Para siswa dan rekan-rekan guru inilah yang dengan antusias mendorong agar buku ini segera diterbitkan. Namun jika ada keabsahan dalam kitab ini, itu hanya karena Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
DAFTAR ISI
KONSTRUKSI KEBIJAKAN DAN SITUASI MONETER INDONESIA 5.1 Konsep Moneter ⁓ 49
DAFTAR TABEL
PERMINTAAN UANG DAN KEBIJAKAN
MONETER
Pendahuluan
BAB I
Permintaan Uang
Jumlah uang beredar (terutama perubahan besar jumlah uang beredar) jelas mempengaruhi keseimbangan antara aliran barang dan aliran uang (Fischer, 1997). Banyaknya uang beredar yang diminta masyarakat yaitu berupa uang kartal ditambah giro disebut uang beredar dalam arti sempit (M1).
Urgensi Permintaan Uang
Oleh karena itu, Bank Indonesia menerapkan kebijakan linier dengan mempercepat suku bunga simpanan sebesar 1,33 persen atau dari 7,61 persen menjadi 8,94 persen. Terkait nilai tukar Rupiah terhadap USD, tercatat pelemahan Rupiah terbesar terjadi pada tahun 2017 yaitu Rp 13.480/1USD. Pelemahan fundamental ini disebabkan oleh membaiknya data perekonomian AS, semakin intensifnya perang dagang AS-Tiongkok, permasalahan stabilitas geopolitik dan reaksi pasar terhadap ekspektasi. Kenaikan suku bunga Federal Reserve Bank (Waluyo, 2018).
Studi Permintaan Uang dan Moneter
Dengan asumsi ini, jumlah uang yang diminta masyarakat sama dengan jumlah uang yang ditawarkan oleh bank sentral sebagai otoritas moneter yang mengatur peredaran uang atau permintaan uang (MD) sama dengan (=) jumlah uang beredar (MS) ( Mosen-Oksooee, 2007). Oleh karena itu, data permintaan uang yang digunakan dalam penelitian ini adalah data jumlah uang beredar dalam arti luas (M2), yaitu jumlah uang tunai + giro + uang fiktif (M1 + uang fiktif).
TEORI UANG DAN
PERMINTAAN UANG
Perspektif Uang
BAB II
Fungsi Uang
Dengan uang orang dapat membeli berbagai jenis barang atau jasa, karena uang mempunyai ‘daya beli’. Dalam istilah ekonomi, uang dapat menciptakan “permintaan efektif” dan semua orang bersedia menerimanya karena dengan uang tersebut mereka dapat membeli segala jenis barang dan jasa yang mereka butuhkan.
Teori Permintaan Uang
- Teori-Teori Klasik (Teori Kuantitas)
- Teori Cambridge (Marshall-Pigou)
- Teori Keynes
Dimana Me = jumlah uang beredar (yang dianggap ditentukan oleh pemerintah), maka diperoleh hubungan sebagai berikut. Namun teori Cambridge berbeda dengan teori Fisher tentang masalah uang yang dipegang oleh individu dalam masyarakat.
Motif Transaksi (Transaction motive)
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kebutuhan uang untuk bertransaksi merupakan proporsi yang konstan terhadap tingkat pendapatan. Senada dengan itu, Keynes berpendapat bahwa permintaan uang untuk transaksi tersebut tidak mempunyai proporsi yang tetap, melainkan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suku bunga.
Motif Berjaga-Jaga (Precautionary motive)
MT = Permintaan uang berdasarkan motif transaksi MP = Permintaan uang berdasarkan motif sebelumnya. Permintaan uang (M1) yang didasarkan pada motif transaksi dan motif pencegahan merupakan fungsi positif dari tingkat pendapatan.
Motif Spekulasi (Speculative motive)
- Teori Pasca Keynes
- Teori Kuantitas Modern
- Teori Pendapatan Nasional
- Hubungan GNP dengan Permintaan Uang
- Teori Tingkat Bunga
- Hubungan Tingkat Suku Bunga dengan Permintaan Uang
- Teori Kurs Valuta Asing
- Hubungan Kurs Valuta Asing Dengan Permintaan Uang
Teori uang yang berkembang setelah Keynes mengikuti sistem pembagian permintaan uang yang dijelaskan oleh Keynes, yaitu permintaan uang untuk keperluan transaksi dan permintaan uang untuk tujuan spekulatif. Dengan kata lain, terdapat hubungan negatif antara suku bunga dan permintaan uang untuk tujuan spekulatif. Perubahan permintaan dan penawaran mata uang di pasar valuta asing akan mengubah nilai tukar.
Di pasar bebas, perubahan nilai tukar bergantung pada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang asing. Menurut Sukirno (2008), hubungan nilai tukar dengan permintaan uang masyarakat erat kaitannya dengan ekspor.
INFLASI
Inflasi Dalam Perekonomian
BAB III
- Macam Inflasi Menurut Sifatnya
- Macam Inflasi Menurut Sebabnya
- Macam Inflasi Menurut Parah Tidaknya Inflasi
- Macam Inflasi Menurut Asal Terjadinya
- Pengelompokan Inflasi Berdasarkan Karakteristik Harga Komoditas
- Hubungan Inflasi dengan Permintaan Uang
Pembiayaan dengan mencetak uang baru akan meningkatkan jumlah uang beredar yang pada gilirannya akan tercermin dalam bentuk kenaikan harga. Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup tinggi (dua atau bahkan tiga digit), dan berlangsung dalam jangka waktu yang relatif singkat dan dipercepat. Inflasi ini timbul sebagai akibat dari kenaikan harga (yaitu inflasi) di luar negeri atau di negara tempat kita berdagang.
Kenaikan harga barang-barang yang kita impor mengakibatkan: (1) peningkatan langsung pada indeks biaya hidup, karena sebagian barang yang termasuk di dalamnya berasal dari impor, (2) peningkatan indeks harga secara tidak langsung melalui peningkatan harga barang-barang yang kita impor. harga produksi (dan selanjutnya harga jual) berbagai barang yang menggunakan bahan baku atau mesin impor (inflasi biaya), (3) secara tidak langsung menyebabkan kenaikan harga dalam negeri, karena mungkin saja (tetapi tidak demikian) kenaikan harga tersebut Barang-barang impor mengakibatkan peningkatan pengeluaran pemerintah dan sektor swasta berusaha mengkompensasi kenaikan harga impor (inflasi permintaan). Ketika harga naik, masyarakat harus membayar lebih untuk mendapatkan berbagai barang dan jasa yang mereka inginkan.
KRISIS MONETER
Gambaran Umum Krisis Moneter
BAB IV
Penyebab Krisis Moneter
- Kurs Rupiah dan Hutang Luar negeri
- Inflasi dan Suku Bunga
- Lemahnya Sumber Daya Manusia
- Stabilitas Negara yang Kurang Stabil
Besarnya utang luar negeri baik pemerintah maupun pengusaha swasta menyebabkan nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS. Para pengusaha swasta ini berlomba-lomba meminta dollar AS, sehingga akibatnya nilai dollar AS naik sedangkan nilai rupiah turun. Meningkatnya nilai dolar AS selain karena meningkatnya permintaan terhadap dolar AS juga disebabkan oleh spekulasi yang dilakukan masyarakat dan spekulan.
Jadi orang-orang di sini berspekulasi untuk mendapat untung, namun tanpa disadari hal ini menyebabkan nilai dolar AS terus naik. Setelah krisis ekonomi mencapai puncaknya ditandai dengan terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang mencapai angka 16.000 rupiah.
Hubungan Krisis Moneter terhadap Permintaan Uang
Menariknya, pemerintah melibatkan IMF sebagai pihak asing untuk turut serta meningkatkan stabilitas moneter dan sektor ekonomi lainnya. Meski banyak pihak yang berharap kebijakan reformasi yang diawasi langsung oleh IMF ini akan membawa inovasi bagi perekonomian Indonesia. Meski tetap perlu kita sadari bahwa kepentingan IMF tidak ada kaitannya dengan persoalan pergantian kekuasaan dan seringkali bertentangan dengan kepentingan rakyat jelata.
Misalnya penghapusan subsidi pemerintah terhadap bahan pokok dan bahan bakar, sehingga pengaruh asing dapat sejalan atau bahkan bertentangan sama sekali dengan kepentingan masyarakat atau negara (Prasetyantoko, 2001). Tidak sedikit bank yang sakit finansial kolaps di tengah badai krisis, krisis moneter setidaknya berdampak langsung terhadap permintaan uang, dimana pada saat krisis terjadi pertumbuhan jumlah uang yang cukup pesat, peningkatan keinginan masyarakat. retensi kas disebabkan oleh hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan yang ada dengan terjadinya rush (penarikan uang secara massal sekaligus oleh masyarakat) di berbagai bank di seluruh Indonesia, serta peningkatan M2.
KONSTRUKSI KEBIJAKAN DAN SITUASI MONETER
Konsep Moneter
Kebijakan Moneter Periode Pra Krisis Ekonomi 1997
BAB V
- Kebijakan Moneter Periode Selama Krisis Moneter 1997
- Kebijakan Moneter Periode Pasca Krisis Moneter 1997
- Kerangka Strategis Kebijakan Moneter
- Kerangka Operasional Kebijakan Moneter
- Operasi Kebijakan Otoritas Moneter
Kondisi perekonomian, khususnya di sektor keuangan, mempunyai konsekuensi mendasar bagi pelaksanaan kebijakan moneter Bank Indonesia. Sedangkan operasi pasar uang dilakukan melalui lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang mulai diterbitkan pada tahun 1984 sebagai instrumen utama kebijakan moneter. Dari sisi moneter, besarnya dan mobilitas aliran uang asing juga mempersulit implementasi kebijakan moneter Bank Indonesia.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, efektivitas pelaksanaan kebijakan moneter sangat bergantung pada sistem nilai tukar dan sistem mata uang yang dipilih. Selain itu, Bank Indonesia menerapkan imbauan moral dengan tujuan agar seluruh bank dapat mengikuti langkah-langkah kebijakan moneter yang digunakan Bank Indonesia.
PENENTU PERMINTAAN UANG : ELABORASI
KONSEP HINDU
Pendahuluan
Gambaran Umum Pendapatan Nasional, Inflasi, Tingkat Suku Bunga Deposito Kurs Dollar Amerika Serikat serta Krisis
BAB VI
- Pengaruh Pendapatan Nasional, Inflasi, Tingkat Suku Bunga Deposito, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Krisis Moneter
- Pengaruh Pendapatan Nasional (GNP) terhadap Permintaan Uang (M 2 ) di Indonesia Tahun 1990-2018
- Pengaruh Inflasi terhadap Permintaan Uang (M 2 ) di Indonesia Tahun 1990-2018
- Tingkat Suku Bunga Deposito tidak berpengaruh terhadap permintaan uang (M 2 ) di Indonesia tahun 1990-2018
- Pengaruh Kurs Dollar Amerika Serikat terhadap Permintaan Uang (M 2 ) di Indonesia Tahun 1990-2018
- Pengaruh Krisis Moneter (dummy) terhadap Permintaan Uang (M 2 ) di Indonesia Tahun 1990-2018
- Pengaruh Permintaan Uang periode sebelumnya terhadap Permintaan Uang di Indonesia Tahun 1990 – 2018
- Hasil Estimasi Pendapatan Nasional, Inflasi, Tingkat Bunga Deposito, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Krisis Moneter
Sebaliknya jika inflasi turun sebesar satu persen, maka permintaan uang (M2) di Indonesia akan turun sebesar 1307,61 persen jika variabel independen lainnya bernilai konstan. Estimasi nilai koefisien suku bunga deposito ˆ3-720,76 berarti apabila suku bunga deposito naik sebesar satu persen maka permintaan uang (M2) di Indonesia akan meningkat. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini mengenai pengaruh suku bunga deposito terhadap permintaan uang (M2) di Indonesia tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara suku bunga deposito terhadap permintaan uang. bukan. (M2) di Indonesia.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini mengenai pengaruh nilai tukar dolar Amerika terhadap permintaan uang (M2) di Indonesia sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara nilai tukar dolar Amerika terhadap permintaan uang. uang (M2) di Indonesia. Hasil yang diperoleh dalam penelitian mengenai pengaruh krisis moneter terhadap permintaan uang (M2) di Indonesia sesuai dengan teori.
INDIKATOR EKONOMI DAN UANG : RESULT
Pendahuluan
Indikator Makro Ekonomi dan Uang
BAB VII
Implikasi Indikator Makro Ekonomi Terhadap Permintaan Uang
Jika Bank Indonesia sebagai otoritas moneter akan mengambil kebijakan di bidang pengaturan jumlah uang beredar di Indonesia pada tahun-tahun mendatang, variabel pendapatan, inflasi, suku bunga deposito, nilai tukar dolar AS, dan krisis moneter harus dianggap sebagai indikator terpenting yang mempunyai pengaruh. Permintaan uang di Indonesia antara lain mencakup variabel permintaan uang pada periode sebelumnya, terbukti mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan uang pada periode analisis. Peredaran uang harus tetap diawasi dan dikendalikan melalui Operasi Pasar Terbuka (OPT), kebijakan uang ketat, peningkatan giro wajib minimum atau bahkan suasi moral, karena permintaan uang berdampak pada penurunan atau peningkatan pertumbuhan ekonomi. Masing-masing variabel independen mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap permintaan uang (M2) di Indonesia.
Sebaiknya para pengambil kebijakan (pemerintah dan otoritas moneter) dalam menetapkan kebijakan untuk menciptakan perekonomian yang stabil (terutama dalam menjaga kestabilan tingkat inflasi) mengambil langkah-langkah untuk memastikan jumlah uang tunai yang beredar di masyarakat tidak terlalu berlebihan. Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi inflasi yang tinggi antara lain dengan mengurangi jumlah uang beredar dengan meningkatkan suku bunga tabungan dan deposito. Selain itu, pemerintah juga harus menjaga stabilitas nilai tukar agar masyarakat tidak melakukan spekulasi berlebihan dan menjaga pembangunan ekonomi. keamanan dan stabilitas serta politik, sehingga masyarakat mempunyai kepercayaan dan kenyamanan terhadap pola kepemilikan uangnya.
UANG DAN
PERTUMBUHAN EKONOMI
Pendahuluan
BAB VIII
Personifikasi Uang Beredar
M1 diartikan sebagai uang tunai (uang kertas dan koin) yang berada dalam domain publik, tidak termasuk uang di kas bank dan kas negara. Uang yang disebut mata uang ini kemudian ditambahkan ke uang di rekening giro bank, yang dapat langsung digunakan dengan mencairkan cek. Semakin maju perekonomian suatu negara maka akan semakin kompleks pula konsep peredaran uang yang berlaku seiring dengan berkembangnya kebutuhan uang sebagai alat tukar yang efisien dan efektif.
Mansoer (1992) memberikan definisi tegas terhadap M2 yang merupakan perluasan dari definisi M1, yaitu penambahan M1 dengan uang kuasi merupakan bentuk kekayaan finansial yang sangat likuid. Uang yang ditabung dalam bentuk deposito dan tabungan sebenarnya mempunyai potensi daya beli juga bagi pemiliknya, meski tidak semudah dicairkan seperti uang tunai atau cek.
Pertumbuhan Ekonomi
- Teori Pertumbuhan Harrod Domar
- Teori Pertumbuhan Neoklasik
- Teori Pertumbuhan Endogen
Sedangkan aspek ketiga menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat terjadi jika terjadi peningkatan output per kapita dalam jangka waktu yang lama. Teori Harrod Domar merupakan pengembangan dari teori makroekonomi Keynes mengenai pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Persamaan (8.1) menunjukkan bahwa keseimbangan pertumbuhan ekonomi bergantung pada tabungan dan rasio modal terhadap produksi.
Teori pertumbuhan endogen merupakan teori pertumbuhan yang menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses yang berasal dari dalam suatu sistem.Teori pertumbuhan endogen muncul sebagai kritik terhadap teori pertumbuhan Neoklasik dalam kaitannya dengan menurunnya produktivitas marjinal modal dan konvergensi pendapatan di berbagai negara. Teori pertumbuhan endogen merupakan awal mula munculnya pemahaman baru mengenai faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Analisis Berbagai Faktor yang Mempengaruhi Penanaman Modal Asing di Provinsi Bali: Analisis Partial Fit Model. Penentu Permintaan Uang Jangka Panjang dan Pendek di Negara-negara Asia Pasifik: Studi Panel Empiris.
GLOSSARY
Kebijakan Moneter: Peraturan jumlah uang beredar dan suku bunga oleh bank sentral untuk mengendalikan inflasi dan menstabilkan mata uang. Nilai Tukar: Suatu pengaturan yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang untuk pembayaran saat ini atau di masa depan antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah. Nilai tukar: perbandingan nilai atau harga antara mata uang asing yang dinyatakan atau ditukarkan dengan nilai mata uang dalam negeri.
Mata uang komoditas: mata uang yang nilainya sangat dipengaruhi oleh harga komoditas ekspor yang diproduksi oleh negara pengguna mata uang tersebut. Mata uang: mata uang logam dan uang kertas yang beredar di masyarakat (di luar perbankan).
INDEKS