• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PDF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

Seberapa baik kemampuan berbahasa anak Kelompok B RA Nurul Iman Belawa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon sebelum menggunakan metode bercerita menggunakan papan flanel. Untuk mengetahui kemampuan berbahasa anak kelompok B RA Nurul Iman Belawa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon sebelumnya menggunakan metode bercerita menggunakan papan flanel.

Deskripsi Teoretik

Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini a. Definisi Bahasa

Bahasa bagi anak kecil adalah tanda atau lambang benda dan mengacu pada tujuan tertentu. Berdasarkan dimensi perkembangan bahasa anak usia dini, pada usia 4-6 tahun memiliki ciri-ciri perkembangan antara lain: 1) Dapat berbicara dengan menggunakan kalimat sederhana yaitu.

Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbahasa anak usia dini sangat penting bagi kehidupan karena bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi. Sedangkan indikator kemampuan berbahasa anak berdasarkan STTPA (Standar Tingkat Prestasi Perkembangan Anak) untuk usia 5-6 tahun pada anak usia dini adalah sebagai berikut:25.. a) Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks.

Papan Flannel

Saat menggunakan media papan flanel, tidak hanya gambar yang digunakan, tetapi huruf dan angka juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Papan flanel dapat digunakan sebagai media pembelajaran di taman kanak-kanak, karena papan flanel memiliki beberapa keunggulan.

Metode Bercerita

Bahasa yang mudah dipahami adalah bahasa yang sering digunakan oleh masyarakat pada umumnya dan merupakan interaksi sehari-hari. Jika bahasa yang digunakan banyak mengandung unsur asing yang baru bagi masyarakat, penyampaian dalam bentuk apapun akan sulit dipahami. Mereka akan merasa nyaman belajar di dunianya karena bahasa yang digunakan adalah bahasa yang menyatu dengan dirinya dan kehidupan sehari-harinya.

Ketika guru bercerita tentang suatu peristiwa, misalnya menyampaikan isi peristiwa dengan bahasa yang formal dan kaku, hal ini akan mempengaruhi penilaian siswa terhadap cerita yang disampaikan. Bercerita dengan bahasa yang biasa atau tidak mengandung unsur lain yang mungkin mempengaruhi imajinasi pendengar akan membuat cerita menjadi hambar.

Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa berdasarkan analisis pada siklus I diketahui bahwa pencapaian bahasa lisan sebesar 68,4% dalam kategori sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media papan flanel yang didukung metode bercerita dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada anak kelompok A Semester II Sekolah PAUD Bintang Mandiri Jimbaran tahun ajaran 2013/2014. Penelitian Ria Anggraeni (2015) berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Awal Menggunakan Papan Flanel Pada Anak”.

Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membaca permulaan dapat ditingkatkan dengan menggunakan media flanel. Hasil penelitian terlihat dari peningkatan kemampuan membaca awal kriteria baik pada setiap siklusnya, pada saat Pra tindakan menunjukkan hasil sebesar 26,32%, kemudian mulai meningkat pada siklus I yaitu sebesar 52,63% dan mengalami peningkatan siklus II menjadi 84,21%.

Kerangka Berpikir

Kemampuan berbahasa anak akan mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya, karena bahasa merupakan sistem simbolik untuk berkomunikasi atau mengungkapkan sesuatu dengan orang lain. Dengan demikian, penguasaan keterampilan berbahasa, khususnya bahasa lisan, akan dapat menjadi dasar untuk mempelajari bahasa, bahasa pertama dan kedua, serta sarana untuk menyatakan, menyatakan, menyampaikan atau mengomunikasikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang keterampilan berbahasa lisan dengan menggunakan metode bercerita berbantuan media.

Kaedah bercerita ialah cara bercakap dan bercerita atau memberi penerangan kepada kanak-kanak secara lisan. Kaedah bercerita ialah cara penyampaian atau penyampaian bahan pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita daripada guru kepada murid-murid tadika.

Hipotesis Penelitian

Media visual adalah media yang menyampaikan pesan melalui indera penglihatan atau media yang hanya dapat dilihat. Bercerita dengan menggunakan media flanel yang dilengkapi dengan gambar atau bentuk flanel sesuai dengan isi cerita akan dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengembangkan bahasa baik dalam menyimak maupun berbicara, serta aktivitas tebak baris anak terhadap cerita tersebut. Ha = Terdapat perbandingan kemampuan berbahasa anak Kelompok B RA Nurul Iman Belawa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon sebelum dan sesudah menerapkan metode bercerita menggunakan bagan flanel.

H0 = Tidak ada perbandingan kemampuan berbahasa anak kelompok B RA Nurul Iman Belawa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon sebelum dan sesudah diterapkan metode bercerita menggunakan papan flanel.

Desain Penelitian

Burhan Bungin mengatakan bahwa “dalam penelitian kuantitatif, setengah dari penelitian adalah proses teoritis atau proses berteori. Dalam proses ini peneliti melakukan analisis deduktif untuk mencoba menjawab permasalahan yang dihadapi.50 Menurut jenis masalah yang dibahas dalam penelitian ini, apakah penelitian ini merupakan penelitian komparatif Penelitian komparatif adalah penelitian yang akan membandingkan dua variabel seperti yang dijelaskan oleh Aswarni Sudjud dalam Suharsima Arikunto bahwa: 51.

Kemampuan berbahasa anak dibandingkan sebelum dan sesudah penerapan metode bercerita menggunakan papan flanel. Jadi hasil percobaan yang merupakan variabel terikat tidak dipengaruhi oleh variabel bebas saja.

Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung kurang lebih selama 6 bulan, dari bulan Desember sampai Mei 2018.

Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Sampel Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Observasi

Pengamatan atau observasi adalah kegiatan manusia sehari-hari dengan menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya disamping alat indera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Menurut Mahmud, “pengamatan adalah suatu teknik mengamati dan merekam secara sistematis fenomena yang diselidiki”. 57. Pengamatan, atau observasi yang digunakan dalam rangka pengumpulan data dalam suatu penelitian, adalah hasil penyadaran jiwa secara aktif dan penuh perhatian akan adanya suatu rangsangan tertentu yang dikehendaki, atau suatu pengkajian yang sadar dan sistematis terhadap keadaan/fenomena sosial dan gejala psikologis dengan mengamati dan mencatat.

Teknik Pengolahan Data 1. Teknik Analisis Data

Pengolahan Data

Untuk memperoleh data penerapan metode diskusi dan motivasi belajar siswa, setelah dilakukan tabulasi data kemudian diolah dengan statistik deskriptif untuk mendapatkan harga persentase dengan rumus sebagai berikut. Sedangkan untuk memudahkan dalam memperoleh skala persentase digunakan dengan syarat yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut : 60. Untuk uji normalitas data digunakan rumus sebagai berikut : .. f0 = Frekuensi yang diperoleh fh = Frekuensi Harapan 2 ) Uji Z x = banyak data yang termasuk dalam kategori hipotesis n = banyak data. p = proporsi dalam hipotesis d. uji homogenitas.

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data pada variabel X1 dan variabel X2 homogen atau tidak. SDD = Standar deviasi selisih hasil variabel X1 dengan hasil variabel X2 yang dapat diperoleh dengan rumus.

Deskripsi Data

Gambaran Variabel X1 (Kemampuan Berbahasa pada Anak Kelompok B RA Nurul Iman Sebelum Penerapan Metode Bercerita

Data untuk variabel X1 yaitu kemampuan berbicara pada anak kelompok B RA Nurul Iman Belawa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon sebelum penerapan metode bercerita menggunakan bagan flanel diperoleh dari hasil tes kemampuan bahasa yang diberikan kepada 20 orang. kepada anak-anak yang terpilih. sebagai sampel. Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama yaitu kemampuan berbahasa anak kelompok B RA Nurul Iman Belawa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon sebelum menerapkan metode bercerita dengan menggunakan bagan flanel digunakan Analisis Kriteria Hasil Ideal yaitu terciptanya kriteria pendeskripsian variabel X1 dengan mengelompokkan poin-poin dari masing-masing variabel menggunakan kriteria hasil yang ideal yaitu. Berdasarkan kategorisasi di atas, gambaran variabel kemampuan berbahasa pada anak kelompok B RA Nurul Iman Belawa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon sebelum menerapkan metode cerita menggunakan bagan flanel adalah sebagai berikut.

Dilihat dari Average (rata-rata) data variabel X1 yang mencapai 8,9, skor ideal diatas berdasarkan hasil analisis kategori cukup baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa anak kelompok B RA Nurul Iman Belawa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon sebelum penerapan metode bercerita melalui papan flanel termasuk dalam kategori kurang baik.

Data pencarian dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan kriteria ideal dengan ketentuan sebagai berikut. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dilakukan perhitungan sebagai berikut, pengkategorian variabel kemampuan berbahasa pada anak kelompok B RA Nurul Iman Belawa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon setelah diterapkan metode cerita menggunakan bagan corong. sebagai berikut. Berdasarkan kategorisasi di atas, gambaran variabel kemampuan berbahasa pada anak kelompok B RA Nurul Iman Belawa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon setelah diterapkan metode cerita menggunakan bagan flanel adalah sebagai berikut.

Jika dilihat dari rata-rata (average) data variabel X2 yang mencapai 17,15, berdasarkan hasil analisis kategori skor ideal di atas cukup baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa anak kelompok B RA Nurul Iman Belawa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon setelah menerapkan metode bercerita menggunakan papan flanel termasuk dalam kategori sangat baik.

Pengujian Persyaratan Analisis

Oleh karena itu, dibawah ini dilakukan pengolahan data statistik secara berurutan yang meliputi: Analisis Uji Normalitas Distribusi Data; dan kemudian dilanjutkan dengan analisis "uji-t". Uji normalitas distribusi frekuensi dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, yang merupakan syarat untuk menggunakan analisis uji “uji”. Data yang diuji adalah data tentang variabel X1 dan variabel X2 yang diuji dengan menggunakan rumus Chi-square sebagai berikut: 1.

Untuk mengetahui apakah variabel X1 berdistribusi normal atau tidak, maka harus diuji dengan menggunakan rumus Chi-square, dengan kriteria keputusan 𝜒2hitung≤ 𝜒2tabel maka sebaran data berdistribusi normal.

Berdasarkan tabel di atas, biaya chi-kuadrat yang dihitung adalah 3,01, sedangkan biaya chi-kuadrat pada tabel pada α = 5% dengan dk = 5-1 = 4 adalah 9,488. Jadi, χ2hitung < χ2tabel, mis. 3,01 < 9,488, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil variabel X1 berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk mengetahui apakah variabel X2 berdistribusi normal atau tidak, harus diuji dengan menggunakan rumus chi-kuadrat dengan kriteria keputusan jika 𝜒2hitung ≤ 𝜒2tabel maka data berdistribusi normal.

  • Uji Homogenitas Data
  • Pengujian Hipotesis (Test “t”)
  • Pembahasan Hasil Penelitian
  • Keterbatasan Penelitian
  • Simpulan
  • Saran-saran

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbandingan kemampuan berbahasa anak Kelompok B RA Nurul Iman Belawa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon sebelum dan sesudah menggunakan metode bercerita menggunakan papan flanel. Pertama, kemampuan berbahasa anak kelompok B RA Nurul Iman Belawa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon sebelum menerapkan metode bercerita menggunakan papan flanel berdasarkan hasil analisis data rata-rata nilai kemampuan anak adalah 8,9. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kemampuan berbahasa anak di Kelompok B RA Nurul Iman Belawa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon sebelum penerapan metode bercerita melalui papan flanel termasuk dalam kategori kurang baik.

Kedua, kemampuan berbahasa kelompok B RA Nurul Iman Belawa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon setelah penerapan metode storytelling papan flanel berdasarkan hasil analisis data rata-rata nilai kemampuan anak sebesar 17,15. Ketiga, perbandingan kemampuan berbahasa anak kelompok B RA Nurul Iman Belawa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon sebelum dan sesudah menggunakan metode storytelling papan flanel menghasilkan nilai thitung = 8,505. Kemampuan berbahasa anak kelompok B RA Nurul Iman Belawa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon sebelum penerapan metode bercerita menggunakan papan flanel berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata kemampuan anak sebesar 8,9.

Kemampuan berbahasa anak di Kelompok B RA Nurul Iman Belawa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon mencapai rerata skor kecakapan 17,15 setelah menggunakan metode bercerita dari papan flanel.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD khususnya kelas 5, maka peneliti memilih salah satu komponen berbahasa

Setiap orang berhak untuk memperoleh kebutuhan aktualisasi diri agar mampu untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki kearah yang positif, jika penyandang tunanetra

Dalam rangka meletakkan dasar ke arah perkembangan kecerdasan anak didik di Taman kanak-kanak perlu kreativitas guru dalam mengajar, membimbing dan melatih anak sesuai

Peneliti tertarik untuk menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa, khusunya ketika mengungkapkan pendapat dalam

Bab empat berisi hasil penelitian dan pembahasan masalah dalam penulisan ini yang akan menyampaikan bentuk-bentuk tindak tutur direktif guru taman kanak-kanak dalam proses

Jawaban siswa yang diharapkan dari soal nomor 3 untuk memenuhi indikator kemampuan komunikasi adalah siswa dapat mensketsakan gambar membuat persegi panjang sebagai taman

Oleh karena itu pendidikan anak usia dini khususnya PAUD KOBER perlu menyediakan berbagai kegiatan yang mengembangkan berbagai aspek pengembangan yang meliputi kognitif, bahasa, sosial,

Kemampuan berbahasa pada anak usia 3-4 tahun sangat perlu di perhatikan oleh orangtua saat dirumah maupun oleh guru pembimbing pada saat di Taman Kanak-kanak, sebab berdasarkan Standar