• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan Dbd Pada Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan Dbd Pada Anak"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN DBD PADA ANAK LAPORAN PENDAHULUAN DBD PADA ANAK KONSEP DASAR

KONSEP DASAR 1.

1. PengertianPengertian

Demam berdarah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue Demam berdarah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (Suriadi, (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (Suriadi, 2006 : 57). Menurut (Nelson, 2000, Vol 2 : 1134) Demam berdarah adalah suatu penyakit 2006 : 57). Menurut (Nelson, 2000, Vol 2 : 1134) Demam berdarah adalah suatu penyakit demam berat yang sering mematikan, disebabkan oleh virus, ditandai oleh permeabilitas demam berat yang sering mematikan, disebabkan oleh virus, ditandai oleh permeabilitas kapiler, kelainan hemostaksis dan pada kasus berat, sindrom syok kehilangan protein.

kapiler, kelainan hemostaksis dan pada kasus berat, sindrom syok kehilangan protein.

Sedangkan menurut (Rasyid, 2012 : 3) Demam berdarah dengue (DBD), adalah Sedangkan menurut (Rasyid, 2012 : 3) Demam berdarah dengue (DBD), adalah  penyakit infeksi

 penyakit infeksi yang disebabkan yang disebabkan oleh oleh virus dengue virus dengue dengan manifestasi dengan manifestasi klinis klinis demam, nyeridemam, nyeri otot, dan atau nyeri sendi yang disertai penurunan dari sel darah putih, adanya bercak otot, dan atau nyeri sendi yang disertai penurunan dari sel darah putih, adanya bercak kemerahan

kemerahan di kulit, pembesaran di kulit, pembesaran kelenjar getah bening, penurunkelenjar getah bening, penurunan jumlah trombosit danan jumlah trombosit dan kondisi terberat

kondisi terberat adalah perdarahan dari adalah perdarahan dari hampir seluruh jahampir seluruh jaringan tubuh. ringan tubuh. Kesimpulan dariKesimpulan dari uraian diatas, Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan suatu penyakit yang disebabkan uraian diatas, Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes oleh Virus Dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan ditandai dengan demam yang disertai menifestasi perdarahan dan bisa Aegypti dan ditandai dengan demam yang disertai menifestasi perdarahan dan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.

menyebabkan kematian pada penderitanya. 2.

2. EtiologiEtiologi

Menurut Suriadi (2006 : 57) demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh Virus Menurut Suriadi (2006 : 57) demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh Virus dengue sejenis arbovirus. Arbovirus adalah kependekan dari Arthropod Borne Virus, dengue sejenis arbovirus. Arbovirus adalah kependekan dari Arthropod Borne Virus, merupakan golongan virus penyebab penyakit yang ditularkan oleh vektor/binatang merupakan golongan virus penyebab penyakit yang ditularkan oleh vektor/binatang kelompok Arthropoda antara lain nyamuk.

kelompok Arthropoda antara lain nyamuk. 3.

3. PatofisiologiPatofisiologi

Infeksi virus dengue, akan mengeluarkan toksin, reaksi imunologis, trombositoposis Infeksi virus dengue, akan mengeluarkan toksin, reaksi imunologis, trombositoposis destruksi trombosit dalam darah naik. Saat virus mengeluarkan toksin dapat melepaskan destruksi trombosit dalam darah naik. Saat virus mengeluarkan toksin dapat melepaskan

(2)

 pirogen ke dalam darah yang menstimulasi pusat termoregulasi (Hipothalamus) dan mengirim impuls ke pusat vasomotor sehingga menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Dari  peningkatan suhu tubuh tersebut terjadi kesalahan interpretasi dan mukosa mulut/lidah kotor

dan tidak nyaman.

Kesalahan interpretasi tersebut dikarenakan kurang pengetahuan dan membutuhkan hospitalisasi sehingga menyebabkan ansietas (kecemasan), sedangkan dari mukosa yang kotor menyebabkan mual muntah atau anoreksia sehingga intake nutrisi tidak adekuat yeng kemudian bisa terjadi penurunan daya tahan tubuh dan beresiko terjadi infeksi, sementara  perubahan nutrisi bisa terjadi dan kondisi tubuh dapat melemah selanjutnya akan terjadi

intoleransi aktivitas.

Reaksi imunologis menyebabkan permeabilitas vaskuler meningkat dan dapat terjadi ekstraksi cairan yang menimbulkan kebocoran plasma yaitu hemokonsentrasi, hipoproteinuria, efusi pleura, serta acites. Kemudian hipovolemia yang terjadi dapat menyebabkan hipotensi dan vasodilatasi arteri sehingga kulit menjadi panas dan terjadi  peningkatan penguapan cairan tubuh yang berujung pada deficit volume cairan tubuh.

Sedangkan dari kerusakan trombosit, agregasi trombosit akan meningkat sehingga terjadi trombositopenia yang menyebabkan menurunnya faktor koagulasi akan memanifestasikan perdarahan ringan

 – 

 berat yang beresiko terhadap perdarahan lebih lanjut sehingga vaskositas darah menurun dan dapat terjadi perdarahan dan suplai O2 dalam zat makanan ke dalam tubuh menurun yang menyebabkan penumpukan asam laktat dalam otak dan sendi yang berujung pada nyeri yang akut.

4. Klasifikasi demam berdarah dengue

Menurut Suriadi, (2006 : 60) klasifikasi demam berdarah dengue adalah :

 Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdahan spontan, uju turniket  positif, Trombositopenia dan hemokonsentrasi

(3)

 Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain  Derajat III : Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin

lembab, gelisah

 Derajat IV : Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur

5. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinik dari demam berdarah menurut Suriadi (2006 : 59) : 1. Demam tinggi selama 5

 – 

 7 hari

2. Perdarahan terutama pada bawah kulit (petechia) 3. Epistaksis, melena, hematuri, dan hematemesis

4. Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, dan konstipasi 5.  Nyeri otot dan tulang sendi, nyeri abdomen dan ulu hati 6. Sakit kepala

7. Pembengkakan sekitar mata

8. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening

9. Tanda-tanda rejantan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, CRT >3 detik, serta nadi cepat dan lemah)

6. Komplikasi

Komplikasi dari demam berdarah dengue menurut Indartoas (2009 : 7) yaitu :

 Perdarahan luas : Karena peningkatan suhu yang tinggi, pecahan-pecahan pembuluh darah terjadi pada sebagian besar tubuh.

 Syok (rejatan) : Rejatan dapat terjadi pada pasien DSS (Dengue Shock Syndrome).  Pleural Effusion : Efusi pleura terjadi disebabkan oleh permeabilitas vaskuler yang

meningkat sehingga menyebabkan ekstrasi cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.  Penurunan kesadaran : Terjadi karena hipovolemia yang hebat sehingga sel darah

(4)

7. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan demam berdarah dengue menurut Suriadi (2006 :59) adalah sebagai berikut :

 Darah lengkap

1. Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih) 2. Trombositopenia (trombosit 100.000/mm³ atau kurang)  Serologi atau Uji HI (Hemoaglutination Inhibition test)  Rontgen Thoraks apakah terdapat efusi pleura

8. Penatalaksanaan umum (medik dan keperawatan)

Penatalaksanaan pada pasien dengan demam berdarah dengue menurut Suriadi, (2006 :60) adalah sebagai berikut :

 Penatalaksanaan medik

1. Pemberian Antipiretik jika terdapat demam 2. Berikan antikoavulsan jika kejang

3. Pemberian terapi IVFD, jika pasien mengalami kesulitan minum dan hematokrit cenderung meningkat

 Penatalaksanaan keperawatan

1. Minum banyak 1,5 sampai 2 L/hari dengan air teh, gula, atau susu,Hal ini karena  pasien dengan DBD beresiko tinggi mengalami kekurangan volume cairan berlebih.

Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan.

2. Meningkatkan perfusi jaringan adekuat,Mengkaji dan mencatat tanda-tanda vital (kualitas dan frekuensi denyut nadi, tekanan darah, CRT)

3. Memberikan nutrisi secara adekuat.Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi

(5)

4. Mensupport koping keluarga yang adaptif.Ijinkan orangtua dan keluarga untuk memberikan respons secara panjang lebar, dan identifikasi faktor yang paling mencemaskan keluarga.

5. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.Ukur tanda-tanda vital : suhu dan ajarkan keluarga dalam mengukur suhu tubuh. Suhu tubuh normal 360C sampai 370C

(6)

Nyamuk membwa virus dengue Virus masuk ke tubuh manusia Terbentuk kompleks antigen-antibodi aktivasi system komplemen C3 dan C5 dan

akan mele askan C3a dan C5a

melepaskan histamin Melepaskan prostaglandin Peningkatan permeabilitas PD kapiler

Peningkatan plasma merembes ke luar vaskuler

Resti Kekurangan cairan

Merangsang hipotalamus Hipertermi Agregasi trombosit Trombositopenia Resiko erdarahan Masuk ke hati

Cairan merembes ke pleura Kerja paru-paru terganggu

Penumpukan sputum Jalan napas tidak efektif Virus berkembang biak

Hepatomegali Perut terasa penuh

Tidak nafsu makan

Resti Kebutuhan nutrisi kuran dari kebutuhan

Peregangan selaput hati

Nyeri

Nyamuk membwa virus dengue Virus masuk ke tubuh manusia Terbentuk kompleks antigen-antibodi aktivasi system komplemen C3 dan C5 dan

akan mele askan C3a dan C5a

melepaskan histamin Melepaskan prostaglandin Peningkatan permeabilitas PD

Peningkatan plasma merembes ke luar vaskuler

Kekurangan volume cairan

Merangsang hipotalamus Hipertermi Agregasi trombosit Trombositopenia Resiko erdarahan Masuk ke hati

Cairan merembes ke pleura Kerja paru-paru terganggu

Penumpukan sputum Jalan napas tidak efektif Virus berkembang biak

Hepatomegali Perut terasa penuh

Tidak nafsu makan

Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

Peregangan selaput hati

(7)

Nyamuk membwa virus dengue Virus masuk ke tubuh manusia Terbentuk kompleks antigen-antibodi aktivasi system komplemen C3 dan C5 dan

akan mele askan C3a dan C5a

melepaskan histamin Melepaskan prostaglandin Peningkatan permeabilitas PD

Peningkatan plasma merembes ke luar vaskuler

Kekurangan volume cairan

Merangsang hipotalamus Hipertermi Agregasi trombosit Trombositopenia Resiko erdarahan Masuk ke hati

Cairan merembes ke pleura Kerja paru-paru terganggu

Penumpukan sputum Jalan napas tidak efektif Virus berkembang biak

Hepatomegali Perut terasa penuh

Tidak nafsu makan

Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

Peregangan selaput hati

Nyeri

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan A. Pengkajian

Pengkajian keperawatan DBD menurut Suriadi, (2006 : 59) yaitu :

 Mengkaji riwayat keperawatan

1. Riwayat adanya penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena penyakit DBD adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aigepty.

 Pemeriksaan fisik

1. Peningkatan suhu tubuh 2. Kaji tanda-tanda perdarahan 3. Mual-muntah

4. Anoreksia 5.  Nyeri ulu hati

(8)

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan A. Pengkajian

Pengkajian keperawatan DBD menurut Suriadi, (2006 : 59) yaitu :  Mengkaji riwayat keperawatan

1. Riwayat adanya penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena penyakit DBD adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aigepty.

 Pemeriksaan fisik 1. Peningkatan suhu tubuh 2. Kaji tanda-tanda perdarahan 3. Mual-muntah

4. Anoreksia 5.  Nyeri ulu hati

6.  Nyeri otot dan sendi

7. Tanda-tanda rejatan seperti denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran.

B. Diagnosa keperawatan dan Rencana Keperawatan 1. Hipertermia b.d proses inflamasi

2. Perubahan perfusi jaringan perifer b.d perdarahan

3. Kekurangan volume cairan b.d intake yang tidak adekuat dan diaphoresis 4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah, anoreksia 5. Resiko terjadi perdarahan berulang b.d tromobositopenia

6. Resiko Syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan,  pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler

(9)

C. Rencana Keperawatan

1. Hipertermia b.d proses inflamasi

Tujuan : Anak menunjukkan temperatur tubuh dalam batas normal

Intervensi :

1. Pantau TTV klien 2. Observasi suhu

3. Kaji saat timbul demam

4. Anjurkan keluarga untuk kompres hangat klien 5. Berikan antipiretik

6. Ajarkan pada orang tua cara mengukur suhu tubuh anak

Rasional :

1. Membantu mengetahui keadaan klien 2. Mengetahui tingkat suhu tubuh klien

3. Membantu untuk menentukan intervensi selanjutnya

4. Kompres berguna untuk mengeluarkan panas dalam tubuh 5. Terapi yang adekuat dapat menurunkan demam

6. Agar orang tua dapat memonitor suhu anak secara mandiri

(10)

Tujuan : Agar tidak terjadi perdarahan terutama pada bawah kulit

Intervensi :

1. Mengkaji dan mencatat tanda-tanda vital (kualitas, frekuensi denyut nadi, tekanan darah, dan CRT)

2. Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ekstremitas (suhu, kelembaban, dan warna) 3. Menilai kemungkinan terjadinya kematian jaringan pada ekstremitas sepert dingin,

nyeri, pembengkakan kaki

4. Pantau frekuensi irama jantung, perhatikan distritmia 5. Perhatikan kualitas atau kekuatan dari denyut perifer 6. Kaji kulit terhadap perubahan warna, suhu, kelembaban

7. Kolaborasi :Berikan cairan parental (rujuk pada DK : kekurangan volume cairan) Rasional

1. Tanda-tanda vital seperti tekanan darah rendah, nadi lemah, frekuensi cepat, dan CRT >3 detik dapat menunjukkan terjadinya perdarahan

2. Suhu rendah, kulit kering, dan warna sianosis menunjukkan terjadinya perubahan  perfusi jaringan perifer yang tidak adekuat

3. Kematian jaringan dapat diketahui dengan pemeriksaan pada jaringan seperti suhu, ada nyeri atau tidak, serta adakah pembengkakan pada kaki atau ekstr emitas lain

4. Bila terjadi takikardia mengacu pada stimulasi sistem sekunder, sistem saraf simpatis untuk menekankan respons dan untuk menggantikan kerusakan pada hipovolemia dan hipertensi

5.  Nadi dapat menjdai lemah atau lambat karena hipotensi terus menerus, penurunan curah jantung

(11)

6. Mekanisme kompensasi dari pasodilatasi menyebabkan kulit hangat, merah muda kering

7. Untuk mempertahankan perfusi jaringan sejumlah besar cairan mungkin dibutuhkan untuk mendukung volume sirkulasi

 Resiko kekurangan volume cairan b.d intake yang tidak adekuat dan diaphoresis

Tujuan : Keseimbangan cairan dapat dipertahankan yang ditandai dengan : Turgor kulit elastis dan membran mukosa lembab

Intervensi :

1. Observasi kesadaran, suhu, nadi, TD, penatalaksanaan

2. Kaji tanda dan gejala yang kurang volume cairan (selaput mukosa kering, haus,  produksi urine menurun)

3. Monitor dan catat cairan masuk dan keluar

4. Jelaskan pada klien/ keluarga upaya untuk menambah volume cairan 5. Beri minum yang cukup dan jelaskan dengan cairan infuse

6. Kolaborasi : pemberian cairan perantal (RL/asering) Rasional

1. Mengetahui keadaan umum klien

2. Mengetahui seberapa banyak volume cairan yang dibutuhkan

3. Agar dapat mengetahui seberapa jauh dari cairan yang kurang atau keluar 4. Untuk mempertahankan kesimbangan cairan

5. Agar cairan dapat terpenuhi

6. Untuk mempertahankan cairan yang ada didalam tubuh

(12)

Tujuan : Anak menunjukkan tanda-tanda kebutuhan nutrisi yang adekuat Intervensi :

1. Timbang BB sesuai kebutuhan

2. Identifikasi makanan yang disukai pasien 3. Pertahankan kebersihan mulut klien 4. Anjurkan keluarga untuk makan bersama

5. Anurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan tekhnik kecil tapi sering

6. Kolaborasi :Pemberian suplemen vitamin, antiemetic nutrisi parental

Rasional

1. Indikator kebutuhan nutrisi atau pemasukan yanga adekuat 2. Untuk mengidentifikasi makanan yang disukai klien

3. Kebersihan mulut dapat meningkatkan nafsu makan

4. Untuk meningkatkan nafsu makan klien keluarga itu sangat diperlukan 5. Dengan makan sedikit tapi sering dapat memenuhi kebutuhan nutrisi 6. Membantu dalam pemenuhan nutrisi pada klien dan mempertahankannya

 Resiko terjadi perdarahan berulang b.d trombositopenia

Tujuan : Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan lebih lanjut dan jumlah `Intervensi :

1. Observasi suhu, tekanan darah, nadi, pernapasan, dan kesadaran 2. Monitor jumlah cairan yang masuk dan keluar

3. Perhatikan keluhan pusing, lemah dan nyeri perut

(13)

5. Monitor trombosit setiap hari

6. Anjurkan klien untuk banyak istirahat

7. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga untuk melaporkan jika ada tanda  perdarahan seperti : hematemesis, melena, dan epistaksis

8. Antisipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara kebersihan mulut, berikan tekanan 5 sampai 10 menit setiap selesai a mbil darah

9. Berikan infus RL/asering 10. Berikan obat sesuai indikasi Rasional

1. Mengetahui seberapa jauh perdarahan yang muncul 2. Menanggulangi resiko perdarahan terulang kembali 3. Mengetahui seberapa jauh syok yang diderita klien

4. Penurunan trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis seperti : petiki, epistaksis

5. Dengan trombosit yang dipantau setiap hari dapat diketahui tingkat kebocoran  pembuluh darah dan kemungkinan perdarahan yang dialami pasien

6. Aktifitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan

7. Keterlibatan pasien dan keluarga dapat membantu untuk penanganan dini bila terjadi  perdarahan

8. Mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut 9. Menanggulangi terjadinya syok kembali

10. Pemberian obat seperti antibiotik dapat mengurangi terjadinya perdarahan berulang  Resiko Syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan,

pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.

(14)

Intervensi :

1. Monitor keadaan umum pasien

2. Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebih

3. Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan jika terjadi  perdarahan

4. Kolaborasi : Pemberian cairan intravena

5. Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, trombosit Rasional :

1. Untuk memonitor kondisi pasien selama perawatan terutama saat terdi perdarahan. Perawat segera mengetahui tanda-tanda presyok /syok.

2. Perawat perlu terus mengobaservasi vital sign untuk memastikan tidak terjadi presyok / syok.

3. Dengan melibatkan psien dan keluarga maka tanda-tanda perdarahan dapat segera diketahui dan tindakan yang cepat dan tepat dapat segera diberikan

4. Cairan intravena diperlukan untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh secara hebat. 5. Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien dan untuk

acuan melakukan tindakan lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

 Hidayat, Aziz Alimul.(2008). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba

(15)

  Nelson. (2000).ilmu kesehatan anak.edisi 15 vol 2 Jakarta: EGC

 Rasyid. (2012). Demam Berdarah. diakses pada tanggal 3 Juli 2013 dalam web ttp://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/01/20/demam-berdarah-haruskah-kita-kembali-menjadi-nomor-satu-di-asean/

 Soedarto. (2012). Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Salemba Medika

 Suriadi. (2006). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto  Wong, D.L. (2004). Keperawatan Pediatric, (Edisi 4) Jakarta, EGC

Referensi

Dokumen terkait

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue (DENV-1, DENV-2, DENV-3, DENV-4), dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot, dan

Masih adanya kasus demam berdarah dengue (DBD) di kota Surakarta. menunjukan bahwa demam berdarah dengue (DBD) masih

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan mulai dilaporkan pada tahun 2005 dan setiap penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan tahunnya cenderung meningkat.. Pada

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui nyamuk Aedes dan ditandai dengan demam mendadak 2 – 7 hari

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan disebarluaskan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus..

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebut juga Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dengan

Definisi  Demam dengue atau DF dan demam berdarah dengue atau DBD dengue hemorrhagic fever disingkat DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi