• Tidak ada hasil yang ditemukan

pdf filsafat hukum ppt power point compress

N/A
N/A
Febrian Syukur

Academic year: 2024

Membagikan "pdf filsafat hukum ppt power point compress"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

FILSAFAT HUKUM FILSAFAT HUKUM

H. Jaw

H. Jawade Hafiade Hafidz, S.H.dz, S.H., M., M.HH Wakil Dekan I

Wakil Dekan I FaFak. Hukuk. Hukumm

(081-2281-7833) (081-2281-7833)

(2)
(3)

Pokok Bahasan Pokok Bahasan

1. Sejarah Filsafat 1. Sejarah Filsafat

2. Perkembangan Filsafat dan Filsafat Hukum 2. Perkembangan Filsafat dan Filsafat Hukum 3. Pengertian Filsafat dan Filsafat Hukum

3. Pengertian Filsafat dan Filsafat Hukum

4. Obyek, Tujuan dan Permasalahan Filsafat

4. Obyek, Tujuan dan Permasalahan Filsafat Hukum Hukum 5. Fungsi dan Kegunaan Filsafat Hukum

5. Fungsi dan Kegunaan Filsafat Hukum 6. Penemuan dan Pembentukan Hukum 6. Penemuan dan Pembentukan Hukum 7.

7. Aplikasi Aplikasi Filsafat Filsafat Hukum Hukum

 :

 :

(4)

Sumber Bacaan Sumber Bacaan

1. Carl Joachim Frederich

1. Carl Joachim Frederich

 Filsafat Hukum  Filsafat Hukum 2. Gerard Beeckman

2. Gerard Beeckman

 Filsafat, Para Filsuf  Filsafat, Para Filsuf berfilsafat berfilsafat 3. Hans Kelsen

3. Hans Kelsen

 Teori Hukum Murni  Teori Hukum Murni 4. J.A. Pontier

4. J.A. Pontier

 Penemuan Hukum  Penemuan Hukum 5. H.L.A. Hart

5. H.L.A. Hart

 Konsep Hukum  Konsep Hukum 6. Lili Rasjidi dan Ira Rasjidi

6. Lili Rasjidi dan Ira Rasjidi

 Dasar-dasar Filsafat dan Teori  Dasar-dasar Filsafat dan Teori Hukum Hukum 7. Satjipto Raharjo

7. Satjipto Raharjo

 Ilmu Hukum  Ilmu Hukum 8. Soejono Koesoemo Sisworo

8. Soejono Koesoemo Sisworo

 Beberapa Pemikiran Tentang Filsafat Hukum  Beberapa Pemikiran Tentang Filsafat Hukum 9.Teguh Prasetyo dan Abd Halim Barkatullah

9.Teguh Prasetyo dan Abd Halim Barkatullah

Ilmu Hukum & Filsafat Hukum Ilmu Hukum & Filsafat Hukum 10. Satya Arinanto

10. Satya Arinanto

 Memahami Hukum  Memahami Hukum

 :

 :

(5)

11. Roberto M Unger ., Teori Hukum Kritis dan Gerakan Studi Hukum Kritis

12. Andre Ata Ujan, MA., Ph.D ., Filsafat Hukum 13. Satjipto Rahardjo :

Lapisan2 Dalam Studi Hukum dan

Negara Hukum yg Membahagiakan Rakyatnya

14. Prof. Darji Darmodihardjo, SH, Pokok-Pokok Filsafat Hukum

15. Prof. Dr. Otje Salman S., SH., Filsafat Hukum

(Perkembangan dan Dinamika Masalah)

(6)

Pengetahuan yg diperoleh melalui indera manusia disebut Pengetahuan Indera (pengetahuan biasa)

Pengetahuan yg diperoleh berdasarkan metode dan sistem tertentu, bersifat universal disebut Pengetahuan ilmiah

Pengetahuan yg diperoleh melalui perenungan sedalam-dalamnya (kontemplasi) sampai pada hakikatnya berdasarkan metode dan sistem tertentu dg menggunakan indera manusia disebut Pengetahuan Filsafat

SEJARAH FILSAFAT

(7)

Harry Hamersma : Filsafat datang sebelum dan sesudah ilmu

Filsafat datang sebelum ilmu karena semua ilmu sesungguhnya berawal dari filsafat

Filsafat datang sesudah ilmu karena semua ilmu menghadapi pertanyaan-pertanyaan yg melewati batas-batas spesialisasi mereka kemudian ditampung oleh filsafat

 Ahli filsafat sekaligus jg sbg ilmuwan : Aristoteles,

Rene Descrates, Auguste Comte, Hegel, Pascal,

Immanuel Kant, Leibniz, Einstein

(8)

Harry Hamersma :

Filsafat adalah tempat lahirnya pertanyaan-2 utk dikumpulkan, diterangkan dan diteruskan

Jika filsafat berhasil memberikan jawaban atas pertanyaan bukan berarti pekerjaan filsafat menjadi selesai (berhenti) akan tetapi terus berjalan

Filsafat : philosophy (Inggris), philosophie (Perancis

dan Belanda), philosophia (Latin), falsafah (Arab),

philos-sophia (Yunani)

 philos = cinta (arti luas) dan

sophia = kebijaksanaan)

(9)

Megnis Suseno :

Jawaban filsafat tidak akan pernah abadi, karena filsafat tidak pernah selesai dan tidak pernah sampai pada akhir sebuah masalah (selama kehidupan manusia masih ada)

Filsafat tidak menyelidiki salah satu segi kenyataan kehidupan saja melainkan menyangkut berbagai aspek kehidupan dialam semesta

Sifat dasar dari filsafat adalah ia tidak akan pernah berhenti selama kehidupan manusia masih ada

PERKEMBANGAN FILSAFAT

(10)

Harry Hamersma tentang Ilmu Pengetahauan dg Filsafat :

Ilmu Pengetahuan :

Pengetahuan yg metodis, sistematis dan koheren (bertalian) tentang suatu bidang tertentu dari kenyataan

Filsafat :

Pengetahuan yg metodis, sistematis dan koheren tentang seluruh kenyataan atau dengan kata lain

“filsafat” adalah “ilmu tanpa batas”

(11)

Obyek materia filsafat adalah sesuatu yg ada dan mungkin ada (Poedjawiatna)

 Anshari : Obyek materia filsafat dibedakan menjadi tiga macam : 1. Hakikat Tuhan, 2. Hakikat Alam, 3. Hakikat Manusia

Obyek forma filsafat adalah sudut pandangnya yg tidak membatasi diri, hendak mencari keterangan sampai sedalam-2nya (sampai kepada hakikat sesuatu)

Jadi filsafat adalah ilmu tanpa batas

OBYEK FILSAFAT

(12)

Filsafat sebagai interpretasi tentang hidup manusia yang mempunyai tugas meneliti dan menentukan semua fakta konkrit sampai pada akarnya yang mendalam, karena dimana Ilmu Pengetahuan berakhir,

disitulah dimulainya Filsafat.

suatu pemikiran manusia dalam usahanya mencari dan menemukan kebenaran yang sedalam-dalamnya sampai keakar-akarnya yang dilakukan secara radikal, sistematis dan universal.

Tujuan Filsafat : Mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, mengajukan kritik, menilai pengetahuan dan menemukan hakekat kebenaran.

TUJUAN FILSAFAT

(13)

1. Plato  Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli.

2. Aristoteles  Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu matematika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika.

3. Al-Farabi  Filsafat adalah ilmu pengetahauan tentang alam maujud bagaimana hakekat yang sebenarnya.

4. Descrates  Filsafat adalah kumpulan segala

pengetahuan dimana Tuhan, Alam dan Manusia menjadi pokok penyelidikan.

PENGERTIAN FILSAFAT

(14)

5. Immanuel Kant  Filsafat adalah ilmu pengetahauan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang tercakup didalamnya 4 persoalan :

a) apakah yang dapat kita ketahui ?  metafisika b) apakah yang seharusnya kita kerjakan ?  etika c) sampai dimanakah harapan kita ?  agama

d) apakah yang dinamakan manusia ?  antropologi 6. Soejono Koesoemo Sisworo  Filsafat adalah hasil gerak pemikiran manusia yang metodis sistematis dan

radikal mengenai asal dan tujuan hidup (sangkan paraning dumadi) dan kedudukan manusia baik sebagai pribadi

maupun sebagai makhluk sosial (zoonpoliticon) dalam kelompok jagad raya

(15)

1. Kelompok problema tentang kasunyatan : metafisika tentang manusia, alam dan hal-hal lain

2. Kelompok problema tentang pengetahuan mengenai

“Wissenschaftslehre” yakni teori tentang kebenaran pengetahuan dan logika.

3. Kelompok problema tentang nilai yang bersangkutan dengan etika, estetika dan nilai keagamaan.

 dari ketiga permasalahan tersebut sesungguhnya

mewajahkan dua dunia bagian dari satu alam semesta yaitu dunia realita dan dunia nilai.

PERMASALAHAN FILSAFAT

(16)

Universum menurut ajaran filsafat nilai yang dikembangkan oleh

„Heinrich Rickert‟ bahwa didalam dirinya harus mengandung satu pokok hakekat pengertian yang mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh fikir manusia dalam segala gradasinya yang disebut : ob er s t er w el t a ll b eg r i ff .

Dunia nilai menuntut pengakuan dan berlaku secara transenden, mutlak universal dan abadi.

 Dunia realita dipagari oleh ruang dan waktu.

 Gabriel Marcel, menyatakan : obyek filsafat bukanlah problema- problema tetapi misteri-misteri.

 Untuk problema, pada suatu waktu tertentu, manusia dapat menentukan jawaban pemecahannya.

 Untuk misteri, manusia hanya mempu menetapkan persoalannya namun tidak pernah mewujudkan kepastian dan ketuntasan

penyelesaiannya.

(17)

 Immanuel Kant, berpendapat bahwa pengamatan/ pengenalan tanpa pengertian adalah buta, sebaliknay pengertian tanpa

pengamatan/ pengenalan adalah kosong.

 Akal budi murni teoritis yang bersubstraat logos dikuasai oleh hukum kasunyatan/ das sein.

 Akal budi praktis yang substraatnya adalah ethos dikuasai oleh hukum keharusan / das sollen.

 Antara akal dan kehendak, antara das sein dan das sollen seringkali berselisih, oleh karenanya perlu diserasikan.

 Tugas menghadirkan keserasian ada dipundak perasaan yaitu aspek jiwa yang menjadi substraat dari seni budaya (oleh Kant menyebutnya “Ulteirskraft = kemampuan timbang rasa”).

(18)

 Cabang filsafat, oleh Aristoteles dibagi menjadi 4 yaitu :

2) Filsafat teoritis (fisika, matematika, metafisika) 3) Filsafat praktis (etika, ekonomi, politik)

4) Filsafat poetika (seni budaya) Mutakhir filsafat dibagi 2 yaitu :

1) Teoritis : logika, ontologi (metafisika), kosmologi (filsfat alam), antropologi

2) Praktis : etika, agama, kebudayaan Momentum filsafat dibagi 3 yaitu :

1) pendahuluan filsafat  logika

2) persoalan filsafat  metafisika 3) tujuan filsafat  etika

1) Filsafat Logika

(19)

Pemikiran penggarapan hukum terdiri dari teoritis dan praktis.

 Pemikiran Teoritis, melahirkan ilmu hukum, teori hukum dan filsafat hukum.

 Pemikiran Praktis, melahirkan pembuatan hukum, penemuan hukum dan perbantuan hukum. Teori hukum

 adalah ilmu dan ajaran tentang pengertian dasar atau kategori hukum yang bersifat logis a priori.

Fi lsafat hu ku m 

 adalah :

ilmu dan ajaran tentang asas-asas hukum, nilai-nilai dasar hukum yg mengkaji secara mendalam, sistematis dan universal tujuan pokok dari hukum yaitu mencari dan menemukan hakekat kebenaran, keadilan dan kemanfaatan hukum bagi kepentingan

masyarakat

FILSAFAT HUKUM

(20)

Penggarapan hukum Teori ada 3 : 1) Ilmu hukum

 obyeknya pada “Rechtstaatsache”

(kenyataan hukum yang normatif maupun empiris)

2) Teori Hukum

 obyeknya pada “Rechtskategorie ” (kategori hukum yang logis a priori) 3) Filsafat Hukum

 obyeknya pada “Rechtswert” (nilai dasar hukum)

Penggarapan hukum Praktis berpusat pada Politik

Hukum dalam arti luas yaitu ilmu dan ajaran tentang

upaya untuk melaksanakan dan mewujudkan nilai dan

postulat hukum dengan bantuan ilmu dan teori hukum.

(21)

Filsafat Hukum menurut : 1) Langemeyer

 Pembahasan secara filosofi tentang hukum 2) Satjipto Rahardjo

 mempersoalkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat dasar dari hukum meliputi hakekat

hukum, dasar kekuatan mengikat dari hukum.

3) Soejono Koesoemo Sisworo

 hasil pemikiran yang metodis, sistematis dan radikal mengenai hakekat dan hal-hal

fundamental dan marginal dari hukum dalam segala aspeknya, yang berpusat pada 4 hal pokok yaitu :

a) hakekat pengertian hukum b) cita dan tujuan hukum

c) berlakunya hukum

(22)

G. Del Vecchio, bukunya “Lezioni di Filosofia del deretto” (Italia) atau “Lehbruch der

Rechtsphilosophie ” (Jerman), membagi fungsi filsafat hukum menjadi 3 yaitu :

1) Fungsi transendental logis

 menyusun pengertian hukum yang fundamental 2) Fungsi fenomenologis

 meneliti sejarah universil dari hukum sebagai bentuk pengejawantahan dari cita hukum lestari 3) Fungsi de-ontologis

 meneliti cita hukum, dalam hal ini keadilan atau

hukum kodrat, sebagai ukuran idiil dan umum bagi keadilan hukum positif.

(23)

1) Fungsi transendental logis 2) Fungsi fenomenologis

3) Fungsi de-ontologis

4) Fungsi ontologis  mencari dan menciptakan landasan hukum yang ideal dari keseluruhan bangunan dan sistem hukum yang berdiri diatasnya.

Soejono Koesoemosisworo membagi fungsi filsafat hukum atau Catur

Mancala yaitu :

(24)

Pengembangan hukum praktikal (secara nyata) dibagi kedalam 3 bentuk yaitu :

1) Pembentukan Hukum 2) Penemuan Hukum 3) Perbantuan Hukum

 Ad.1) Pembentukan hukum  merupakan penciptaan hukum baru dalam arti umum dengan cara

melakukan perumusan aturan-aturan umum berupa penambahan atau perubahan aturan-aturan yang sudah ada  spt perumusan per-UU-an

PENEMUAN HUKUM

(25)

 Ad. 2) Penemuan hukum  proses pengambilan keputusan yuridis dan konkrit oleh para yurist/ ahli hukum yang secara langsung menimbulkan akibat hukum bagi individu atau masyarakat, spt putusan hakim,

pembuatan akta oleh notaris, dsb.

Penemuan hukum merupakan pencerminan dari pembentukan hukum.

Arti penemuan hukum ada 2 : 1) A r t i u m u m , y a i tu :

eseluruhan proses berfikir yang dilakukan oleh yuris/ ahli

hukum dengan menggunakan metode interpretasi (penafsiran) menuju pada pengembangan dan pertumbuhan hukum.

Metode interpretasi dalam penemuan hukum meliputi :

a) interpretasi gramatikal  berdasarkan pada bunyi ketentuan UU

b) interpretasi sahih/ autentik  berdasarkan arti kata-kata yang diberikan oleh pembentuk UU

c) interpretasi historis  berdasarkan sejarah terjadinya hukum

d) interpretasi sistematis  berdasarkan pada susunan yan berhubungan dengan bunyi pasal-pasal dalam UU

(26)

e) interpretasi teleologis  berdasarkan maksud dan tujuan UU menurut masanya

f) interpretasi ekstensif  memperluas arti kata-kata dalam per-UU-an

g) interpretasi restriktif  mempersempit arti kata-kata dalam per-UU-an

h) interpretasi a contario  perlawanan pengertian antara permasalahan yang dihadapi dengan permasalahan yang diatur dalam per-UU-an

2) Arti Khusus, yaitu :

 proses dan karya yang dilakukan oleh hakim untuk menetapkan benar atau tidak benar menurut hukum dalam suatu situasi

konkrit yang diujikan kepada hati nurani dan bersifat intelektual rasional, logis, dan intuitif.

 Intelektual rasional  subyek penemu hukum

mengenal dan memahami kenyataan kejadiannya dan peraturan hukumnya yang berlaku.

 Intelektual logis  penerapan peraturan hukum normatif terhadap kasus posisinya dengan

mengindahkan hukum logika baik formil dan materiil.

(27)

 Intelektual Intuitif  perasaan halus, murni yang mendampingi rasio dan logika untuk bersama- sama mewujudkan rasa keadilan.

Penemuan Hukum dalam arti Khusus  Fungsi HAKIM  Ada 3 fungsi Hakim dalam melakukan penemuan hukum :

=> G.J. Wiarda disebut “Tipologi Penemuan Hukum

=> Soejono Koesoemo Sisworo disebut “Tri Matra” yaitu : 1) Hakim sebagai corong UU

2) Hakim sebagai penterjemah UU

3) Hakim yang memeriksa, menimbang dan memutuskan perkara demi kebenaran dan

keadilan.

Makna teori kebenaran dan keadilan ada 3, yaitu :

1) Teori korespondensi  benar apabila apa yang

dinyatakan sesuai dengan kenyataan yang riil-materiil.

2) Teori koherensi  kebenaran yang bercorak subyektivisme.

3) Teori pragmatisme  kebenaran yang memberikan akibat praktis dan berguna bagi manusia untuk

bertindak dalam kehidupannya.

(28)

Unsur-unsur Trilogi Hukum (Tri mata Dunia Hukum) meliputi :

a) Faktisitas

 bentuk dan gerak yang nyata dalam kehidupan masyarakat yang tidak selalu sesuai dengan normativitas dan idealitas

b) Normativitas

 bentuk hukum yang normatif c) Idealitas

 bentuk hukum yang ideal

W h i t e  

 (penulis Amerika)

 Setiap kali hakim memeriksa dan mengadili suatu perkara, maka pada waktu yang

bersamaan sekaligus hakim berkedudukan sebagai

seorang tertuduh yang sedang diperiksa dan diadili oleh

masyarakat dan negara.

(29)

Tujuan Peradilan ada 2 :

1) mempengaruhi perilaku manusia sebagai subyek hukum kearah yang benar

2) menyelesaikan konflik dalam masyarakat untuk mendapatkan haknya masing-masing yang

bersengketa secara adil.

Fungsi dan karya hakim (“ars aequi et boni” = seni

tentang yang adil dan baik) dalam melakukan penemuan hukum yang besifat khusus adalah

 mewujudkan

relasi dan relevansi antara yang lahir dan yang bathin,

fana dan abadi, das sein dan das sollen.

(30)

Hugo Zeinsheimer, bukunya “Dee Taak Der Rechtssociologie”

melihat dunia hukum (“Welt des Rechts”) menjadi 3 kawasan : 1) Kawasan Hukum Normatif  bersumber pada UU

2) Kawasan Hukum Idiil (rechtsideaal)  bersumber pada cita dan hati nurani manusia

3) Kawasan Hukum Riil (rechtelijk werkelijheid)

bersumber pada kenyataan dalam masyarakat

Hakim sebagai Law Maker (Pelaku Hukum)  melayani dan memutuskan segala macam permasalahan hukum menurut UU bahkan sampai pada melakukan penciptaan hukum

sebagai pembentuk UU.

 Yosef Esser  Penemuan hukum lewat peradilan yang dilakukan oleh hakim berdasarkan keputusan hatinuraninya dengan menggunakan metode ontologis, struktural dan

fungsional akan mewujudkan hasil yang memenuhi

persyaratan fundamental dari suatu yang ideal yakni adil dan konsisten (gesetzkonform).

(31)

Rumusan unsur konstitutif dari nilai keadilan ontologis adlh : a) Kebenaran formiil, materiil,

substansiil, essensial

b) Melibatkan faktor-faktor lahir dan bathin, faktisitas dan dealitas.

c) Pengakuan adanya nilai-nilai dan kepentingan saling berlawanan yang dirukunkan berdasarkan asas proporsionalitas dan subsidiaritas.

d. Dsr dan ruang gerak utk kebebasan

yang ber-Tjwb

Referensi

Dokumen terkait

Suatu pendekatan terhadap pengembangan ilmu hukum, tidak saja mengakomodir potensi akal sebagaimana diberlakukan dalam pemikiran hukum berparadigma positivistik,

Kelsen, Hans, general Theory Of Law and State, Teori Umum Hukum dan Negara, Dasar-dasar Ilmu hukum Normatif Sebagai Ilmu Hukum Deskriptif Empirik, Terjemahan

Menurut mereka hukum dapat diartikan sebagai : (1) ilmu pengetahuan, yaitu pengetahuan yang tersusun secara sistematis atas dasar kekuatan pemikiran; (2)

Dalam tataran teoretis ilmu hukum digunakan untuk pengembangan ilmu melalui penelitian normatif dengan pendekatan undang-undang, pendekatan kasus, pendekatan

Jika perkembangan dari Ajaran Hukum Umum, sebagai disiplin yang baru pada abad kesembilan belas diilhami oleh sukses ilmu-ilmu hukum positif, maka perkembangan definitif dari teori

72 | Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume X Nomor 1 Hal: 66-86 empiris termasuk golongan Ilmu Teoritis yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan saja, pasangan dari Ilmu Teoritis adalah

Se- baliknya dari sifat empiris ilmu, bahkan ilmu hukum normatif bersifat preskriptif memberikan penilaian terhadap obiek yang dikajinya.5 Pandangan Philipus M Hadjon ter- sebut di

Pernan Filsafat Hukum Sebagai Bagian Dari Teori Hukum Dalam Arti Luas Bagi Pengembangan Ilmu Hukum Filsafat hukum adalah salah satu teori hukum dalam arti luas, yang merupakan cabang