• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Arus Kas

2.1.1.1 Pengertian Kas

Kas merupakan aset yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk kegiatan operasional perusahaan. Dengan adanya kegiatan operasional perusahaan bisa berlangsung dengan lancar mulai dari yang terkecil hingga kegiatan investasi dalam suatu perusahaan. Para ahli juga memiliki pandangan dan pendapat yang berbeda-beda, berikut pengertian kas menurut para ahli:

1. Menurut (Agoes, 2016) Aset lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah untuk dislewengkan yaitu Kas.

2. Menurut (Sodikin dan Riyono, 2014) Kas merupakan (uang kertas dan uang logam) dan alat-alat pembayaran lainnya yang dapat disamakan dengan uang tunai.

3. Menurut (Baridwan, 2008) Suatu alat tukar menukar yang dapat diterima untuk pelunasan utang, juga dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sesuai nominalnya, dan simpanan dalam bank atau tempat lain yang dapat diambil suatu waktu.

2.1.1.2 Pengertian LaporanArus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan kas keluar dari suatu perusahaan dalam periode tertentu. Arus kas merupakan transaksi penerimaan dan pengeluaran rekening kas dan setara kas. Berikut merupakan macam-macam penjelasan menurut para ahli:

1. Menurut (Wahyudiono, 2014) Laporan arus kas adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang atau kas perusahaan.

(2)

2. Menurut (Zadmehr, 2017) Arus kas merupakan laporan yang menjelaskan secara rinci mengenai perolehan kas dan setara kas perusahaan. Arus kas disajikan oleh perusahaan untuk dapat memberikan informasi yang berguna bagi para stakeholders perusahaan. Melalui arus kas, dapat diketahui bagaimana kemampuan perusahaan tersebut dalam menggunakan dan mengelola kasnya untuk dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.

3. Menurut (Prastowo, 2015) Arus kas merupakan konsep dasar dalam penerimaan dan pengeluaran kas pada suatuperusahaan.

2.1.1.3 Tujuan dan Manfaat Arus Kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk memberikan kepada para pengguna informasi tentang penerimaan dan pembayaran atau satu satuan selama satu periode. Tujuan kedua adalah memberikan informasi atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Berikut merupakan tujuan laporan arus kas menurut beberapa para ahli:

Menurut (Rudianto, 2012) menjelaskan bahwa secara umum, tujuan dibuatnya laporan arus kas adalah:

1. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas bersih masa depan.

2. Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya, membayar deviden, dan kebutuhannya untuk pendanaan internal.

3. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaan serta pembayaran kas yang berkaitan.

4. Menilai pengaruh posisi keuangan suatu perusahaan dari transaksi investasi dan pendanaan kas dan non-kas selama suatu periode tertentu.

Semua informasi yang berkaitan dengan aliran kas masuk dan kas keluar perusahaan suatu periode itulah yang dijadikan alasan dibuatnya laporan arus kas.

(3)

Manfaat arus kas menurut (Martani, 2009) antara lain:

1. Memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih entitas, struktur keuangan (likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dan rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah.

2. Menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas yang memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai entitas

3. Meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas.

2.1.14 Klasifikasi Arus Kas

Pengklasifikasian arus kas penting dilakukan untuk mengevaluasi perubahan kas bersih yang terjadi dan memprediksi arus kas masa depan. Dimana laporan arus kas dilaporkan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

1. Aktivitas-aktivitas Operasi

Aktivitas operasi melibatkan produksi dan pengiriman barang untuk dijualserta penyediaan jasa. Arus kas diaktivitas-aktivitas operasi bisanya menunjukkan dampak dari transaksi-transaksi yang masuk ke dalam penentuan laba bersih. Termasuk dalam katagori sebagai arus kas masuk (cash inflow) adalah penerimaan kas dari pelanggan untuk barang dan jasa yang di belinya, pendapatan bunga dan deviden atas pinjaman sedangkan dalam katagori arus kas keluar ( cash out flows) adalah pembayaran untuk gaji barang dan jasa dan beban operasi.

(4)

2. Aktivitas-aktivitas investasi

Aktivitas investasi adalah berbagai aktivitas yang terkait dengan pembelian dan penjualan harta perusahaan yang dapat menjadi sumber pendapatan perusahaan. Seperti pembelian dan penjualan gedung,tanah,mesin,kenderaan pembeliaan obligasi atau saham perusahaan lain dan sebagainya.

3. Aktivitas-aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan meliputi perolehan atau pengambilan sumberdaya dari atau kepada pemiliknya dan pemberian imbalan atas investasi mereka, serta perolehan sumber daya dari kreditor dan pembayaran kembali jumlah yang dipinjam atau pelunasan kewajiban. Contoh arus kas masuk dari aktivitas-aktivitas pendanaan meliputi penerbitan wesel, obligasi, hipotik, pinjaman- pinjaman jangka pendek lainnya. Serta penerbitan saham biasa dansaham preferen.

Aktivitas Dalam Laporan Arus Kas menurut (Kieso, 2010) sebagai berikut:

a. Aktivitas operasi (operating activities) meliputi pengaruh kas dari transaksi yang digunakan untuk menentukan laba bersih.

b. Aktivitas investasi (investing activities) meliputi pemberian dan penagihan pinjaman serta perolehan dan pelepasan investasi (baik utang maupun ekuitas) serta property, pabrik,dan peralatan.

c. Aktivitas pendanaan (financing activities) melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuiyas pemilik. Aktivitas ini meliputi :Perolehan sumber daya dari pemilik dan komposisinya dengan pengambilan atas dan dari investasinya dan Peminjaman uang dari kreditor serta pelunasanya

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi kepada para pengguna laporan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan.

(5)

2.1.1.5 Pengukuran Arus Kas

Pengukuran arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Aktivitas operasi menurut (Ikatan Akuntan Indonesia, 2010) sebagai berikut

“Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan-perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan”.Aktivitas operasi menurut (Wild, 2011) sebagai berikut

“Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba”.

Alasan Pengukuran Arus Kas menggunakan Arus Kas Dari Aktivitas Operasi dan kaitanya dengan Likuiditas yaitu Arus kas dari operasi meliputi elemen pendanaan serta bermanfaat untuk evaluasi dan proyeksi likuiditas jangka pendek. Menurut Soemarso (2011) sebagai berikut : “Apabila arus kas operasi mengalami surplus kas bersih maka tidak mengakibatkan kesulitan likuiditas bagi perusahaan”. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa arus kas dari aktivitasi operasi dapat menilai seberapa besar perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancar saat jatuh tempo.

2.1.2 Perputaran Piutang

2.1.2.1 Pengertian Piutang

Salah satu cara untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada serta menarik pelanggan baru adalah dengan melakukan penjualan kredit. Penjualan kredit akan menimbulkan piutang.

Piutang secara umum merupakan tagihan yang timbul atas penjualan barang atau jasa secara kredit. Berikut adalah beberapa definisi piutang menurut para ahli:

1. Menurut (Mulya, 2010) Piutang adalah berupa hak klaim atau tagihan berupa uang atau bentuk lainnya kepada seseorang atau suatu perusahaan.

(6)

2. Menurut (Sugiri, 2009) Piutang adalah tagihan baik kepada individu-individu maupun kepada perusahaan lain yang akan diterima dalam bentuk kas.

3. Menurut (Werren, Reeve, Fess, 2005) Piutang usaha (account receivable) timbul akibat adanya penjualan kredit. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk atau jasa. Istilah piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya

Jadi, secara umum piutang timbul akibat adanya penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang juga dapat timbul dengan adanya pemberian pinjaman uang kepada individu, perusahaan atau transaksi-transaksi lainnya yang menciptakan suatu hubungan antara pihak yang memberi pinjaman dengan yang terhutang. Piutang dicatat pada neraca dengan mendebet akun piutang usaha ( account receivable ) dan diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.

2.1.2.2 Jenis-Jenis Piutang

Untuk tujuan pelaporan keuangan, piutang diklasifikasikan sebagai lancar ( jangka pendek ) dan tidak lancar ( jangka panjang ).

Piutang lancar (current receivable ) diharapkan akan tertagih dalam satu tahun selama siklus operasi berjalan, mana yang lebih panjang.

Semua piutang lain digolongkan sebagai piutang tidak lancar.

Berikut adalah jenis-jenis piutang:

1. Piutang Dagang ( Trade Receivable )

Piutang dagang adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang atau jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang dagang di klasifikasikan lagi menjadi piutang usaha dan wesel tagih.

2. Piutang Usaha ( Account Receivable )

Piutang usaha adalah janji lisan dari pembeli untuk membayar barang atau jasa yang dijual. Piutang usaha biasanya dapat ditagih dalam 30 sampai 60 hari.Dalam melakukan penjualan kredit,

(7)

perusahaan biasanya memberikan diskon penjualan atau diskon dagang. Diskon dagang biasanya dinyatakan dalam persentase, sedangkan diskon penjualan dinyatakan dalam bentuk istilah 2/10, n/30 ( diskon 2% jika dibayarkan dalam 10 hari, jumlah kotor jatuh tempo dalam 30 hari ).

3. Wesel Tagih ( Note Receivable )

Menurut Warren Reeve Fess ( 2005:392 ) “ Wesel tagih (note receivable) adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan disaat perusahaan telah menerbitkan suratutang formal “. Wesel tagih dapat berasal dari penjualan, pembiayaan atau transaksi lainnya.

Wesel tagih dapat digolongkan dalam 2 jenis, yaitu :

1. Wesel tagih berbunga ( Interest bearing note) wesel tagih berbunga ditulis sebagai perjanjian untuk membayar pokok atau jumlah nominal dan ditambah dengan bunga yang terhutang pada tingkat khusus.

2. Wesel tagih tanpa bunga ( non interest bearing note ) pada wesel tagih tanpa bunga tidak dicantumkan persen bunga, tetapi jumlah nominalnya meliputi beban bunga. Jadi, nilai sekarang merupakan selisih antara jumlah nominal dan bunga yang dimasukkan dalam wesel tersebut yang kadang-kadang disebut bunga implicit atau bunga efektif.

2.1.2.3 Pengertian Perputaran Piutang

Perputaran piutang merupakan rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modal. Perputaran piutang yang tinggi merupakan kondisi modal yang akan semakin tinggi dan perusahaan dikatakan likuid. Apabila perputaran piutang rendah maka kondisi modal yang ada juga akan rendah sehingga dikatakan illikuid. Berikut adalah pengertian menurut para ahli:

1. Menurut (Kasmir, 2012) Perputaran piutang (Receivable Turnover) adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali

(8)

dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.

2. Menurut (Musthafa, 2017) Receivable turnover is one of the elements of working capital whose conditions are continuously rotating to convert receivables into cash.

Tinggi rendahnya perputaran piutang akan mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang.

Makin cepat perputarannya berarti semakin pendek waktu terikatnya modal dalam piutang, sehingga untuk mempertahankan penjualan kredit tertentu, dengan naiknya tingkat perputarannya dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil yang diinvestasikan dalam piutang.

Kelancaran penerimaan piutang dan pengukuran baik tidaknya investasi dalam piutang dapat diketahui dari tingkat perputarannya.

Perputaran piutang adalah masa-masa penerimaan piutang dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Perputaran piutang akan menunjukkan beberapa kali piutang yang timbul sampai piutang tersebut dapat tertagih kembali kedalam kas perusahaan.

2.1.2.4 Pengukuran Perputaran Piutang

Menurut rumus yang dinyatakan Bambang Riyanto maka tingkat perputaran piutang (receivable turnover) dapat diketahui dengan membagi jumlah penjualan kredit selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang (average receivable) pada periode tersebut.Tingkat perputaran piutang dapat digunakan sebagai gambaran keefektifan pengelolaan piutang, karena semakin tinggi tingkat perputaran piutang suatu perusahaan berarti semakin baik pengelolaan piutangnya. Tingkat perputaran piutangnya dapat dipertinggi dengan jalan memperketat kebijaksanaan penjualan kredit, misalnya dengan jalan memperpendek jangka waktu pembayaran.

Keefektivan kebijaksanaan penjualan kredit suatu perusahaan tidak cukup hanya dilihat dari tingkat perputaran piutang saja, tetapi juga perlu dikaitkan dengan hari rata-rata pengumpulan piutang.

(9)

Namun hari rata-rata pengumpulan piutang ini baru akan berarti jika dibanding dengan syarat pembayaran yang telah ditetapkan perusahaan. Apabila hari rata-rata pengumpulan piutang selalu lebih besar dari pada batas waktu pembayaran yang telah ditetapkan perusahaan berarti bahwa cara pengumpulan piutang yang dilakukan perusahaan kurang efisien.

Semakin besar hari rata-rata pengumpulan piutang suatu perusahaan semakin besar pula risiko kemungkinan tidak tertagihya piutang, dan apabila perusahaan tidak membuat cadangan terhadap kemungkinan kerugian yaitu timbul karena tidak tertagihnya piutang (allowance for bad debt) berarti perusahaan telah memperhitungkan labanya yang terlalu besar.

2.1.3 Likuiditas

2.1.3.1 Pengertian Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban untuk membayar utang-utang jangka pendeknya yaitu utang usaha, utang dividen, utang pajak , dan lain- lain. Dibawah ini adalah definisi likuiditas menurut para ahli:

1. Menurut (Subramanyan, 2012) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibanfinansialnya yang harus segera dipenuhi (jangka pendek).

2. Menurut (Hanafi dan Halim, 2014) Likuiditas adalah kemampuan likuiditas jangka pendekperusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utanglancarnya.

3. Menurut (Hery,2016) Rasio Likuiditas dapat didefinisikan sebagai rasio yang menunjukan kapabilitas perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas dikenal juga sebagai rasio yang dapat digunakan untuk mengukursampai seberapa jauh tingkat kapabilitas perusahan dalam melunasi kewajibanjangka pendeknya yang akan jatuh tempo.

(10)

2.1.3.2 Tujuan dan Manfaat Likuiditas

Melalui rasio likuiditas, pemilik perusahaan dapat menilai kemampuanmanajemen dalam mengelola dana yang telah dipercayakan, termasuk dana yang dipergunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek.

Investor sangat membutuhkan rasio likuiditas terutama dalam hal pembagian deviden tunai, sedangkan kreditor membutuhkannya untuk pedoman pengembalian pinjaman pokok dengan bunganya.

Kreditor maupun supplier lazimnya akan menyerahkan pinjaman/utang kepada perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas tinggi.

Berikut adalah tujuan dan manfaat rasio likuiditas secara keseluruhan:

1.Mengukur kekuatan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang yang akan segera jatuh tempo.

2.Mengetahui kapasitas perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan total asset lancar.

3.Mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan asset sangat lancar

4.Menaksir skala uang kas perusahaan dalam membayar utang jangka pendek.

5.Perencanaan finansial di masa depan terutama yang berhubungan dengan perencanaan kas dan kewajiban jangka pendek.

6.Mengetahui keadaan dan posisi likuiditas perusahaan masing- masing periode dengan membandingkannya.

2.1.3.3 Jenis-Jenis Rasio Likuiditas

Berikut adalah jenis-jenis rasio likuiditas menurut (Hery, 2016) yang sering dipakai dalam praktek untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar digunakan dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan

(11)

jatuh tempo denganmenggunakan total asset lancar yang ada. Rasio lancar menggambarkan jumlahketersediaan asset lancar yang dimiliki dibandingkan dengan total kewajibanlancar.Current ratio yang rendahbiasanya dianggap menunjukkan terjadi masalah dalam likuiditas. Sebaliknyasuatu perusahaan yang memiliki rasio lancar terlalu tinggi juga kurang bagus,karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapatmengurangi kemampun laba perusahaan (Mamduh dan Halim, 2014).

Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio lancar:

Rasio Lancar = Aset Lancar Kewajiban Lancar

2. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test)

Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya paling rendah, sering mengalami fluktuasi harga, dan sering menimbulkankerugian jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, dalam perhitungan rasio cair(quick ratio), nilai persediaan dikeluarkan dari aktiva cair (Kasmir, 2012).

Quick Ratio merupakan rasio uji cepat yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan (Kasmir, 2012) . Menurut (Mamduh dan Halim, 2014) Quick ratio or acid test lebih baik dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, karena dalam perhitungannya semua unsur-unsur persediaan dikurangkan atau dianggap tidak digunakan untuk membayar utang jangka pendek.

(12)

2.2 Tinjauan Empiris

Tabel 2.1Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian

Nama dan Tahun Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Penelitian 1 Pengaruh Perputaran

Piutang, Arus Kas, Perputaran

Persediaan terhadap Likuiditas dengan Profitabilitas sebagai Variable Intervening

Mayasari, Andini, Pranaditya dan Oemar (2017)

Independen : Perputaran Piutang, Arus Kas,

Perputaran Persediaan.

Dependen:

Likuiditas

Intervening:

Profitabilitas

Perputaran Piutang, Arus Kas dan Profitabilitas berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Likuiditas dan Arus Kas berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.

2 Pengaruh Perputaran Piutang dan Arus Kas terhadap Likuiditas

Indriani, Ilat dan Suwetja (2017)

Independen:

Perputaran Piutang dan Arus Kas

Dependen:

Likuiditas

Perputaran Piutang dan Arus kas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Likuiditas, hasil uji t perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

3 Pengaruh Perputaran Kas dan Peputaran Piutang terhadap Likuiditas

Runtulalo, Murni dan Tulung (2018)

Independen:

Perputaran Kas dan Perputaran Piutang

Dependen:

Perputaran Piutang berpengaruh signifikan terhadap Likuiditas dan

Perputaran Kas secara parsial tidak

(13)

Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Likuiditas.

4 Pengaruh Perputaran Piutang, Arus Kas dan Laba Terhadap Likuiditas.

Rahmawati (2019)

Independen:

Perputaran Piutang, Arus Kas dan Laba

Dependen:

Likuiditas

Perputaran Piutang berpengaruh negatif atau tidak signifikan terhadap likuiditas, Arus kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas dan Laba berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Likuiditas.

5 Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas.

Mulyanti dan Supriyani (2018)

Independen:

Perputaran Kas dan Perputaran Persediaan

Dependen:

Likuiditas

Dalam Penelitian ini tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap likuiditas baik secara parsial maupun simultan.

6 TheimpactofQuantit ativeEasingonLiquid ityCreation

Kapoor and Peia (2020)

Purposive Sampling

Hal ini menunjukkan dampak yang lebih lemah pada ekonomi riil selama dua putaran pertama, ketika lebih banyak bank yang terekspos mengubah cadangan yang dibuat melalui

(14)

QE menjadi aset likuid yang tidak terpakai, seperti hipotek real estat.

7 Corporate

Liquidity and The Significance of Earnings Versus Cash Flow

Lancaster, Stevens, Joseph (2010)

Compustat Data.

Arus kas dari operasi secara signifikan merupakan kekuatan penjelas tambahan relatif terhadap pendapatan akrual.

8 Liquidity Analysis Using Cash Flow Ratios and

Traditional Ratios:

The

Telecommunications Sector in Australia

Kirkham (2012)

FinAnalysis database

Hasil analisis berdasarkan rasio likuiditas tradisional paling baik

dibandingkan dengan arus kas

rasio sebelum mengambil

kesimpulan apa pun tentang posisi likuiditas keuangan

(15)

2.3 Kerangka Pemikiran

2.3.1 Pengaruh Perputaran Piutang pada Likuiditas Perusahaan

Perputaran piutang adalah rasio untuk mengukur berapa kali berputar dana perusahaan yang telah tertanam didalam piutang saat periode tertentu dan juga dapat menunjukan kemampuan perusahaan dalam penagihan piutang usaha dalam satu periode (Kasmir,2015). Perputaran piutang yang tinggi dapat menyebabkan modal perusahaan menjadi meningkat sehingga perusahaan dikatakan likuid dan sebaliknya jika perputaran piutang rendah dapat mempengaruhi modal perusahaan mengalami penurunan, sehingga perusahaan dikatakan ilikuid.

Semakin tinggi tingkat perputaran piutang maka semakin baik pengelolaan piutangnya, sehingga dapat mempengaruhi likuiditas. Jika pengelolaan piutang baik maka likuiditas perusahaan juga ikut membaik, pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak dari ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.

Penelitian ini memberikan pengaruh secara positif atau signifikan terhadap Likuiditas. Hal ini sesuai dengan penelitian Runtulalo, Murni dan Tulung (2018) yang menyatakan bahwa Perputaran Piutang berpengaruh signifikan terhadap Likuiditas.

H1 : Perputaran Piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Likuiditas

2.3.2 Pengaruh Arus Kas pada Likuiditas Perusahaan

Laporan arus kas adalah sebuah laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari masing-masing aktivitas yaitu aktivitas operasi, aktivitas pendanaan, dan aktivitas investasi untuk satu periode tertentu (Hery, 2012). Kas merupakan unsur aktiva yang paling lancar dan dapat dikatakan kas merupakan modal kerjanyang paling likuid sehingga dengan ketersediaan kas yang cukup maka perusahaan tidak akan kesulitan dalam memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo. Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyiapkan kas atau aset lain

(16)

yang dapat segera diubah menjadi kas dalam rangka memenuhi liabilitas jangka pendek yang harus dipenuhi perusahaan (Warsono, 2013).

Semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Akan tetapi, jika jumlah kas yang tinggi di perusahaan juga dapat berarti adanya over investment dalam kas yang berarti perusahan tersebut kurang efektif dalam perputaran arus kasnya. Sebaliknya, jumlah arus kas yang relatif kecil berarti perusahaan memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi dalam kegiatan operasionalnya. Penelitian ini memberikan pengaruh secara positif dan signifikan terhadap Likuiditas. Hal ini sesuai dengan penelitian Rahmawati (2019) bahwa Arus Kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Likuiditas.

H2 : Arus Kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Likuiditas.

2.3.3 Pengaruh Perputaran Piutang dan Arus Kas terhadap Likuiditas Perputaran piutang harus selalu dalam keadaan berputar, apabila syarat peembayaran yang diberikan perusahaan semakin lama, maka modal yang digunakan untuk penjualan kredit akan semakin rendah. Hal ini akan berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya (Musthafa, 2017). Arus kas berfungsi sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas berpengaruh terhadap perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kedua variabel (Perputaran Piutang dan Arus Kas) dalam penelitian ini menunjukan bahwa variabel-variabel dapat digunakan oleh perusahaan dan investor sebagai bahan pertimbangan dalam keputusan investasi.

H3 : Perputaran Piutang dan Arus Kas berpengaruh signifikan terhadap Likuiditas.

(17)

H1

H2

H3

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Perputaran Piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Likuiditas

H2 : Arus Kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Likuditas.

H3: Perputaran Piutang dan Arus Kas berpengaruh signifikan secara bersama- sama terhadap Likuditas

Perputaran Piutang X1

Arus Kas X2

Likuiditas Y

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian menunjukkan bahwa: 1 informasi laba akuntansi tidak berpengaruh signifikan positif terhadap volume perdagangan saham, 2 arus kas operasi berpengaruh signifikan positif