LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
PENANGANAN KEPERAWATAN DASAR PADA KLIEN An. ADENGAN DHF (DENGUE HEMORRHAGIC FEVER)
PADA TANGGAL 15 S/D 16 JULI 2022DI KLINIK
CITAMA CITAYAM
Disusun Oleh : NAJWA NABILA NISN : 0052074215
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KESEHATAN LOGOSJL.RAYA BOJONGGEDE NO 53
PABUARAN BOGOR
2022/2023
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan praktik kerja industri dengan judul Penanganan Keperawatan Dasar pada Klien An, A dengan DHF (Dengue Hemorrhagic fever) pada tanggal 15 Juli 2022 di Klinik Citama Gaveri yang telah diuji dan disetujui oleh pembimbing akademik pelaksana praktik kerja industry Sekolah
Menengah
Kejuruan Kesehatan Logos kompetensi asisten keperawatan.
Bogor, Agustus 2021
Kepala Program Keperawatan Penguji Pembimbing Lapangan
Denti Turnip, S.Kep, Ners Denti Turnip, S.Kep, Ners
Mengetahui,
Kepala SMK Kesehatan Logos
Arief Ganda Very Purba, S.si
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya. Sehingga penulis berhasil menyelesaikan laporan praktik keperawatan yang berjudul ―DHF (Demam Hemorrhagic Fever)‖
ini tepat pada waktunya.
Laporan ini berisi penanganan dasar keperawatan pada pasien An. A dengan DHF (Demam Hemorrhagic Fever), diharapkan laporan ini dapat memberikan pengetahuan atau menambah pengetahuan untuk kita semua dalam penyakit DHF (Demam Hemorrhagic Fever).
Ucapan terima kasih pun penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Arief Ganda Very Purba, S.Si selaku Kepala Sekolah SMK Kesehatan LOGOS.
2. Ibu Denti Turnip S.Kep., Ners selaku Kepala Program Studi Keperawatan SMK Kesehatan LOGOS.
3. Bapak Dr. Tri Boy Panjaitan selaku direktur Klinik Citama Grub
4. Ibu Susi Berliana Damanik A.Md.Keb Selaku pimpinan Klinik Citama Citayam.
5. Ibu Denti Turnip,S.Kep.,Ners selaku Pembimbing lapangan SMK Kesehatan LOGOS.
6. Ibu Rosmauli Sihotang, S S selaku Wali Kelas XII Keperawatan 2.
7. Orang tua kandung penulis, Bapak Anton dan Ibu Asiah. Terima kasih karena telah merawat, mendidik serta mendukung penulis selama penyusunan laporan ini.
8. Teman-teman penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung penulis dalam membuat laporan ini.
Demikian yang dapat diucapkan oleh penulis. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai usaha kita. Amin
Bogor, Agustus 2022
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
BAB I PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan Penulisan ... 2
C. Sistematika Penulisan ... 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 3
A. Konsep Dasar Penyakit...3
1. Definisi...3
2. Etiologi...3
3. Manifestasi Klinis...4
4. Pemeriksaan Diagnostik...4
5. Penatalaksanaan Medis...5
B. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia (Hirearki Maslow)...5
BAB III TINJAUAN KASUS...10
A. Pengkajian...10
1. Identitas Pasien...10
2. Riwayat Keperawatan...10
3. Pemeriksaan Fisik...15
4. Pemeriksaan Penunjang...20
5. Penatalaksanaan Medis...21
B. Analisa Data dan Masalah Keperawatan...21
C. Intervensi/Rencana Tindakan Keperawatan...23
D. Implementasi/Pelaksanaan Tindakan Keperawatan...25
E. Evaluasi Data...30
BAB IV PENUTUP ... 33
A. Kesimpulan ... 33
B. Saran ... 33
DAFTAR PUSTAKA...35
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pola Kebiasaan...12
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Penunjang...20
Tabel 3. Analisa Data dan Masalah Keperawatan...21
Tabel 4. Rencana Tindakan...23
Tabel 5. Pelaksanaan Tindakan...25
Tabel 6. Evaluasi Data...30
vi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional), yakni Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam dunia pendidikan, terutama untuk siswa SMK mengenal dunia usaha adalah hal yang sangat penting untuk bekal dalam masa yang akan datang agar siswa-siswi mempunyai keterampilan, wawasan, dan kepribadian yang mampu menyesuaikan pada kondisi dunia kerja yang sebenarnya.
Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) adalah pola penyelenggaraan kegiatan pembelajaran melalui jalur pendidikan luar sekolah (Dunia Industri/ Dunia Usaha) yang relevan dengan bidang keahlian yang dipilih. Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dalam memberikan pelayanan dasar keperawatan bagi siswa-siswi SMK Kesehatan LOGOS. Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) yang dilaksanakan selama 60 hari.
Penyakit DHF (Dengue hemmoragic fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ketubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypti betina. Penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan Demam Berdarah Dengue dan merupakan salah satu penyakit berbahaya di Indonesia. Penyakit DHF nyaris banyak di temukan
2
pada seluruh belahan dunia terutama pada negara- negara yang beriklim tropis dan sub tropis sebagai penyakit endemik. (Cahyono, 2010).
Penanggulangan demam berdarah secara umum di tujukan pada pemberantasan rantai penularan dengan memusnahkan pembawa virusnya (vektornya) yaitu nyamuk Aedes Aegypty dengan memberantas sarang perkembangbiakannya yang umunya ada diair bersih yang tergenang di permukaan tanah maupun di tempat- tempat penampungan air, melakukan program 3M ( menutup, menguras, mengubur) (WHO2004)
WHO memperkirakan jumlah yang beresiko terkena infeksi DBD lebihdari 2,5 milyar orang terutama penduduk yang tinggal di daerah tropis dan subtropis dengan perkiraan 500.000 orang memerlukan rawat inap setiap tahunnya dan 90% dari penderitanya adalah anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun. Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam dengue tiap tahun (WHO, 2011).
Tahun 2014, tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggal dunia.
Angkatersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yakni tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871 penderita (Kemenkes RI, 2015)
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk dijadikan laporan praktik kerja industri Studi Kasus dengan judul ―Asuhan Keperawatan pada An. A dengan masalah DHF (Demam Hemorrhagic Fever) di Klinik Citama Gaveri‖.
3 B. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Siswa dapat memahami dan mampu berfikir secara logis dan ilmiah dalam memberikan asuhan keperawatan, pada pasien DHF (Demam Hemorrhagic Fever) dengan menggunakan pendekatan management keperawatan secara benar, tepat dan sesuai standar keperawatan profesional.
b. Tujuan Khusus
Siswa dapat menjelaskan
1) Definisi DHF (Demam Hemorrhagic Fever) 2) Etiologi
3) Manisfestasi Klinis 4) Pemeriksaan Diagnostik 5) Penatalaksanaan Medis 6) Evaluasi
C. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN :Latar Belakang, Tujuan Penulisan dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI :Definisi, Etiologi, Manifestasi Klinis, Pemeriksaan Diagnostik dan Penatalaksanaan Medis
BAB III TINJAUAN KASUS :Pengkajian, Analisa Data,
Perencanaan, Penatalaksanaan dan Evaluasi Keperawatan
BAB IV PENUTUP : Kesimpulan dan Saran
4 BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Penyakit 1. Definisi
Demam dengue atau DF dan demam berdarah dengue atau DBD (dengue hemorrhagic fever disingkat DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DHF terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan hemokosentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh. Sindrom renjatan dengue yang ditandai oleh renjatan atau syok (Nurarif & Kusuma 2015).
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut dengan ciri ciri demam manisfestasi perdarahan, dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian.
Puncak kasus DBD terjadi pada musim hujan, yaitu Desember sampai pada Maret. Apabila menemukan kasus DBD harus melapor segera (dalam waktu kurang dari 24 Jam ).
Demam berdarah dengue ( DBD ) atau dengue haemorrhagic fever ( DHF ) disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk dari famili flavividae, yaitu Aedes aegepty,Aedes albopictus, dan beberapa spesies Aedes lainnya. Penyakit ini juga merupakan penyakit virus dengan vektor nyamuk yang paling cepat tersebar penularannya didunia
penyakit demam berdarah dengue ( DBD )
merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya cenderung meningkat dan penyebarannya semakin luas. Penyakit DBD merupakan penyakit menular yang terutama menyerang anak anak
Demam dengue adalah penyakit virus di daerah tropis yang ditularkan oleh nyamuk dan di tandai dengan demam, nyeri kepala, nyeri pada tungkai, dan ruam
2. Etiologi
Virus dengue, termasuk genus Flavivirus, keluarga flaviridae.
Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN- 4. Keempatnya ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 serotipe terbanyak. Infeksi salah satu serotipe akanmenimbulkan antibody terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibody yang terbentuk terhadap serotype lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia (Nurarif & Kusuma 2015).
.Virus dengan serotif 1,2,3 dan 4 yang ditularkan melalui vaktor nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes albopictus, Aedes polynesiensis,dan beberapa spesies lain merupakan vaktor yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan, tetapi idak ada perlindungan terhadap serotipe lain.
virus dengue merupakan anggota dari genus
flavivirus dalam family Flaviviridae, terdiri atas single stranded RNA virus, berdiameter 30 nm, yang dapat berkembang diberbagai tipe nyamuk dan kultur jarigan. Ditemukan juga bahwa virulensidari setiap subtipe berbeda beda, kapasitas untuk menyebabkan penyakit demam berdarah dengue pun berbeda beda.
penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok Arbovirus B, yaitu Arthropod – Borne virus atau virus yang di sebarkan oleh Artropoda. Faktor utama DBD adalah nyamuk Aedes Aegypti ( di daerah perkotaan ) dan Aedes Albopictus ( diaerah perdesaan ). Nyamuk yang menjadi faktor penyakit DBD adalah nyamuk yang menjadi infeksibsaat menggigit manusia yang sedang sakit dan veremia ( terdapat virus dalam darahnya ).
Gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus dengue ( sejenis arbovirus ). Virus dengue ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes Aegypty berkembang biak pada genangan air bersih yang terdapat dalam rumah atau luar rumah
3. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada penderita DHF antara lain adalah (Nurarif
& Kusuma 2015) : a. Demam fever
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua atau lebih manifestasi klinis sebagai berikut:
1) Nyeri kepala 2) Nyeri retro-orbital 3) Myalgia atau arthralgia 4) Ruam kulit
5) Manifestasi perdarahan seperti petekie atauuji bending positif
6) Leukopenia
7) Pemeriksaan serologi dengue positif atau ditemukan DD/DBD yang sudah di konfirmasipada lokasi dan waktu yang sama b. Demam berdarah dengue
Berdasarkan kriteria WHO 2016 diagnosis DHF ditegakkan bila semua hal dibawah ini dipenuhi :
1) Demam atau riwayat demam akut antara 2-7hari, biasanya bersifat bifastik
2) Manifestasi perdarahan yang berupa : a) Uji tourniquet positif
b) Petekie, ekimosis, atau purpura
c) Perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahangusi), saluran cerna, tempat bekas suntikan
d) Hematemesis atau melena 3) Trombositopenia <100.00/ul
4) Kebocoran plasma yang ditandai dengan
a) Peningkatan nilai hematokrit > 20% darinilai baku sesuai umur dan jenis kelamin b)Penurunan nilai hematokrit > 20% setelah pemberian cairan yang adekuat
5) Tanda kebocoran plasma seperti :
hipoproteinemi, asites, efusi pleura.
c. Sindrom syok dengue
Seluruh kriteria DHF diatas disertai dengantanda kegagalan sirkulasi yaitu:
1) Penurunan kesadaran, gelisah 2) Nadi cepat, lemah
3) Hipotensi
4) Tekanan darah turun < 20 mmHg 5) Perfusi perifer menurun
6) Kulit dingin lembab
Demam Berdarah Dengue ( DBD ) biasanyaditandai dengan demam tinggi, fenomena
pendarahan, hepatomegali, dan kegagalan sirkulasi. Demam dengue pada bayi dan anak berupa demam ringan disertai timbulnya ruam makulopapular.Pada anak besar dan dewasa dikenal sindrom trias dengue berupa demam tinggi mendadak, nyeri padaanggota badan ( kepala,bola mata, punggung, dan sendi ), dan timbul ruam makulopopuler. Tanda ini menyertai demam dengue ,yaitu anoreksia, muntah,dan nyeri kepala.
a. Demam tinggi dengan mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari.
b. Manisfestasi perdarahan, termasuk uji banding positif dan bentuk lain ( petekie, purpura, ekimosis, epestaksis, perdarahan gusi), hematemensis, atau melena
c. Pembesaran hati
d. Syok yang ditandai oleh nadi lemah, cepat disertai tekanan nadi menurun ( menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun ( tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang) disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidun, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosi di sekitar mulut .
- Demam : Demam akut dengan gejala yang idak spesifik anoreksia, lemah, nyeri punggung, serta nyeri tulang sendi dan kepala. Biasanyaberlangsung 2 hingga 7 hari
- Perdarahan: Manisfestasi perdarahan padaumumnya muncul pada hari ke 2 sampai hari ke 3 demam. Bentuk perdarahan dapat berupa uji torniquet yang positif, petekie, purpura, ekimosis, epitaksis dan perdarahan gusi, serta hematemesis melena. Uji torniquet positif bila terdapat lebih dari 20 petekie dalam dalam diameter 2,8 cm
- Hepatomegali: ditemukan pada permulaan demam, bersifat nyeri tekan dan tanpa disertai ikterus
- Renjatan: Renjatan ( syok ) biasanya terjadi pada saat demam mulai menurun pada hari ke 3 dan ke 7 sakit. Syok yang terjadi lebih awal atau pada periode demam biasanya mempunyai pronosisburuk.
P
asien DBD pada umum nya di sertai dengan tandaberikut : 1. Demam selama 2 – 7 hari tanpa sebab yang jelas
2. Manisfestasi perdarahan dengan tes rumple Leede ( + ), mulai dari petekie ( + ) Sampai perdarahan spontan seperti mimisan, muntahdarah , atau berak darah hitam.
3. Hasil pemeriksaan trombosit menurun ( normal : pria < 45, wanita
< 40 )
4. Akral dingin, gelisah,tidak sadar ( DDS, Dengue Shock Syndrome 5. Pembesaran hati
6. Syok
7. Terdapat manisfestasi perdarahan 8. Trombositopenia ( > 100.000 / mm‘ )
9. Hemokonsentrasi ( ht meningkat > 20% ) Seorang
pasien dinyatakan menderitapenyakit DBD bila terdapat minimal 2gejala klinik yang positif dan 1 hasillabolatorium yang positif. Bila gejala dantanda tersebut kurang dan ketentuan di atasmaka pasien di nyatakan menderita demamdengue
A. Demam tinggi sampai 5 – 7 hari
B. Mual, muntah, tidak adanya nafsu makan,diare, konstipasi
C. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit,petechie, echymosis, hematoma
D. Epitaksis, hematemisis, melena, hematuri E. Nyeri otot, tulang sendi, abdomen, ulu hati F. Sakit kepala
G. Pembengkakan sekitar mata
H. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getahbening
I. Tanda tanda renjatan ( Sianosis, kulit lembab, dingin, tekanan darah menurun, gelisah capillary refill lebih dari 2 detik, nadi cepat dan lemah.
4. Pemeriksaan Diagnostik
Langkah-langkah pemeriksaan medis menurut Nurafidan Kusuma (2015) sebagai berikut:
1. Pemeriksaan trombosit
Jumlah trombosit mengalami penurunan
<100.000/mm3 ditemukan pada hari ke-3 sampai hari ke-8.
2. Pemeriksaan hematocrit
Ada kenaikan bisa sampai 20%, normal pria 40- 50%; wanita 35- 47%.
3. Rontgen thoraks
Pada pemeriksaan ini foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan tetapi apabilah terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat dijumpai pada kedua hemitoraks.
4. Uji tourniquet Caranya diukur tekanan darah kemudian diklem antara tekanan systole dan diastole selama 10 menit untuk dewasa dan 3-5menit untuk anak-anak, apabila positif jika ada butir-butir merah (ptekie) kurang 20 pada diameter 2,5 inchi.
5. Tes IgG dan IgM
Terdeteksinya antibodi IgG dapat digunakan untuk melihat apakah infeksi virus dengue tersebut merupakan infeksi primer atau sekunder. Jika hasil tes menunjukkan IgG positif sedangkan IgM rendah atau negatif, hal ini menandakan seseorang pernah terinfeksi virus dengue sebelumnya.
Untuk menegakkan diagnosis DBD lekukan pemeriksaan hemoglobin, Trombosiopenia, hitung trombosit, uji serologi ( haemagglunation inhibitting antibody ) , dengue blot. Spesifik.
Leukosit normal 1 - 3 hari pertama,menurut saat akan terjadi syok, dan meningkat saat syok teratasi.
a. Trombositopenia ( < 100.000 )
b. Hemokonsentrasi ( nilai hematokrit lebih dari20% dari normal.
Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroobital.
- Dijumpai kasus demam berdarah dengue baik dilingkungan sekolah, rumah atau sekitar rumah
- Hepatomegali
- Terdapat pembocoran plasma di tandai dengan salah satu tanda/gejala
1. Peningkatan nilai hematoktrit > 20% dari pemeriksaan awal atau dari data popilasi menurut umur
2. Ditemukan adanya efusi pleura, asites 3. Hipoalbuminemia < 100.000/mm3
Terjadi Trombositopenia ( 100.000ml/ atau kurang
) hemokonsentrasi yng dapat diliat dan meninggikan nilai hematokrit sebanyak 20% atau lebih di bandingkan nilai hematokrit pada masa konvalese
1. Pemeriksaan darah serta serologi 2. EKG
3. Pemeriksaan radiologiFoto thoraks USG
4. Penunjang lainnya sesuai indikasi
Laboratorium
Terjadi trombositopenia (100.000/ml atau kurang) dan hemokonsentrasi yang dapat dilihat dan meningginya nilai hemaktorit sebanyak 20 % atau lebih dibandingkan nilai hemaktorit pada masa konvalesen.
5. Penatalaksanaan Medis
Dasar penatalaksanaan penderita DBD adalah pengganti cairan yang hilang sebagai akibat dari kerusakan dinding kapiler yang menimbulkan peninggian permeabilitas sehingga mengakibatkan kebocoran plasma. Selain itu, perlu juga diberikan obat penurun panas (Nurafi dan Kusuma, 2015),yaitu :
Dasar patogenesis DBD adalah perembesan plasmayang terjadi pada fase penurunan suhu sehingga dasar pengobatannya adalah penggantian volumeplasma yang hilang. Penggantian cairan awal dihitung untuk 2–3 jam pertama, sedangkan pada kasus syok lebih sering sekitar 30–60 menit. Tetesan 24–48 jam berikutnya harus selalu disesuaikan dengan tanda vital, kadar hematokrit dan jumlah volume urin. Apabila terdapat kenaikan hemokonsentrasi 20% atau lebih maka komposisi jenis cairan yang diberikan harus sama dengan plasma. Volume dan komposisi cairan yang diperlukan sesuai seperti cairan dehidrasi untuk diare ringan sampai sedang yaitu cairan
rumatan ditambah defisit 6% (5-8%).
Pada dasarnya bersifat suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat pendarahan. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam penatalaksanaan pasien DBD antara lain.
a. Pasien akan mengalami rasa haus dan keadaan dehidrasi dapa menimbulkan akibat demam tinggi, anoreksia, muntah,pasien perluminum yangbanyak.
b. Hiperpireksi diatasi dengan antipiretik dan jika perlu surface cooling dengan kompres es dan alkohol 70%
c. Paracetamol direkomendasikan untuk mengatasi demam dengan dosis 10-15 mg/kg BB/kali
d. Pemberian cairan intravena dilakukan apabila pasien terus menerus muntah sehingga tidak mungkin di beri makanan per oral atau di dapatkan nilai hematokrit yang bertendensi terus meningkat (
>40vol%)
Jenis cairan ( rekomendasi WHO ) a. Kristaloid
1. Larutan ringer laktat ( RL ) atau dekstosa 5%dalam larutan ringer laktat ( D5/RL )
2. Larutan ringer asetat ( RA ) atau dekstosa 5%dalam larutan ringer asetat ( D5/RA )
3. Larutan NaCl 0,9% ( garam faali/GF ) ataudekstosa 5% dalam larutan garam faali ( D5/GF )
b. Koloid 1. Dektran 40 2. Plasma
Pada dasarnya bersifat suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai
akibat pendarahan.
Penatalaksan farmakologi penderita DHF adalah dengan terapi infus, obat antiseptik,antibiotik,dan pengecekan laboratorium ( periksa Hb, Ht, dan trombosit ) setiap hari, sedangkan secara nonfarmatologi adalah sebagai berikut.
1. Tirah baring atau istirahat baring 2. Diet makan lunak
3. Minum banyak ( 2-2,5 L/24 Jam ) dapat berupa: susu, teh manis, dan beri penderita sedikit oralit. Pemberian cairan merupakan hal yangpaling penting bagi penderita DHF
4. Monitor tanda tanda vital setiap 3 jam ( suhu, nadi, tekanan darah, dan pernapasan ). Jika kondisi klien memburuk, observasi ketat tiapjam
5. Monitor tanda tanda perdarahan lebih lanjut
6. Monitor tanda tanda dan renjatan meliputi keadaan umum, perubahan TTV, maupun hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk.
A. Terapi umum
Mirip penderita diare banyak minum dan cairancukup Istirahat
~ Tirah baring
~ Kompres dinginDiet
~ Makanan lunakMedikamentosa
~ Simptomatis
~ Paracetamol ( Asetosal dihindari ) B. Terapi Komplikasi
~ Syok segera diatasi
~ Banyak minum ( Lebih baik jika oralit / airkelapa
1. Terapi A. Tirah baring
B. Pemberian makanan lunak C. Banyak minum air hangat D. Kompres air hangat pada dahi
E. Pakaian tipis dan menyerap keringat 2.Tindakan medis yang bertujuan untuk pengobatan
F. Observasi TTV
G. Pemberian cairan intravena ( Ringer Laktat )
H. Pemberian obat obatan : antibiotik danantipiretik I. Memonitorkan trombosit setiap hari
B. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia (Hierarki Maslow)
Teori hierarki kebutuhan Maslow adalah teori yang diungkapkan oleh Abraham Maslow. Beliau beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi. Hirarki kebutuhan Maslow ada 5 tingkatan yaitu:
1. Kebutuhan Fisiologi
Kebutuhan fisiologi adalah yang paling mendasar, paling kuat dan paling jelas dari kebutuhan manusia. Kebutuhan fisiologi yaitu bernafas, makanan, minuman, istirahat tidur, BAB, BAK, tempat tinggal, reproduksi. Kebutuhan fisiologi memiliki prioritas tertinggi dalam hierarki Maslow dan hal yang mutlak dipenuhi manusia untuk bertahan hidup.
2. Kebutuhan akan Keamanan
Kebutuhan akan keamanan ini terdapat pada manusia yang sehat dan normal. Keutuhan ini bersifat proteksi atau perlindungan seperti perlindungan dari penyakit, udara dingin/panas, cuaca buruk, bencana, kecelakaan, infeksi, bebas dari rasa takut dan kecemasan. Bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru atau asing.
3. Kebutuhan akan Memiliki dan Kasih Sayang Kebutuhan akan memiliki dan mendapatkan kasih sayang darikeluarga, kelompok, serta lingkungan. Kebutuhanakan memberi dan menerima kasih sayang, kehangatan danpersahabatan. Hal ini dapat terlihat dalam usaha seseorang untuk mencari dan mendapatkan teman, kekasih, anak,atau bahkan keinginan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas tertentu.
4. Kebutuhan akan Penghargaan
Menurut Abraham Maslow ada dua kategori kebutuhan akan penghargaan, yakni:
1) Harga Diri adalah penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan analisis sejauh mana memenuhi ideal diri.
2) Penghargaan dari orang lain, meliputi, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik, dan lain sebagainya. Ini sangat dibutuhkan karena membuat individu lebih kreatif, mandiri, dan percaya diri.
5. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri
Menurut Abraham Maslow, kepribadian bisa mencapai peringkat teratas ketika kebutuhan - kebutuhan primer ini banyak mengalami interaksi satu dengan yang lain, dan dengan aktualisasi diri seseorang akan bisa memanfaatkan faktor potensialnya secara sempurna. Kebutuhan ini merupakan puncak dari hierarki kebutuhan Maslow, setelah keempat kebutuhan yang lain telah dipenuhi hingga tiba masanya untuk mencari atau menemukan perwujudan diri (aktualisasi diri ) dengan mengenali semua potensi yang dimilikinya sehingga dia mampu mengaktualisasikan dirinya.
Konsep hierarki diatas menjelaskan bahwa manusia senantiasa berubah dan kebutuhannya pun terus berkembang . dijelaskan bahwa untuk beralih ke tingkat kebutuhan lebih tinggi, kebutuhan dasar dibawahnya harus terpenuhi terlebih dahulu. Artinya terdapat suatu jenjang kebutuhan yang ―Lebih Penting.
18
18 BAB III KASUS
Klien bernama An. A berusia 12 tahun, dengan nomor rekam medik - , jenis kelamin perempuan, beragama Islam, belum menikah, pendidikan SD dan bertempat tinggal di Perumahan Citayam Syahtera Blok N. 16 sumber informasi dari keluarga dan status rekam medik. Klien masuk Klinik Citama Citayam pada tanggal 15 Juli 2022.
Keluhan utama klien saat dilakukan pengkajian tanggal 15 July 2022 . Klien mual, tidak selera makan, berat badan turun 1 kg, makanan habis ½ porsi, demam naik turun.
Hasil pemeriksaan fisik di dapatkan data: Keadaan umum: sedang, kesadaran:
compos mentis, GCS: 15 (E: 4, M: 6, V: 5), Nadi: 86 x/menit,pernafasan: 22 x/menit, Suhu: 38,5oC. BB saat ini: 34kg, BB sebelum sakit: 35 Kg, tinggi badan 140 cm, BBI: 34 kg. Makanan yang di sajikan habis ½porsi.
Terapi obat tanggal 15 Juli 2022 : 1. Cefixim 2 x 1 ( 00.30 , 12,30
2. Erpakaf 3 x 1 ( 20.30 , 04.30 ,12.30 , 20.30 ) 3. Berlosid 3 x 1 ( 18.30 , 02.30 , 10.30 , 18.30 4. Sanmol 3 x ¾ ( 20.30 , 04.30 , 12.30 , 20.30 ) 5. Psidi 3 x 1 ( 20.30 , 04.30 , 12.30 , 12.30 , 20.30 ) 6. Omeprazol 2 x 1 ( 20.45 , 08.45 )
7. Ringer Laktat ( RL ) 20 – 30 TPM 8. Inj ondancentrom 12 jam via IV 9. Inj Ranitidine via IV
PEMERIKSAAN NILAISATUAN NILAI RUJUKAN HEMATOLOGI
Hemoglobin 13, 2 g/dL 12 – 14 g/dL
Hematokrit ↓35 % 36-48%
Leukosit ↓2,7 ribu/ul 4,5 – 13,5 ribu
Trombosit ↓138 ribu/ul 140-440
SEROLOGI
PEMERIKSAAN NILAI SATUAN NILAI RUJUKAN
S . Tyhihi Negatif Negatif
S . Paratyphi AH Negatif Negatif
S . Paratyphi BH Negatif Negatif
S . Paratyphi CH 1/160* Negatif
S . Tyhipli O 1/160* Negatif
S . Paratyphi AO Negatif Negatif
S . Paratyphi BO 1/160 Negatif
S . Paratyphi CO Negatif Negatif
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Tanggal Pengkajian : 15 Juli 2022
Tanggal Masuk : Ruang/Kelas : Nomer Register : - Diagnosis Medis : DBD
A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : An . A
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 12 Tahun
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Betawi/Indonesia
Pendidikan : SD
Bahasa yang Digunakan : Indonesia
Pekerjaan : -
Alamat :
Perumahan Citayam Syahtera Blok N. 16
Sumber biaya (Pribadi,Perusahaan,dll) : Umum Sumber Informais (Pasien/Keluarga) : Keluarga, dan status rekammedis
B. RIWAYAT KEPERAWATAN 1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan Utama : Klien merasa mual, tidak selera makanan habis ½ porsi, demam naik turun batuk dirasakan kurang lebih 1 Minggu yang lalu
b. Kronologis Keluhan
Timbul keluhan : (-) Mendadak, (✓) Bertahap
Lamanya : 5 Hari
Upaya mengatasi : Tiduran dan minum obat paracetamol 2x500mg
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Riwayat Alergi : Tidak Ada b. Riwayat Kecelakaan : Tidak pernah
c. Riwayat dirawat di Rumah Sakit (kapan,alasan,dan berapa lama)
3. R iwayat Kesehatan Keluarga : -
4. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota anggota yang menjadi faktorresiko : Tidak Ada
5. Riwayat Psikologi dan Spiritual
a. Adakah orang terdekat dengan pasien : Orangtua b. Interaksi dalam keluarga :
Pola komunikasi : Baik dan Komunikatif
Pembuat keputusan : Ayah
Kegiatan kemasyarakatan : Tidak ada c. Dampak penyakit pasien terhadap keluarga :
Mengganggu aktivitaspekerjaan orangtuanya karena harus menunggu klien di Rumah Sakit d. Masalah yang mempengaruhi pasien : Tidak ada e. Mekanisme koping terhadap stress
( - ) Pemeriksaan masalah ( - ) Minum obat ( - ) Makan ( - ) Cari pertolongan
( - ) Tidur ( √ ) Lain-lain
(Misal :Diskusi, nontontv) f. Persepsi pasien terhadap keluarga
Hal yang sangat dipikirkan saat ini : Ingin cepat sembuh
Harapan setelah menjalani keperawatan : Cepat sembuh total
Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit : Tidak dapat bersekolah danpola makan harus dibatasi
g. Sistem nilai kepercayaan
Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan : Tidak ada
Altivias agama/kepercayaan yang dilakukan : Sholat 5 waktu,mengaji,puasa
6. Pola Kebiasaan
Hal yang Dikaji POLA KEBIASAAN
Sebelum Sakit Diklinik / saat ini a. Pola Nutrisi
Frekuensi makan : … x/hari
Nafsu makan : baik/tidak
3 x / hari Baik
3x/h ari Tida k
Alasan : Mual
(mual, muntah,sariawan)
Porsi makan yang dihabiskan
Makanan yang tidak disukai
Makanan yang membuat alergi
Makanan pantangan
1 porsi Tidak ada Tidak ada Tidak ada
½ porsi Tidak ada Tidak ada
Indomie,gorengan,bers ant an
Makanan diet Tidak ada Tidak ada
Penggunaan obat sebelum
Tidak ada Ada, Berlosid, Psidii makan
Penggunaan alat (NGT,dll) Tidak ada Tidak ada
b. Pola Eliminasi 1. BAK
Frekuensi :…… x/hari 3 x/hari 2 x/hari
Warna : ……
Keluhan : ……
Penggunaan alat bantu (kateter,dll) 2. BAB
Frekuensi :…… x/hari
Waktu
(Pagi/Siang/Malam/Tid ak tentu)
Warna : ……
Konsistensi : ……
Penggunaan Laxatif :
……
c. Pola Personal Hyigiene 1. Mandi
Frekuensi :…… x/hari
Waktu : Pagi/Sore/Malam 2. Oral Hyiene
Frekuensi :…… x/hari
Waktu :
Pagi/Siang/Setelah makan
3. Cuci Rambut
Frekuensi :…… x/hari Rambut klien terlihat kotor
4. Mengganti Pakaian
d. Pola Istirat dan tidur
Lama tidur siang: ... jam/hari
Lama tidurmalam:... jam/hari
Kebiasaan sebelum tidur
Kuning Tidak ada Tidak ada
2x/ha ri Pagi dan sore
Coklat Semi padat Tidak ada
2x/hari Pagi,S ore
2x/hari Pagi,Mal am
2x/h ari Tida
kuning Tidak ada Tidak ada
1x/h ari Pagi
Coklat Semi padat Tidak ada
1x/h ari Sore
1x/h ari Mal am
Tidak ada Ya Ya
e. Pola Aktivitas dan Latihan
Waktu bersekolah
: Pagi/Siang/Malam
Olahraga : ( ) Ya Tidak ( )
Jenis olahraga :
k Ya
3jam/h ari 7jam/h ari Berdoa
Pagi Tidak Tidak ada
2jam/h ari 6jam/h ari Berdoa
Tidak ada Tidak Tidak ada
Frekuensi olahraga:
..x/minggu
Keluhan dalam
beraktivitas (Pergerakan tubuh/mandi/mengenakan pakaian/sesak
asetelah beraktivitas) f. Kebiasaan yang
Mempengaruhi Kesehatan 1. Merokok : Ya/Tidak
Frekuensi : ……
Jumlah : ……
Lama Pemakaian : ……
2. NAPZA/MIRAS
Tidak ada Tidak ada
Tid ak Tid ak Tid ak
Tidak
Tidak ada Tidak ada
Tid ak Tid ak Tid ak
Tidak ada C. PENGKAJIAN FISIK
1. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Berat badan : 34Kg (Saat ini), 35Kg (Sebelum Sakit )
Tinggi badan : 140Cm b. Tekanan darah : -
c. Nadi : 86x/menit, Irama : Teratur
d. Frekuensi nafas : 22x/menit e. Suhu tubuh : 38,5⁰ C
f. Keadaan umum : ( - ) Ringan ( √ ) Sedang ( - ) Berat g. Kesadaran : Composmentis
h. Pembesaran kelenjar getah bening : ( - ) Ya ( ✓) Tidak 2. Sistem Penglihatan
a. Posisi mata : ( √ ) Simetris ( - ) Asimetris b. Kelopak mata : ( √ ) Normal ( - ) Ptosis c. Pergerakan bola mata : ( √ ) Normal ( - ) Abnormal
…………
d. Konjungtiva : ( ) Merah muda ( √ ) Anemis ( - ) Sangat merah
Kornea : ( √ ) Normal ( - )
Keruh/berkabut ( - ) Terdapat pendarahan
f. Sklera : ( √ ) Ikterik ( - ) Anikterik
g. Pupil : ( √ ) Isokor ( - ) Anisokor
( - ) Midriasis ( - ) Miosis h. Otot-otot mata : ( √ ) Tidak ada kelainan ( - ) Juling keluar
( - ) Juling kedalam ( - ) Berada diatas i. Fungsi penglihatan : ( √ ) Baik ( - ) Kabur ( -)Dua bentuk j. Tanda-tanda radang : Tidak ada
k. Pemakaian kacamata : Tidak l. Pemakaian lensa kontak : Tidak
m. Pemakaian lensa kontakreaksi terhadap cahaya : Tidak
3. Sistem Pendengaran
a. Daun telinga : ( √ ) Normal ( - ) Tidak, kanan/kiri b. Karakteristik serumen (warna, konsistensi, bau) : Khas serumen, Kuning,
Cair
c. Kondisi telinga tengah : ( √ ) Normal ( - ) Kemerahan ( - ) Bengkak ( - ) Terdapat lesi d. Cairan dari telinga : ( √ ) Tidak ( - ) Ada
e. Perasaan penuh ditelinga : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
f. Tinnitus : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
g. Fungsi pendengaran : ( √ ) Normal ( - ) Kurang ( - ) Tuli, kanan/kiri
h. Gangguan Keseimbangan : ( √ ) Tidak ( ) Ya i. Pemakaian alat bantu : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
4. Sistem Wicara : ( √ ) Normal ( - ) Tidak normal ( - ) Aphasia ( - ) Aphonia ( - ) Dysatria ( - ) Dyphasia ( - ) Anarthia
5. Sistem Pernafasan
a. Jalan nafas : ( √ ) Bersih (-)AdaSumbata
n
b. Pernafasan : ( - ) Tidak sesak ( - ) Sesak c. Menggunakan otot bantu
nafas
: ( - ) Ya ( √ ) Tidak
d. Frekuensi : 22 x/menit
e. Irama : ( √ ) Teratur ( - ) Tidak
teratur
f. Jenis pernafasan : Spontan
g. Kedalaman : ( √ ) Dalam ( - ) Dangkal
h. Batuk : (- ) Tidak (√ ) Ya
i. Sputum : ( - ) Tidak (√) Ya
j. Konsistensi : (√ ) Kental ( - ) Encer
k. Terdapat darah : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
l. Inspeksi dada : Dada simestris, pergerakan otot dinding
dada dinamis
m. Palpasi dada :Pergerakan abdomen pada dada sama, taktil fremitus kanan dan kiri sama, ekspansi paru kanan dan kiri sama, tidak ada massa/benjolan
n. Perkusi dada : Paru kanan dan kiri sonor/resonan pada seluruh lapang
o. Auskultasi dada : Jalan nafas bersih tidak ada sumbatan
p. Suara nafas : ( √ ) Vesikuler ( - )
Ronchi ( - ) Wheezing ( - ) Rales
q. Nyeri saat bernafas : ( - ) Ya ( √ ) Tidak r. Penggunaan alat bantu nafas : ( √ ) Tidak ( - ) Ya
6. Sistem Kardiovaskuler a. Sirkulasi Perifer
Nadi 86 x/menit : Irama : ( √ ) Teratur ( - ) Tidak Denyut : ( - ) Lemah ( √ ) Kuat
Tekanan darah : -
Distensi vena jugularis : Kanan: ( - ) Ya ( √ ) Tidak Kiri :
Temperatur kulit : ( ✓) Hangat
( - ) Ya ( √ ) Tidak ( - ) Dingin
Warna kulit : ( √ ) Pucat ( - ) Sianosis
( - )
Kemerahan
Pengisian kapiler :4 detik
Edema : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
( - ) Tungkai atas ( - ) Tungkai bawah ( - ) Periorbital ( - ) Muka
( - ) Skrotalis ( -) Anasarka
b. Sirkulasi Jantung
Kecepatan denyut apikal : 86 x/menit
Irama : ( √ ) Teratur ( - ) Tidak teratur
Kelainan bunyi jantung : ( - ) Murmur ( - ) Gallop
Sakit dada : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
— Timbulnya : ( ) Saat aktivitas ( - ) Tanpa aktivitas
— Karakteristik : ( - ) Seperti ditusuk-tusuk ( - ) Seperti dibakar
( - ) Seperti ditimpa berat badan
— Skala nyeri : -
7. Sistem Hematologi Gangguan Hematologi
Pucat : ( - ) Tidak ( √ ) Ya
Pendarahan : ( √ ) Tidak ( - ) Ya
( - ) Ptechie ( - ) Purpura ( - ) Mimisan ( - ) Pendarahan gusi ( - ) Etchimosis
8. Sistem Saraf Pusat
a. Keluhan sakit kepala : Tidak ada
b. Tingkat kesadaran : Composmentis
c. Glasgow Come Scale (GCS) : 15 (E:4, V:5, M:6) d. Tanda-tanda peningkatan TIK : ( √ ) Tidak ( - ) Ya
( - ) Muntah
proyektil ( - ) Nyeri kepala
( - ) Papil edema e. Gangguan system persyarafan
( - ) Kejang ( - ) Pelo
( - ) Mulut mencong ( - ) Kesemutan/polyneuritis ( - ) Kelumpuhan ekstremitas ( - ) Disorientasi
f. Pemeriksaan reflek
Refleks fisiologis : ( √ ) Normal ( - ) Tidak
Refleks patologis : ( √ ) Tidak ( - ) Ya
9. Sistem Pencerna an
a. Keada
an mulut
1. Gigi : ( - ) Caries ( √ ) Tidak 2. Gigi palsu : ( - ) Ya ( √ ) Tidak 3. Stomatitis : ( - ) Ya ( √ ) Tidak 4. Lidah
kotor : ( - ) Lidah kotor ( √ ) Tidak 5. Saliva : ( √ ) Normal ( - )
Abnormal b. Muntah : ( √ ) Tidak ( - ) Ya c. Nyeri daerah perut : ( √ ) Ya ( - ) Tidak d. Skala nyeri lokasi dan karakteristik :
e. ( - ) Seperti di tusuk-tusuk ( - ) Melilit ( - ) Kanan/kiri atas ( √ ) Panas ( - ) Setempat ( - ) Cramp ( - ) Berpindah-pindah ( - ) Kanan/kiri bawah( - ) Menyebar f. Skala nyeri : -
g. Bising usus :
h. Diare : ( √ ) Tidak ( - ) Ya
i. Warna feses : ( - ) Kuning ( - ) Putih seperti air cucian beras ( - ) Coklat ( - ) Hitam ( - ) Dempul m. Konsistensi feses : ( - ) Setengah padat ( - ) Cair
( - ) Terdapat lender ( - ) Berdarah
n. Konstipasi : ( √ ) Tidak ( - ) Ya, lamanya...hari o. Hepar : ( √ ) Teraba ( - ) Tidak teraba
p. Abdomen : ( - ) Lembek ( √ ) Asites ( √ ) Kembung ( - ) Distensi
10. Sistem Endokrin
a. Pembesaran kalejer tiroid : ( √ ) Tidak ( - ) Ya
( - ) Exoptalmus ( - ) Tremor ( - ) Diaporesis b. Nafas berbau keton : ( - ) Ya ( √) Tidak
( - ) Poliuri ( - ) Polidipsi ( - ) Polipagia
c. Luka ganggren : ( √ ) Tidak ( - ) Ya
11. Sistem Urogenital
a. Balance cairan : -
b. Perubahan pola kemih : ( - ) Retensi ( - ) Urgency( - ) Disuria ( - ) Tidak lampias ( -) Nokturia
( - ) Ikontinen
c. BAK : Warna : ( √ ) Kuning ( - ) Kuning kental ( - ) Merah ( - ) Putih
d. Distensi kandung
kemih : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
e. Keluhan pinggang : ( - ) Ya ( √ ) Tidak f. Klien mengatakan selalu berkeringat :
12. Sistem Integumen
g. Turgor kulit : ( √ ) Baik ( - ) Buruk h. Temperatur kulit : Akral teraba hangat i. Warna kulit : ( √ )
Pucat ( - )
Sianosis ( - )
Kemerahan j. Keadaan kulit : ( √ ) Baik ( - ) Lesi ( - ) Ulkus
( - ) Luka,lokasi…………
Kelainan kulit : ( ) Tidak ( ) Ya k. Kondisi kulit disekitar pemasangan infus : Baik
l. Keadaan rambut : - Tekstur : ( √ ) Baik ( - ) Tidak ( - ) Alopesia
- Kebersihan : ( ) Bersih ( √ ) Bau
13. Sistem Muskuloskeletal
h. Kesulitan dalam pergerakan : ( √ ) Ya ( - ) Tidak i. Sakit pada tulang, sendi,
kulit
: ( - ) Ya ( √ ) Tidak
j. Fraktur : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
k. Lokasi fraktur : Tidak ada
l. Kelainan pada bentuk tulang dan sendi: ( - ) Kontraktur ( - ) Bengkak
m. Kelainan struktur tonus otot : ( - ) Skoliosis
( - ) Lordosis ( - ) Kifosis
n. Kekuatan otot : ( √ ) Baik ( - )
Hipotoni ( - )
Hipertoni ( - ) Atoni
D. DATA PENUNJANG
1. Hasil pemeriksaan laboratorium 15 July 2022
PEMERIKSAAN NILAISATUAN NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12,6 g/dL 12 – 14 g/dL
Hematokrit ↓34 % 36-48%
Leukosit ↓1,7 ribu/ul 4,5 – 13,5 ribu
Trombosit ↓80 ribu/ul 140-440
Basofil 0 0 – 1 %
Eosinofil 1 1 – 3 %
PEMERIKSAAN NILAI SATUAN NILAI RUJUKAN
Netrofil Batang 3 2 – 3 %
Netrofil Segmen 6
7 50 – 70 %
Limfosit 2
6 20 – 40 %
Monosit 3 2 – 8 %
E. PENATALAKSANAAN MEDIS 2. Cairan : Ringer Laktat
3. Diet : -
4. Obat : Tanggal 15 July 2022 :
Terapi obat tanggal 15 Juli 2022 :1. Cefixim 2 x 1 ( 00.30 , 12.30 )
2. Erpakaf 3 x 1 ( 20.30 , 04.30 ,12.30 , 20.30 )
3. Berlosid 3 x 1 ( 18.30 , 02.30 , 10.30 , 18.30 )
4. Sanmol 3 x ¾ ( 20.30 , 04.30 , 12.30 , 20.30 )
5. Psidi 3 x 1 ( 20.30 , 04.30 , 12.30 , 12.30 , 20.30 ) , 6. Omeprazol 2 x 1 ( 20.45 , 08.45 ) 7.Ringer Laktat ( RL ) 20 – 30 TPM
8. Inj ondancentrom 12 jam via IV9.Inj Ranitidine via IV .
B. Analisa Data dan Masalah Keperawatan
No Data Masalah Etiologi
1 Ds :
- ―Ibu pasien mengatakan anaknya tidak nafsu makan, mual, makanan yang dihabiskan hanya ½ porsi, BB sebelum sakit : 36 kg‖
DO :
- Pasien tampak lemah - Pasien makan hanya habis
½ porsi
- BB saat ini : 34 kg
Ketidakseimbang an nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Intak e tidak adek uat
2 Ds :
- ―Ibu pasien mengatakan anaknya sudah demam selama 5 hari‖
Do :
- Pasien tampak gelisah - S : 38,5 C
- Akral teraba hangat - Mukosa tampak kering
Hipertermia Proses
penya kit
Diagnosa keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit 2. Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh
berhubungan denganIntake tidak adekuat
C. Intervensi/Rencana tindakan keperawatan Diagnosa Keperawatan Tujuan dan
Kriteria hasil
Rencana/Intervensi Nama &
paraf Hipertermia
berhubungan dengan proses penyakit
Tujuan:
Setelah dilakukan perawatan 1x 24 jam
diharapkan
suhu tubuh
pasien
Mandiri:
Observasi TTV
Beri kompres hangat Kolaborasi:
Kolaborasi dengan
kembali normal dengan dokter dalam Kriteria hasil: pemberian terapi obat Suhu
tubuh normal (36-37,5)
Edukasi :
Anjurkan pasien untuk banyak minum
Anjurkan pasien
untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal
Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake tidak adekuat
Tujuan:
Setelah dilakukan perawatan selama 1x24 jam
diharapkan nutrisi pasien terpenuhi.
Kriteria hasil:
1. Pasien menghabisk an porsi makan 2. Mual
berkura ng
Mandiri:
Kaji adanya alergi makanan
Timbang BB
Beri
makan makanan yang lunak
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi obat Edukasi :
Anjurkan untuk
tidak makan
makanan
pedas, asam dan bersantan
Anjurkan makan selagi hangat
Anjurkan
makan sedikit tapi sering
D. Implementasi/Tindakan Keperawatan
Hari/Tgl Diagnosa
Keperawatan
Jam Tindakan/Implementasi
Senin, 15 July 2022
Hipertermia berhubungan dengan
proses penyakit
13.10
13.45
16.00
16.10 16.30
18.10
18.30
20.00
Mengobservasi TTV dan timbang BB
Hasil: RR 22x/mnt, HR 86x/mnt, S 38,5 C,⸰ BB 34kg
Menganjurkan pasien untuk istirahat total
Mengecek cairan infusan ( Lancar)
TTV : BB : 34 kg , T : 37,2 RR : 20 x/mnt , Hr : 86 x/mnt Os : pusing , mual
Mengganti cairan infusan ke 2 Masukan
Ondancentron inj
Melakukan TTV ulang BB : 34 kg , T : 37,3 C
Hr : 86 x/mnt , RR : 22 x/mnt Os : Batuk Meminumkan berlosid syr 1 cth sebelum makan Mengecek cairan infus
( lancar)
Meminumkan Erpakaf 1 tablet dan Sanmol ¾ tablet , Psidy
Syr 1 cth
20.30 Meinumkan Omeprazol 1 tab Menganjurkan pasien untuk banyak mium air putih Melakukan TTV ulang:
20.45 T : 36,8 C , Hr: 86x/mnt , Rr:
20x/mnt
20.55 Menganjurkan pasien untuk banyak
21.00 Melakukan TTV ulang T : 36,8 C , Hr:86xmnt , Rr:
20x/mnt
Mengecek cairan infus ( lancar)
Ketidakseimbang an nutrisi
dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual dan tidak napsu makan
07.0 0
12.1 5
12.3 0
Mengkaji adanya alergi makanan
Hasil: pasien alergi dengan udang
Menganjurkan pasien makan makanan selagi hangat untuk mengurangi rasa mual Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat oralanti mual.
Memberikan pasien makan makanan yang lunak dan
menganjurkan
makan makanan selagi hangat
Hasil: makanan habis 7 sendok makan, pasien masih merasa mual
E. Evaluasi/Catatan perkembangan
Hari/Tgl Diagnosa
Keperawatan
Catatan perkembangan/Evaluasi
Senin, 15 Juli 2022
Hipertermi berhubungan dengan
proses penyakit
S: ‗‘Keluarga pasien mengatakan An. A badannya terasa hangat O: ‗‘TTV:
- T : 36,8C - Hr: 86x/mnt - Rr: 20x/mnt Tetesan infusan lancar Akral teraba hangat A: Masalah teratasi
P: Intervensi di hentikan
Ketidakseimbangan S: ―Pasien mengatakan mual masih nutrisi dari terasa‖.
kebutuhan tubuh berhubungan
O: Makanan yang dihabiskan hanya
½ porsi
dengan mual dan A: Ketidakseimbangan nutrisi kurang tidak napsu makan dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual muntah dan tidak napsu makan belum teratasi
P: intervensi di hentikan, pasien dirujuk karena trombosit turun dari 80.000 ke 56.000.
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari kasus An. A dengan masalah DHF (Demam Hemorrhagic Fever) baik tinjauan secara teori maupun pelaksanaan asuhan keperawatan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengkajian yang didapatkan dari An. A menunjukkan adanya beberapa tanda gejala yang khas. Keluhan yang yang dirasakan ialah, demam, mual, tidak nafsu makan, dan nyeri ulu hati. Dari hasil pemeriksaan penunjang pun menunjukkan hasil yang sama yaitu terjadinya penurunan trombosite pada An. A. Hal ini menujukkan cirri khas dari penyakit Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) yang biasamuncul pada pasien.
2. Sesuai dengan data yang didapatkan saat pengkajian didapatkan 2 diagnosa keperawatan, yaitu :
1) Peningkatan Suhu Tubuh (Hipertemia) berhubungan dengan perjalanan penyakit.
2) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan tidak nafsu makan.
3. Perencanaan dirumuskan berdasarkan prioritas masalah yang dihadapi sekaligus memperhatikan kondisi An. A serta kesanggupan keluarga dalam bekerja sama.
4. Tindakan keperawatan yang diberikan merupakan implementasi dari rencana keperawatan yang telah disusun. Pelaksanaan saat bergantung pada sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh perawat. Kepercayaan klien terhadap perawat menimbulkan sikap kooperatif dalam menjalankan tindakan keperawatan. An. A dan keluarga dapat berpartisipasi dan menerima terhadap pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan.
5. Evaluasi yang telah di terapkan dalam teori tidak semua dapat
dicapai dalam batasan waktu yang telah ditentukan dikarenakan waktu yang cukup lama untuk melihat perubahan terhadap intervensi yang di berikan. Namun, dalam batasan waktu yang ditentukan ada perubahan yang di alami An. A dan keluarga terhadap tindakan keperawatan yang
diberikan dapat mengatasi rasa nyeri, mual, dan demam yang dialami An. A mulai berkurang.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan bagi penulis lebih baik dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan lebih cermat dalam mencari literatur dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
2. Bagi Institusi PKL
Disarankan kepada institusi PKL untuk mengembangkan ilmu kesehatan keperawatan kepada peserta didik sehingga pengetahuan dan keterampilan tentang hal tersebut lebih baik lagi kedepannya dan akan dapat membantu dalam mendukung untuk bahan pengajaran ilmukeperawatan anak kedepannya.
3. Bagi Sekolah
Memberikan kemudahan dalam pemakaian saran dan prasarana yang merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengebangkan ilmu pengetahuan dan keterampilannya melalui praktek klinik dan pembuatan laporan
.
DAFTAR PUSTAKA