• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - IAIN Pare

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - IAIN Pare"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Secara esensial manusia merupakan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia tidak akan pernah lepas dari hubungannya dengan orang lain, dari bangun pagi hingga tidur kembali. Sebagian besar hidupnya dihabiskan dengan cara berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain. Dalam berinteraksi pada kehidupan sehari-hari, umumnya sangatlah bervariasi seperti mencurahkan isi hati, berkeluh- kesah dan meminta pertolongan, interaksi sosial yang dilakukan tersebut terjadi dalam konteks yang berbeda, seperti misalnya interaksi dengan anggota keluarga, interaksi dengan teman atau atau interaksi.

Merantau merupakan salah satu fenomena sosial yang memiliki dampak luas.

Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang Mendorong seseorang untuk merantau salah satunya untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi serta berkualitas. Mahasiswa identik dengan kata perantau, keinginan untuk mendapatkan universitas terbaik biasanya tidak didapatkan di kota sendiri. Dalam hal ini mengakibatkan sebagian orang harus merantau untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan berkualitas. Kadang mereka harus pindah dari satu pulau ke pulau lain hingga studi mereka selesai. Dalam kondisi demikian biasanya mahasiswa akan menginap bersama keluarga ataupun menyewa tempat kos dan dituntut untuk dapat hidup mandiri, jauh dari segala fasilitas dan kenyamanan yang tersedia dirumah atau tempat asal mahasiswa perantau tersebut.

Sebagai seorang perantau dan juga mahasiswa dituntut agar dapat menyerap ilmu dengan baik dan dapat dengan cepat beradaptasi dengan keadaan lingkungan, baik lingkungan kampus maupun lingkungan tempat tinggal. Orang yang pergi meninggalkan kampung halamannya ke daerah lain untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi dalam rangka mempersiapkan diri dalam pencapaian suatu keahlian tingkat strata (S1) adalah mahasiswa. Para mahasiswa yang tinggal di perantauan harus bisa bertahan hidup di lingkungan baru yang berbeda dengan daerah asalnya.

(2)

Banyak situasi yang harus dihadapi mahasiswa ketika mereka pindah dari daerah asal ke daerah rantau. Perbedaan iklim, selera makan, bahasa, budaya, norma dan aturan di daerah baru membuat mahasiswa harus bisa beradaptasi dengan baik.

Berdasarkan rentang usia mahasiswa antara 17-25 tahun yakni berada pada tahap perkembangan peralihan antara masa remaja akhir dan memasuki dewasa awal. Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa.

Pada masa remaja individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis.1 Masa peralihan di anggap sebagai tahap perkembangan yang mengalami banyak masalah dan tekanan. Dalam hal ini tampak dari perubahan dan tuntutan yang dihadapi sebagai mahasiswa perantau, seperti perubahan sistem pendidikan, lingkungan baru, teman baru, budaya sosial yang baru, nilai-nilai sosial baru, tuntutan untuk hidup mandiri di perantauan, serta tanggung jawab pribadi saat merantau.

Santrock menyatakan fenomena mahasiswa perantau umumnya bertujuan untuk meraih kesuksesan melalui kualitas pendidikan yang lebih baik pada bidang yang diinginkan. Fenomena ini juga dianggap sebagai usaha pembuktian kualitas diri sebagai orang dewasa yang mandiri dan bertanggung jawab dalam membuat keputusan.2 Menurut Eisenberg, dkk, kontrol diri yang rendah dapat menjadi penyebab munculnya masalah-masalah perilaku. Masten dkk, juga mengemukakan bahwa kontrol diri yang rendah dapat menjadi sebab seseorang terlibat dalam perilaku antisosial. Kontrol diri sebagai kecenderungan kepribadian yang relatif stabil yang dapat memberikan dampak positif bagi diri sendiri maupun lingkungan sosial.

Melihat fenomena sekarang mahasiswa sangat sulit mengontrol dirinya dalam berinteraksi dan tidak jarang gagal menyesuaikan diri. Kontrol diri sangat dibutuhkan dalam berinteraksi dengan orang lain agar dapat berperilaku sosial yang baik dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan baik. Jadi apabila seseorang mempunyai kontrol diri yang baik maka interaksi seseorang akan sejalan dengan cara

1Hurclock, E., Psikologi perkembangan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 2004). h.206.

2Lingga, R. W., danTuapattinaja, J. M. ‘Gambaran Virtue Mahasiswa Perantau’, dalam jurnal Predicara, 01.2 (2012). h.60.

(3)

berinteraksi dengan orang lain dan dapat menyesuaian diri di lingkungan dengan baik pula. Kurangnya kontrol diri yang kuat mengakibatkan banyak masalah yang terjadi di kalangan mahasiswa. Permasalahan tersebut mengarah kepada kenakalan, hal ini sebagai bentuk dari kegagalan individu untuk mengembangkan kontrol diri dalam berperilaku. Sehingga dampaknya yaitu prokrastinasi akademik, membuat keributan, pergaulan bebas, culture shock dan permasalahan lainnya. Berdasarkan pada hal inilah maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Kontrol Diri Mahasiswa Perantau dalam Menjaga Kepercayaan Orang Tua (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Parepare)”.

Self control merupakan kemampuan individu untuk mengesampingkan atau

mengubah pemikiran, emosi, dorongan, godaan, dan perilaku yang tidak di inginkan (perilaku negatif) sehingga dapat membawa ke arah yang positif. Misalnya seorang mahasiswa dapat menghindarkan dirinya dari pemikiran atau berperilaku menyimpang seperti pergaulan bebas, dapat mengontrol diri dalam hal ini dorongan maupun godaan untuk tidak menunda-nunda tugas akademik (prokrastinasi akademik) serta dapat menyesuaikan emosi dalam menghadapi culture shock.

Rendahnya kontrol diri pada seseorang tentu akan menimbulkan dampak negatif, sedangkan orang yang memiliki self control diri yang baik akan menimbulkan dampak positif kaitannya dengan mahasiswa akan lebih menonjol performa dalam menghindari perilaku menyimpang dan akan mengerjakan tugas.

Berdasarkan beberapa keterangan hasil wawancara awal, peneliti menduga bahwasanya perilaku negatif seperti prokrastinasi akademik, membuat keributan, pergaulan bebas, culture shock serta perilaku positif seperti menghindari perilaku menyimpang dan akan mengerjakan tugas pada mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Parepare tersebut dipengaruhi oleh tingkat kontrol diri masing-masing individu berbeda yang membuat mereka melakukan penundaan terhadap tugas, merasa kesulitan untuk mengerjakan tugas, serta sulitnya dalam menyesuaikan diri pada lingkungan baru.

(4)

Mahasiswa yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu mengontrol segala tindakan untuk menjaga kepercayaan orang tua dalam hal ini menyelesaikan tugas maupun terhindar dari perilaku menyimpang. Maksudnya kepercayaan orang tua kepada anak yaitu harapan orang tua kepada mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah yang berasal dari luar kota Parepare, bahwa mereka akan berperilaku dan bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh orang tua mereka. Seperti mahasiswa dapat menyelesaikan suatu mata kuliah, berperilaku sesuai norma agama dan adat istiadat, serta memperoleh gelar sarjana sehingga tidak terjadi kegagalan memperoleh gelar sarjana, melakukan perbuatan yang menyimpang serta keterlambatan penyelesaian kuliah yang mengakibatkan terjadi biaya penambahan kuliah. Secara materiil penundaan sering kali diikuti oleh perasaan bersalah, marah dan tidak berguna.

Ketika mahasiswa dihadapkan dengan tantangan dalam tugas akademik, semakin tinggi kontrol diri mahasiswa maka semakin rendah untuk tidak menyelesaikan tugas, sebaliknya semakin rendah kontrol diri mahasiswa maka semakin tinggi untuk tidak menyelesaikan tugas. Serta ketika mahasiswa di hadapkan dengan tantangan dalam lingkungan yang baru, semakin tinggi kontrol diri mahasiswa maka semakin rendah untuk berperilaku menyimpang sebaliknya semakin rendah kontrol diri mahasiswa maka semakin tinggi untuk melakukan perilaku menyimpang.

B. Rumusan Masalah

Berdasar dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kontrol diri mahasiswa Perantau Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah dalam menjaga kepercayaan orang tua?

2. Bagaimana faktor yang memengaruhi kontrol diri mahasiswa Perantau Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah dalam menjaga kepercayaan orang tua?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(5)

1. Untuk mengetahui kontrol diri mahasiswa perantau Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah dalam menjaga kepercayaan orang tua.

2. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi kontrol diri mahasiswa perantau Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah dalam menjaga kepercayaan orang tua.

D. Kegunaan Penelitian

Dalam setiap penelitian akan menyajikan kegunaan baik secara teoretis ataupun secara praktis. Kegunaan penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan terkait tentang kontrol diri mahasiswa dalam menjaga kepercayaan orang tua serta mengembangkan penelitian ini di bidang bimbingan dan konseling.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi, pertimbangan, dan bahan acuan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sejenis serta dapat memberikan keterampilan dalam berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan orang lain dan semua pihak dapat bertambah pengalaman serta pengetahuannya.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan tentang kondisi umum penelitian yang akan dilaksanakan, seperti latar belakang, tujuan, serta manfaat penelitian, batasan masalah serta