• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Jenis-enis Mikroalga Yang Terdapat Di Estuari Dam Denpasar Bali - Unud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PDF Jenis-enis Mikroalga Yang Terdapat Di Estuari Dam Denpasar Bali - Unud"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

JENIS-ENIS MIKROALGA YANG TERDAPAT DI ESTUARI DAM DENPASAR BALI

OLEH :

Drs. JOKO WIRYATNO

PROGRAM STUDI BIOLOGI FMIPA UNUD

BUKIT JIMBARAN

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

I. PENDAHULUAN ... 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Permasalahan ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakter Morfologi Mikroalga ... 3

2.2. Karakter Berbagai Klasis Mikroalga ... 5

2.2.1. Chlorophycophyta (Alga Hijau) ... 5

2.2.2. Cyanobacteria Atau Alga Biru Hijau ... 6

2.2.3. Chrysohyta (Ganggang Keemasan) = Diatom ... 6

2.2.4. Euglenophycophyta (Euglenoid) ... 7

2.2.6. Cryptophyta ... 8

2.3.7.Phyrrophyta ... 8

2.3. Estuari dan Mikroalga ... 9

III. METODE PENELITIAN 3.1.Waktu Dan Tempat Penelitian ... 10

3.2. Pengambilan Sampel. ... 10

3.3. Identifikasi ... 10

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 12

KESIMPULAN DAN SARAN ... 22 DAFTAR PUSTAKA

(3)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil Identifikasi Jenis-jenis Mikroalga yang ditemukan di tepi

bagian Hilir Estuar Dam Denpasar ... 12

(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Spirogyra ... 19

Gambar 2. Zygnema sp ... 19

Gambar 3 Navicula sp ... 20

Gambar 4. Chetoceros sp ... 20

Gambar 5. Phacus sp ... 20

Gambar 6. Perenema ... 20

Gambar 7. Volvox ... 21

Gambar 8 Oscillatoria ... 21

Gambar 9 Aphanizomenon ... 21

(5)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mengetahui keragaman jenis organisme mikro yakni mikroalga merupakan titik tolak dari sebuah siklus dalam ekosistem perairan, baik perairan air tawar, laut maupun estuari, oleh karena bersifat sebagai produsen yang memanfaatkan energi matahari dengan proses fotosintesis atau dengan kata lain dapat menghasilkan makanan sendiri yang disebut organisme autotroph. Mikroalga termasuk dalam kelompok mikrobia, untuk membedakan mikroalga dengan mikrobia lainnya, maka harus mengetahui ciri-ciri morfologi dari mikroalga.

Morfologi merupakan salah satu metode identifikasi dan determinasi untuk setiap kelompok mahkluk hidup. Oleh karena itu, pengamatan morfologi juga penting dalam bidang mikoalga. Pengamatan mikroalga pada ekosistem perairan dilakukan dengan menggunakan filter alat alat penyaring berukuran yang mengandung Mikroalga merupakan tumbuhan thalus yang berklorofi dan mempunyai pigmen tumbuhan yang dapat menyerap cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Hidup di air tawar, payau, laut dan hidup secara terestrial, epifit, dan epizoic. mikro alga, kemudian kita akan mengamati bentuk selnya dan perbesaran yang digunakan.

Mikroalga menyerupai tumbuhan yang umumnya juga disebut dengan fitoplankton. Mikroalga merupakan tumbuhan yang paling efisien dalam menangkap, memanfaatkan energi matahari, dan CO2 untuk keperluan fotosintesis (Kimball, 1983). Mikroalga dominan memberikan konstribusi untuk memproduksi biomassa dalam sistim perairan. Di perairan, dalam proses metabolisme perairan mikroalga juga mempunyai peran sebagai pendaur ulang nutrien. Dilihat dari sudut nutrisi mikroalga merupakan suatu sumber mikro nutrien, vitamin, minyak, dan elemen mikro untuk komunitas perairan.

Mikroalga sebagian ada yang mencemari air dan dapat menurunkan kualitas air. Hal ini disebabkan karena mikroalga dapat menimbulkan rasa, bau yang tidak enak, menurunkan pH, menyebabkan warna, dan kekeruhan (Sunarno, 2002). Saat ini mikroalga, mikroalga jenis Spirulina, sp menjadi terkenal karena dapat digunakan sebagai suplemen makanan kesehatan bagi manusia dan disajikan

(6)

dalam bentuk powder, pelet, atau juga dimanfaatkan sebagai pakan tambahan untuk hewan maupun makanan ikan (Indah, 2009).

1.2. Permasalahan

Estuari Dam Denpasar merupakan Dam buatan yang digunakan untuk menampung aliran air dari sungai Ayung sebelum airnya mengalir ke lingkungan laut. Peruntukan lain digunakan sebagai sumber air baku untuk PDAM dan tempat pemancingan masyarakat. Dari latar belakang tersebut maka dapat muncul permasalahan diantara

1.2.1 Jenis-jenis mikroalga apa saja yang ditemukan di Estuari Dam Denpasar?

1.2.2 Bagaimana deskripsi dan klasifikasi mikroalga yang ditemukan di Estuari Dam Denpasar ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Mengetahui berbagai jenis mikroalga yang tumbuh di Estuari Dam 1.3.2. Mendeskripsi dan membuat klasifikasi mikroalga yang ditemukan di

Estuari dam Denpasar

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini merupakan awal dan mendasar mengenai ekosistem Estuari Dam, oleh karena mikroalga merupakan organisme perintis sehingga bermanfaat diantaranya :

1.4.1. Dapat mengetahui kodisi kualitas perairan Estuari Dam berdasarkan keberadaan berbagai jenis mikroalga.

1.4.2. Mengetahui jenis-jenis mikroalga baik yang bermanfaat maupun sebagai indikator

(7)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakter Morfologi Mikroalga

Mikroalga merupakan kelompok tumbuhan berukuran renik yang termasuk dalam kelas alga, diameternya tubuhnya berukuran antara 3-30 μm, berupa sel tunggal maupun koloni yang hidup di seluruh wilayah perairan tawar maupun laut, yang lazim disebut fitoplankton. Di dunia mikrobia, mikroalga termasuk eukariotik, umumnya bersifat fotosintetik dengan pigmen fotosintetik hijau (klorofil), coklat (fikosantin), biru kehijauan (fikobilin), dan merah (fikoeritrin).

Morfologi mikroalga berbentuk uniseluler atau multiseluler tetapi belum ada pembagian tugas yang jelas pada sel-sel komponennya. Hal itulah yang membedakan mikroalga dengan tumbuhan tingkat tinggi (Romimohtarto, 2004).

Alga adalah tumbuhan yang termasuk ke dalam divisi Thallophita. Alga termasuk ke dalam divisi ini karena tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati.

Alga merupakan organisme eukariotik-fotosintetik yang hidup secara soliter ataupun dalam dalam koloni di tempat-tempat basah. Reproduksinya secara generatif dan vegetatif. Pigmen yang terkandung di dalam alga berbeda-beda tergantung dari jenis alganya. Alga berperan sebagai produsen dalam ekosistem.

Berbagai jenis alga yang hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun fitoplankton.

Alga, sebagaimana protista eukariotik yang lain, mengandung nukleus yang dibatasi membran. Benda-benda lain yang ada di dalamnya ialah pati dan butir-butir seperti pati, tetesan minyak, dan vakuola. Setiap sel mengandung satu atau lebih kloroplast, yang dapat berbentuk pita atau seperti cakram-cakram diskrit (satuan-satuan tersendiri) sebagaimana yang terdapat pada tumbuhan tinggi. Di dalam matriks kloroplas terdapat gelembung-gelembung pipih bermembran yang dinamakan tilakoid. Membran tilakoid berisikan klorofil dan pigmen-pigmen pelengkap yang merupakan situs reaksi cahaya pada fotosintesis.

Alga merupakan organisme yang dianggap sebagai nenek moyang tumbuhan saat ini. Alga memiliki beberapa karakteristik yang juga dimiliki oleh tumbuhan saat ini seperti pigmen klorofil. Secara morfologi, alga dapat terbagi menjadi dua golongan yaitu mikroalga (alga dengan ukuran mikroskopis) dan

(8)

makroalga (alga yang berukuran makro). Namun, secara spesifik bentuk tubuh beserta ukurannya tidak akan sama persis dengan tumbuhan dan ukuran tubuhnya sekalipun dalam bentuk makro tidak mudah dilihat dengan mata telanjang.

Mikroalga merupakan tumbuhan thalus yang berklorofi dan mempunyai pigmen tumbuhan yang dapat menyerap cahaya matahari melalui proses fotosintesis.

Hidup di air tawar, payau, laut dan hidup secara terestrial, epifit, dan epizoic.

Mikroalga merupakan mikroba tumbuhan air yang berperan penting dalam lingkungan sebagai produser primer, disamping bakteri dan fungi yang ada disekitar kita. Sebagian mikroalga bersifat fotosintetik, mempunyai korofil untuk menangkap energi matahari dan karbon dioksida menjadi karbon organik yang berguna sebagai sumber energi bagi kehidupan consumer seperti kopepoda, larva moluska, udang dan lain-lain. Selain perannya sebagai produsen primer, hasil samping fotosintesa mikroalga yaitu oksigen juga berperan bagi respirasi biota disekitarnya.

Mikroalga umumnya bersel satu atau berbentuk benang, sebagai tumbuhan dan dikenal sebagai fitoplankton. Fitoplankton memiliki zat hijau daun (klorofil) yang berperan dalam fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air. Sebagai dasar mata rantai pada siklus makanan di laut, fitoplankton menjadi makanan alami bagi zooplankton baik masih kecil maupun yang dewasa.

Selain itu juga dapat digunakan sebagai indikator kesuburan suatu perairan.

Namun fitoplankton tertentu mempunyai peran menurunkan kualitas perairan laut apabila jumlahnya berlebihan. Contoh kelas Dinoflgellata tubuhnya memiliki kromatofora yang menghasilkan toksin (racun), dalam keadaan blooming dapat mematikan ikan. Dewasa ini fitoplankton telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia antara lain bidang : bidang perikanan, industri farmasi dan makanan suplemen, pengolahan limbah logam berat, sumber energi alternatif biodiesel.

(9)

2.2. Karakter Berbagai Klasis Mikroalga

Mikroalga umumnya bersel satu atau berbentuk benang dan selama hidupnya merupakan plankton. Gunawan (2011) menjelaskan bahwa mikroalga juga merupakan kelompok fitoplankton, atau plankton nabati, sehingga mikroalga lazim disebut sebagai fitoplankton.

Handajani (2012) menjelaskan bahwa sel mikroalga dapat dibagi menjadi 10 divisi dan 8 divisi merupakan bentuk unicellular. Dari 8 divisi algae, 6 divisi telah digunakan untuk keperluan budidaya perikanan sebagai pakan alami. Divisi mikroalga tersebut yaitu Alga Hijau (Chlorophyta) Cyanobacteria Atau Alga Biru Hijau, Diatom – Chrysophyta, Alga Coklat-Emas – Chrysophyta, Alga Merah – Rhodophyta, Euglenophyta, Cryptophyta, Phyrrophyta.

2.2.1. Chlorophycophyta (Alga Hijau)

Alga hijau, alga yang mengandung klorofil lebih dominan, di samping pigmen fikobilin (kebiru-biruan) dan fikosantin (kecoklatan) dan fikoeritrin (kemerah-merahan). Hidup di dalam air secara bebas, pada tanah yang lembab, atau bersimbiosa dengan jasad lain, seperti paku-pakuan (azolla) sampai tanaman tinggi (cassuarina). Contohnya : euglena dan spirogyra.

Chlorophyta merupakan kelompok organisme yang besar dan beragam, terutama terdiri dari spesies yang hidup di air tawar, walaupun sebagian ditemukan dalam air laut. Sebagian besar ganggang hijau mengandung satu kloroplas per sel yang berisikan pusat-pusat pembentukan pati Berbentuk uni seluler, filamen yang sekeliling tubuhnya banyak diselimuti oleh lender (polisakarida), atau berbentuk koloni sederhana, dan bergerak dengan menggunakan flagella. Termasuk ke dalam kelompok jasad-fotosintetik, karena banyak mengandung klorofil, di samping pigmen fikobilin (kebiru-biruan) dan fikosantin (kecoklatan) dan fikoeritrin (kemerah-merahan)

Alga hijau adalah kelompok alga paling maju dan memiliki banyak sifat- sifat tanaman tingkat tinggi, merupakan organisme prokaryotik dan memiliki struktur-struktur sel khusus, seperti kloroplas, DNA–nya berada dalam nukleus, dan beberapa jenisnya memiliki flagella. Dinding sel alga hijau sebagaian besar berupa sellulosa, meskipun ada beberapa yang tidak mempunyai dinding sel,

(10)

mempunyai klorofil a dan beberapa karotenoid, dan biasanya mereka berwarna hijau rumput. Pada saat kondisi budidaya menjadi padat dan cahaya terbatas, sel akan memproduksi lebih banyak klorofil dan menjadi hijau gelap. contoh:

Tetraselmis (Air tawar, air laut) dan Pyramimonas, Clamidomonas (Air tawar, air laut), Nannocloris (Air tawar, air laut,) yang berwarna hijau tidak motil dan tidak memiliki flagel, berukuran sangat kecil dengan diameter 1,5-2,5 mm, sel berbentuk bola. Dunaliella (Air tawar, air laut,), dan Chlorella (Air tawar, air laut,) yang selnya bereproduksi dengan membentuk dua sampai delapan sel anak didalam sel induk yang akan dilepaskan dengan melihat kondisi lingkungan

2.2.2. Cyanobacteria Atau Alga Biru Hijau

Cyanobacteria atau alga biru hijau adalah kelompok alga yang paling primitif dan memiliki sifat-sifat bakterial dan alga. Kelompok ini termasuk organisme prokariotik tidak memiliki struktur-struktur sel yaitu: nukleus dan kloroplas, tetapi memiliki chlorophil a dengan variasi fikobilin seperti karotenoid.

misalnya: Spirulina, Oscillatoria, Anabaena .

Umumnya hidup di dalam air secara bebas, pada tanah yang lembab, atau bersimbiosa dengan jasad lain, seperti pakupakuan (azolla) sampai tanaman tinggi (cassuarina). Beberapa jenis algae ini berguna sebagai penambat Nitrogen pada tanah pertanian, tetapi ada juga yang dapat menyebabkan blooming pada air.

Ganggang hijau berkembang biak dengan membelah diri, dengan pembentukan zoospora aseksual berflagella, atau secara seksual yaitu isogami dan heterogami.

2.2.3. Chrysohyta (Ganggang Keemasan) = Diatom

Ganggang keemasan, alga yang memiliki pigmen karotin yang dominan.

Algae ini dinamakan kriptomonad, mempunyai dua flagella tak sama. Biasanya sel-sel memipih, berbentuk sandal dan dijumpai sendiri-sendiri, beberapa berdinding dan yang lain tidak berdinding. Cadangan makanan disimpan sebagai pati. Berkembang biak dengan membelah sel secara membujur. Spesies ini sebagian besar berflagela, kebanyakan adalah uniseluler, tetapi beberapa membentuk koloni. Warna khasnya disebabkan karena klorofilnya tertutup pigmen-pigmen berwarna coklat. Contoh: navicula dan ochromonas.

(11)

Diatom adalah kelompok alga yang unik dengan dinding sel yang terbentuk dari silikon dioksida.yang dipenuhi banyak lubang sehingga tampak seperti ayakan (saringan) dan secara komersial dapat digunakan sebagai perlengkapan dalam beberapa peralatan filter. Tidak memiliki flagella kecuali pada beberapa spesies tertentu. hanya memiliki klorofil a dan c serta beberapa karotenoid seperti fukosantin sehingga berwarna kecoklatan. Organisme ini biasa digunakan sebagai pakan dalam budidaya.

2.2.4. Euglenophycophyta (Euglenoid)

Ganggang uniseluler ini bergerak secara aktif dengan flagella, bereproduksi dengan pembelahan biner membujur.memiliki bentuk seperti mata.

Ganggang ini mengandung klorofil a dan b, berwarna hijau

Euglenophyta dimasukkan dalam kelompok alga hijau oleh beberapa ahli taksonomi dan dimasukkan ke dalam golongan protozoa oleh karena organisme ini memiliki sifat-sifat tanaman sekaligus hewan. Organisme ini merupakan organisme eukaryotik dengan struktur-struktur tubuh yang dapat dijumpai pada sebagian besar alga, namun mereka juga memiliki kerongkongan sehingga mereka dapat memasukkan partikel ke dalam tubuhnya. Mereka memiliki satu flagella yang panjang dan bisanya berenang dengan cara menarik diri mereka melalui air.

Beberapa di antaranya melakukan gerakan amoeboid. Organisme ini tidak memiliki dinding sel, namun mereka memiliki lapisan luar yang keras yang tersusun dari protein yaitu pellicle, yang memiliki fungsi yang sama seperti dinding sel. Euglenophyta memiliki klorofil a dan b beberapa karotenoid dan biasanya mereka terlihat berwarna hijau rumput. Euglena umumnya ditemukan di perairan yang kaya akan nutrien. contoh Euglena.

2.2.5. Alga Merah – Rhodophyta

Alga merah merupakan makroalga tersebut hanya memiliki chlorophyl a di samping memiliki pigmen lainnya seperti fikosianin (pigmen biru), dan fikoeritrin (pigmen merah), seperti juga halnya berbagai karotenoid. Fikoeritrin memberi warna merah pada alga ini. Selain itu, alga ini juga terkadang berwarna hijau kebiruan hingga ungu. Alga merah uniseluler tidak motil dan tidak memiliki flagel. Dapat digunakan dalam lingkungan budidaya, contoh: Porphyridium.

(12)

2.2.6. Cryptophyta

Cryptophyta adalah kelompok uniseluler yang unik yang tidak memiliki kedekatan dengan kelompok alga lainnya. Kelompok ini merupakan organisme eukaryotik, dan mereka juga memiliki kerongkongan. Semua spesies kelompok ini memiliki flagel, bersifat motil, dan memiliki satu atau dua kloroplast serta memiliki klorofil a dan c, fikosianin dan fikoeretrin serta beberapa karotenoid yang memberikan warna kecokelatan pada tubuh mereka. Cryptomonas (Air tawar, air laut;). memiliki 1-2 kloroplas cokelat dan dapat melakukan fotosintesa ataupun bertahan hidup menggunakan bakteri.

2.3.7.Phyrrophyta

Dalam kelompok ini terdapat dinoflagellata yang merupakan suatu kelompok organisme uniseluler yang unik yang memiliki dua flagella dan umum dijumpai di air tawar maupun air laut. Kelompok ini merupakan organisme eukariotik. Salah satu ciri khas kelompok organisme ini adalah keberadaan dinding sel yang terbuat dari lapisan selulosa. Akan tetapi ada beberapa organisme yang tidak memiliki dinding sel ini.

Organisme ini memiliki dua flagella. Banyak organisme dari golongan ini yang memiliki trichocyst, yaitu struktur protein yang dapat dikeluarkan dari permukaan sel untuk melindungi diri dari predator. Fenomena ‘red tide’ adalah peristiwa yang dihubungkan dengan ledakan (berkumpulnya) dinoflagellata karena adanya pigmen kemerahan yang terakumulasi dalam organisme-organisme ini dan dalam jumlah yang besar yang terjadi pada kondisi lingkungan tertentu.

Beberapa dinoflagellata menyebabkan peracunan pada kerang-kerangan dan menyebabkan pengakumulasian neurotoksin dalam konsentrasi tinggi. Beberapa spesies merupakan parasit bagi ikan yang menyebabkan masalah seperti ‘velvet disease’, contoh: Ceratium (air tawar) dan Peridinium (air tawar, air laut;)

(13)

2.3. Estuari dan Mikroalga

Estuari atau estuaria adalah badan air setengah tertutup di wilayah pesisir, dengan satu sungai atau lebih yang mengalir masuk ke dalamnya, serta terhubung bebas dengan laut terbuka. Kebanyakan muara sungai ke laut membentuk estuari;

namun tidak demikian jika bermuara ke danau, waduk, atau ke sungai yang lebih besar.

Estuari merupakan suatu mintakat peralihan (zona transisi) antara lingkungan sungai dengan lingkungan laut, dan dengan demikian, dipengaruhi baik oleh karakter sungai yang membentuknya (misalnya banyaknya air tawar dan sedimentasi yang dibawanya), maupun oleh karakter lautan di sisi yang lain (misalnya pasang surut, pola gelombang, kadar garam, serta arus laut).

Masuknya baik air tawar maupun air laut ke estuari merupakan faktor yang meningkatkan kesuburan perairan, dan menjadikan estuari sebagai salah satu habitat alami yang paling produktif di dunia. (McLusky., et al. 2004). Estuari badan air semi-tertutup, yang terhubung ke laut sejauh batas pasang surut atau batas intrusi garam dan menerima limpasan air tawar, namun masuknya air tawar mungkin tidak terus menerus, hubungan ke laut mungkin tertutup untuk sebagian waktu dalam setahun, sementara pengaruh pasang surut air laut mungkin dapat diabaikan ( Wolanski, 2007).

Mikroalga estuaria miskin dalam jumlah spesies, hal ini di sebabkan oleh kekeruhan yang tinggi dan cepatnya penggelontoran lumpur dan senyawa organik. Dianthani, (2003), jumlah spesies pada umumnya jauh lebih sedikit daripada yang mendiami habitat air tawar atau air laut didekatnya. Fitoplankton yang dominan di estuaria yaitu Genera Diatom (Skeletonema sp), Asterionella sp, Chaetoceros sp, Nitzchia sp,Thalassiionema sp, dan Melosira sp). Dinoflagellata yang melimpah di estuaria (Gymnodinium sp, Gonyaulax sp, Peridinium sp dan Ceratium sp). Zooplankton estuaria yang khas yaitu Genera Kopepoda (Eurytemora sp, Acartia sp, Pseudodiaptomus sp dan Centropages sp). Misid (Neomysis sp, Praunus sp, dan Mesopodopsir sp) dan Amfipoda (Gammarus sp).

(14)

III. METODE PENELITIAN

3.1.Waktu Dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada dua tempat yaitu pengambilan sampel pada bulan November 2016, yaitu di Estuari Dam di Denpasar Bali pada tepi Dam bagian hilir. Pengamatan sampel mikroalga di Laboratorium Taksonomi non- vaskuler di Jurusan Biologi FMIPA UNUD.

3.2. Pengambilan Sampel.

Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: plankton net dengan ukuran mata jaring berdiameter 20 µm dan diameter mulut jaring 20 cm. Dituangkan air estuari dam dengan ember yang volumenya 5 liter kedalam plankton net yang diulang 5 kali sehingga jumlah volume airnya menjadi 50/sampel.

Filtrat dituangkan kedalam botol film berukuran 250 ml, kemudian diberikan 3 tetes fiksatif alkohol 70%, selanjutnya disimpan dalam refrigerator sebelum diamati. Pengamatan mikroalga dilakukan di Laboratorium Taksonomi non-vaskuler Jurusan Biologi UNUD. Diambil satu tetes sampel diletakkan diatas obyek glas kemudian ditutup dengan gelas penutup dan diupayakan agar tidak terjadi gelembung udara. Gelas obyek yang telah berisi sampel diletakkan dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 10X30 kali.

Pengamatan mikroalga dibawah mikroskup dengan mengamati bidang pandang sambil menggeser obyek glas, sehingga seluruh bidang pandang dalam gelas penutup dapat diamati. Makroalga yang terlihat dibawah mikroskup diidentifikasi secara insitu dan eksitu dengan menggunakan kamera. Pengamatan masing-masing sampel dilakukan sebanyak 3 kali ulangan.

3.3. Identifikasi

Dibuat sediaan dengan cara yaitu; menggunakan pipet tetes, sebanyak satu tetes (0,05 ml) ditetes pada kaca objek ditutup dengan kaca penutup, kemudian sampel diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 300 kali, difoto dan dilakukan determinasi dengan buku-buku/ sumber determinasi dan identifikasi

(15)

Identifikasi spesies diatom dilakukan dengan membandingkan diatom yang ditemukan dengan acuan dari Hasle et al., (1996), Taylor et al., (2007).

Analisis data dilakukan secara kualitatif yaitu dengan membuat klasifikasi masing-masing jenis dan determinasi.

(16)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian kualitatif jenis-jenis mikroalga menunjukkan, bahwa perairan estuari Dam Denpasar di bagian tepi bagian hilir ditemukan 11 jenis mikroalga yang terbagi dalam Divisi Chlorophyta dan Chrysophyta dan Euglenophyta, Pyrophyta dan Cyanophyta. Secara keseluruhan hasil penelitian tersebut tercantum pada tabel 1

Tabel 1. Hasil Identifikasi Jenis-jenis Mikroalga yang ditemukan di tepi bagian Hilir Estuar Dam Denpasar

No Divisi Familia

1 Chlorophyta Spirogyra

Volvox Zygnema 2 Chrysophyta Chetoceraceae

Rizosoleniacea Coscinodiscaceae Naviculacea

Chaetoceros sp.

Rizosolenia sp Coscinodiscus sp Navicula sp

3 Euglenophyta Phacus sp

4 Pyrophyta Peranema sp

5 Cyanophyta Oscillatoria sp

Aphanizomenon

Hasil penelitian ini sesuai dengan Bold (1985) yang menyatakan bahwa Chlorophyta, Euglenophyta, Chrysophyta, dan Cyanophyta merupakan mikroalga yang memiliki habitat di air tawar. Divisi Chlorophyta adalah kelompok alga yang paling banyak ditemukan, ciri khas Chlorophyta adalah warna tubuh sel yang mengandung pigmen warna klorofil (Prescott, 1987).

Chlorophyta merupakan organisme prokaryotik. Memiliki kloroplas tipe klorofil a dan b, memiliki pigmen tambahan berupa karotin, dan komponen dinding selnya adalah selulosa.

Divisi: Chlorophyta Class: Chlorophyceae

(17)

Ordo: Zygnematales Famili :Zygnemataceae Genus : Spirogyra

Spesies : Spirogyra sp (Gambar 1)

Spirogyra merupakan genus dari ganggang hijau dari ordo Zygnematales.

Mikroalga tersebut biasa ditemukan di air tawar. Spirogyra mampu berfotosintesis, memiliki sel eukariotik. Pigmen utama yang dikandung alga hijau adalah klorofil. Tubuhnya berbentuk filamen yang tidak bercabang. Panjang tubuhnya dapat mencapai 1 kaki (30,48 cm). Benang tersusun oleh protoplasma yang transparan dan setiap sel memiliki 1 atau lebih kloropas yang memanjang dari ujung ke ujung berbentuk spiral. Pada kloropas yang berbentuk pita terdapat pirenoid dan pirenoid tersebut dikelilingi oleh butiran tepung.

Sel spirogyra memiliki inti yang terletak di tengah, sitoplasmanya terbungkus oleh dinding sel, serta memiliki vakuola yang besar. Lapisan gelatin yang tipis melindungi seluruh sel sehingga memberikan karakter tertentu pada spirogyra. Pada siang hari, fotosintesis berlangsung cepat dan oksigen yang dihasilkan disimpan di antara filamen. Pada saat itu, Spirogyra akan naik ke permukaan air. Pada malam hari, oksigen dilarutkan kembali ke dalam air.

Spirogyra yang hidup diair tawar. Struktur hidupnya seperti benang dengan klorofil berbentuk melingkar seperti spiral, perkembangbiakan vegetatif dilakukan dengan fragmentasi atau pemutusan thalus.

Perkembangbiakan vegegatif di lakukan dengan konjungsi yaitu inti sel benang yang satu pindah ke sel benang lain atau disebut plasmogami, sedangkan yang semu berbentuk Zigospora yaitu membesar secara meiosis yang menghasilkan empat sel anak. Salah satu anak akan tumbuh menjadi Spirogyra sp.

Divisi : Chlorophyta Famili : Chlorophyceae Ordo : Zygnematales Genus : Zygnema

Spsies : Zygnema sp (Gambar 2)

(18)

Mikroalga jenis tersebut hidup di lingkungan air tawar, thalus berbentuk filamen yang diprakirakan terdiri dari 100 spesies (Guiry, 2008). Zygnema tumbuh sebagai masa filamen yang mengapung dipermukaan air, pada tanaman yang masih muda dapat ditemukan tertancap pada substrat. Bentuk filamen seperti tong yang memanjang berwarna hijau kekuningan atau hijau cerah, kloroplas berbentuk bintang sepanjang selnya.

Divisi Chrysophyta, jenis-jenisnya mendominasi keberadaan mikroalga perairan estuari dam, yang terbagi dalam 2 ordo yaitu ordo Centrales dan ordo Pennales. Ordo centrales terdiri dari 4 famili dan 4 jenis (tabel 1), sedangkan ordo Pennales ditemukan 1 famili yaitu famili Naviculaceae dari jenis Navicula sp.

Aunurohim et al., (2008) menjelaskan bahwa di Perairan Sidoarjo terdapat beberapa jenis fitoplankton yang berpotensi menyebabkan HABs antara lain dari kelas Bacillariophyceae (Chaetoceros sp.).

Marga tersebut tergolong sebagai bioindikator terhadap perairan yang mengalami Harmful Alga Bloom (HAB). Eutrofikasi berkontribusi dalam memicu terjadinya HAB melalui dominansi ketersediaan zat hara baik dalam bentuk organik maupun anorganik (Anderson et al., 2008).

Divisi : Chrysophyta Class : Bacillariophyceae Ordo : Pennales

Familia : Naviculaceae Ganus : Navicula

Spesies : Navicula sp ( Gambar 3)

Alga ini dikenal sebagai diatomae atau ganggang kersik karena dinding sel tubuhnya mengandung zat kersik. Kersik merupakan komponen penting dalam plankton. Navicula sp hidup di air tawar dan di laut. Tubuh Navicula sp terdiri atas dua bagian yaitu kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Di antara kotak dan tutup terdapat celah yang disebut rafe. Bila Navicula mati, dinding selnya akan mengendap membentuk tanah diatom yang kaya zat kersik. Tanah ini merupakan bahan dinamit, isolator, dan bahan gosok penghalus.

Ciri khas Navicula bagian pinggirnya bergerigi pada bagian dalam yaitu dinding sel terdiri atas dua belahan atau katup yang saling menutup. Pigmen

(19)

dominan karoten berupa xantofil yang memberikan warna keemasan. Pigmen lainnya adalah fukoxantin, klorofil a dan klorofil c. Memiliki dinding sel yang mengandungSelulosa, silika, kalsium karbonat, dan beberapa khitin.

Perkembangbiakan vegetatif Navicula dengan membelah diri. Setiap inti diatomae membelah menjadi dua, diikuti pembagian sitoplasma menjadi dua bagian. Selanjutnya, dinding sel Navicula memisah menjadi kotak dan tutup. Pada sel anakan, baik kotak maupun tutup akan berfungsi menjadi tutup, dan masing- masing akan membentuk kotak baru. Dengan demikian setiap sel anakan yang berasal dari kotak akan mempunyai ukuran lebih kecil daripada sel asalnya.

Peristiwa ini berlangsung berulang kali.

Perkembangbiakan generatif Navicula berlangsung dengan konjugasi. Bila ukuran tubuh Navicula tidak memungkinkan untuk mengadakan pembelahan lagi, inti selnya akan mengalami meiosis dan menghasilkan gamet. Gamet itu kemudian akan meninggalkan sel dan setelah terjadi pembuahan di dalam air akan menghasilkan zigot. Zigot selanjutnya tumbuh menjadi sel Navicula baru dan membentuk tutup dan kotak baru.

Divisi : Chrysophyta Klasis : Chrysophyceae Familia: Coscinodiscaceae Ordo : Coscinodiscus Spesies : Coscinodiscus sp

Selnya berbentuk discus atau lempengan, nampak adanya girdle pada sisi yang lebih tinggi. Adanya tutup atau valve bagian atas, selnya berwarna kuning coklat, kloroplas halus berbentuk lempengan (discus). Mikroalga ini mudah diidentifikasi pada girdle dan penutup salah satu sisinya (valve) (Hasle and Syvertsen, 1997)

Divisi : Chrysophyta Klasis : Chrysophyceae Ordo : Centrales Familia :Rizosoleniacea Genus : Rhizosolenia

Spesies : Rhizosolenia styliformis

(20)

Umumnya berbentuk tubuler dengan rasio panjang dengan lebar sering 20:1, kedua ujungnya meruncing. Tiap-tiap sel berisi sejumlah kloroplas dri bentuk elips dan tidak teratur yang tersebar pada seluruh sel. Nukleus berada di parietal biasanya ada di tengah-tengah, soliter walaupun kadang-kadang dapat berupa koloni

Mikroalga tersebut merupakan jenis yang dikenal dalam perkembangannya dapat membentuk massa sel yang disebut plangton bloom. Dalam siklus hidupnya meliputi seksual yang terkadang aseksual, secara seksual dilakukan dengan fusi antara nuclei sedangkan asaksual terjadi dengan membelah diri.

Sel chetoceros berbentuk segitiga dengan variasi sudut yang berbeda-beda, dilengkapi dengan valve yang bentuknya elip. Disebelah kanan dan kirinya umumnya dilengkapi dengan rambut. Mikroalga tersebut bersifat kosmopolit , namun kebanyakan hidup di perairan laut dan tidak sedikit pula yang ada di air tawar dan kemungkinan di wilayah tropic masih banyak belum terdeskripsi (Rines et al., 2000).

Divisi : Chrysophyta Klasis : Bacillariopohyceae Ordo : Centrales

Famili : Chaetoceros Spesies : Chaetoceros sp

Spesies : Chetoceros sp (Gambar 4)

3. Divisi : Euglenophyta Klasis : Euglenoidea Ordo : Euglenales Famili : Euglenaceae Genus : Phagus

Spesies : Phacus sp (Gambar 5)

Phacus adalah protista uniseluler dari Euglenozoa atau dikenal sebagai Euglenophyta. Berwarna hijau cerah, umumnya ditemukan di kolam air tawar, tubuhnya membulat. Tubuhnya dengan flagella tunggal yang dapat memanjang

(21)

sepanjang tubuhnya. Selnya pipih dan kaku, memiliki plastida, kaku yang kebanyakan sangat pipih bentuk seperti daun. Kloroplas biasanya, bentuk seperti cakram tanpa pyrenoid.

4. Divisi : Euglenophyta, Kelas Euglenoceae

Order: Peranemales/Eutreptiales Family: Eutreptiaceae

Genus: Peranema (Gambar 6)

Euglenophytha (Alga berflagel) Euglenophyta adalah organisme bersel satu yang mirip hewan (holozoik) karena tidak berdinding sel dan mempunyai alat gerak berupa flagel sehingga dapat bergerak bebas, mirip tumbuhan (holofitik) karena memiliki klorofil dan mampu berfotosintesis. Uniseluler Pada umumnya memiliki flagel yang tidak sama panjang berjumlah 2 atau 4 Umumnya hidup di air tawar yang kaya bahan organik (di laut sangat sedikit) Bersifat autorof karena memiliki klorofil a dan b, β karoten dan beberapa xanthofil yaitu astaxanthin (pigmen merah yang menyerupai bintik mata hanya dijumpai pada golongan Crustaceae). Bersifat heterotrof karena memakan bahan organik/ bakteri yang tersedia. Hasil fotosintesis disimpan sebagai paramilon, sebuah polimer glukosa yang berbentuk butiran dalam sitoplasma.

Ada yang memiliki kloroplast (dapat berfotosintesis) ada juga yang tidak dapat berfotosintesis. Yang berfotosintesis disebut phototrophic, sedangkan yang tidak berfotosintesis disebut osmotrophic (makan dengan cara difusi). Kelompok yang ketiga disebut phagotrophic (makan dengan cara menangkap makanan).

Dinding sel tidak terbuat dari selulosa namun membran tipis tersusun atas lapisan- lapisan protein berbentuk spiral, yang disebut “pellicle

5. Cyanophyta

Klasis : Cyanophyeae Ordo : Chlamidomonadales Famili : Volvocacceaeea Genus : Vovox

(22)

Volvox globator adalah organisme yang termasuk kedalam kerajaan tumbuhan. Beberapa ahli baru-baru ini mengelompokkan organisme ini kedalam kerajaan khusus yaitu protista. Volvox globator memiliki struktur tubuh berbentuk bulat bola. Terdapat 2 flagel (buku cambuk) dibagian tepi setiap satu selnya yang berfungsi untuk alat pergerakan dan menangkap makanan. Koloni dari Volvox globator juga berbentuk bulat bola yang dilapisi oleh semacam gelatin yang agak tebal bersifat semi permeabel. Antara sel satu dengan yang lainya dihubungkan dengan benang benang sitoplasma.

Bentuk tubuh organisme yang termasuk ordo Volvocales umumnya bulat dan berdinding tebal. Setiap spesies memiliki satu plastida dengan bentuk yang bermacam-macam, tetapi umumnya berbentuk melengkung seperti cangkir.

Struktur flagella halus, tetapi pada beberapa spesies flagella berkaitan dengan papilla. Organisme ini umumnya hidup berkoloni. Permukaan koloni halus karena dilapisi oleh gelatin. Setiap sel memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma dan kloroplas. Anatomi: Dalam satu individu V.globator terdapat bagian flagellata berjumlah sepasang. Vacuola kontraktil terletak tepat didasar flagella tertanam dalam tubuhnya. Zat hijau yang sering terlihat adalah klorofil sehingga protista ini dapat berfotosintesis tetapi juga memakan langsung makanan yang tersedia disekitarnya.

Eyespot dimiliki pada bagian dekat vacuola kontraktil sebagai mekanisme terhadap cahaya, karena protista ini sangat peka terhadap cahaya. Antara individu satu dengan yang lain terhubung menggunakan semacam benang sitoplasma dan dalam koloni tersebut mereka tertutup sebuah lapisan gelatin yang semi permeabel dan terlihat transparan.

Divisi : Cyanophyceae Ordo : Oscillatoriales Famili : Oscillatoriaceae Genus : Oscillatoria

Spesies : Oscilatoria sp (Gambar 8)

Genus oscillatoria, berbentuk filamen dengan bentuk menyempit dantersusun oleh sel yang berbentuk cawan. Banyak ditemukan dikolam dan air tawar. Spesies yang ditemukan yaitu Oscillatoria sp. Ciri khas Oscillatoria sp

(23)

yaitu berwarna hijau kebiru-biruan, membentuk filamen panjang lurus, dan halus.

Pigmen fotosintesis yaitu klorofil a, karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri dari fikosianin dan fikoeritrin (Bold, 1985). Spesies ini mungkin berbentuk plankton atau epipitik dan terdapat dalam air yang tenang. Reproduksi dari bentuk koloni adalah dengan cara fragmentasi

Divisi : Cyanobakteria Klasis : Cyanopphyceae Ordo : Nostocales Famili : Nostocaceae Genus : Aphanizomenon

Spesies: Aphanizomenon sp (Gambar. 9) Deskripsi

Aphanizomenon dapat membentuk kumpulan filamen di permukaan air yang dikenal sebagai Cyanobacterial blooms, dan terjadi oleh karena tingginya beban nutrien. Jenis tersebut memiliki dua bentuk yaitu toksin dan non-toksin yang kebanyakan bersifat toksin yaitu hepatic dan neurotoksin (Jensen et al., 2001).

Gambar 1Spirogyra

Gambar 1. Spirogyra Gambar2. Zygnema sp

(24)

Gambar.3 Navicula sp Gambar 4. Chetoceros sp

Gambar 5. Phacus sp Gambar 6. Perenema

(25)

Gambar 7. Volvox Gambar 8 Oscillatoria

Gambar 9 Aphanizomenon

(26)

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan identifikasi, maka dalam perairan Estuari Dam Denpasar Bali dapat ditemukan 5 Divisi mikroalga yaitu Chlorophyta, Chrysophyta, Euglenophyta,Pyrophyta dan Cyanophyta dengan 11 spesies.

Jumlah spesies terbanyak termasuk divisi Chrysophyta sebanyak 4 jenis yaitu : Chaetoceros sp, Rizosolenia sp, Coscinodiscus sp dan Navicula sp. Dan di perairan tersebut telah dimukan mikroalga indikator yaitu jenis Aphanizomenon sp, Navicula,sp dan Chetoceros sp.

SARAN

Penelitian mikroalga perlu dilanjutkan dengan titik-titik sampel yang lebih luas dan menyeluruh yaitu bagian hulu, hilir dan tengah.

Perlu dilakukan penelitian mikroalga secara kuantitatif untuk mengetahui tingkat kesuburan perairan Estuari Dam.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, B. 2011.Cirri-ciri Pyrrophyta. online/http>www.sridianti.com/ciri-ciri pyrrophyta.html , diakses pada 18 Februari 2015

Anderson, D.M., J.M. Burkholder, W.P. Cochlan, P.M. Glibert, C.J. Gobler, C.A.

Heil, R.M. Kudela, M.L. Parsons, J.E.J. Rensel, D.W. Townsend, V.L.

Trainer, G.A. Vargo. 2008. Harmful algal blooms and eutrophication:

Examining Linkages From Selected Coastal Regions of the United States.

Harmful Algae.

Aunurohim, D. Saptarini, D. Yanthie. 2008. Fitoplankton penyebab harmful algae blooms (Habs) di perairan Sidoarjo. Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya

Bold, 1985). Bold, H.C and M. J. Whynne. 1985. Introduction to the Algae : structure and Reproduction. Sec. ed. Pretice-Hall, In: New Jersey

Dianthani, D. 2003. Identifikasi Jenis Plankton di Perairan Muara Badak, Kalimantan Timur. Institut Pertanian Bogor.

Guiry, M.D.; Guiry, G.M. (2008). "Aphanizomenon flos-aquae". AlgaeBase.

World-wide electronic publication, National University of Ireland, Galway.

Guiry, M.D.; Guiry, G.M. (2008). "Zygnema". AlgaeBase. World-wide electronic publication, National University of Ireland, Galway. Retrieved 200

Gunawan. (2011). Pengaruh Perbedaan pH Pada Pertumbuhan Mikroalga Klas Chlorophyta. Bioscientiae. 9:62-65.

Handayani, N.A. dan Ariyanti, D. 2012.Potensi Mikroalga sebagai Sumber Biomasa dan Pengembangan ProdukTurunannya. Jurnal TEKNIK – Vol.

33 No.2 Tahun 2012, ISSN 0852-1697

Hasle, G. R., E. E. Syvertsen, K. A. Steidinger, K. Tangen, and C. R. Tomas.

1996. Identifying Marine Diatoms and Dinoflagellates. Academic Press.

California

Hasle, G. R. and Syvertsen, E. E. 1997. Marine diatoms. In: Tomas, C. R.

(ed.) Identifying marine Phytoplankton. Academic Press, Inc., San Diego.

5-385.

Indah, N. 2009. Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah (Schyzophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). http://hmbp.files.wordpress.com/

di akses 20 April 2010

(28)

McLusky, D. S.; Elliott, M. (2004). The Estuarine Ecosystem: Ecology, Threats and Management. New York: Oxford University Press. ISBN 0-19- 852508-7

Jensen, Gitte S.; Ginsberg, Donald I.; Drapeau, Christian (2001). "Blue-Green Algae as an Immuno-Enhancer and Biomodulator" (PDF). Journal of the American Nutraceutical Association. 3 (4): 24–30. Retrieved 18 May 2012.

Kimball, J.W. 1983. Biologi. Diterjemahkan oleh Soetarmi. S. T dan Sugiri, N.

Jakarta: Gelora Aksara Pratama

McLusky, D. S.; Elliott, M. (2004). The Estuarine Ecosystem: Ecology, Threats and Management. New York: Oxford University Press. ISBN 0-19- 852508-7

Ostenfeld CH (1908) On the immigration of Biddulphia sinensis Grev. and its occurrence in the North Sea during 1903-1907. Meddelelser fra Kommissionen for Havundersogelser, Plankton 1(6):1-25

Rines, J.E.B, Boonruang.P and E.C. Theriot., (2000). Chaetoceros phuketensis sp.

nov. (Bacillariophyceae): a new species from the Andaman Sea.

Phycological Research 48(3): 161–168.

Romimohtarto, K. dan S, Juwana. 2004. Biologi Laut. Djambatan. Jakarta.

Sunarno. 2002. Pengaruh Pertumbuhan Algae terhadap Unit Operasi dan Unit Proses Instalasi Penjernihan Air Minum. http://www.pdam-sby.go.id/

Diakses tanggal 28 April 2010

Susyawati, Endang. 2011. (Euglenophyta * Pyrrophyta (online, http://endang susyawati.blogspot.com , diakses pada 18 Februari 2015.

Taylor. J. C., W. R. Harding, and C. G. M. Archibald. 2007. An Illustrated Guide to Some Common Diatom Species from South Africa. Water Research Commission Pretoria. South Africa.

Wetsteyn, L. P. M. J. and Peperzak, L. 1991. Field observations in the oosterschelde (The Netherlands) on Coscinodiscus concinnus and Coscinodiscus granii (Bacillariophyceae) infected by the marine fungus Lagenisma coscinodisci (Oomycetes).Hydrobiological Bulletin. 25(1): 15-21.

Wolanski, E. (2007). Estuarine Ecohydrology. Amsterdam: Elsevier. ISBN 978-0- 444-53066-0

Gambar

Tabel 1. Hasil Identifikasi Jenis-jenis Mikroalga yang ditemukan di tepi bagian  Hilir Estuar Dam Denpasar
Gambar 5. Phacus sp                             Gambar 6. Perenema
Gambar 9 Aphanizomenon

Referensi

Dokumen terkait