• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang - STIKES BCM

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PDF BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang - STIKES BCM"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

Bagaimana gambaran kadar kolesterol pada peminum kopi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Cendekia Medika Pangkalanbun. Untuk mengetahui gambaran kadar kolesterol pada peminum kopi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Cendekia Medika Pangkalanbun. Kadar kolesterol dalam darah dan jaringan digunakan sebagai sumber energi yang membentuk dinding sel dalam tubuh.

Kelainan pada salah satu metabolisme lipoprotein dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida yang berperan dalam penyakit pembuluh darah (Rusliani, 2014). Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh yang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular (Maryati, 2017). Risiko terjadinya hipertensi pada pria dengan kadar kolesterol tinggi lebih besar (23%) dibandingkan pria dengan kadar kolesterol normal (Harefa (2009) dalam Maryati (2017)).

Tingginya konsumsi lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan sehari-hari menyebabkan peningkatan kadar kolesterol darah. Wanita premenopause memiliki kadar kolesterol lebih rendah daripada pria pada usia yang sama.

Gambar 2.2 Metabolisme Kolesterol (Young, 2011)
Gambar 2.2 Metabolisme Kolesterol (Young, 2011)

Kopi

Senyawa pada kopi a. Kafestol dan Kahweol

Hasilnya menunjukkan korelasi positif antara konsumsi kafestol dan kahweol dengan peningkatan kolesterol serum, low density lipoprotein (LPL) plasma dan peningkatan homosistein, yang secara tidak langsung dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (Zyndani et al., 2017). Kafein merupakan salah satu jenis senyawa turunan alkaloid yang dapat ditemukan pada kopi dan teh. Karena efek farmakologis inilah kafein sering ditambahkan ke dalam minuman energi kemasan (Farah (2012) dalam Zydani et al., 2017).

Faktor lain yang mempengaruhi kadar kolesterol adalah kafein, kafein merupakan senyawa kimia dalam kopi yang paling terkenal dan banyak digunakan di semua populasi di dunia. Kebiasaan minum kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup, sama seperti kebiasaan minum alkohol, merokok dan minum minuman berkafein lainnya (Mestiwani, 2017). Satu penelitian yang dilakukan pada 17 orang sehat yang kemudian diberi 6 cangkir kopi selama 4 minggu menunjukkan peningkatan kadar kolesterol total (TC) sebesar 22 mg/dl (Arnesen et al., 1984 dalam Zyndani et al., 2017).

Kerangka Konsep Kajian kadar kolesterol pada konsumen kopi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Cendekia Medika Pangkalanbun. Dari kerangka konseptual di atas, dijelaskan bahwa kopi mengandung kafein, kafesol, dan kahweol. Kafein dapat menyebabkan ketergantungan sehingga jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan efek samping yaitu meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.

Meskipun zat cafesol dan kahweol merupakan senyawa yang dapat menyebabkan peningkatan kolesterol, namun dengan konsumsi yang berlebihan dalam waktu lama akan terjadi penimbunan lemak pada minyak kopi sehingga terjadi peningkatan lipolisis (pemecahan lemak), sehingga terjadi peningkatan tingkat kolesterol. asam lemak bebas di pembuluh darah dan akhirnya terbentuk plak gigi akibat konsumsi kopi yang berlebihan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol pada peminum kopi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun merupakan bagian dari kadar kolesterol tinggi. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari perencanaan hingga persiapan akhir pada tanggal 16 Oktober sampai dengan 18 Desember 2019.

Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian.
Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian.

Desain penelitian

Analisa Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa bermaksud membuat generalisasi atau kesimpulan. Dalam statistik deskriptif, penyajian data dilakukan melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, piktogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentase, perhitungan distribusi data melalui perhitungan standar deviasi dan standar. perhitungan persentase (Sugiyono, 2011). Seluruh karyawan konsumen kopi kemasan 30 orang yang disurvei di Stikes Borneo Scholar Medika Pangkalan Bun termasuk dalam kriteria inklusi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen kopi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Cendekia Medika Pangkalanbun yang berjumlah 30 orang. Sampel merupakan bagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dalam penelitian ini adalah peminum kopi yang berada di STIKes Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun.

Gambar 4.1 Kerangka kerja Gambaran Kadar Kolesterol Pada Konsumen Kopi  Di  Stikes Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun
Gambar 4.1 Kerangka kerja Gambaran Kadar Kolesterol Pada Konsumen Kopi Di Stikes Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun

Tusuk vena sehingga jarum berada pada posisi 30 derajat dari kulit; jika darah tampak mengalir ke dalam semprit, segera lepaskan pengikat dan tarik perlahan pinstone sampai diperoleh darah sesuai kebutuhan.

Kuesioner adalah sekumpulan pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti yang akan digunakan sebagai alat pengumpulan data penelitian (Swarjana, 2016). Tabulasi yaitu membuat tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian yang diinginkan peneliti (Notoadmojo, 2012). Dalam penelitian ini menyajikan data dalam bentuk tabel yang menggambarkan distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik dan tujuan penelitian.Aplikasi software SPSS versi 20 digunakan untuk menyusun data tersebut.

Untuk mengetahui gambaran kadar kolesterol pada peminum kopi di Stikes Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun. Informed consent atau persetujuan untuk menjadi responden, yang mensyaratkan subjek untuk mendapatkan informasi lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilakukan, berhak untuk berpartisipasi secara bebas atau menolak untuk menjadi responden. Pada penelitian ini, analisis kadar kolesterol pada peminum kopi dilakukan di laboratorium dengan menggunakan bahan kimia dan alat untuk penelitian ini.

Prinsip penggunaan bahan kimia ini adalah menggunakannya dalam jumlah seminimal mungkin, tetapi untuk memberikan hasil penelitian yang valid, memastikan penggunaan, pembuangan dan instrumen yang benar, serta menjalankan prosedur keselamatan dengan mengenakan alat dan pakaian pelindung diri yang sesuai saat bekerja dengan bahan kimia sesuai dengan standar operasional. prosedur yang ditetapkan. Penelitian ini hanya mengkaji gambaran kadar kolesterol pada peminum kopi dengan menggunakan metode spektrofotometer dan hasil datanya dideskripsikan dalam bentuk persentase yang disajikan dalam bentuk tabel. Penelitian ini dilaksanakan di STIKes Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun pada tanggal 21 Februari sampai dengan 13 Maret 2019 dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Sampel diambil di STIKes Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun.

Pemeriksaan kadar kolesterol dilakukan di laboratorium kesehatan DIII Analis Kesehatan STIK Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun. Data umum meliputi data usia, jenis kelamin, frekuensi minum kopi per hari, lama konsumsi kopi, kebiasaan makan dengan makanan berlemak dan kebiasaan olahraga.

Data Umum

Responden yang mengkonsumsi >3 cangkir kopi per hari hampir separuh dari total responden yaitu 13 responden (43,3%).

Data Khusus

Pembahasan

Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian yang dilakukan yaitu kadar kolesterol pada pegawai STIKes Borneo Cendekia Medika yang mengkonsumsi kopi. Setelah didapatkan data hasil pengukuran kadar kolesterol pada peminum kopi di STIKes Borneo Medika, dilakukan analisis deskriptif. Berdasarkan tabel 5.7 terlihat bahwa sebagian besar responden memiliki kadar kolesterol di atas normal dengan frekuensi sebanyak 20 responden (66,7%).

Pada penelitian ini hanya terdapat 2 responden yang berusia di atas 50 tahun, dan semuanya memiliki kadar kolesterol di atas normal. Hal ini merupakan salah satu faktor tingginya kolesterol pada peminum kopi yang berusia >50 tahun. Menurut Sari (2019), seseorang yang memiliki kebiasaan minum kopi secara berlebihan memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami kolesterol tinggi.

Pengamatan menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mengkonsumsi kopi di bawah usia 5 tahun tidak menjaga pola makannya, sehingga meskipun sudah lama tidak minum kopi, kadar kolesterolnya lebih tinggi dari normal. Pengamatan menunjukkan bahwa responden yang memiliki kadar kolesterol normal, meskipun sudah minum kopi lebih dari 5 tahun, tetap rutin mengonsumsi buah dan sayur. Selanjutnya berdasarkan tabel 5.13 terlihat bahwa responden dengan kadar kolesterol di atas normal adalah responden yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi lemak yaitu sebanyak 20 responden (66,7%).

Menurut Yoeantafara (2017), konsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol akan meningkatkan kadar kolesterol total dan LDL. Hati akan memiliki cukup kolesterol dan berhenti menyerap LDL, yang dapat meningkatkan kadar kolesterol total. Tabel 5.14 menunjukkan bahwa responden dengan kadar kolesterol di atas normal adalah responden yang tidak berolahraga yaitu sebanyak 16 responden (53,3%).

Menurut penelitian Anakonda, dkk. 2019) seseorang yang tidak berolahraga dapat menyebabkan peningkatan kolesterol tinggi. Berdasarkan hasil penelitian terhadap kadar kolesterol pegawai STIE Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun yang mengkonsumsi kopi, diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki kadar kolesterol di atas normal (66,7%). Dengan menjaga pola hidup sehat dan baik, diharapkan dapat meminimalisir risiko peningkatan kadar kolesterol dalam darah.

Kadar kolesterol total pada peminum kopi tradisional di Dusun Sembung Daye Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Faktor Risiko Kadar Kolesterol Darah pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Rawat Jalan di RS Meuraxa (Faktor Risiko Kadar Kolesterol Darah pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Rawat Jalan di RS Meuraxa).

Tabel 5.1 Hasil Kadar Kolesterol Pada Peminum Kopi   Kategori   Responden   Konsumsi
Tabel 5.1 Hasil Kadar Kolesterol Pada Peminum Kopi Kategori Responden Konsumsi

Gambar

Gambar 2.2 Metabolisme Kolesterol (Young, 2011)
Tabel 2.1 Kadar kolesterol ( Kumar et al., 2018)
Gambar 2.3  Tanaman Kopi (Supriadi, 2014)  2.2.2  Jenis Kopi
Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian.
+5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di PMB “N” Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang pada tanggal 1 Juli 2018 – 28 Juli 2018 dapat diambil kesimpulan sebagai