• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis, Kelimpahan dan Patogenisitas Bakteri pada Thallus Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Yang Terserang Ice- Ice Di Perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Jenis, Kelimpahan dan Patogenisitas Bakteri pada Thallus Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Yang Terserang Ice- Ice Di Perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

JENIS, KELIMPAHAN DAN PATOGENISITAS BAKTERI PADA THALLUS RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii YANG TERSERANG ICE-ICE DI

PERAIRAN PULAU PARI, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA

Oleh : ONNY C14103066

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN AKUAKULTUR FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(2)

Judul : Jenis, Kelimpahan dan Patogenisitas Bakteri pada Thallus Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Yang Terserang Ice- Ice Di Perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta

Nama : Onny

NRP : C14103066

Menyetujui,

Pembimbing I

Dr. Dinamella Wahjuningrum

Pembimbing II

Irzal Effendi, MSi

NIP : 132 234 940 NIP : 131 841 732

Mengetahui,

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

(3)

Tanggal Lulus :

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... i

DAFTAR GAMBAR ... ii

DAFTAR LAMPIRAN ... iii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Perkembangan Rumput Laut di Indonesia... 3

2.2 Biologi Rumput Laut Kappaphycus alvarezii... 6

2.3 Penyakit Ice-Ice pada Rumput Laut ... 8

2.4 Patogenisitas Bakteri... 10

2.5 Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kappaphycus alvarezii... 13

III. BAHAN DAN METODE... 16

3.1 Waktu dan Tempat ... 16

3.2 Pengambilan Sampel ... 16

3.3 Isolasi, Identifikasi dan Penghitungan Bakteri ... 17

3.3.1 Teknik Isolasi Bakteri dan Penghitungan Kelimpahan Bakteri.... 17

3.3.2 Teknik Identifikasi Bakteri... 19

3.4 Uji Patogenisitas ... 20

3.5 Pengukuran Kualitas Air... 21

3.6 Analisa Data... 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

4.1 Kondisi Rumput Laut... 23

4.2 Isolasi, Identifikasi dan Kelimpahan Bakteri Pada Rumput Laut yang Terserang Ice-Ice dan Air Budidaya ... 24

4.3 Uji Patogenisitas ... 32

(4)

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 37

5.1 Kesimpulan ... 37

5.2 Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 38

LAMPIRAN ... 41

DAFTAR TABEL

(5)

1. Peluang pasar rumput laut penghasil karaginan di pasar global berdasarkan kebutuhan dunia, produksi rumput laut Indonesia

dan luar Indonesia... 3 2. Lokasi budidaya rumput laut di Kepulauan Seribu... 4 3. Perkembangan budidaya rumput laut di Kepulauan Seribu

tahun 1997 s/d 2002... 6 4. Perbedaan fungsi dan anatomi antara thallus yang terserang

ice-icedan thallus sehat... 8 5. Bobot rumput laut pada masing masing akuarium... 17 6. Ciri-ciri morfologi dan kelimpahan bakteri dari Thallus yang

Terserang Ice-ice.... 18 7. Bobot awal dan akhir rumput laut Kappaphycus alvarezii pada

uji patogenisitas ... 23 8. Kelompok, ciri- ciri, bakteri yang ditemukan pada rumput laut

yang terserang ice-ice... 24 9. Hasil analisa sidik ragam pertambahan bobot rumput laut

Kappaphycus alvarezii... 24 10. Karakterisasi fisiologi dan biokimia bakteri yang terdapat pada

thallus rumput laut K. alvarezii yang terserang ice-ice di Pulau Pari,

Kepulauan Seribu, Jakarta... 25 11. Karakterisasi fisiologi dan biokimia bakteri yang terdapat pada

air media rumput laut K. alvarezii yang terserang ice-ice di Pulau Pari,

Kepulauan Seribu, Jakarta... 26 12. Bakteri yang terdapat pada thallus K. alvarezii yang

terserang ice-ice dan yang terdapat di perairan

budidaya Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta... 29 13. Nilai parameter kualitas air pada media budidaya rumput laut

K. alvarezii di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta dan pada

akuarium pemeliharaan... 35 14. Nilai Total Organic Matter pada media Budidaya rumput laut

Kappaphycus alvarezii di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta.. 36

DAFTAR GAMBAR

(6)

1. Morfologi rumput laut Kappaphycus alvarezii yang dibudidayakan

di perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta... 7 2. Rumput Laut K. alvarezii yang sehat (a) danterserang ice-ice(b)

yang ditemukan di perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu,

Jakarta... 10

3. Ilustrasi interaksi terjadinya penyakit (D) ; patogen (P), inang

atau rumput laut (I) dan lingkungan (L)... 11

4. Bentuk dan warna koloni bakteri yang diisolasi dari rumput laut

K. alvarezii yang terserang ice-ice dan air media di Pulau Pari,

Kepulauan Seribu, Jakarta ... 25 5. Jenis dan kelimpahan bakteri pada thallus Kappaphycus alvarezii

yang terserang ice-ice di perairan Pulau pari, Kepulauan Seribu,

Jakarta ... 27 6. Jenis dan kelimpahan bakteri di Perairan Pulau Pari,

Kepulauan Seribu, Jakarta ... 27 7. Jenis dan kelimpahan bakteri pada thallus yang terserang ice-ice yang

disuntikan bakteri Vibrio sp. pada media akuarium... 32 8. Jenis dan kelimpahan bakteri pada thallus yang terserang ice-ice yang

disuntikan bakteri Flavobacterium sp.pada media akuarium... 33 9. Jenis dan kelimpahan bakteri pada thallus yang terserang ice-ice yang

disuntikan bakteri Branhamella sp. pada media akuarium ... 34

DAFTAR LAMPIRAN

(7)

penelitian sebelum disuntikan bakteri... 41

2. Alat, bahan dan metode penyuntikan bakteri pada rumput laut

Kappaphycus alvarezii... 43

3. Kondisi thallus rumput laut Kappaphycus alvarezii setelah dilakukan uji patogenisitas... 43

4. Komposisi dan cara pembuatan media Sea Water Complete agar

(SWC) dan Thiosulphate Citrate Bile-salt Sucrose (TCBS) agar ... 44 5. Morfologi koloni bakteri pada thallus rumput laut Kappaphycus

alvarezii yang terserang ice-ice dan media budidaya di Pulau Pari,

KepulauanSeribu, Jakarta ... 45

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(8)

1.110.900 hektar. Menurut Anggadiredja (2007) dalam Parenrengi, dkk (2007), peluang pasar dunia yang belum terpenuhi terhadap produksi rumput laut masih tinggi yaitu tahun 2007 sekitar 53.100 ton dan diperkirakan akan meningkat menjadi 72.510 ton pada tahun 2010.

Dua jenis rumput laut yang merupakan komoditas utama budidaya di Indonesia adalah Gracilaria sp. di tambak dan Eucheuma cottonii di laut. Eucheuma

cottonii yang kemudian diganti namanya menjadi Kappaphycus alvarezii

(Largo et al.,1995) merupakan salah satu spesies yang paling banyak dibudidayakan di perairan pantai Indonesia. Teknologi budidaya yang sederhana dan peluang pasar yang tinggi menjadikan komoditas ini semakin banyak diminati oleh pembudidaya.

Dalam perkembangannya, terdapat kendala–kendala yang mengakibatkan produksi rumput laut menurun. Salah satu penyebab kegagalan budidaya rumput laut adalah serangan penyakit yaitu penyakit ice-ice. Gejala penyakit ini adalah timbulnya bercak putih pada sebagian thallus kemudian thallus tersebut menjadi pucat dan membusuk.

Pada umumnya, studi penyakit ice-ice hanya mengarah pada faktor lingkungan (Trono, 1974 dalam DKP, 2004a). Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Largo et al. (1995) bakteri berperan dalam pengembangan penyakit

ice-ice pada budidaya rumput laut K. alvarezii. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai jenis bakteri patogen pada rumput laut K. alvarezii

yang terserang ice-ice sehingga bermanfaat untuk mengendalikan infeksi bakteri patogen yang akan merugikan pembudidaya rumput laut.

1.1 Tujuan

(9)

III BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

(10)

Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga Bogor, sedangkan uji patogenisitas bakteri dilakukan di Laboratorium Pusat Studi Ilmu Kelautan IPB, Ancol, Jakarta Utara.

3.2 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel untuk isolasi dan identifikasi bakteri pada thallus

Kappaphycus alvarezii yang terserang ice-ice dan air laut di lokasi budidaya dilakukan pada tanggal 13 Juli 2007. Sebanyak 10 sampel thallus yang terserang ice-ice diambil dari beberapa rumpun secara acak. Thallus dibersihkan dan dicuci dengan air laut steril. Bunsen yang menyala diperlukan saat pencucian thallus dengan maksud agar tidak ada kontaminasi bakteri dari udara sekitarnya. Setelah itu, thallus

dimasukkan ke dalam botol kaca yang telah berisi air laut steril. Untuk isolasi dan identifikasi bakteri pada air budidaya rumput laut, sampel air diambil sebanyak 3 kali ulangan dan dimasukkan kedalam botol steril. Seluruh sampel dimasukkan kedalam

ice box yang telah ditambahkan es batu. Lokasi pengambilan sampel thallus yang terserang ice-ice, rumput laut sehat dan sampel perairan budidaya diambil dari 3 titik lokasi yaitu 500 m, 600 m 700 m dari pantai.

Rumput laut yang terserang ice-ice memiliki ciri fisik yaitu thallus mudah patah dan berwarna putih. Hampir seluruh permukaan thallus berlendir. Rumput laut yang sehat memiliki ciri-ciri thallus utuh, tidak patah, berwarna coklat, tidak berlendir, dan memiliki percabangan yang banyak.

Rumput laut sehat yang akan digunakan untuk uji patogenisitas, diaklimatisasi terlebih dahulu selama 3 hari dalam bak yang terbuat dari beton berukuran 3x0,5x2m dengan kedalaman air 1 meter. Selama aklimatisasi tidak dilakukan pergantian air. Setelah itu rumput laut dengan bobot rata-rata 10 gram dipelihara dalam akuarium selama 20 hari dan dilakukan ganti air 3 hari sekali (tabel 5.)

Tabel 5. Bobot rumput laut Kappaphycus alvarezii pada setiap akuarium

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian masyarakat tersebut, dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat di daerah Bale-Bale khususnya remaja yang mempunyai jiwa

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : (1) potensi pengembangan sistem minapadi di Provinsi Jambi masih sangat besar,

Karena itulah maka perlunya untuk mempertahankan keberadaan IK.M tersebut, dan salah satu cara dalam mempertahankan keberadaan suatu industri adalah dengan

Seluruh data dan informasi yang tercantum dalam dokumen ini sesuai dengan LHKPN yang diisi dan dikirimkan sendiri oleh Penyelenggara Negara melalui elhkpn.kpk.go.id , serta

Bagi Produsen, produsen dapat menggunakan hasil penelitian sebagai informasi pendukung, supaya dapat memahami gambaran persepsi dari konsumen sehingga dapat

Adapun rangkaian metode MAKE IT ini adalah sebagai berikut: (1) Menyenangkan (Fun), yaitu menawarkan kesenangan karena berbasis permainan sehingga pembelajaran

Proses Dehumidifikasi, yang merupakan proses pengurangan kadar air dalam gas, sama dengan proses humidifikasi mempunyai dua cara proses, yaitu dengan pemanasan dan tanpa