• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS PPATK TAHUN 2020-2024

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "RENCANA STRATEGIS PPATK TAHUN 2020-2024"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

Sistem keuangan Indonesia merupakan bagian dari sistem perekonomian yang tidak lepas dari peran penting lembaga intermediasi sebagai unsur utama yang mengatur pergerakan uang. Jika terjadi kekacauan pada sistem keuangan dan sistem pembayaran, maka sistem perekonomian juga akan mengalami kekacauan. Sementara itu, stabilitas sistem keuangan sangat ditentukan oleh integritas para pelaku sistem keuangan itu sendiri.

Oleh karena itu, untuk mencapai stabilitas sistem perekonomian diperlukan dukungan terhadap stabilitas sistem keuangan, sedangkan stabilitas sistem keuangan sangat bergantung pada integritas sistem keuangan itu sendiri. PPATK sebagai bagian dari Pemerintah, mendukung kebijakan Pemerintah yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024 sesuai dengan tugas dan fungsinya, yang dalam hal ini berperan dalam pencegahan dan pemberantasan TPPU dengan memastikan dana atau pendapatan kejahatan ilegal jangan masuk. sistem keuangan yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan dan perekonomian Indonesia. Melalui Komite TPPU ini, PPATK merekomendasikan agar setiap kebijakan pencegahan dan pemberantasan TPPU serta kebijakan lain yang mendukung rezim anti pencucian uang dapat dilaksanakan oleh seluruh anggota Komite pada khususnya dan Pemerintah Indonesia pada umumnya, dengan demikian menjamin tercapainya visi tersebut. dan visi PPATK serta Misi dalam mewujudkan stabilitas sistem perekonomian yang didukung oleh sistem keuangan yang stabil melalui upaya menjaga integritas sistem keuangan.

Sectoral Risk Assessment

Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan TPPU

Meningkatkan status dan kedudukan Indonesia di forum internasional di bidang pencegahan dan pemberantasan TPPU dan PT; Penguatan regulasi dan peningkatan pengawasan terhadap pengangkutan uang tunai dan alat pembayaran lintas batas negara sebagai media pendanaan terorisme. Penerbitan peraturan perundang-undangan yang mengurangi ruang gerak pelaku pencucian uang dan pendanaan teroris.

Terbitnya Peraturan Perundang-Undangan Yang Mempersempit Ruang Gerak Pelaku Kejahatan Pencucian Uang Dan Pendanaan Terorisme

Ketentuan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pemberian Sumbangan Organisasi Masyarakat Untuk Pencegahan Pendanaan Tindak Pidana Terorisme. Pemberlakuan Perpres ini bertujuan untuk melindungi ormas dari upaya pendanaan terorisme yang dilakukan melalui penerimaan dan sumbangan, terutama yang berasal dari luar negeri. Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2018 tentang Penerapan Prinsip Pengakuan Pemilik Sah Badan Usaha Dalam Rangka Pencegahan dan Pemberantasan TPPU dan TPPT.

Kebijakan mengenai keterbukaan informasi mengenai perusahaan, khususnya pemilik manfaat perusahaan (Beneficial Owners/BO) sudah menjadi sebuah kebutuhan di seluruh dunia. Keputusan Presiden ini memuat ketentuan mengenai identifikasi pemilik manfaat, verifikasi informasi pemilik manfaat, pelaporan atau penyampaian informasi pemilik manfaat, pemutakhiran informasi pemilik manfaat, pengelolaan informasi pemilik manfaat, pengawasan, penegakan hukum terhadap pelaksanaan keputusan presiden ini, dan kerjasama nasional dan internasional. PPATK meyakini dengan dibangunnya sistem transparansi informasi perusahaan dan pemilik manfaat perusahaan maka akan tercipta perusahaan yang berintegritas sehingga berdampak pada penurunan tingkat penyalahgunaan korporasi sebagai media pencucian uang dan memperbaiki iklim investasi di Indonesia. Indonesia.

Berdirinya Pusdiklat Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme

Potensi dan Permasalahan Streghts (Kekuatan)

Lembaga ini berwenang melaksanakan kebijakan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang, serta membangun rezim anti pencucian uang dan pendanaan terorisme di Indonesia. Hal ini tentunya akan sangat membantu dalam upaya menjaga stabilitas sistem keuangan dan mengurangi terjadinya kejahatan besar. Mewakili Pemerintah Republik Indonesia dalam organisasi dan forum internasional terkait pencegahan dan pemberantasan TPPU;

Pemanfaatan HA dan HP diprioritaskan untuk membantu aparat penegak hukum dalam menangani TPPU, TPPT dan tindak pidana lainnya. Urgensi utama RUU PTUK antara lain (a) mendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi yang efektif dan efisien sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; (b) memastikan transaksi keuangan lancar dan aman sejalan dengan kebijakan non-tunai dan strategi inklusi keuangan nasional; c) mendorong penggunaan transaksi keuangan non-tunai, dengan tujuan mengurangi risiko masyarakat dalam bertransaksi dan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap mata uang; dan (d) mendukung program pencegahan dan pemberantasan TPPU dan tindak pidana lainnya. Rencana Implementasi Aplikasi PEP dan Pengembangan Aplikasi Secara KESELURUHAN Tujuan dibuatnya aplikasi PEP adalah untuk mengurangi resiko terjadinya korupsi di bidang penerimaan negara, menekan tindak pidana pencucian uang, penggelapan pajak dan tindak pidana korupsi, serta perpajakan dari Wajib Pajak. yang belum tertangkap.

Transaksi di luar yurisdiksi Indonesia yang dilakukan masyarakat Indonesia dengan menggunakan instrumen keuangan pada ekosistem fintech yang dilakukan secara cloud oleh pelaku kejahatan transnasional terorganisir memberikan konsekuensi logis bagi PPATK sebagai Financial Intelligence Unit (FIU) untuk terus berinovasi dan mampu. mengikuti tren yang berkembang saat ini, menjaga dan melindungi integritas sistem keuangan Indonesia. Kejahatan terorisme merupakan kejahatan internasional yang membahayakan keamanan dan perdamaian dunia serta merupakan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia, khususnya hak untuk hidup. Rentetan tindak pidana terorisme yang terjadi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia telah mengakibatkan timbulnya korban jiwa tanpa memandang korbannya, meluasnya ketakutan di masyarakat, dan hilangnya harta benda sehingga menimbulkan dampak yang luas bagi masyarakat. kehidupan ekonomi, politik dan hubungan internasional.

Upaya pemberantasan tindak pidana terorisme tidak lagi dapat dilakukan hanya dengan cara konvensional yaitu dengan menghukum pelaku tindak pidana terorisme, namun harus dilakukan upaya lain dengan menggunakan sistem dan mekanisme pelacakan aliran dana, karena pidana aksi terorisme tidak dapat terlaksana tanpa dukungan ketersediaan dana untuk kegiatan teroris. PPATK berkomitmen untuk terus meningkatkan perannya dalam menanggulangi tindak pidana pendanaan terorisme (TFFT) dalam skala nasional dan internasional. Berbagai kasus TPPU di Indonesia, khususnya terkait tindak pidana korupsi, sebagian besar menggunakan transaksi keuangan berbasis uang tunai.

Pembatasan ini diperlukan agar pencucian uang yang berujung pada tindak pidana korupsi dapat dicegah sejak dini. Selain dapat mendorong peningkatan investasi, visi PPATK adalah melindungi negara dari eksploitasi sistem keuangan untuk tindak pidana asal. Dimana hasil TPPU diperoleh dari 26 tindak pidana asal yaitu: (korupsi, suap, narkotika, psikotropika, penyelundupan tenaga kerja, penyelundupan migran, di bidang perbankan, di bidang pasar modal, di bidang asuransi, di bidang bea cukai, bea cukai, orang-orang penyelundupan, penyelundupan senjata secara ilegal, terorisme, penculikan, pencurian, penggelapan, penipuan, pemalsuan uang, perjudian, prostitusi, di bidang perpajakan, di bidang kehutanan, di bidang lingkungan hidup, di bidang kelautan dan perikanan, tindak pidana lainnya diancam dengan pidana penjara 4 (empat) tahun atau lebih, yang dilakukan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tindak pidana tersebut juga merupakan tindak pidana menurut hukum Indonesia) demikian bahwa jika visi PPATK dapat terwujud, maka PPATK juga akan mendukung misi Presiden dan Wakil Presiden nomor 6 yaitu menegakkan sistem peradilan yang bebas korupsi, bermartabat dan kredibel serta misi nomor 8 yaitu pemerintahan yang bersih, efisien dan kredibel. kepemimpinan.

Misi

Meningkatkan kegunaan hasil analisis, hasil pemeriksaan, hasil penelitian dan rekomendasi kebijakan di TPPU dan TPPT.

Tujuan

Sasaran Strategis

MATRIK SASARAN dan INDIKATOR KINERJA Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program

  • Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan

Meningkatkan kegunaan produk intelijen keuangan PPATK dalam mencegah dan memberantas TPPU, TPPU dan tindak pidana lain yang terkait dengan TPPU. Persentase pemanfaatan hasil analisis untuk mendukung pencegahan dan pemberantasan TPPU, TPPU dan tindak pidana lain yang terkait dengan TPPU. Persentase kebijakan anti pencucian uang dan kebijakan pencegahan TPPT pada Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan TPPU yang dilaksanakan oleh anggota Komite.

Untuk satuan kerja inspektorat, Pusdiklat dan PTI belum mempunyai Eselon 1, sehingga salah satu tujuan kegiatan dan indikator kinerja kegiatan dijadikan sebagai sasaran program dan indikator kinerja program.

Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

PPATK sebagai bagian dari pemerintahan mendukung kebijakan pemerintah yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024 sesuai dengan tugas dan fungsinya, yang dalam hal ini berperan dalam memperkuat ketahanan perekonomian untuk pertumbuhan berkualitas dengan mencegah dan memberantas TPPU dengan memastikan cara-cara ilegal atau ilegal. dana hasil tindak pidana tidak masuk ke dalam sistem keuangan sehingga berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan dan perekonomian Indonesia.

Arah Kebijakan dan Strategi PPATK

Optimalisasi peran Balai Diklat Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme serta meningkatkan kualitas pelatihan di bidang anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme bagi pemangku kepentingan. Penguatan program pelatihan yang relevan dengan perkembangan pencegahan dan pemberantasan TPPU dan TPPT, secara nasional dan global. Terpenuhinya produk hukum berkualitas yang memanfaatkan upaya pencegahan dan pemberantasan.

Penyediaan informasi hukum pencegahan dan pemberantasan TPPU dan TPPT yang berkualitas dan mudah diakses. Meningkatkan kualitas pendapat hukum dan penyidikan hukum di bidang pencegahan dan pemberantasan TPPU dan TPPT. Memperkuat koordinasi dengan lembaga pengawas dan pengatur, otoritas pengawas dan instansi terkait dalam pengembangan pihak pelapor.

Penguatan peran aktif PPATK sebagai fokal point dalam pencegahan dan pemberantasan TPPU dan TPPT di Indonesia. Perluasan kerja sama dengan instansi terkait dalam rangka ekstensifikasi data untuk mendukung proses analisis, pemeriksaan, dan penelitian PPATK. Meningkatkan peran PPATK dalam membangun sinergi antar instansi dalam membangun rezim anti pencucian uang dan pendanaan teroris.

Penguatan peran diplomasi di forum internasional untuk membuka akses pertukaran informasi dan penelusuran aset dengan FIU/negara lain. Memperkuat koordinasi yang efektif dengan aparat penegak hukum dan instansi terkait dalam rangka menindaklanjuti hasil analisis dan hasil audit PPATK. Optimalisasi koordinasi tindak lanjut pemantauan produk intelijen PPATK yang disampaikan aparat penegak hukum dan instansi terkait.

Kerangka Regulasi

Rancangan Peraturan Pemerintah tentang perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2015 tentang Pihak Pelapor dalam Pencegahan dan Pemberantasan TPPU. Diharapkan dalam waktu lima tahun ke depan, seluruh usulan peraturan perundang-undangan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Kerangka Kelembagaan

Hal ini pertama juga memperhatikan hasil kajian agar upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU dan TPPT bisa lebih efektif dan efisien. Sejalan dengan perkembangan organisasi PPATK, kebutuhan akan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia juga akan semakin meningkat dalam lima tahun ke depan. Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi individu SDM sesuai dengan standar kompetensi jabatan yang didudukinya.

Melaksanakan analisis beban kerja (WBA) guna mengidentifikasi kebutuhan peningkatan jumlah sumber daya manusia PPATK. Untuk mewujudkan visi dan misi serta orientasi pengelolaan, maka perbaikan terhadap pengelolaan tersebut harus terus dilakukan dan diselesaikan. Peningkatan koordinasi antar pemangku kepentingan untuk mencegah dan memberantas TPPU dengan melibatkan kementerian/lembaga terkait penegakan hukum.

Penguatan dan pengembangan kelembagaan untuk menjawab dinamika kebutuhan masyarakat dan pemangku kepentingan dalam upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU dan TPPT. Skema restrukturisasi dan reorganisasi untuk mengantisipasi dan menangani perkembangan modus dan jumlah pelanggar TPPU. Terwujudnya penguatan kelembagaan PPATK dengan tingkat kompetensi yang unggul sesuai dengan visi, misi, maksud dan tujuan organisasi.

Target Kinerja Level Program

Untuk satuan kerja pengawasan, Pusdiklat dan PTI belum mempunyai Eselon 1, sehingga salah satu indikator tujuan kegiatan dan hasil kegiatan dijadikan sebagai indikator tujuan program dan hasil program.

Target Kinerja Level Kegiatan

Persentase kebijakan anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme pada Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan TPPU yang dilaksanakan oleh anggota Komite.

Kerangka Pendanaan

PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

DUMAS PENGADUAN MASYARAKAT PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Tahun 2021 s.d Mar 2021 PPATK menerima 24 pengaduan 8 Lembaga 16 Individu MARET 2021 PPATK menerima 14