementerian Agama Kalimantan Timur (2015), Jumat Bersih dapat mengubah perilaku atau kebiasaan hidup bersih dan dapat mengarah pada pola hidup sehat di setiap tempat kerja.
Gerakan Jumat Bersih yang dilaksanakan di Pemerintah Daerah Kabupaten Pontianak (2010) mencerminkan kebersihan lingkungan serta perilaku dan gaya hidup masyarakat. Menurut Pondok Pesantren Al-mansyur Darunajjah Serang Banten (2018), Gerakan Jumat Bersih dilaksanakan untuk melatih santri dan santri belajar peka terhadap kegiatan lingkungan hidup, antara lain kerjasama, gotong royong dan rasa memiliki terhadap lingkungannya. rumah dan sekitarnya. Gerakan Jumat Bersih yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Muhammadiyah-Bumiayu (2016), keindahan lingkungan hendaknya diperhatikan dalam pendidikan bagi para santri, berdasarkan keadaan individu santri, kebiasaan dalam menjaga kebersihan baik secara individu maupun lingkungan sekitar akan mempengaruhi kehidupannya. agar peserta didik membiasakan menjaga kebersihan.
Kesimpulan
Bagi masyarakat Pondok Pesantren
Bagi Petugas Kesehatan
Bagi Institusi Pendidikan
Bagi Peneliti Selanjudnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti karakteristik responden ditinjau dari media informasi tentang DBD di masyarakat untuk memberikan gambaran yang jelas tentang media informasi yang efektif dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang DBD. .
DAFTAR RUJUKAN
Kementerian Agama Republik Indonesia, Analisis Statistik Pendidikan Islam 2011. http://pendis.kemenag.go.id/file/document/pontrenalysis.pdf) Diakses pada 9 November 2018. Pesantren Muhammadiyah 2016 Solusi Alternatif Jumat Bersih MBS Bumiayu Santri (online), (https://mbs - bumiayu .sch.id aktivitas-jumat-bersih-dan-sehat/). Seri pesantren dan masalah sanitasi. online) (http://Publichealth-journal.helpingpeopleideas.com) diakses 11 November 2018.
Program Dokter Kecil sebagai upaya meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa usia sekolah dasar.