• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Pengaruh Modal Intelektual (Intellectual Capital

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Pengaruh Modal Intelektual (Intellectual Capital"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL (INTELLECTUAL CAPITAL) TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

Oleh:

Elly Tyas Kinasih 200912038

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Sebagai Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA BANKING SCHOOL

JAKARTA 2013

(2)

HALAMAN JUDUL

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL (INTELLECTUAL CAPITAL) TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

Oleh:

Elly Tyas Kinasih 200912038

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Sebagai Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA BANKING SCHOOL

JAKARTA

2013

(3)

PENGARUH MODAL INTELEKTAL (INTELLECTUAL CAPITAL) TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

Oleh : Elly Tyas Kinasih

200912038

Diterima dan disetujui untuk diajukan dalam Ujian Komprehensif

Jakarta, 23 Agustus 2013 Dosen Pembimbing Skripsi

(4)

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI KOMPREHENSIF

Nama : Elly Tyas Kinasih

NIM : 200912038

Judul Skripsi : Pengaruh Modal Intelektual (Intellectual Capital) Terhadap Kinerja Perusahaan

Tanggal Ujian Komprehensif :

Penguji :

Ketua : Drs. Sparta, ME.,Ak.

Anggota : 1. Ira Geraldina, SE.,Ak.,M.S.Ak 2. Isbandini Veterina, SE

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas telah mengikuti ujian komprehensif : Pada :

Dengan Hasil :

Tim Penguji, Ketua,

(Drs. Sparta, ME.,Ak)

Anggota I, Anggota II,

(Ira Geraldina, SE.,Ak.,M.S.Ak) (Isbandini Veterina, SE)

(5)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : Elly Tyas Kinasih NIM : 200912038

Judul Skripsi : Pengaruh Modal Intelektual (Intellectual Capital) Terhadap Kinerja Perusahaan

Pembimbing Skripsi

( Ira Geraldina, SE.,Ak.,M.S.Ak ) Tanggal lulus :

Mengetahui,

Ketua Panitia Ujian Ketua Jurusan Akuntansi

(Drs. Sparta, ME.,Ak) (Novy Silvia Dewi, S.E., MM)

(6)

KATA PENGANTAR

Salam Damai Sejahtera

Dengan menghaturkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan petunjuk, rahmat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Modal Intelektual (Intellectual Capital) Terhadap Kinerja Perusahaan”. Penulisan skripsi ini merupakan bagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School (STIE IBS).

Selesainya skripsi ini tidak terlepas bantuan, baik moril maupun spiritual dari berbagai pihak, atas segala bantuan dan perhatian yang telah diberikan, penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Papa, mama, kakak-kakakku tercinta, serta keponakanku tersayang yang secara materiil maupun immateri memberikan kontribusi yang sangat bermanfaat bagi penulis serta tidak lupa dukungan doanya yang terus-menerus dipanjatkan untuk penulis. Semoga kalian semua memperoleh berkat kesehatan dan berkat syukur atas segala dukungan yang diberikan.

2. Ibu Ira Geraldina, SE.,Ak.,M.S.AK., Selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan, saran, serta meluangkan waktunya untuk membimbing dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

(7)

3. Karolus Wajong tercinta yang selalu mendorong dan telah menjadi sumber semangat untuk penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas semua pengorbananmu, omelanmu dan nasihatmu dan tidak lupa doa yang selalu kau berikan untuk penulis sehingga akhirnya selesailah sudah kepenatanku yang selalu aku adukan kepadamu. Semoga kamu memperoleh limpahan berkat dari Tuhan Yesus Kristus atas segala kebaikanmu pada penulis.

4. Drs. Sparta, ME.,Ak dan Ibu Isbandini Veterina, SE. Selaku dosen penguji, yang telah memberikan banyak saran dan pemahaman kepada penulis dalam menyusun skripsi.

5. Bapak Ari Sunardi SE,Ak, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis dalam hal akademik dan memotivasi penulis.

6. Para pengajar STIE IBS, yang telah memberikan pengetahuan kepada saya, termasuk pengetahuan mengenai nilai-nilai kehidupan.

7. Para karyawan STIE IBS, yang telah banyak membantu penulis dalam hal administrasi dan hal-hal terkait perkuliahan lainnya selama penulis menjalani masa perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini.

8. Sahabatku tersayang Regina dan Satria lebih dari sekedar teman dan sahabat melainkan saudara. Terimakasih atas nasihat dan dorongan semangat yang tersampaikan secara spontan yang membuat penulis terketuk, dan atas canda dan tawa yang selalu memenuhi ruang hariku.

9. Seluruh sahabat yang tertulis dalam hati dengan cinta, persahabatan, dan persaudaraan. Carla Laurentia, Dea Rasiodika, Eni Fitriana, Rifka Chairunnisa, Siti Annisa Chosiana, Rahma Radianty, Lia Fatimah, Siti Anisa Sumintapura, dan Mutiara Anjani, terima kasih atas tawa canda, suka duka yang sudah kalian

(8)

berikan untuk 4 tahun ini, dan tak terlepas semangat serta nasihat yang selalu kalian berikan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Teman-teman angkatan 2009. Terimakasih atas kebersamaan kalian untuk selama ini.

11.Seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini tidak lepas dari keterbatasan- keterbatasan dalam penulisannya, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, besar harapan penulis bahwa skripsi ini akan membawa manfaat baik bagi kalangan akademisi, praktisi maupun bagi pengetahuan itu sendiri khususnya ilmu akuntansi. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Jakarta, 23 Agustus 2013

Elly Tyas Kinasih

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI... xiv

ABSTRACT ... 15

BAB I ... 16

PENDAHULUAN ... 16

1.1 Latar Belakang ... 16

1.2 Perumusan Masalah ... 19

1.3 Tujuan Penelitian ... 20

1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian ... 20

1.5 Sistematika Penulisan ... 21

BAB II ... 23

LANDASAN TEORITIS ... 23

2.1 Stakeholder Theory ... 23

2.2 Intellectual Capital ... 24

2.2.1 Komponen intellectual Capital ... 25

2.2.2 Metode Pengukuran ... 27

2.3 Value Added Intellectual Capital (VAICTM) ... 28

2.4 Kinerja Perusahaan ... 30

2.5 Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis ... 32

(10)

2.5.1 Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan ... 32

2.5.2 Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan Masa Depan ... 33

2.5.3 Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Intellectual Capital (ROGIC) terhadap Kinerja Perusahaan Masa Depan ... 34

2.6 Kerangka Pemikiran ... 39

BAB III ... 40

METODOLOGI PENELITIAN ... 40

3.1 Rancangan Penelitian ... 40

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.3 Model Penelitian ... 43

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 44

3.4.1 Variabel Independen ... 44

3.4.2 Variabel Dependen ... 48

3.4.3 Variabel Kontrol ... 49

3.5 Metode Penarikan Sampel ... 51

3.6 Teknik Analisis Data ... 51

3.7 Model Spesifikasi dengan PLS ... 55

3.7.1 Evaluasi Model Pengukuran Refleksif atau Outer Model ... 55

3.7.2 Evaluasi Model Struktural atau Inner Model ... 56

BAB IV ... 60

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 60

4.1 Deskripsi Objek Penelitian... 60

4.2 Analisis dan Pembahasan ... 61

4.2.1 Evaluasi Model Pengukuran Refleksif atau Outer Model ... 61

4.2.2 Evaluasi Model Struktural atau Inner Model ... 65

4.3 Pengujian Hipotesis... 67

4.3.1 Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan ... 67

4.3.2 Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan Masa Depan ... 71

4.3.3 Pengaruh Rata-rata Pertumbuhan Intellectual Capital (ROGIC) terhadap Kinerja Perusahaan Masa Depan. ... 74

4.4 Pembahasan Hasil ... 77

4.4.1 Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan ... 77

4.4.2 Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan Masa Depan ... 78

(11)

4.4.3 Pengaruh Rata-rata Pertumbuhan Intellectual Capital (ROGIC) terhadap

Kinerja Perusahaan Masa Depan. ... 78

4.5 Implikasi Manajerial ... 79

BAB V ... 81

PENUTUP ... 81

5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Keterbatasan ... 81

5.3 Saran... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Hubungan antara Variabel Dependen dengan Variabel Independen ... 39

Gambar 3. 1 Path Analysis PLS untuk H1 ... 53

Gambar 3. 2 Path Analysis PLS H2 dan H3 ... 54

Gambar 4. 1 Hipotesis 1 dengan PLS Algorithm ... 68

Gambar 4. 2 Hipotesis 1 dengan Bootstrapping ... 68

Gambar 4. 3 Hipotesis 2 dengan PLS Algorithm ... 71

Gambar 4. 4 Hipotesis 2 dengan Bootstrapping ... 72

Gambar 4. 5 Hipotesis 3 dengan PLS Algorithm ... 75

Gambar 4. 6 Hipotesis 3 dengan Boostrapping ... 75

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Klasifikasi Komponen Intellectual Capital ... 27

Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu ... 34

Tabel 3. 1 Variabel Independen dan Pengukurannya ... 47

Tabel 3. 2 Variabel Dependen dan Pengukurannya ... 50

Tabel 3. 3 Kriteria Penilaian PLS ... 57

Tabel 4. 1 Penentuan Sam,pel ... 60

Tabel 4. 2 Outer Weight (Mean, STDEV, T-Values) ... 62

Tabel 4. 3 Cross Loadings ... 62

Tabel 4. 4 AVE ... 63

Tabel 4. 5 Composite Reliability ... 64

Tabel 4. 6 Cronbachs Alpha ... 64

Tabel 4. 7 R Square ... 65

Tabel 4. 8 Path Coefficient (Mean, STDEV, T-Values) ... 66

Tabel 4. 9 Total Effects ... 66

Tabel 4. 10 Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values) ... 69

Tabel 4. 11 R Square Hipotesis 1 ... 70

Tabel 4. 12 Ketiga Komponen IC terhadap CP ... 70

Tabel 4. 13 Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values) ... 72

Tabel 4. 14 R Square Hipotesis 2 ... 73

Tabel 4. 15 Ketiga Komponen IC terhadap CP (t+1) ... 74

Tabel 4. 16 Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values) ... 76

Tabel 4. 17 R Square Hipotesis 3 ... 76

Tabel 4. 18 Ketiga Komponen ROGIC terhadap CP (t+1) ... 77

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Economic Value Added (EVA) Lampiran 2 Return on Asset (ROA)

Lampiran 3 Value Added Human Capital (VAHU) Lampiran 4 Value Added Capital Coefficient (VACA) Lampiran 5 Structural Capital Coefficient (STVA) Lampiran 6 Leverage (Lev)

Lampiran 7 Size of the Firm (Size) Lampiran 8 Uji Hipotesis 1

Lampiran 9 Uji Hipotesis 2 Lampiran 10 Uji Hipotesis 3

(15)

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Elly Tyas Kinasih NIM : 200912038

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila di kemudian hari ternyata penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, saya bersedia mempertanggungjawabkannya dan sekaligus menerima sanksi sesuai dengan peraturan STIE Indonesia Banking School.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar.

Penulis

Elly Tyas Kinasih

(16)

ABSTRACT

Intellectual Capital (IC), these days, has a key role to increase the value of the firms.

This is due to the awareness that IC is a platform for companies to be more competitive.

The purpose of this research is to investigate the association between IC and firm’s financial performance.

Using 22 financial companies data drawn from Indonesia Stock Exchange, period years 2008-2011. This research uses The Pulic Model (Value Added Intellectual Coefficient-VAICTM) to measure intellectual capital component; physical capital coeffiecient (VACA), human capital coeffiecient (VAHU), and structural capital coefficient (STVA), Partial Least Square (PLS) was used to analyze the relationship between company’s performance, and IC, where the two financial ratios selected as the proxy measure for company performance (ROA and EVA).

The findings show that: IC does not influences to company’s performance; IC influences does influence to future company’s performace; the rate of growth of a company’s IC (ROGIC) does influences to the future company’s performance

Keywords: Intellectual Capital, Company’s Performance, Economic Value Added (EVA), Partial Least Square (PLS).

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman menuntut perubahan dalam cara pengelolaan perusahaan.

Fokus utama dalam cara pengelolaan perusahaan beralih dari pola yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based bussines) menuju bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledge based bussines). Hal ini mengakibatkan perubahan karakteristik perusahaan menjadi berbasis pengetahuan. Seiring dengan perubahan tersebut, maka kemakmuran perusahaan didasarkan pada penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri (Sawarjuwono, 2003). Pada titik inilah peran pengetahuan menjadi sangat sentral.

Pada tataran mikro perusahaan, tampaknya agak sulit untuk tidak menyertakan atau mengaitkan perkembangan ini di dalam konteks persaingan dan pencarian basis keunggulan kompetitif. Wacana kompetisi dan keunggulan bersaing mengalami pergeseran yang sangat signifikan dalam perkembangan kajian strategi bisnis dan pembangunan ekonomi. Mulanya dikenal teori keunggulan absolut dan keunggulan komparatif dalam konteks interaksi perdagangan atau perekonomian antar wilayah atau internasional. Kemudian muncul pemikiran dari Michael Porter tentang keunggulan bersaing (competitive advantage) di era 1980an. Namun, pandangan Porter kemudian dianggap tidak mampu menjelaskan secara komprehensif fenomena keunggulan sebuah perusahaan atau negara dari lainnya. Belakangan muncul aliran baru dalam analisis keunggulan bersaing yang dikenal dengan pendekatan berbasis sumber daya (resource- based view of the firm/RBV). Pandangan terakhir ini dinilai sebagai yang relevan dalam

(18)

konteks perekonomian yang kuat dicirikan oleh keunggulan pengetahuan (knowledge/learning economy) atau perekonomian yang mengandalkan aset-aset tidak berwujud (intangible assets).

Perkembangan ekonomi saat ini dikendalikan oleh informasi dan pengetahuan, hal ini membawa sebuah peningkatan perhatian pada modal intelektual atau intellectual capital (IC) (Stewart, 1997). Area yang menjadi pusat perhatian sejumlah akademisi dan praktisi adalah manfaat dari intellectual capital sebagai alat untuk menentukan nilai perusahaan (Guthrei, 2001). Penelitian mengenai intellectual capital menjadi sebuah tantangan yang patut dikembangkan. Oleh karena itu, beberapa penulis menyarankan untuk tidak membentuk sistem manajemen dan pelaporan yang akan meningkatkan kurang relevansian sistem karena sistem tersebut tidak dapat menyediakan eksekutif (direksi) informasi yang esensial untuk proses pengelolaan berdasarkan pengetahuan dan sumber tidak berwujud.

Berdasarkan sejarah, perbedaan antara aset tidak berwujud dan IC tidak jelas karena IC dihubungkan sebagai goodwill padahal keduanya berbeda (Accounting Standards Board, 1997; Ikatan Akuntan Indonesia, 2007). Fakta tersebut dapat ditelusuri kembali ke awal tahun 1980an ketika gagasan umum nilai aktiva tidak berwujud selalu dinamai sebagai goodwill sejak praktik bisnis dan akuntansi diterapkan (International Federation of Accountants, 1998 dalam Hong, 2007).

Namun, praktik akuntansi tradisional tidak mengungkapkan identifikasi dan pengukuran aktiva tidak berwujud ini pada perusahaan, khususnya perusahaan berbasis pengetahuan (International Federation of Accountants, 1998 dalam Hong, 2007; Hong, 2007). Intangible baru seperti kompetensi staf, hubungan pelanggan, model simulasi, sistem komputer dan administrasi tidak memperoleh pengakuan dalam model keuangan tradisional dan pelaporan manajemen (Stewart, 1997 dalam Hong, 2007). Hal ini sangat

(19)

menarik karena intangibel tradisional seperti modal merk, paten dan goodwill tetap jarang dilaporkan dalam laporan keuangan (Intenational Federation of Accountants, 1998 dalam Hong 2007; Hong, 2007). Menurut fakta, IAS (Intenational Accounting Standard) 38 tentang Intangible Assets atau Aktiva tidak berwujud melarang pengakuan merk yang dibuat secara internal seperti publishing titles dan daftar pelanggan (International Accounting Standards Board, 2004).

Konsep IC diyakini mempengaruhi kinerja perusahaan. IC sendiri diukur dengan The Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) yang dikembangkan oleh Pulic (1998) dalam Hong (2007). Komponen utama dari VAICTM dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu Physical capital (VACA-value added capital employed), human capital (VAHU-value added human capital), dan structure capital (STVA-structure capital value added). Sedangkan ukuran kinerja perusahaan tradisional diukur melalui Return on Asset (ROA), Economic Value Added (EVA).

Dalam penelitian ini penulis ingin meneliti pengaruh rata-rata pertumbuhan intellectual capital yang diukur menggunakan Rate of Growth of Intellectual Capital (ROGIC) terhadap kinerja perusahaan dimasa yang akan datang.

IC dalam hal ini value added capital membantu manager dalam menilai kinerja perusahaan. Berdasarkan indikator-indikator modal fisiknya maupun modal non fisik.

Beberapa penelitian terdahulu telah melakukan penelitian-penelitian yang telah mengungkapkan kegunaan intellectual capital sebagai instrumen untuk menentukan nilai perusahaan. Dalam penelitian sebelumnya, dapat dilihat hubungan antara nilai tambah dari physical capital, human capital, dan structural capital terhadap kinerja perusahaan.

Seperti yang telah diungkapkan oleh Firrer (2003), Ulum (2008), Maheran (2009), dan Malina (2010) bahwa IC berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset (ROA) yang

(20)

metode yang berbeda dari setiap penelitian terdahulu. Penelitian tersebut menjadi landasan bagi penulis dalam melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan dari intellectual capital terhadap kinerja perusahaan dengan menggunakan sampel dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Penelitian menggunakan dua pendekatan ukuran kinerja yaitu Return on Asset (ROA) yang digunakan dalam penelitian Firrer (2003), Ulum (2008), Maheran (2009), dan Malina (2010) dan Economic Value Added (EVA) yang belum digunakan dalam penelitian yang menjelaskan hubungan antara IC terhadap kinerja. Penelitian ini juga berusaha memperbaiki penelitian yang telah dilakukan oleh Hiras Pasaribu, et al (2012), dimana pada penelitian sebelumnya jangka waktu digunakan selama tiga (3) tahun, sedangkan pada penelitian ini jangka waktu yang digunakan selama empat (4) tahun. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk memilih judul “PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan yang ingin diteliti yaitu apakah terdapat hubungan antara intellectual capital yang diukur melalui value added capital coefficient, value added human capital coefficient, dan structural capital coefficient, terhadap kinerja perusahaan-perusahaan manufaktur dan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Supaya mudah dalam menganalisis masalah agar lebih terarah, maka masalah-masalah yang diteliti dipisahkan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh positif intellectual capital perusahaan terhadap kinerja perusahaan?

2. Apakah terdapat pengaruh positif intellectual capital perusahaan terhadap kinerja perusahaan di masa yang akan datang?

(21)

3. Apakah terdapat pengaruh positif antara rata-rata pertumbuhan intellectual capital terhadap kinerja perusahaan di masa yang akan datang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan penjelasan sebelumnya tujuan dari penelitian ini:

1. Untuk mengetahui pengaruh intellectual capital perusahaan terhadap kinerja perusahaan.

2. Untuk mengetahui pengaruh intellectual capital perusahaan terhadap kinerja di masa yang akan datang.

3. Untuk mengetahui pengaruh rata-rata pertumbuhan intellectual capital terhadap kinerja perusahaan dimasa yang akan datang.

1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah 1. Bagi Penulis

Untuk memenuhi syarat kelulusan di STIE Indonesia Banking School.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini merupakan suatu informasi dan saran bagi manajer untuk mengetahui pentingnya Intellectual Capital dan pengetahuan sebagai faktor penting yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk tetap dapat berkompetensi dipasar global.

3. Bagi Bapepam dan Ikatan Akuntan Indonesia

Penelitian ini berguna sebagai pertimbangan untuk menetapkan standar yang lebih baik dalam pengungkapan Intellectual Capital.

(22)

Penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman kepada masyarakat umum tentang pentingnya Intellectual Capital dalam suatu perusahaan.

5. Bagi kaum akademisi

Untuk dijadikan bahan penelitian lanjutan dari tentang Intellectual Capital.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam membahas suatu karya ilmiah, diperlukan uraian yang lengkap dengan penyusunan yang sistematis. Sistematika dari karya ilmiah ini dijelaskan secara singkat dari BAB I sampai BAB V, dimana bab-bab sebelumnya merupakan dasar untuk pembahasan bab-bab berikutnya. Penulisan akan meliputi sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II : KERANGKA TEORITIS

Bab ini berisi uraian mengenai tinjauan pustaka secara lengkap yang menjadi dasar teori penelitian, dilengkapi dengan penelitian terdahulu sebagai perbandingan, dan kerangka pemikiran untuk menjawab penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan objek penelitian yang akan diteliti, jenis data, teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis, serta metode digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

(23)

Bab ini berisi uraian mengenai deskripsi objek penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagai bab penutup, bagian ini menguraikan kesimpulan hasil penelitian, implikasi manajerial, keterbatasan dalam penelitian, dan disertai dengan saran yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan penelitian selanjutnya.

(24)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1Stakeholder Theory

Teori yang mendasari penelitian ini adalah stakeholder theory. Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap powerfull. Kelompok stakeholder inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan dalam mengungkapkan dan/atau tidak mengungkapkan suatu informasi di dalam laporan keuangan. Dalam pandangan teori stakeholder, perusahaan memiliki stakeholders, bukan sekedar shareholder (Riahi-Belkaoui, 2003). Kelompok-kelompok „stake’ tersebut, menurut Riahi-Belkaoui, meliputi pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, kreditor, pemerintah, dan masyarakat.

Konsensus yang berkembang dalam konteks teori stakeholder adalah bahwa laba akuntansi hanyalah merupakan ukuran return bagi pemegang saham (shareholder), sementara value added adalah ukuran yang lebih akurat yang diciptakan oleh stakeholders dan kemudian didistribusikan kepada stakeholders yang sama). Value added yang dianggap memiliki akurasi lebih tinggi dihubungkan dengan return yang dianggap sebagai ukuran bagi shareholder. Sehingga dengan demikian keduanya (value added dan return) dapat menjelaskan kekuatan teori stakeholder dalam kaitannya dengan pengukuran kinerja organisasi.

Value added dan stakeholder theory berkaitan erat dengan konsep Intellectual Capital (IC). IC berkontribusi dalam penciptaan value added. Value added ini kemudian dimanfaatkan oleh pihak eksternal maupun internal yang terdapat di dalam dan luar perusahaan. Pihak eksternal dan internal ini termasuk didalam stakeholder theory

(25)

(pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, kreditor, pemerintah, dan masyarakat). Penciptaan nilai yang dilakukan oleh perusahaan ditunjang oleh adanya IC, yaitu human capital, capital asset, dan structure capital.

2.2 Intellectual Capital

Modal intelektual kini dirujuk sebagai faktor penyebab sukses yang penting dan karenanya akan semakin menjadi suatu pumpunan perhatian dalam kajian strategi perusahaan dan strategi pembangunan. Penyimpulan seperti ini dibasiskan di atas temuan-temuan tentang kinerja perusahaan-perusahaan, khususnya perusahaan- perusahaan yang padat pengetahuan (knowledge-intensive organizations) (Bounfour and Edvinsson, 2004). Namun, pengalaman-pengalaman pada aras mikro perusahaan ini kini juga mulai ditransfer pada konteks kemasyarakatan atau pembangunan pada umumnya.

Konsep modal intelektual kini mulai muncul sebagai konsep penting kehidupan dan pengembangan perusahaan-perusahaan dan kehidupan ekonomi yang lebih luas. Ia kini digunakan di tengah, menandingi, atau melengkapi konsep-konsep lainnya tentang modal. Konsep-konsep tentang modal yang sudah kenal di antaranya adalah modal (finansial), modal fisik, dan juga modal manusia.

Sebagai sebuah konsep, modal intelektual merujuk pada modal-modal non fisik atau yang tidak berwujud (intangible assets) atau tidak kasat mata (invisible). Ia terkait dengan pengetahuan dan pengalaman manusia serta teknologi yang digunakan. Modal intelektual memiliki potensi memajukan perusahaan dan masyarakat.

Mewacanakan modal intelektual sebagai kapabilitas perusahaan untuk menciptakan, melakukan transfer, dan mengimplementasikan pengetahuan. Tampak sebanding dengan itu, merujuknya sebagai knowledge dan knowing capability yang

(26)

dimiliki oleh sebuah kolektivitas sosial (misalnya perusahaan, komunitas intelektual, komunitas profesi). Definisi ini digunakan mereka dengan pertimbangan kedekatannya dengan konsep modal manusia, salah satu unsur modal intelektual yang oleh Fitz-enz (2000 dalam Ulum, 2008) disebut sebagai katalisator yang mampu mengaktifkan intangibles, komponen lain yang inactive.

IC merupakan kombinasi proses internal yang melibatkan human capital, capital asset, dan structure capital untuk menciptakan value added yang dapat digunakan sebagai sumber guna memenangkan persaingan.

2.2.1 Komponen intellectual Capital

Pada umumnya peneliti menyatakan bahwa intellectual capital terdiri dari tiga komponen utama, yaitu

a. Human capital (HC)

Human capital merupakan lifeblood dalam intellectual capital. Pada Human capital inilah terdapat sumber innovation dan improvement. Akan tetapi merupakan komponen yang sulit diukur (Sawarjuwono dan Kadir,2003).

Human capital merupakan sumber innovation dan improvement, karena didalamnya terdapat pengetahuan, ketrampilan dan kompentensi yang dimiliki oleh karyawan perusahaan. Human capital dapat meningkat jika perusahaan dapat memanfaatkan dan mengembangkan pengetahuan, kompentensi dan ketrampilan karyawannya secara efisien. Oleh karena itu, human capital merupakan sumber daya kunci yang dapat menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan sehingga perusahaan mampu bersaing dan bertahan di lingkungan bisnis yang dinamis. Dengan memiliki karyawan yang berkeahlian dan berketerampilan, maka dapat meningkatkan kinerja

(27)

perusahaan dan menjamin keberlangsungan perusahaan tersebut.

Meningkatnya kinerja perusahaan juga akan meningkatkan persepsi pasar.

b. Structural capital (SC)

Structural capital merupakan kemampuan perusahaan atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya : sistem operasional perusahaan, proses manufacturing, budaya perusahaan, dan filosofi manajemen (Sawarjuwono dan Kadir,2003).

c. Relational capital (RC) atau customer capital (CC)

Relational capital merupakan hubungan yang harmonis association network yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari para pemasok, pelanggan dan juga pemerintah dan masyarakat. Relational capital dapat muncul dari berbagai bagian diluar lingkungan perusahaan yang dapat menambah nilai bagi perusahaan (Sawarjuwono dan Kadir,2003).

IFAC (1998) mengklasifikasikan intellectual capital dalam tiga kategori, yaitu : organizational capital, relational capital, dan human capital.

Organizational capital meliputi intellectual property dan infrastructure assets. Tabel 2.1 menyajikan pengklasifikasian komponen intellectual capital tersebut.

(28)

Tabel 2. 1

Klasifikasi Komponen Intellectual Capital

Organizational Capital Relational Capital Human Capital

Intellectual Property : Patens

Copyrights Design rights Trade Secret Trademarks Service marks

Infrastructure Assets : Management philosophy Corporate culture Management Processes Information systems Networking systems Financial relations

Brands Customers

Customers loyalty Backlog orders Company names Distribution channels Bussiness

collaboration

Licensing agreements Favourable contracts Franchising

Agreements

Know-how Education

Vocational qualification Work-related knowledge Work-related

competencies

Enterpreneurial spirit, innovativeness, proactive and reactive abilities, changebility

Psycometric valuation

Sumber : Bollen, 2005 2.2.2 Metode Pengukuran

Metode pengukuran intellectual capital dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori (Tan et al., 2007 dalam Ulum, 2009), yaitu:

1. Pengukuran nonmonetary Pengukuran ini terdiri dari:

a. The Balance Scorecard, dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (2001),

(29)

b. The Intellectual Capital Index dikembangkan oleh Roos et al (1997), c. Intangible Asset Monitor Approach oleh Sveiby (1997),

d. The Ernest & Young Model (Barsky dan Marchant, 2000).

2. Pengukuran monetary

Pengukuran ini terdiri dari:

a. The EVA and MVA Model (Bontis et al., 1999), b. Pulic’s VAIC™ Model (1998, 2000),

c. Calculated Intangible Value (Dzinkowski, 2000), dan

d. The Knowledge Capital Earnings Model (Lev dan Feng, 2001).

2.3 Value Added Intellectual Capital (VAICTM)

Metode VAIC™ dikembangkan oleh Ante Pulic pada tahun 1997 yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki perusahaan.

VAIC™ merupakan instrumen untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan (Ulum, 2009). Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA). Value added adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation). VA dihitung sebagai selisih antara output dan input. Output (OUT) mempresentasikan revenue dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan input (IN) mencakup seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh revenue. Hal penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan (labour expenses) tidak termasuk dalam IN. Karena peran aktifnya dalam proses value ceation, intellectual

(30)

potential (yang direpresentasikan dengan labour expenses) tidak dihitung sebagai biaya (cost) dan tidak masuk dalam komponen IN (Ulum, 2009).

VA dipengaruhi oleh efisiensi dari Human Capital (HC) dan Structural Capital (SC).

Hubungan lainnya dari VA adalah capital employed (CE). Ada tiga komponen utama Value Added Intellectual Capital (VAIC™) :

a. Value added of Capital Employed (VACA)

Value Added of Capital Employed (VACA) adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital. Pulic (1998) mengasumsikan bahwa jika 1 unit dari CE (Capital Employed) menghasilkan return yang lebih besar daripada perusahaan yang lain, maka berarti perusahaan tersebut lebih baik dalam memanfaatkan CE-nya. Dengan demikian, pemanfaatan IC yang lebih baik merupakan bagian dari IC perusahaan.

b. Value Added Human Capital (VAHU)

Value Added Human Capital (VAHU) menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Hubungan antara VA dengan HC mengindikasikan kemampuan HC untuk menciptakan nilai di dalam perusahaan.

c. Structural Capital Value Added (STVA)

Structural Capital Value Added (STVA) menunjukkan kontribusi structural capital (SC) dalam penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. SC bukanlah ukuran yang independen sebagaimana HC dalam proses penciptaan nilai.

(31)

Artinya, semakin besar kontribusi HC dalam value creation, maka akan semakin kecil kontribusi SC dalam hal tersebut. Lebih lanjut Pulic menyatakan bahwa SC adalah VA dikurangi HC.

2.4 Kinerja Perusahaan

Kinerja adalah kemampuan kerja yang ditunjukkan dengan hasil kerja. Hawkins (The Oxford Paperback Dictionary, 1979 dalam Kuryanto, 2008) mengemukakan pengertian kinerja sebagai berikut: “Performance is: (1) the process or manner of performing, (2) a notable action or chievement, (3) the performing of a play or other entertainment”. Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan.

Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari berbagai ukuran yang disepakati. Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka dilakukan penilaian kinerja.

Kata penilaian sering diartikan dengan kata assessment. Sedangkan kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Dengan demikian penilaian kinerja perusahaan (Companies performance assessment) mengandung makna suatu proses atau sistem penilaian mengenai pelaksanaan kemampuan kerja suatu perusahaan (perusahaan) berdasarkan standar tertentu. Beberapa rasio yang sering digunakan untuk menilai kinerja perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Liquidity Ratio

Rasio likuiditas (Liquidity Ratio) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktunya.

(32)

b. Leverage Ratio

Leverage Rasio mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang.

Debt Ratio atau rasio hutang menunjukkan berapa banyak hutang yang digunakan membiayai aset-aset perusahaan.

c. Activity Ratio

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya.

d. Profitability Ratio

Rasio profitalitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan ataupun investasi.

e. Growth Ratio

Rasio pertumbuhan adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya didalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum.

f. Value Ratio

Value Ratio adalah rasio yang mencerminkan pengaruh risk ratio dan return ratio.

Dalam penelitian ini ukuran kinerja perusahaan akan diwakili oleh profabilitas yang diukur dengan rasio Return on Asset (ROA) selain itu kinerja perusahaan akan diukur dengan Economic Value Added (EVA) :

1) Return on Assets (ROA)

Return on Assets adalah profitabilitas kunci yang mengukur jumlah profit yang diperoleh tiap rupiah aset yang dimiliki perusahaan. ROA memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam melakukan efisisensi penggunaan total aset untuk

(33)

operasional perusahaan. ROA memberikan gambaran kepada investor tentang bagaimana perusahaan mengkonversikan uang yang telah diinvestasikan dalam laba bersih. Jadi, ROA adalah indikator dari profitabilitas perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba bersih. ROA dihitung dengan membagi laba bersih (net income) dengan rata-rata total asset perusahaan.

Semakin tinggi nilai ROA, maka perusahaan tersebut semakin efisien dalam menggunakan asetnya. Hal ini berarti bahwa perusahaan tersebut dapat menghasilkan uang (earnings) yang lebih banyak dengan investasi yang sedikit.

2) Economic Value Added (EVA)

EVA merupakan perangkat finansial untuk mengukur keuntungan nyata perusahaan. Keuntungan operasi setelah pajak, dikurangi biaya modal yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil harapan-harapan para pemegang saham dan kreditur.

2.5 Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

2.5.1 Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan

Intellectual Capital berpengaruh dengan data kinerja perusahaan tahun yang sama. Pengaruh kontemporer mengindikasikan relevansi informasi ke investor (Tan et al., 2007). Jika informasi telah diberi harga, maka nilainya akan menjadi minimal ke investor. Intellectual Capital diyakini dapat berperan penting dalam peningkatan nilai perusahaan maupun kinerja keuangan. Firer dan Williams (2003), Chen et al. (2005) dan Tan et al. (2007) telah membuktikan bahwa Intellectual Capital (VAIC™) mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Intellectual Capital merupakan sumberdaya yang terukur untuk peningkatan competitive advantages, maka Intellectual

(34)

Capital akan memberikan kontribusi terhadap kinerja perusahaan (Harrison dan Sullivan, 2000; Chen et al., 2005; Abdolmohammadi, 2005). Sebagai tambahan, seperti yang dinyatakan dalam Ulum (2008), praktik akuntansi konservatisme menekankan investasi perusahaan dalam intellectual capital yang disajikan dalam laporan keuangan, dihasilkan dari peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai buku. Jadi, jika misalnya pasarnya efisien, maka investor akan memberikan nilai yang tinggi terhadap perusahaan yang memiliki Intellectual Capital lebih besar (Belkaoui, 2003; Firer dan Williams, 2003).

Dengan menggunakan VAIC™ yang diformulasikan oleh Pulic (1998; 1999; 2000) sebagai ukuran kemampuan intelektual perusahaan (corporate intellectual ability), diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh positif Intellectual Capital (VAIC™) terhadap kinerja perusahaan.

2.5.2 Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan Masa Depan Intellectual Capital (VAIC™) tidak hanya berpengaruh secara positif terhadap kinerja perusahaan tahun berjalan, secara logis, bahkan Intellectual Capital (VAIC™) mungkin juga dapat memprediksi kinerja masa depan (Chen et al., 2005; Tan et al., 2007; Bontis dan Fitz-enz, 2002). Untuk menguji kembali pernyataan tersebut, maka hipotesis kedua penelitian ini adalah:

H2 : Terdapat pengaruh positif Intellectual Capital (VAIC™) terhadap kinerja perusahaan masa depan.

(35)

2.5.3 Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Intellectual Capital (ROGIC) terhadap Kinerja Perusahaan Masa Depan

Jika perusahaan yang memiliki Intellectual Capital (VAIC™) lebih tinggi akan cenderung memiliki kinerja masa datang yang lebih baik, maka logikanya, tingkat pertumbuhan dari Intellectual Capital (rate of growth of intellectual capital – ROGIC) juga akan memiliki hubungan positif dengan kinerja masa depan (Tan et al., 2007).

Model Pulic menetapkan pengukuran IC dari sebuah perusahaan adalah VACA, VAHU dan STVA, maka ROGIC diperoleh dari tingkat pertumbuhan VACA, VAHU dan STVA perusahaan dari tahun ke tahun. Hipotesis berikut mendukung hipotesis kedua maka hipotesis selanjutnya yang diuji dalam penelitian adalah:

H3 : Terdapat pengaruh positif tingkat pertumbuhan intellectual capital (ROGIC) terhadap kinerja perusahaan masa depan.

Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Variabel Metode Hasil 1. Hiras

Pasaribu, et al.

(2012)

Variabel

dependen : ROE, EPS, PER, ASR, ATO, GR

Variabel independen : VACA, VAHU, STVA

PLS a. IC memiliki efek positif signifikan terhadap kinerja perusahaan.

b. IC memiliki efek positif yang signifikan terhadap kinerja perusahaan di masa depan.

c. Tingkat pertumbuhan rata-

(36)

No Peneliti Variabel Metode Hasil

rata (ROGIC) tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap kinerja perusahaan.

2. Chen et.al.

(2005)

Variabel dependen:

M/B, kinerja keuangan

(ROE, ROA, GR, EP)

Variabel independen:

VAIC, VACA, VAHU, STVA, RD, AD

Analisis regresi

a. VAIC, VACA, & VAHU berhubungan positif terhadap M/B, ROE, ROA, GR & EP

b. STVA tidak berhubungan signifikan terhadap M/B c. STVA berhubungan

ignifikan positif terhadap ROE

d. RD berhubungan

signifikan positif terhadap ROA & GR

e. AD berhubungan

signifikan negative terhadap ROE &

ROA 3. Syed

Najibullah (2005)

Variabel dependen:

M/B, kinerja

Analisis regresi berganda

a. VAIC berpengaruh signifikan terhadap M/B dan GR

(37)

No Peneliti Variabel Metode Hasil keuangan

(ROE, ROA, GR, EP)

Variabel independen:

VAIC, CEE, HCE, SCE

b. CEE berpengaruh signifikan terhadap MB, ROE dan ROA

c. HCE berpengaruh signifikan terhadap M/B

4. Imaningati (2007)

Variabel dependen:

MtBV, kinerja keuangan

(ROE, ROA, GR, EP, ATO)

Variabel independen:

VAIC, CE, HU, SC, AD

Analisis regresi

a. Dengan model IC agregat, IC berpengaruh terhadap ROE & EP

b. Dengan model per

komponen, IC

berpengaruh terhadap ROE, EP, ATO & tidak berpengaruh terhadap GR, sedang ROA & EP tidak dapat diketahui adanya pengaruh atau tidak karena model tidak fit

c. AD berpengaruh terhadap ROE, ROA, EP ATO d. Tidak terdapat pengaruh

antara IC dengan niali

(38)

No Peneliti Variabel Metode Hasil

pasar perusahaan 5. Ulum

(2008)

Variabel dependen:

ROA, ATO, GR Variabel

independen:

VAIC, VACA, VAHU, STVA, ROGIC

PLS a. IC berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan

b. IC berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan masa depan c. ROGIC tidak berpengaruh

terhadap kinerja

perusahaan masa depan

6. Kuryanto (2008)

Variabel dependen : ROE, EPS, ASR Variabel

independen : VACA, VAHU, STVA

PLS a. IC dan kinerja perusahaan tidak berhubungan positif b. IC tidak berhubungan

dengan kinerja perusahaan masa depan

c. Kontribusi IC terhadap kinerja perusahaan berbeda tiap industry 7. Nik

Maheran (2009)

Variabel

dependen : ROA Variabel

Analisis regresi berganda

a. IC berpengaruh signifikan terhadap ROA

(39)

No Peneliti Variabel Metode Hasil independen :

VACA, VAHU, STVA

8. Malina Hanum (2010)

Variabel

dependen : ROA, dan ROE

Variabel independen : VACA, VAHU, STVA

Analisis Regresi

a. ROA dan ROE

berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

9. Luluk Muhimatul lfada (2012)

Variabel

dependen : ROE, EPS, MBV Variabel independen : VACA, VAHU, STVA

PLS a. IC berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.

b. IC berpengaruh positif

terhadap kinerja

perusahaan di masa depan.

c. Rata-rata pertumbuhan IC

(ROGIC) tidak

berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dimasa depan.

Sumber: Data diolah penulis

(40)

2.6 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran analisis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan antara variabel-variabel independen Value Added Intellectual Capital (VAICTM) dengan variabel dependen Return On Asset (ROA), dan Economic Value Added (EVA). Adapun kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. 1

Hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen

Sumber: Data diolah penulis

RATE OF FUTURE COMPANY PERFORMANCE:

- ROA+1 - EVA+1 VARIABEL

CONTROL :

- LEVERAGE

RATIO - SIZE

INTELLECTUAL CAPITAL

(VAICTM):

- VACA - VAHU - STVA

RATE OF GROWTH

INTELLECTUAL CAPITAL

(ROGIC):

- RVACA

- RVAHU

- RSTVA

COMPANY‟S PERFORMANCE:

- ROA

- EVA

H1

H3 H2

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian menjelaskan untuk menguji pengaruh antara Intellectual Capital ( yang diukur melalui value added capital coeficient, value added human capital coeficient, value added structural capital coeficient) dengan kinerja perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Unit analisis adalah laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2008, 2009, 2010, 2011. Berdasarkan jenis waktunya, maka penelitian ini digolongkan dalam penelitian data panel, yaitu penelitian dengan menggabungkan data time series dan data cross sectional.

Dari segi metodologi, SEM memainkan berbagai peran, diantaranya, sebagai system persamaan simultan, analisis kausal linier, analisis lintasan (path analysis), analysis of covariance structure, dan model persamaan structural. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang membedakan SEM dengan regresi biasa maupun teknik multivariate yang lain, karena SEM membutuhkan lebih dari sekedar perangkat statistic yang didasarkan atas regresi biasa dan analisis varian.

SEM terdiri dari 2 bagian yaitu model variabel laten dan model pengukuran.

Kedua model SEM ini mempunyai karakteristik yang berbeda dengan regresi biasa.

Regresi biasa umumnya menspesifikasikan hubungan kausal antara variabel-variabel

(42)

kausal terjadi diantara variabel-variabel tidak teramati atau variabel-variabel laten.

Gujarati (2005) menunjukan bahwa penggunaan variabel-variabel laten pada regresi berganda menimbulkan kesalahan-kesalahan pengukuran (measurement error) yang berpengaruh pada estimasi parameter dari sudut bias-tidak bias dan besar-kecilnya variance. Masalah kesalahan pengukuran ini diatasi oleh SEM melalui persamaan- persamaan yang ada pada model pengukuran. Parameter-parameter dari persamaan pada model pengukuran SEM merupakan muatan faktor atau factor loading dari variabel laten terhadap indikator-indikator atau variabel-variabel teramati yang terkait. Dengan demikian, kedua model SEM tersebut selain memberikan informasi tentang hubungan kausal simultan diantara variabel-variabelnya, juga memberikan informasi tentang muatan faktor dan kesalahan-kesalahan pengukuran. (Setyo, 2013)

Terdapat 2 karakteristik SEM, yang pertama adalah estimasi terhadap multiple interrelated dependence relationships yang istilah sederhananya adalah sususan beberapa persamaan regresi berganda yang terpisahkan tetapi saling berkaitan. Susunan persamaan ini dispesifikasikan dalam bentuk model struktural dan diestimasi oleh SEM secara simultan. Perbedaan yang paling kelihatan antara SEM dengan sususan regresi berganda biasa adalah pada SEM sebuah variabel bebas (independent variable) pada satu persamaan bisa menjadi variabel terikat (dependent variable) pada persamaan yang lain.

Yang kedua adalah kemampuan untuk menunjukkan konsep-konsep tidak teramati serta hubungan-hubungan yang ada didalamnya, dan perhitungan terhadap kesalahan-kesalahan pengukuran dalam proses estimasi. SEM menyajikan konsep tidak teramati melalui penggunaan variabel-variabel laten. Sebuah variabel laten adalah sebuah konsep yang dihipotesiskan atau yang tidak teramati, dan hanya dapat didekati melalui variabel-variabel teramati. Variabel teramati adalah variabel yang nilainya dapat diperoleh dari responden melalui berbagai metode pengumpulan data.

(43)

SEM terdapat dua jenis yaitu dengan menggunakan metode Lisrel dan Partial Least Square. Penulis memilih dengan menggunakan metode Partial Least Square (PLS). Alat analisis data menggunakan metode Partial Least Square (PLS) dengan Smart PLS. Partial Least Square (PLS) menurut Wold dalam buku Imam Ghozali, 2008, merupakan metode analisis yang powerful oleh karena tidak dasarkan pada banyak asumsi. PLS sebagai teknik analisis data dengan software mempunyai keunggulan sendiri, diantaranya; data tidak harus berdistribusi normal multivariate (indikator dengan skala kategori, ordinal, interval sampai rasi dapat digunakan pada model yang sama) dan ukuran sampel tidak harus besar. Walaupun PLS digunakan untuk mengkonfirmasi teori, tetapi dapat juga untuk menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antara variabel laten.

PLS dapat menganalisis sekaligus konstruk yang dibentuk dengan indikator refleksif dan indikator formatif dan hal ini tidak mungkin dijalankan dalam Structural Equation Model (SEM) karena akan menimbulkan unindetified. Pemilihan metode PLS didasarkan pada pertimbangan bahwa dalam penelitian ini terdapat 2 variabel laten (intellectual capital dan kinerja perusahaan). Yang dibentuk dengan indikator formative (Ihyaul Ulum, Ghozali dan Anis, 2008). Karena kedua variabel laten itu, multiple regression tidak dapat digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian.

Variabel laten ini hanya dapat diamati secara tidak lansung dan tidak sempurna melalui efeknya pada variabel teramati. SEM mempunyai 2 jenis variabel laten yaitu eksogen dan endogen. Variabel eksogen selalu muncul sebagai variabel bebas pada semua persamaan yang ada dalam model, dan variabel endogen merupakan variabel terikat pada paling sedikit satu persamaan dalam model, meskipun di semua persamaan sisanya variabel tersebut adalah variabel bebas. (Ghozali, 2008)

(44)

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian kali ini menggunakan data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008 sampai dengan 2011. Data-data tesebut diperoleh dari IDX (Indonesian Stock Exchange).

3.3 Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan 4 model penelitian untuk menjawab rumusan masalah 1 sampai 3, sebagai berikut :

Model 3.1 dan 3.2 dibawah ini, digunakan untuk menjawab perumusan masalah pertama:

VAICTM = αo + α1VACA + α2VAHU + α3STVA + α4LEV + α5SIZE + ξ………....(3.1) CP = αo + α1VAICTM + α2LEV + α3SIZE + ξ……….(3.2) Untuk menjawab perumusan masalah kedua menggunakan model 3.1 dan 3.3 sebagai berikut:

CP (t+1) = αo + α1VAICTM + α2Lev + α3Size + ξ………..………….(3.3) Model 3.4 dan 3.5 dibawah ini, digunakan untuk menjawab perumusan masalah ketiga:

ROGIC = αo + α1RVACA + α2RVAHU + α3RSTVA + α4Lev + α5 Size + ξ...(3.4) CP (t+1) = αo + α1ROGIC + α2Lev + α3Size + ξ………....(3.5)

(45)

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan dua macam variabel, yakni variabel bebas (independen variabel) dan variabel terikat (dependen variabel). Variabel-variabel tersebut dapat didefenisikan sebagai berikut:

3.4.1 Variabel Independen a. Intellectual Capital

Variabel independen dalam penelitian ini adalah IC yang diukur berdasarkan value added yang diciptakan oleh physical capital (VACA), human capital (VAHU), dan structural capital (STVA). Kombinasi dari ketiga value added tersebut disimbolkan dengan nama VAIC™ yang dikembangkan oleh Pulic (1998; 1999; 2000).

VAICTM = VAHU + VACA + STVA

Value added (VA) adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation). Formulasi perhitungan VAIC™ adalah sebagai berikut (Ulum, 2008):

VA = OUT – IN

Output (OUT) = Total penjualan dan pendapatan lain.

Input (IN) = Beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan).

Value Added (VA): Selisih antara Output dan Input.

Value added dipengaruhi oleh efisiensi dari Human Capital (HC) dan Structural Capital (SC). Hubungan lainnya dari VA adalah capital employed (CE) yang dalam hal ini dilabeli oleh VACA.

(46)

b. Value Added Capital Coefficient (VACA)

Value Added Capital Coefficient (VACA) adalah rasio dari Value Added terhadap Capital Asset. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari Capital Asset terhadap Value Added organisasi. Pulic (1998) mengasumsikan bahwa jika 1 unit dai CE menghasilkan return yang lebih besar daripada perusahaan lain, maka perusahaan tersebut lebih baik dalam pemanfaatan CE-nya. Dengan demikian, pemanfaatan CE yang lebih baik merupakan bagian IC perusahaan. Formulasi rumusnya adalah:

VACA = VA/CE

VACA = Value added capital employed: rasio dari VA terhadap CE.

VA = Value Added

CE = Capital Employed (ekuitas)

c. Value Added Human Capital (VAHU)

Value Added Human Capital (VAHU) adalah rasio dari Value Added terhadap Human Capital. Rasio ini menunjukkan berapa banyak Value Added dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Hubungan antara VA dan HC mengindikasikan kemampuan dari HC untuk menciptakan nilai didalam perusahaan.

Konsisten dengan pandangan para penulis IC lainnya, Pulic total salary dan wages cost adalah indikator dari Human Capital. Formulasi rumusnya adalah :

VAHU = VA/HC

VAHU = Value Added Human Capital; rasio dari VA terhadap HC VA = Value Added

HC = Human capital; beban karyawan

(47)

d. Structural Capital Coefficient (STVA)

Structural Capital Coefficient (STVA) menunjukkan kontribusi modal struktural (SC) dalam pembentukan nilai. Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. Dalam model Pulic, SC merupakan VA dikurangi HC.

Kontribusi HC pada pembentukan nilai lebih besar kontribusi SC (Ulum, Ghozali dan Anis, 2008). Formulasi rumusnya adalah:

STVA = SC/VA

STVA = Structural CapitalValue Added ; rasio dari SC terhadap VA SC = Structural Capital; VA-HC

VA = Value Added

e. Rate of Growth of Intellectual Capital (ROGIC)

Rate of Growth of Intellectual Capital (ROGIC) merupakan selisih antara nilai IC dari tahun ke-t dengan nilai IC tahun ke-t-1.

ROGIC = VAIC™ t - VAIC™ t-1

(48)

Tabel 3. 1

Variabel Independen dan Pengukurannya

Variabel Indikator Skala

1)Variabel Independen:

VAICTM

(Value Added Intellectual Capital)

VAICTM= VAHU+VACA=STVA Rasio

Value Added Human Capital Coefficient (VAHU) VAHU= Value Added

Human Capital

Rasio

Value Added Capital Coefficient (VACA) VACA= Value Added

Capital Asset

Rasio

Structure Capital Coefficient (STVA) STVA= Structure Capital

Value Added

Rasio

ROGIC= VAICTM-t-VAICTM-t-1

Value Added= OUT-IN Rasio

Sumber: Diolah oleh penulis

(49)

3.4.2 Variabel Dependen a. Return on Assets (ROA)

Return on Assets adalah profitabilitas kunci yang mengukur jumlah profit yang diperoleh tiap rupiah aset yang dimiliki perusahaan. ROA memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam melakukan efisisensi penggunaan total aset untuk operasional perusahaan. ROA memberikan gambaran kepada investor tentang bagaimana perusahaan mengkonversikan uang yang telah diinvestasikan dalam laba bersih. Jadi, ROA adalah indikator dari profitabilitas perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba bersih. ROA dihitung dengan membagi laba bersih (net income) dengan rata-rata total asset perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA, maka perusahaan tersebut semakin efisien dalam menggunakan asetnya. Hal ini berarti bahwa perusahaan tersebut dapat menghasilkan uang (earnings) yang lebih banyak dengan investasi yang sedikit.

ROA = ))

b. Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added (EVA) atau disebut juga dengan nilai tambah ekonomis (NITAMI) diartikan sebagai suatu konsep yang dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam pengukuran laba operasi perusahaan harus dengan adil mempertimbangkan harapan- harapan setiap penyedia dana (kreditur dan pemegang saham) (Stern Steward, 2007).

EVA adalah keuntungan operasi setelah pajak dikurangi dengan biaya modal dari seluruh modal untuk menghasilkan laba. Laba operasional setelah pajak menggambarkan hasil penciptaan nilai (value) didalam perusahaan, sedangkan biaya modal dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan dalam penciptaan nilai tersebut

(50)

EVA = Net Operation After Tax – (WACC * Invested Capital) Net Operation After Tax (NOPAT) = Laba Rugi Usaha – Pajak Invested Capital = (Total Hutang + Ekuitas) – Hutang Jangka Pendek

Weighted Average Cost of Capital (WACC) = [ ) ) )]

Tingkat Modal (D) =

Cost of Debt (rd) =

Tingkat Modal/Ekuitas (E) =

Cost of Equity (re) =

Tingkat Pajak (Tax) =

3.4.3 Variabel Kontrol

Variabel kontrol merupakan variabel bebas yang turut mempengaruhi variabel dependen namun bukan merupakan variabel bebas yang dijadikan sebagai fokus penelitian.

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Leverage Ratio

Variabel kontrol pertama dalam penelitian ini adalah leverage. Leverage menunjuk pada tingkat hutang jangka panjang dibandingkan dengan total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Variabel leverage diukur dengan membandingkan hutang jangka panjang dengan total aset. Perusahaan dengan hutang yang banyak lebih dapat dikendalikan oleh kreditur dan manajer tidak memiliki kesempatan untuk memaksimalisasi tindakan oportunistiknya.

b. Size of the Firm

Ukuran perusahaan menunjukkan besar atau kecilnya suatu perusahaan yang diukur dengan menghitung nilai logaritma natural total aset.

(51)

Tabel 3. 2

Variabel Dependen dan Pengukurannya

Variabel Indikator Skala

2) Variabel dependen

3) Variabel Kontrol

Return On Asset (ROA)

))

Rasio

Economic Value Added (EVA)

EVA = Net Operation After Tax – (WACC * Invested Capital)

NOPAT = Laba Rugi Usaha – Pajak

Invested Capital = (Total Hutang + Ekuitas) – Hutang Jangka Pendek

Weighted Average Cost of Capital (WACC) = [ ) ) )]

Tingkat Modal (D) =

Cost of Debt (rd) =

Tingkat Modal/Ekuitas (E) =

Cost of Equity (re) =

Tingkat Pajak (Tax) =

Debt Ratio =

Rasio

(52)

Size of the Firm = LnTotal Asset

Sumber: Diolah oleh penulis 3.5 Metode Penarikan Sampel

Metode penarikan data yang digunakan adalah metode purposive sampling, yaitu penarikan sample berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Adapun kriteria-kriteria tertentu dalam memilih sampling adalah sebagai berikut:

 Perusahaan yang akan dianalisis hanya perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI).

 Perusahaan memiliki laba positif.

 Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember untuk tahun 2008, 2009, 2010, dan 2011.

 Perusahaan membagikan deviden selama 4 tahun berturut-turut sejak 2008 sampai dengan 2011.

3.6 Teknik Analisis Data

PLS merupakan sebuah metode untuk melaksanakan Structural Equation Modelling (SEM), untuk tujuan saat ini dianggap lebih baik daripada teknik SEM (software AMOS, LISREL) yang lain. Model ini dikembangkan sebagai alternatif untuk situasi dimana dasar teori pada perancangan model lemah dan atau indikator yang tersedia tidak memenuhi model pengukuran reflektif. PLS merupakan metode analisis yang sangat baik karena dapat diterapkan pada semua skala data, tidak membutuhkan banyak asumsi dan ukuran sampel tidak harus besar (Ghozali, 2006).

Tujuan PLS adalah membantu penulis untuk mendapatkan nilai variabel laten untuk tujuan prediksi. Model formalnya mendefinisikan variabel laten adalah linear

(53)

agregrat dari indikator-indikatornya. Weight estimate untuk menciptakan komponen skor variabel laten didapat berdasarkan bagiman inner model (model struktural yang menghubungan antar variabel laten) dan outer model (model pengukuran yaitu hubungan antara indikator dengan kontruknya) dispesifikasi. Model penelitian akan diestimasi dengan dua pendekatan, yaitu PLS Algorithm dan Bootstrapping.

Kedua gambar dibawah ini merupakan gambar dari analisis jalur (path analys) untuk menjawab rumusan masalah 1 sampai 3. Hipotesis pertama (H1) digunakan untuk mengetahui pengaruh IC dengan data kinerja perusahaan tahun yang sama. Pengujian IC digunakan untuk memperoleh abnormal return, salah satunya harus menggunakan uji prediktif multi periode (Tan et al., 2007). Hipotesis kedua (H2) dibentuk untuk menguji kapabilitas prediktif IC. Jika IC merupakan kendali utama nilai perusahaan, maka secara logis tingkat pertumbuhan IC seharusnya juga berpengaruh dengan peningkatan dalam kinerja perusahaan. Hipotesis ketiga (H3) digunakan untuk mengetahui pengaruh tingkat pertumbuhan intellectual capital terhadap kinerja perusahaan. Hipotesis ini akan diuji untuk memvaliditas prediksi dalam hipotesis kedua. Selanjutnya model pengujian hipotesis dengan PLS, akan ditunjukkan oleh gambar berikut:

(54)

Gambar 3. 1

Path Analysis PLS untuk H1

Sumber: Ulum, Imam Ghozali & Anis Chariri (2008) STVA

Variable Control : Leverage Ratio Sizeof the Firm

Intellectual Capital (VAICTM)

Company’s Performance VACA

VAHU

EVA ROA

H1

Gambar

Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu
Tabel 4. 1 Penentuan Sampel
Tabel 4. 4 AVE
Tabel 4. 5  Composite Reliability
+4

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif intellectual capital, tingkat kecukupan modal terhadap kinerja perusahaan, dan terdapat

Kata kunci: pengungkapan intellectual capital , kinerja perusahaan, lama listing di BEI, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan perusahaan, umur. perusahaan, leverage

Intellectual Capital Dengan Metode Extended Value Added Intellecrual Coefficient ( Vaic™) Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI Tahun

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Hong (2007) yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara tingkat pertumbuhan IC sebuah perusahaan dengan kinerja masa

intellectual capital (VAIC TM ) tidak berhasil menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).Kinerja keuangan (ROA) sebagai variabel moderator mampu

Pertumbuhan Intellectual Capital (ROGIC) yaitu selisih dari VAIC TM tahun berjalan dengan tahun sebelumnya berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan Bank

Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulum (2007) bahwa rata-rata pertumbuhan (ROGIC) intellectual capital tidak berpengaruh terhadap kinerja

Bagi perusahaan Memberikan masukan bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan, khususnya dalam pengelolaan intellectual capital yang diukur dengan metode Value Added