Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2015 tentang Pihak Pelapor dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang; Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2018 tentang Penerapan Prinsip Pengakuan Beneficial Ownership Korporasi dalam Rangka Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme; 21 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2015 tentang Pihak Pelapor Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, Pasal 8.
Kewenangan PPATK mewakili pemerintah Republik Indonesia dilaksanakan melalui partisipasi aktif dalam organisasi dan forum internasional terkait pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.25. Tugas pokok PPATK sesuai Pasal 39 UU TPPU adalah mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang. Kewenangan PPATK mewakili Pemerintah Republik Indonesia dilaksanakan melalui partisipasi aktif dalam organisasi dan forum internasional terkait pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.
Kewenangan PPATK untuk melakukan sosialisasi pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dilakukan melalui kontak personal, media massa, cetak dan elektronik, dan/atau cara lain. Dalam rangka penyelenggaraan sosialisasi, PPATK menyiapkan dan mengembangkan modul sosialisasi pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang39. Pemohon diduga terlibat dalam perkara yang berkaitan dengan pencucian uang dan/atau tindak pidana lainnya.
Keuangan yang berindikasi tindak pidana pencucian uang dan/atau tindak pidana lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) (lihat Pasal 40 huruf d). Informasi yang diterima PPATK dari Pelapor digunakan untuk memperdalam indikasi pencucian uang atau tindak pidana lainnya. PPATK dapat menerima laporan dan/atau informasi dari masyarakat mengenai dugaan tindak pidana pencucian uang.
PPATK dapat meminta keterangan mengenai perkembangan penyidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal dan/atau tindak pidana pencucian uang. 76 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Pasal 44 ayat (1) huruf j D penyusunan laporan dalam rangka rapat Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2015 tentang Pihak Pelapor dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Peraturan Pemerintah nomor 43 Tahun 2015 tentang Pihak Pelapor dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang telah menetapkan bahwa terdapat 4 (empat) orang Penyedia Jasa Keuangan dan 6 (enam) orang Profesi sebagai Pihak Pelapor. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2018 tentang Penerapan Prinsip Pengakuan Pemilik Manfaat Korporasi dalam Rangka Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme.
LANDASAN FILOSOFIS
LANDASAN SOSIOLOGIS
Sedangkan keberadaan lembaga ini khusus dimaksudkan sebagai upaya atau strategi pemberantasan kejahatan dalam negeri.
LANDASAN YURIDIS
Untuk mengoptimalkan implementasi UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, PPATK harus menata dan memperkuat kelembagaan, baik dari segi organisasi maupun tata kerja PPATK. PPATK yang kuat dapat berkontribusi aktif dalam membangun Indonesia yang bebas dari pencucian uang dan pendanaan teroris. Saat ini susunan organisasi dan tata kerja PPATK diatur dengan Peraturan Presiden nomor 48 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, diubah dengan Peraturan Presiden nomor 103 Tahun 2016 tentang Perubahan Peraturan Presiden no. . 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pemberian Sumbangan Oleh Organisasi Masyarakat Dalam Rangka Pencegahan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme; Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2017 tentang Optimalisasi Penggunaan Laporan Hasil Analisis dan Laporan Hasil Pemeriksaan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan; Peraturan bersama mengenai pencantuman identitas orang dan perusahaan dalam daftar terduga teroris dan organisasi teroris, serta pemblokiran segera dana orang atau perusahaan;
Ketentuan umum untuk mencantumkan identitas orang atau badan hukum dalam daftar pembiayaan proliferasi senjata pemusnah massal dan pemblokiran langsung dana milik orang atau badan hukum yang tercantum dalam daftar pembiayaan proliferasi senjata pemusnah massal; Peraturan Menteri Nomor 60 PANRB Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Zona Integritas Menuju Zona Bebas Korupsi dan Zona Birokrasi Bersih dan Berlayanan di Lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintahan Daerah; dan saya. Mengenai beberapa tambahan tugas dan fungsi PPATK serta untuk mengoptimalkan upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan teroris di Indonesia, maka perlu dilakukan perbaikan pelaksanaan tugas dan fungsi PPATK sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden nomor 48. Tahun 2012. tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan diubah dengan Peraturan Presiden nomor 103 Tahun 2016 tentang perubahan Peraturan Presiden nomor 48 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.
SASARAN YANG AKAN DIWUJUDKAN
JANGKAUAN PENGATURAN
ARAH PENGATURAN
MATERI MUATAN PERATURAN PRESIDEN
Sekretariat utama mempunyai tugas merumuskan, mengkoordinasikan, dan mendorong pelaksanaan kebijakan di bidang manajemen internal, penunjang administrasi, hubungan masyarakat, dan pelayanan di lingkungan PPATK. Deputi Bidang Kebijakan, Hukum, dan Hubungan Internasional mempunyai tugas merumuskan, mengkoordinasikan, dan mendorong pelaksanaan strategi, kebijakan, hukum, dan kerja sama internasional terkait pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme. Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Direktur Kebijakan, Hukum dan Urusan Internasional menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: . satu. pedoman kebijakan, peraturan perundang-undangan, dan kerja sama internasional terkait pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan teroris; . b.pembinaan, koordinasi, dan pengelolaan rekomendasi dan kebijakan di bidang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme; . c.pengembangan, koordinasi, dan pengelolaan strategi nasional pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme; . d.pembinaan, koordinasi dan pengelolaan kerjasama dengan instansi dalam negeri; . e.pembangunan bidang hukum PPATK; . f.mempromosikan, mengoordinasikan dan mengelola kerja sama internasional; g.pelaksanaan sinkronisasi dan koordinasi kinerja internal kedeputian; Dan . h.pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala PPATK.
Deputi Bidang Pengawasan dan Kepatuhan mempunyai tugas merumuskan, mengoordinasikan, dan mendorong pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan dan kepatuhan Pihak Pelapor, serta pelaporan dan pengelolaan data dan informasi yang diterima PPATK. Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang Pengawasan dan Kepatuhan menyelenggarakan fungsi : . A. pengembangan kebijakan dan rekomendasi di bidang pengawasan dan kepatuhan Pihak Pelapor, serta pelaporan dan pengelolaan data dan informasi; . B. koordinasi pengawasan dan kepatuhan Pihak Pelapor; . C. mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengelola pelaporan; . D. pembinaan, koordinasi dan pengelolaan data dan informasi; . e. pelaksanaan sinkronisasi dan koordinasi kinerja internal Deputi; Dan . F. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala PPATK. Deputi Bidang Pengawasan dan Kepatuhan terdiri atas 1 (satu) Deputi Sekretariat dan paling banyak 3 (tiga) Direktorat.
Anggota Parlemen Bidang Analisis dan Pemeriksaan mempunyai tugas merumuskan, mengoordinasikan, dan mendorong pelaksanaan analisis dan pemeriksaan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme. Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang Analisis dan Audit menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: . A. pengembangan kebijakan dan rekomendasi di bidang analisis dan pemeriksaan; . B. mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengelola analisis dan pemeriksaan; . C. mengarahkan, mengoordinasikan, dan mengelola pemenuhan permintaan informasi dari instansi terkait, lembaga intelijen keuangan negara lain, dan lembaga swasta yang mempunyai otoritas data dan informasi; . D. pelaksanaan sinkronisasi dan koordinasi kinerja internal kedeputian; Dan. Deputi Bidang Analisis dan Audit terdiri atas 1 (satu) orang Wakil Sekretariat dan paling banyak 3 (tiga) orang Direktur.
Kepala PPATK dapat menunjuk paling banyak 5 (lima) orang ahli untuk membahas suatu permasalahan tertentu sesuai dengan keahliannya. Kepala PPATK dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus bersinergi dan menerapkan sistem akuntabilitas kinerja otoritas publik. Seluruh elemen di lingkungan PPATK wajib melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungannya masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. F.
Ketentuan rinci mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja PPATK ditetapkan oleh Kepala PPATK setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara. Apabila diperlukan, perwakilan PPATK dapat dibuka di wilayah yang ditentukan oleh Kepala PPATK setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara. Pada saat Keputusan Presiden ini mulai berlaku, seluruh pejabat yang menduduki jabatan di lingkungan PPATK tetap ada.
PERUBAHAN PERATURAN PRESIDEN
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 110) diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2016 tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 284), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Analisis Transaksi Keuangan lebih dari 50%, sehingga usulan format legal drafting Rancangan Peraturan Presiden ini adalah dengan membuat undang-undang baru dan menghapus peraturan perundang-undangan yang lama. Sebaiknya peraturan perundang-undangan yang telah diubah tersebut dicabut dan diatur kembali dalam peraturan perundang-undangan baru yang berkaitan dengan hal tersebut.
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
Dana Moneter Internasional, Grup Bank Dunia, Unit Intelijen Keuangan: Suatu Tinjauan, Washington DC: Dana Moneter Internasional, 2004. Buletin Statistik Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Edisi Mei 2020, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, 2020. Undang-undang nomor 25 tahun 2003 tentang perubahan atas undang-undang nomor 15 tahun 2002 tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.
Keputusan Presiden No. 50 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Wewenang Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. Keputusan Presiden No. 6 Tahun 2012 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Keputusan Presiden No. 48 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.
Keputusan Presiden No. 117 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden No. 6 Tahun 2012 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden No. 48 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 60 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Wilayah Berintegritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Bersih dan Birokrasi di Lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintahan Daerah.