PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
- Akar Kaik-Kaik (Uncaria cordata (Lour). Merr
 - Deskripsi Akar Kaik-Kaik (U. cordata (Lour). Merr
 - Kandungan Fitokimia U. cordata
 - Ekstraksi dan Ekstrak
 - Proses Pembutan Ekstrak
 - Pelarut
 - Bakteri Uji
 - Media
 - Antibakteri
 - Metode Pengujian Aktivitas Antibakteri
 
Uncaria merupakan genus tumbuhan yang memiliki khasiat kimiawi dan khasiat obat karena beberapa di antaranya telah digunakan dalam pengobatan tradisional. Menurut Zhang et al, genus Uncaria ditemukan sebagai obat tradisional penting di Cina, Malaysia, Filipina, Afrika dan Amerika Tenggara dan lain-lain. Berdasarkan penelitian yang juga dilakukan oleh Nursanti et al., (2018) dari beberapa jenis tumbuhan obat dari famili Rubiaceae salah satunya adalah Uncaria sp.
Masyarakat Dayak di Kalimantan mengenal tanaman ini sebagai sejenis Bajakah yang memiliki khasiat sebagai obat kanker, khususnya kanker payudara. Uncaria nervosa merupakan salah satu spesies Uncaria yang banyak ditemukan di Kalimantan Timur, khususnya muara Badak Kutai Kerta Negara. Tumbuhan ini merupakan jenis Uncaria yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional terutama bagian daun dan rantingnya.
Ekstrak disimpan dalam vial dan ditutup dengan aluminium foil kemudian disimpan pada suhu 4℃ (Moko et al., 2014). Tujuan dari langkah ini adalah untuk memisahkan senyawa-senyawa yang tidak diinginkan sebanyak-banyaknya tanpa mempengaruhi senyawa penyusun yang diinginkan, sehingga diperoleh ekstrak yang murni. Pelarut n-heksana merupakan pelarut yang baik untuk ekstraksi senyawa non polar karena memiliki beberapa keunggulan, antara lain pelarut ini relatif stabil.
Sesuai dengan prinsip suka larut suka, suatu pelarut akan cenderung melarutkan senyawa-senyawa yang memiliki tingkat kepolaran yang sama. Stratum korneum merupakan lapisan yang terdiri dari sel tanduk keras yang dibentuk oleh keratin, lapisan terluar kulit, yang berfungsi menyerap air dan melindungi lapisan kulit yang lebih dalam (Dwiyanti, 2016; Ibrahim et al., 2017). Mekanisme senyawa antibakteri umumnya dilakukan dengan cara merusak dinding sel, mengubah permeabilitas membran, mengganggu sintesis protein dan menghambat kerja enzim (Pelczar dan Chan (2008) dalam Septiani., et al (2017)).
Alkaloid memiliki aktivitas antimikroba yang diketahui dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara menghambat sintesis dinding sel, mengubah permeabilitas membran dengan menghambat transpor aktif dan sintesis protein (Munfaati et al., 2015). Mekanisme kerja tanin dan senyawa fenolik dalam menghambat sel bakteri adalah dengan cara mendenaturasi protein sel bakteri, menghambat fungsi membran sel (transportasi zat dari satu sel ke sel lainnya) dan menghambat sintesis asam nukleat sehingga pertumbuhan dapat terhambat (Permatasari et al. al.al., 2013) ). Saponin merupakan senyawa yang memiliki kemampuan untuk melisiskan dinding sel bakteri ketika berinteraksi dengan dinding bakteri.
Mekanisme diduga adalah terganggunya komponen peptidoglikan pada sel bakteri sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk sempurna dan menyebabkan kematian sel (Permatasari et al., 2013). Menurut penelitian Lake et al (2019) yang berjudul “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-Hexane dan Chloroform Daun Sirsak (Annona muricate L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus in Vitro”, hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa ekstrak n-heksana dan kloroform dapat menghambat pertumbuhan S
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
Kerangka Konseptual
Hipotesis
Zona bening di sekitar zat antimikroba adalah kekuatan penghalang zat antimikroba terhadap penghambatan pertumbuhan mikroorganisme, ditunjukkan dengan diameter zona penghambatan atau daerah transparan di sekitar piringan pertumbuhan bakteri. Zona hambat yang dihasilkan hanya menghambat pertumbuhan bakteri (bakteriostatik) dan tidak membunuh bakteri (bakterisida). Hal ini ditunjukkan dengan mengecilnya ukuran zona hambat setelah fase logaritmik bakteri (Marselia et al., 2015).
Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa konsentrasi dengan diameter zona hambat terbesar terdapat pada konsentrasi 800 ppm dengan diameter zona hambat 17,4 mm, sedangkan zona hambat terkecil dengan diameter 9,0 mm terbentuk pada konsentrasi ekstrak 200 ppm. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka semakin besar zona hambatnya. Hasil uji statistik One Way ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang nyata pada setiap konsentrasi ekstrak n-heksana U.
Pengujian penghambatan pertumbuhan bakteri menggunakan ekstrak dilakukan dengan lima variasi konsentrasi yaitu 800 ppm, 700 ppm, 600 ppm, 300 ppm dan 200 ppm. Pengujian ini menggunakan metode difusi sehingga ditunjukkan dengan diameter zona hambat atau daerah transparan di sekitar cakram untuk pertumbuhan bakteri. Gambar 5.2 menunjukkan bahwa zona hambat yang dihasilkan dari konsentrasi ekstrak yang berbeda yaitu 800 ppm, 700 ppm, 600 ppm, 300 ppm dan 200 ppm berpengaruh terhadap pertumbuhan S.
Potensinya lemah dan sedang karena kisaran zona hambat yang terbentuk hanya 17,4 mm sampai 15 mm, namun ada juga konsentrasi yang dinyatakan tidak efektif dalam menghambat bakteri uji karena diameter zona hambat <10 mm. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Noorlaili et al (2019) yang menyatakan bahwa ekstrak etanol 70% batang Bajakah Tampala memiliki aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri S. Rata-rata diameter daerah penghambatan bakteri S. ekstrak etanol 70% aliran Bajakah Tampala dengan konsentrasi kontrol positif (klindamisin) dan kontrol negatif (aquadest) berturut-turut pada S.
Perbedaan konsentrasi ekstrak yang digunakan 800 ppm, 700 ppm, 600 ppm, 300 ppm dan 200 ppm berbeda nyata dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. Uji aktivitas antibakteri ekstrak n-heksana dan kloroform daun kemerah-merahan (Annona muricate L.) daun melawan bakteri Pertumbuhan Staphylococcus aureus in vitro. Aktivitas senyawa antibakteri ekstrak herba Meniran (Phyllanthus niruri) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae secara in vitro.
METODELOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari penyusunan proposal penelitian hingga ujian akhir yaitu Oktober 2019 hingga Agustus 2020.
Jenis Penelitian
Populasi dan Sampel
Instrumen Penelitian dan Tahap Penelitian
Menurut Materia Medika Indonesia, kandungan air maksimum yang diperbolehkan dalam simplisia adalah 10% dan mengandung mikroba patogen negatif. Wadah dan pembungkus tidak boleh mempengaruhi secara kimia/fisik bahan yang disimpan, harus tertutup rapat dan kokoh. Tempat penyimpanan harus dilindungi dari tikus dan serangga, jauh dari paparan sinar matahari langsung dan penyerapan air (Moko et al., 2014).
Maserasi dilakukan dalam wadah kaca untuk meminimalkan interaksi yang mungkin terjadi antara sampel dan wadah. Ekstrak pertama yang diperoleh dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 40℃ dan tekanan 500 mmHg hingga diperoleh ekstrak pekat n-heksan. Hasil dari masing-masing ekstrak pekat yang diperoleh ditampung dalam tabung yang sama, ditempatkan dalam tabung transparan bermulut lebar, ditutup rapat.
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian disterilkan untuk menghindari kontaminasi selama pengujian. Alat-alat yang disterilkan menggunakan autoklaf adalah alat-alat gelas seperti tabung reaksi, erlenmeyer dan cawan Petri. Sedangkan alat-alat lain dapat disterilkan dengan menyalakan lampu Bunsen atau menggunakan oven untuk mensterilkannya.
Media dan aquades yang terdapat dalam Erlenmeyer diaduk dan direbus hingga homogen, kemudian disterilkan menggunakan autoclave pada suhu 121℃ selama 15 menit. Media steril dituangkan ke dalam cawan Petri kira-kira. 20 ml kemudian didinginkan pada suhu ± 45-50 ℃ hingga memadat. Cakram kertas berdiameter 6 mm disiapkan dan direndam selama ± 15 menit pada setiap konsentrasi ekstrak n-heksana U.
Variabel Penelitian
Teknik Pengolahan Data dan Analisa
Data diuji terlebih dahulu dengan uji normalitas kemudian homogenitas sebagai syarat analisis data sebelum dilakukan uji ANOVA. Jika p < 0,05 maka data penelitian tidak berdistribusi normal Jika p > 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas dengan tujuan untuk mengetahui apakah varian dari beberapa populasi menunjukkan hal yang sama atau tidak.
Prinsip uji ANOVA adalah menganalisis variabilitas data ke dalam dua sumber variasi, yaitu variasi dalam kelompok dan variasi antar kelompok (between). Jika dalam dan di antara variasi adalah sama (nilai perbandingan kedua varian mendekati angka satu), maka ini berarti tidak ada perbedaan pengaruh intervensi yang dilakukan, dengan kata lain nilai rata-rata yang membandingkan menjadi tidak ada bedanya. Sebaliknya, jika variasi antar kelompok lebih besar daripada variasi dalam kelompok, berarti intervensi memberikan pengaruh yang berbeda, dengan kata lain nilai rata-rata yang dibandingkan menunjukkan adanya perbedaan.
Kerangka Kerja
Senyawa metabolit umumnya mudah rusak dengan ekstraksi panas, maserasi dilakukan tanpa pemanasan, sehingga ekstraksi dingin seperti maserasi merupakan langkah yang tepat untuk mencegah kerusakan atau hilangnya senyawa yang diduga memiliki aktivitas antibakteri dalam sampel (Satria, 2013). ; Hamdani. , 2014). Uji One Way ANOVA dipilih karena hanya ada satu variabel uji yang akan diuji yaitu konsentrasi ekstrak n-heksana U. Syarat uji One Way ANOVA adalah data yang akan diuji harus berdistribusi normal dan data harus memiliki varians yang sama.
Oleh karena itu, sebelum dilakukan pengujian data dengan One Way ANOVA, data terlebih dahulu dilakukan uji normalitas Kolmogorov Smirnov dan uji homogenitas dengan SPSS versi 20. Berdasarkan uji homogenitas, data yang diperoleh memiliki varians yang sama, yang dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,120 > 0,05, sehingga membuktikan bahwa data homogen maka dilakukan uji one way ANOVA. Analisis aktivitas ekstrak daun mangrove Avicenna marina dari daerah Trenggalek dan Pasuruan terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Vibrio alginolytucus.
Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun malek (Litsea Graciae Vidal) terhadap bakteri Stapylococcus aureus dan Escherichia coli.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
Sel bakteri gram positif memiliki selubung sel yang terdiri dari membran sel dan lapisan peptidoglikan yang tebal (dinding sel) dan lapisan tunggal (mono) dengan kandungan lipid yang rendah (1-4%), sedangkan bakteri gram negatif bersifat triple- berlapis. (multi), terdiri dari lapisan luar lipoprotein, lapisan tengah lipopolisakarida dan lapisan dalam peptidoglikan dengan kandungan lemak tinggi 11-12%. Uji aktivitas antibakteri fraksi kloroform ekstrak etanol daun pegagan (Centella asiatica (L) Urb) dan identifikasi senyawa aktifnya.
KESIMPULAN