KONTRAK PENELITIAN INTERNAL UNISSULA TAHUN ANGGARAN 2020/2021
Nomor : 244/B.1/SA-LPPM//VIII/2020
Pada hari ini Senin tanggal 10 (Sepuluh) bulan Agustus tahun 2020, di Universitas Islam Sultan Agung Semarang, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Dr. Heru Sulistyo SE, M.Si : Kepala LPPM Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA), dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Universitas Islam Sultan Agung, yang berkedudukan di Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang, untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
2. Dr. Dra. Atina Hussaana, M.Si., Apt.
: Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA), dalam hal ini bertindak sebagai pengusul dan Ketua Pelaksana Penelitian Internal Tahun Anggaran 2020/2021 untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, secara bersama-sama sepakat mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian Kontrak Penelitian Internal UNISSULA Tahun Anggaran 2020/2021 dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :
1. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan aktivitas penelitian dengan judul ”Pembuatan Sediaan Nanopartikel Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Kaya Vitamin D” sebagaimana yang diusulkan melalui pendanaan Internal UNISSULA sebesar Rp. 10.000.000 (Sepuluh Juta Rupiah) dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.
2. Pencairan dana dilaksanakan secara bertahap kepada PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan laporan Penelitian dan luaran wajib hasil Penelitian (sebagaimana dijanjikan) kepada PIHAK PERTAMA pada waktu yang telah disepakati dan ditetapkan, yaitu pada tanggal 31 Desember 2020.
4. Apabila sampai batas waktu yang telah disepakati dan ditetapkan untuk melaksanakan Penelitian dimaksud telah berakhir, namun PIHAK KEDUA belum menyelesaikan/memenuhi kewajibannya sebagaimana butir 2 di atas, maka PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan proposal Penelitian melalui dana Internal UNISSULA pada periode tahun anggaran berikutnya.
5. Segala sesuatu yang belum cukup diatur dalam Perjanjian ini dan dipandang perlu diatur lebih lanjut dan dilakukan perubahan oleh PARA PIHAK, maka perubahan-perubahannya akan diatur dalam perjanjian tambahan atau perubahan yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari dan tanggal tersebut di atas, dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan bermeterai cukup sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
PIHAK PERTAMA
Dr. Heru Sulistyo SE, M.Si NIK. 210493032
PIHAK KEDUA
Dr. Dra. Atina Hussaana, M.Si., Apt.
NIK. 210198047
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN
1. a. Judul Penelitian :Pembuatan Sediaan Nanopartikel Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Kaya Vitamin D
b. Bidang Ilmu : Ilmu Kedokteran Dasar & Biomedis
c. Kategori Penelitian : PENELITIAN REGULER - EXACT - DASAR
2. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Dra. Atina Hussaana, M.Si., Apt.
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Golongan / Pangkat / NIK : / 210198047 d. Jabatan Fungsional : Lektor (200) e. Jabatan Struktural :
f. Fakultas / Jurusan : Fakultas Kedokteran g. Pusat Penelitian : LPPM Unissula
3. Alamat Ketua
a. Alamat Kantor / Telepon / Fax /
Email : Jl Kaligawe KM 04 Semarang / 024-6583584
b. Alamat Rumah / Telepon / Fax /
Email :Perumahan Kampoeng Harmoni Blok K-9 Ungaran / 024-7628647 / [email protected]
4. Jumlah Anggota : 1
a. Nama Anggota : - Dr. Hj. Qathrunnada Djam'an, M.Si.Med 5. Mahasiswa yang terlibat : - AMELYA FRANCISKA
6. Karyawan yang terlibat : - Octy Ayu Kinasih, S. Hum 7. Lokasi Penelitian : Integrated Biomedical Laboratory 8. Kerjasama dengan Institusi lain
a. Nama Institusi :
b. Alamat :
c. Telepon / Fax / Email :
9. Lama Penelitian : 10 bulan
10. Biaya yang diusulkan
a. Biaya : Rp 10,000,000
b. Sumber Lain : -
c. Biaya yang disetujui : Rp 10,000,000
Jumlah : Rp 10,000,000
Telah Disetujui
Dekan & Kepala LPPM
Semarang, 14 January 2021 Peneliti
Dr. Dra. Atina Hussaana, M.Si., Apt.
NIK 210198047
1/16/2021 (10,067 unread) - [email protected] - Yahoo Mail
https://mail.yahoo.com/d/folders/1/messages/19282 1/1
[SainsMed] Submission Acknowledgement
From: Prof. Dr. dr. Taufiqurrachman Nasihun, M.Kes., Sp.And.(K) ([email protected]) To: [email protected]
Date: Saturday, January 16, 2021, 10:30 PM GMT+7
Dr. M.Apt Atina Hussaana:
Thank you for submitting the manuscript, "Pengecilan Ukuran Partikel Serbuk Jamur Tiram Kaya Vitamin D" to Sains Medika: Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan. With the online journal management system that we are using, you will be able to track its progress through the editorial process by logging in to the journal web site:
Manuscript URL:
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/sainsmedika/author/submission/13220 Username: atina
If you have any questions, please contact me. Thank you for considering this journal as a venue for your work.
Prof. Dr. dr. Taufiqurrachman Nasihun, M.Kes., Sp.And.(K) Sains Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
________________________________________________________________________
Journal of Medicine and Health
Medical Faculty of Sultan Agung Islamic University (UNISSULA) Jl. Raya Kaligawe Km.4 Semarang, PO.BOX 1054, 50112 Jawa Tengah Hp./ WA (+62 81 22 99 333 69)
Tlp. : (+62 24) 658 3584 ext 556 Fax. : (+62 24) 659 4366 Email: [email protected]
--- http://192.168.7.32/freshojs/index.php/sainsmedika
Particle Size Reduction of Oyster Mushroom (Pleurotus ostreatus) Powder Rich in Vitamin D
Pengecilan Ukuran Partikel Serbuk Jamur Tiram Kaya Vitamin D
Atina Hussaana1, Qathrunnada Djam’an 1
1 Department of Pharmacology, Faculty of Medicine, Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, Indonesia
Department of Pharmacology, Faculty of Medicine, Universitas Islam Sultan Agung, Jl. Raya Kaligawe Km. 4 PO. Box. 1054 Telp. (024) 6583584 Fax. 6594366 Semarang 50012.
Corresponding author : [email protected]
Abstrak
Penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa jamur tiram putih yang dipapar radiasi UVB mampu meningkat kadar ergokalsiferol (vitamin D2) menjadi 11 kali. Serbuk jamur tiram putih kaya vitamin D (JTKD) tersebut sudah dibuktikan mampu memperbaiki parameter osteoporosis tetapi efektivitasnya pada dosis yang relatif tinggi. Dosis yang tinggi tersebut menjadi kendala untuk formulasinya menjadi bentuk sediaan yang praktis digunakan sehari-hari. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian untuk memperkecil ukuran partikel menjadi ukuran nano.
Pengecilan ukuran partikel pada penelitian ini dilakukan dengan metode pemberian gelombang ultrasonik selama 1 sampai 3 jam. Partikel yang dihasilkan dianalisis ukuran partikel dengan SEM (Scanning Electron Microscope) serta dianalisis kandungan unsur menggunakan EDX (Energy Dispersive X-Ray). Hasil analisis menunjukkan bahwa serbuk jamur tiram kaya vitamin D sebelum diultrasonikasi, yang sudah diultrasonikasi selama 1 jam, 2 jam dan 3 jam, berturut-turut mempunyai rerata ukuran partikel 450,1±33,9 nm, 597,6±38,6 nm, 452,9±40,2 nm dan 416,6±25,4 nm. Tidak ada pengecilan rerata ukuran partikel serbuk jamur yang signifikan antara sebelum dan setelah diultrasonikasi 2 jam dan 3 jam (p>0,05), tetapi justru terjadi peningkatan rerata ukuran partikel setelah diultrasonikasi 1 jam. Unsur terbanyak dari serbuk jamur tiram adalah Karbon sebanyak 52,7%. Unsur yang lain adalah Oksigen, Nitrogen, Kalium dan Fosfor. Ultrasonikasi serbuk jamur tiram sampai 3 jam tidak merubah signikan kandungan dan komposisi Karbon, Oksigen, Nitrogen, Kalium dan Fosfor.
Disimpulkan bahwa ultrasonikasi sampai 3 jam belum mampu menghasilkan partikel serbuk jamur tiram kaya vitamin D berukuran nano.
Kata kunci : jamur_tiram_putih; nanopartikel; UVB, vitamin_D
Pendahuluan
Penyinaran sinar UVB pada jamur diketahui dapat meningkatkan kadar vitamin D2 seperti yang telah dibuktikan pada jamur kancing (Agaricus bisporus) (Kristensen, Rosenqvist, &
Jakobsen, 2012). Paparan UVB dengan intensitas 1,0 mW/cm2 pada dosis 0,5 J/cm2 dalam waktu 8 sampai 18 menit menghasilkan kadar vitamin D2 sebanyak 3,75 sampai 3,83 μg/g
(Kristensen et al., 2012). Peningkatan vitamin D2 terjadi pada saat ergosterol terpapar sinar UVB dihasilkan pemutusan ikatan pada C9-C10 yang diikuti reaksi isomerisasi 5,7-diena untuk membentuk s-cis, s-cis previtamin D2. Selain itu, terdapat interaksi sterik antara cincin C dan C19 kelompok metil s-cis, s-cis-previtamin D2 yang membuat previtamin D2 tidak stabil. Previtamin D2 menyerap panas menyebabkan reaksi di sekitar C5 dan C6 membentuk ikatan tunggal dan s- trans (Keegan, Lu, Bogusz, Williams, & Holick, 2013).
Jamur yang dipapar sinar UVB dalam waktu lama akan semakin banyak menghasilkan isomer cis dan trans yang akhirnya menghasilkan vitamin D2 lebih banyak. Telah dibuktikan bahwa pemaparan jamur tiram putih dengan radiasi UVB 30-90 menit dapat meningkatkan kadar vitamin D sampai 11 kali (Hussaana, Revoni, & Taufiq, 2018).
Potensi jamur dengan kandungan vitamin D yang tinggi akibat paparan UVB tersebut telah diuji efek anti osteoporosis dengan parameter jumlah osteoblast, osteoklas dan osteosit pada mencit yang diinduksi deksametason. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur tiram putih kaya vitamin D dengan dosis setara 8000 IU pada manusia berpengaruh meningkatkan jumlah sel osteoblas, sel osteosit dan kadar kalsium serta berpengaruh menurunkan jumlah sel osteoklas pada model mencit osteoporosis (Hussaana, Djam’an, & Riza, 2019). Dosis tersebut masih terlalu besar sehingga menyulitkan formulasi bentuk sediaan yang dapat dikonsumsi sehari-hari. Dosis yang terlalu besar juga akan membuka potensi efek samping yang tidak diharapkan. Dengan demikian diperlukan upaya pembuatan nanopartikel jamur tiram putih kaya vitamin D tersebut.
Nanopartikel adalah partikel berukuran 1 sampai 100 nm, tetapi bebrapa metode ukuran diameter partikel antara 200 sampai 400 nm (Hoshyar, Gray, Han, & Bao, 2016). Dalam bidang farmasi, terdapat dua pengertian nanopartikel yaitu senyawa obat melalui suatu cara dibuat berukuran nanometer (nanokristal) dan suatu obat dienkapsulasi dalam suatu sistem pembawa berukuran nanometer, yaitu nanocarrier (Lombardo, Kiselev, & Caccamo, 2019). Pada sistem ini obat dapat terperangkap, dilarutkan, atau dienkapsulasi pada nanopartikel matriks (Lombardo et al., 2019).
Berbagai bahan alam yang potensial, dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi produk lain yang mempunyai nilai tambah. Salah satu pengembangan yang dapat dilakukan adalah dengan memperkecil ukuran partikel bahan alam tersebut hingga ukuran nano. Perubahan struktur partikel ketingkat nano diharapkan dapat memudahkan aplikasinya dalam memperbaiki
karakteristik fisiko-kimia, terutama yang terkait dengan struktur kristal dan pola kristalinitas partikel yang dihasilkan. Serbuk jamur tiram kaya vitamin D dalam partikel nano akan mudah diaplikasikan menjadi bahan fortifikasi bahan pangan lain, atau dibuat dalam formulasi makanan, minuman, bumbu penyedap dan obat-obatan.
Pembentukan struktur nano dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah cara pengecilan ukuran granula dengan hidrolisis parsial menggunakan enzim yang sesuai, perlakuan asam (lintnerization) atau secara fisik dengan penggilingan menggunakan energi tinggi (Priyadarshana, Kottegoda, Senaratne, De Alwis, & Karunaratne, 2015), (Wilczewska, Niemirowicz, Markiewicz, & Car, 2012), (Prasad Yadav, Manohar Yadav, & Pratap Singh, 2012). Hasil modifikasi bahan alam menjadi partikel nano perlu dianalisis dengan difraksi sinar X (X Ray Diffraction), ukuran partikel (Particle Size Analyzer), dan SEM (Scanning Electrone Microscope).
Metode Penelitian
Nanopartikel JTKD dibuat dengan cara Ultrasonikasi
Ultrasonikasi digunakan untuk memecah serbuk JTKD menjadi berukuran lebih kecil dengan energi ultrasonik. Ultrasonikasi dilakukan selama 1, 2 dan 3 jam pada media aquademineralisata. Serbuk JTKD yang sdh disonikasi dikeringkan, lalu dikarakterisasi dengan menggunakan SEM, dan EDX untuk mengetahui morfologi, luas permukaan, kristalinitas, ukuran kristal, dan ukuran partikel digunakan PSA.
Dari data hasil karakterisasi proses tersebut akan dipilih hasil nanopartikel yang memenuhi karakter terbaik.
Hasil dan Pembahasan
Dari hasil pembuatan partikel nano dari serbuk jamur tiram putih kaya vitamin D, dilakukan analisis kandungan atom pada partikel menggunakan EDX (Energy Dispersive X-Ray).
Diperoleh gambaran seperti pada Gambar 1.
FOV: 53.7 µm, Mode: 15kV - Image, Detector: BSD Full, Time: DEC 16 2020 09:31
Gambar 1. Hasil spectra atom dan gambaran partikel dari A. Serbuk jamur tiram sebelum diultrasonikasi, B. Serbuk jamur tiram setelah diultrasonikasi selama 3 jam
Hasil analisis spectra atom pada berbagai kelompok perlakuan ultrasonikasi serbuk jamur tiram ditampilkan pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil analisis spectra atom pada berbagai kelompok perlakuan ultrasonikasi serbuk jamur tiram sebagai Konsentrasi dan Berat Atom
Element Rerata Atomic Conc. Rerata Weight Conc.
Symbol Serbuk awal
Ultrasonik 1 jam
Ultrasonik 2 jam
Ultrasonik 3 jam
Serbuk awal
Ultrasonik 1 jam
Ultrasonik 2 jam
Ultrasonik 3 jam
C 52.7 50.6 48.4 50.5 46.0 45.6 43.6 43.8
O 31.7 34.5 34.6 31.4 36.9 37.6 37.8 36.3
N 14.8 13.9 16.1 17.1 15.0 14.0 16.3 17.2
K 0.5 0.8 0.7 0.7 1.4 2.2 1.8 2.0
P 0.3 0.3 0.2 0.3 0.7 0.6 0.5 0.7
A
B
Dari hasil analisis EDX tersebut dapat dilihat bahwa atom C (karbon) merupakan unsur yang terbanyak pada serbuk jamur tiram awal, yaitu 52,7%. Ada kecenderungan penurunan rerata jumlah atom C pada serbuk jamur yang diultrasonikasi 3 jam, menjadi 50,5%. Beberapa atom yang lain seperti O, N, K dan P nilai kadarnya sedikit mengalami perubahan.
Serbuk jamur tiram awal maupun setelah dilakukan ultrasonikasi dengan berbagai jangka waktu, diuji ukuran partikel menggunakan metode Pengujian SEM (Scanning Electron
Microscope). Prinsip pengujian SEM adalah dengan memindai terfokus balok halus elektron ke sampel, eleltron berinteraksi dengan sampel komposisi molekul, energi dari elektron menuju ke sampel secara langsung. Prinsip kerja SEM tersebut memanfaatkan elektron sebagai sumber cahaya untuk menembak sampel. Sampel yang ditembak akan menghasilkan penggambaran dengan ukuran hingga ribuan kali lebih besar, lensa magnetik memfokuskan elektron menuju ke sampel, sinar elektron yang terfokus memindai (scan) keseluruhan sampel dengan diarahkan oleh koil pemindai, ketika elektron mengenai sampel maka sampel akan mengeluarkan elektron baru yang akan diterima oleh detektor dan dikirim ke monitor.Adapun gambaran mikroskopis ukuran partikel menggunakan SEM tersebut, menghasilkan citra seperti pada gambar 2.
Gambar 2. Gambaran mikroskopis dan ukuran partikel dari A. Serbuk jamur tiram sebelum diultrasonikasi, B. Serbuk jamur tiram setelah diultrasonikasi selama 3 jam
Rangkuman hasil analisis ukuran partikel pada berbagai kelompok perlakuan ultrasonikasi serbuk jamur tiram ditampilkan pada tabel 2.
A B
Tabel 1. Hasil analisis ukuran partikel pada berbagai kelompok perlakuan ultrasonikasi serbuk jamur tiram (nm)
No Ukuran partikel (nm)
Serbuk Jamur Ultrasonik 1 Jam Ultrasonik 2 Jam Ultrasonik 3 Jam
1 593 785 652 343
2 329 747 251 327
3 650 606 355 462
4 375 681 343 348
5 425 620 500 360
6 478 536 443 503
7 483 575 375 425
8 365 491 491 361
9 468 369 634 559
10 335 566 485 478
Rerata 450.1 597.6 452.9 416.6
SE 33.9 38.6 40.2 25.4
Seperti telah diketahui bahwa nanopartikel adalah partikel berukuran 1 sampai 100 nm, tetapi bebrapa metode ukuran diameter partikel antara 200 sampai 400 nm (Hoshyar, Gray, Han, &
Bao, 2016). Berdasarkan hasil analisis ukuran partikel pada tabel diatas diketahui ada
kecenderungan pengecilan partikel pada hasil ultrasonikasi 3 jam, tetapi rerata ukuran partikel masih diatas 400 nm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa metode ultrasonikasi yang digunakan belum efektif membuat partikel nano. Ada beberapa hal yang mungkin menyebabkan hal tersebut. Pertama, karena waktu ultrasonikasi yang kurang lama. Kedua, karena metode pengeringan serbuk paska ultrasonikasi belum sesuai atau perlu diganti menggunakan freeze drying. Ketiga, terjadi agregasi antar nanopartikel menjadi partikel yang lebih besar.
Kesimpulan
Ultrasonikasi serbuk jamur tiram kaya vitamin D sampai 3 jam belum mampu menghasilkan partikel nano. Unsur terbanyak dari serbuk jamur tiram adalah Karbon sebanyak 52,7%. Unsur yang lain adalah Oksigen, Nitrogen, Kalium dan Fosfor. Ultrasonikasi serbuk jamur tiram sampai 3 jam tidak merubah signikan kandungan dan komposisi Karbon, Oksigen, Nitrogen, Kalium dan Fosfor.
Ucapan Terimakasih
Terimakasih kepada Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (melalui LPPM) yang telah memberikan hibah penelitian internal tahun 2020.
Konflik Kepentingan
Peneliti tidak mempunyai konflik kepentingan dalam melaksanakan penelitian
Daftar Pustaka
1. Hoshyar, N., Gray, S., Han, H., & Bao, G. (2016). The effect of nanoparticle size on in vivo pharmacokinetics and cellular interaction. Nanomedicine (Lond.), 11, 673–692.
Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5561790/pdf/nnm-11- 673.pdf
2. Hussaana, A., Djam’an, Q., & Riza, M. (2019). Potensi Jamur Tiram Kaya Vitamin D Untuk Proteksi Osteoporosis.
3. Hussaana, A., Revoni, R. F., & Taufiq, H. (2018). Reaction Order Analysis for Changing Provitamin D to Vitamin D2 by Ultraviolet-B (UVB) Radiation in White Oyster Mushrooms (Pleurotus ostreatus).
4. Keegan, R. J. H., Lu, Z., Bogusz, J. M., Williams, J. E., & Holick, M. F. (2013).
Photobiology of vitamin D in mushrooms and its bioavailability in humans. Dermato- Endocrinology, 5(1), 165–176. https://doi.org/10.4161/derm.23321
5. Kristensen, H. L., Rosenqvist, E., & Jakobsen, J. (2012). Increase of vitamin D2by UV-B exposure during the growth phase of white button mushroom (Agaricus bisporus). Food and Nutrition Research, 56, 1–7. https://doi.org/10.3402/fnr.v56i0.7114
6. Lombardo, D., Kiselev, M. A., & Caccamo, M. T. (2019). Smart Nanoparticles for Drug Delivery Application: Development of Versatile Nanocarrier Platforms in Biotechnology
and Nanomedicine. Journal of Nanomaterials, 2019.
https://doi.org/10.1155/2019/3702518
7. Prasad Yadav, T., Manohar Yadav, R., & Pratap Singh, D. (2012). Mechanical Milling: a Top Down Approach for the Synthesis of Nanomaterials and Nanocomposites.
Nanoscience and Nanotechnology, 2(3), 22–48. https://doi.org/10.5923/j.nn.20120203.01 8. Priyadarshana, G., Kottegoda, N., Senaratne, A., De Alwis, A., & Karunaratne, V.
(2015). Synthesis of magnetite nanoparticles by top-down approach from a high purity ore. Journal of Nanomaterials, 2015. https://doi.org/10.1155/2015/317312
9. Wilczewska, A. Z., Niemirowicz, K., Markiewicz, K. H., & Car, H. (2012).
Nanoparticles as drug delivery systems. Pharmacological Reports, 64(5), 1020–1037.
https://doi.org/10.1016/S1734-1140(12)70901-5
PROTEKSI ISI LAPORAN PENELITIAN: Dilarang menyalin, menyimpan, memperbanyak sebagian atau seluruh isi laporan ini dalam bentuk apapun kecuali oleh peneliti dan pengelola
administrasi penelitian
LAPORAN PENELITIAN INTERNAL UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
IDENTITAS PENELITIAN
A. JUDUL PENELITIAN
PEMBUATAN SEDIAAN NANOPARTIKEL JAMUR TIRAM PUTIH (PLEUROTUS OSTREATUS) KAYA VITAMIN D
B. BIDANG, TEMA, TOPIK, DAN RUMPUN BIDANG ILMU Bidang Unggulan
Perguruan Tinggi
Tema Topik (jika ada) Rumpun Bidang Ilmu Kesehatan Teknologi kemandirian
bahan baku obat
Saintifikasi jamu &
herbal, teknologi produksi pigmen alami
Ilmu Biomedik
C. KATEGORI, SKEMA, TARGET TKT, DAN LAMA PENELITIAN
Kategori Skema Penelitian (Penelitian Dasar/Terapan/Pengembangan)
Target Akhir TKT
Lama Penelitian
(Tahun)
Penelitian Internal Dasar 3 1
D. IDENTITAS PENGUSUL Nama,
Peran (Ketua, Anggota 1, Anggota 2)
Institusi (Fakultas)
Program
Studi Tugas ID Sinta H-
Index Dr. Atina
Hussaana, M.Si. Apt.
(Ketua)
Kedokteran PSPK Menyiapkan referensi terkait sediaan
nanopartikel, paparan UVB untuk keperluan latar belakang, tiunjauan pustaka dan metode
172 1
penelitian
Melaksanakan penelitian untuk pembuatan nanopartikel dan paparan UVB
Monitoring dan koordinasi pelaksanaan penelitian dr.
Qathrunnada Djam’an, MSi.Med (Anggota 1)
Kedokteran PSPK Menyiapkan referensi terkait jamur tiram untuk keperluan latar belakang, tiunjauan pustaka dan metode penelitian
Melaksanakan penelitian untuk analisis.
Membantu ketua dalam pelaksanaan penelitian
Amelya Franciska 30101700020
Mahasiswa Membantu
pelaksanaan penelitian untuk pengamatan dan pengambilan data Octy Ayu
Kinasih, S.Hum.
110013510
Tenaga Administrasi
Membantu administrasi keuangan penelitian
E. MITRA KERJASAMA PENELITIAN (JIKA ADA)
Pelaksanaan penelitian dapat melibatkan mitra kerjasama, yaitu mitra kerjasama dalam melaksanakan penelitian, mitra sebagai calon pengguna hasil penelitian, atau mitra investor
Mitra Nama Mitra
Tidak dipersyaratkan
F. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN (Luaran Wajib)
Tahun
Luaran Jenis Luaran
Status target capaian (accepted, published, terdaftar atau granted,
atau status lainnya)
Keterangan (url dan nama jurnal, penerbit, url paten, keterangan sejenis lainnya) 2021 Artikel publikasi nasional
terakreditasi
submit
Luaran Tambahan
Tahun
Luaran Jenis Luaran
Status target capaian (accepted, published, terdaftar atau granted,
atau status lainnya)
Keterangan (url dan nama jurnal, penerbit, url paten, keterangan sejenis lainnya)
2021 Prototype produk - -
G. ANGGARAN
Rencana anggaran biaya penelitian mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran minimum dan maksimum sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNISSULA.
Total RAB: Rp. 10.000.000,-
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN
Pengisian poin A sampai dengan poin G mengikuti template berikut dan tidak dibatasi jumlah kata atau halaman namun disarankan seringkas mungkin. Dilarang menghapus/memodifikasi template ataupun menghapus penjelasan di setiap poin.
A. HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN
Tuliskan secara ringkas hasil pelaksanaan penelitian yang telah dicapai sesuai tahun pelaksanaan penelitian. Penyajian meliputi data, hasil analisis, dan capaian luaran (wajib dan atau tambahan). Seluruh hasil atau capaian yang dilaporkan harus berkaitan dengan tahapan pelaksanaan penelitian sebagaimana direncanakan pada proposal. Penyajian data dapat berupa gambar, tabel, grafik, dan sejenisnya, serta analisis didukung dengan sumber pustaka primer yang relevan dan terkini.
Dari hasil pembuatan partikel nano dari serbuk jamur tiram putih kaya vitamin D, dilakukan analisis kandungan atom pada partikel menggunakan EDX (Energy Dispersive X-Ray).
Diperoleh gambaran seperti pada Gambar 1.
FOV: 53.7 µm, Mode: 15kV - Image, Detector: BSD Full, Time: DEC 16 2020 09:31
Gambar 1. Hasil spectra atom dan gambaran partikel dari A. Serbuk jamur tiram sebelum diultrasonikasi, B. Serbuk jamur tiram setelah diultrasonikasi selama 3 jam
A
B
Hasil analisis spectra atom pada berbagai kelompok perlakuan ultrasonikasi serbuk jamur tiram ditampilkan pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil analisis spectra atom pada berbagai kelompok perlakuan ultrasonikasi serbuk jamur tiram sebagai Konsentrasi dan Berat Atom
Element Rerata Atomic Conc. Rerata Weight Conc.
Symbol Serbuk awal
Ultrasonik 1 jam
Ultrasonik 2 jam
Ultrasonik 3 jam
Serbuk awal
Ultrasonik 1 jam
Ultrasonik 2 jam
Ultrasonik 3 jam
C 52.7 50.6 48.4 50.5 46.0 45.6 43.6 43.8
O 31.7 34.5 34.6 31.4 36.9 37.6 37.8 36.3
N 14.8 13.9 16.1 17.1 15.0 14.0 16.3 17.2
K 0.5 0.8 0.7 0.7 1.4 2.2 1.8 2.0
P 0.3 0.3 0.2 0.3 0.7 0.6 0.5 0.7
Dari hasil analisis EDX tersebut dapat dilihat bahwa atom C (karbon) merupakan unsur yang terbanyak pada serbuk jamur tiram awal, yaitu 52,7%. Ada kecenderungan penurunan rerata jumlah atom C pada serbuk jamur yang diultrasonikasi 3 jam, menjadi 50,5%. Beberapa atom yang lain seperti O, N, K dan P nilai kadarnya sedikit mengalami perubahan.
Serbuk jamur tiram awal maupun setelah dilakukan ultrasonikasi dengan berbagai jangka waktu, diuji ukuran partikel menggunakan metode Pengujian SEM (Scanning Electron Microscope). Prinsip pengujian SEM adalah dengan memindai terfokus balok halus elektron ke sampel, eleltron berinteraksi dengan sampel komposisi molekul, energi dari elektron menuju ke sampel secara langsung. Prinsip kerja SEM tersebut memanfaatkan elektron sebagai sumber cahaya untuk menembak sampel. Sampel yang ditembak akan menghasilkan penggambaran dengan ukuran hingga ribuan kali lebih besar, lensa magnetik memfokuskan elektron menuju ke sampel, sinar elektron yang terfokus memindai (scan) keseluruhan sampel dengan diarahkan oleh koil pemindai, ketika elektron mengenai sampel maka sampel akan mengeluarkan elektron baru yang akan diterima oleh detektor dan dikirim ke monitor.Adapun gambaran mikroskopis ukuran partikel menggunakan SEM tersebut, menghasilkan citra seperti pada gambar 2.
A B
Gambar 2. Gambaran mikroskopis dan ukuran partikel dari A. Serbuk jamur tiram sebelum diultrasonikasi, B. Serbuk jamur tiram setelah diultrasonikasi selama 3 jam
Rangkuman hasil analisis ukuran partikel pada berbagai kelompok perlakuan ultrasonikasi serbuk jamur tiram ditampilkan pada tabel 2.
Tabel 1. Hasil analisis ukuran partikel pada berbagai kelompok perlakuan ultrasonikasi serbuk jamur tiram (nm)
No Ukuran partikel (nm)
Serbuk Jamur Ultrasonik 1 Jam Ultrasonik 2 Jam Ultrasonik 3 Jam
1 593 785 652 343
2 329 747 251 327
3 650 606 355 462
4 375 681 343 348
5 425 620 500 360
6 478 536 443 503
7 483 575 375 425
8 365 491 491 361
9 468 369 634 559
10 335 566 485 478
Rerata 450.1 597.6 452.9 416.6
SD 107.5 122.0 127.2 80.3
Seperti telah diketahui bahwa nanopartikel adalah partikel berukuran 1 sampai 100 nm, tetapi bebrapa metode ukuran diameter partikel antara 200 sampai 400 nm (Hoshyar, Gray, Han, &
Bao, 2016). Berdasarkan hasil analisis ukuran partikel pada tabel diatas diketahui ada kecenderungan pengecilan partikel pada hasil ultrasonikasi 3 jam, tetapi rerata ukuran partikel masih diatas 400 nm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa metode ultrasonikasi yang digunakan belum efektif membuat partikel nano. Ada beberapa hal yang mungkin menyebabkan hal tersebut. Pertama, karena waktu ultrasonikasi yang kurang lama. Kedua, karena metode pengeringan serbuk paska ultrasonikasi belum sesuai atau perlu diganti menggunakan freeze drying. Ketiga, terjadi agregasi antar nanopartikel menjadi partikel yang lebih besar.
B. STATUS LUARAN
Tuliskan jenis, identitas dan status ketercapaian setiap luaran wajib dan luaran tambahan (jika ada) yang dijanjikan. Jenis luaran dapat berupa publikasi, perolehan kekayaan intelektual, hasil pengujian atau luaran lainnya yang telah dijanjikan pada proposal. Uraian status luaran harus didukung dengan bukti kemajuan ketercapaian luaran sesuai dengan luaran yang dijanjikan. Lengkapi keterangan jenis luaran yang dijanjikan serta mengunggah bukti dokumen ketercapaian luaran wajib dan luaran tambahan melalui Sippmas.
Luaran wajib penelitian ini berupa artikel publikasi pada jurnal nasional terakreditasi Sinta-3, Sains Medika, status luaran masih submitted.
C. PERAN MITRA
Tuliskan realisasi kerja sama dan kontribusi Mitra baik in-kind maupun in-cash (untuk Penelitian Terapan dan Penelitian Pengembangan). Bukti pendukung realisasi kerja sama dan realisasi kontribusi mitra dilaporkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Bukti dokumen realisasi kerja sama dengan Mitra dilampirkan bersama laporan ini.
Tidak dipersyaratkan mitra pada penelitian ini.
D. KENDALA PELAKSANAAN PENELITIAN
Tuliskan kesulitan atau hambatan yang dihadapi selama melakukan penelitian dan mencapai luaran yang dijanjikan, termasuk penjelasan jika pelaksanaan penelitian dan luaran penelitian tidak sesuai dengan yang direncanakan atau yang dijanjikan.
Kendala dalam penelitian ini adalah kesulitan koordinasi dan pelaksanaan penelitian di laboratorium karena masa pandemi, sehingga penyelesaian penelitian dan publikasi terhambat.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Tuliskan dan uraikan kesimpulan dari pelaksanaan dan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan dalam bentuk poin (1., 2., dst). Tuliskan dan uraikan saran untuk kemungkinan dilanjutkannya penelitian berikutnya, baik oleh peneliti yang bersangkutan maupun oleh peneliti lainnya dalam bentuk poin (1., 2., dst).
Kesimpulan :
1. Ultrasonikasi serbuk jamur tiram kaya vitamin D sampai 3 jam belum mampu menghasilkan partikel nano.
2. Unsur terbanyak dari serbuk jamur tiram adalah Karbon sebanyak 52,7%. Unsur yang lain adalah Oksigen, Nitrogen, Kalium dan Fosfor. Ultrasonikasi serbuk jamur tiram sampai 3 jam tidak merubah signikan kandungan dan komposisi Karbon, Oksigen, Nitrogen, Kalium dan Fosfor.
Saran :
1. Perlu meningkatkan lama waktu ultrasonikasi serbuk jamur tiram agar dihasilkan partikel nano
2. Perlu upaya pengeringan serbuk dengan freeze dryer
3. Perlu upaya pencegahan agregasi kembali partikel serbuk jamur tiram paska ultrasonikasi.
F. DAFTAR PUSTAKA
Penyusunan Daftar Pustaka berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada laporan kemajuan yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
1. Hoshyar, N., Gray, S., Han, H., & Bao, G. (2016). The effect of nanoparticle size on in vivo pharmacokinetics and cellular interaction. Nanomedicine (Lond.), 11, 673–
692. Retrieved from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5561790/pdf/nnm-11-673.pdf
2. Hussaana, A., Djam’an, Q., & Riza, M. (2019). Potensi Jamur Tiram Kaya Vitamin D Untuk Proteksi Osteoporosis.
3. Hussaana, A., Revoni, R. F., & Taufiq, H. (2018). Reaction Order Analysis for Changing Provitamin D to Vitamin D2 by Ultraviolet-B (UVB) Radiation in White Oyster Mushrooms (Pleurotus ostreatus).
4. Keegan, R. J. H., Lu, Z., Bogusz, J. M., Williams, J. E., & Holick, M. F. (2013).
Photobiology of vitamin D in mushrooms and its bioavailability in humans. Dermato- Endocrinology, 5(1), 165–176. https://doi.org/10.4161/derm.23321
5. Kristensen, H. L., Rosenqvist, E., & Jakobsen, J. (2012). Increase of vitamin D2by UV-B exposure during the growth phase of white button mushroom (Agaricus
bisporus). Food and Nutrition Research, 56, 1–7.
https://doi.org/10.3402/fnr.v56i0.7114
6. Lombardo, D., Kiselev, M. A., & Caccamo, M. T. (2019). Smart Nanoparticles for Drug Delivery Application: Development of Versatile Nanocarrier Platforms in Biotechnology and Nanomedicine. Journal of Nanomaterials, 2019.
https://doi.org/10.1155/2019/3702518
7. Prasad Yadav, T., Manohar Yadav, R., & Pratap Singh, D. (2012). Mechanical Milling: a Top Down Approach for the Synthesis of Nanomaterials and Nanocomposites. Nanoscience and Nanotechnology, 2(3), 22–48.
https://doi.org/10.5923/j.nn.20120203.01
8. Priyadarshana, G., Kottegoda, N., Senaratne, A., De Alwis, A., & Karunaratne, V.
(2015). Synthesis of magnetite nanoparticles by top-down approach from a high purity ore. Journal of Nanomaterials, 2015. https://doi.org/10.1155/2015/317312 9. Wilczewska, A. Z., Niemirowicz, K., Markiewicz, K. H., & Car, H. (2012).
Nanoparticles as drug delivery systems. Pharmacological Reports, 64(5), 1020–1037.
https://doi.org/10.1016/S1734-1140(12)70901-5
G. LAMPIRAN
Lampirkan dokumen-dokumen dan foto pendukung kegiatan dan laporan.
ONEWAY UkuranPartikel BY LamaUltrasonikasi /STATISTICS DESCRIPTIVES HOMOGENEITY /MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=TUKEY ALPHA(0.05).
Oneway
Notes
Output Created 16-JAN-2021 20:55:00
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 40
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics for each analysis are based on cases with no missing data for any variable in the analysis.
Syntax ONEWAY UkuranPartikel BY
LamaUltrasonikasi
/STATISTICS DESCRIPTIVES HOMOGENEITY
/MISSING ANALYSIS /POSTHOC=TUKEY ALPHA(0.05).
Resources Processor Time 00:00:00.00
Elapsed Time 00:00:00.04
[DataSet0]
Descriptives
UkuranPartikel
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
0 10 450.1000 107.49000 33.99132 373.2063 526.9937 329.00 650.00
1 10 597.6000 121.97103 38.57063 510.3472 684.8528 369.00 785.00
2 10 452.9000 127.24906 40.23968 361.8715 543.9285 251.00 652.00
3 10 416.6000 80.33983 25.40569 359.1283 474.0717 327.00 559.00
Total 40 479.3000 127.74759 20.19867 438.4443 520.1557 251.00 785.00
Test of Homogeneity of Variances
UkuranPartikel
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.418 3 36 .741
ANOVA
UkuranPartikel
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 194757.800 3 64919.267 5.291 .004
Within Groups 441700.600 36 12269.461
Total 636458.400 39
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: UkuranPartikel Tukey HSD
(I) LamaUltrasonikasi (J) LamaUltrasonikasi
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound
0 1 -147.50000* 49.53678 .025 -280.9138 -14.0862
2 -2.80000 49.53678 1.000 -136.2138 130.6138
3 33.50000 49.53678 .905 -99.9138 166.9138
1 0 147.50000* 49.53678 .025 14.0862 280.9138
2 144.70000* 49.53678 .029 11.2862 278.1138
3 181.00000* 49.53678 .004 47.5862 314.4138
2 0 2.80000 49.53678 1.000 -130.6138 136.2138
1 -144.70000* 49.53678 .029 -278.1138 -11.2862
3 36.30000 49.53678 .883 -97.1138 169.7138
3 0 -33.50000 49.53678 .905 -166.9138 99.9138
1 -181.00000* 49.53678 .004 -314.4138 -47.5862
2 -36.30000 49.53678 .883 -169.7138 97.1138
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Homogeneous Subsets
UkuranPartikel
Tukey HSDa
LamaUltrasonikasi N
Subset for alpha = 0.05
1 2
3 10 416.6000
0 10 450.1000
2 10 452.9000
1 10 597.6000
Sig. .883 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10.000.