• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Pengembangan E-Book Data dan Penyajian Informasi Angkutan Laut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Pengembangan E-Book Data dan Penyajian Informasi Angkutan Laut"

Copied!
559
0
0

Teks penuh

82 Gambar 4.9 Jumlah kunjungan kapal angkutan laut darat di 33 pelabuhan yang menerapkan InaPortNet pada bulan Januari hingga September 2020. 237 Gambar 4.57 Volume pembongkaran tas kargo di 33 pelabuhan yang menerapkan InaPortNet pada bulan Januari hingga September 2020. 240 Gambar 4.60 Volume pengunduhan secara massal 33 port yang mengimplementasikan InaPortNet dari Januari hingga September 2020.

256 Gambar 4.76 Volume kargo massal kering di 33 pelabuhan yang menerapkan InaPortNet pada bulan Januari hingga September 2020.

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pembuatan buku “Pengenalan Data Pelayaran 2020” dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan akan informasi mengenai data pelayaran dalam lingkup Kementerian Perhubungan, Pegawai Pemerintah dan Masyarakat luas. Informasi mengenai data pelayaran berupa data produksi, kinerja dan kegiatan strategis di wilayah maritim Indonesia. Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, Direktorat Lalu Lintas Jalan mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan, menyusun norma. , standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan dan pengawasan teknis, serta penilaian dan pelaporan di bidang lalu lintas dan angkutan laut yang tidak melayani lintas.

Atas dasar itulah penyusunan buku ini merupakan wujud tanggung jawab Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut atas kegiatan yang telah dilaksanakan.

MAKSUD DAN TUJUAN

  • Maksud
  • Tujuan

Penyajian data terkait meliputi perusahaan angkutan laut dan penyelenggara jasa terkait transportasi laut, data armada angkutan laut nasional, data angkutan laut dalam negeri, dan data angkutan laut luar negeri pada bulan Januari 2019 hingga September 2020. Uraian kinerja inilah yang akan membentuk dasar penyusunan dan penetapan kebijakan di bidang lalu lintas dan angkutan laut.

RUANG LINGKUP DAN SISTEMATIKA

Pendahuluan

Usaha Angkutan Laut dan Usaha Jasa Terkait Angkutan Laut

Data Armada Angkutan Laut

Angkutan Laut Dalam Negeri

Angkutan Laut Luar Negeri

METODE PENULISAN

USAHA ANGKUTAN LAUT DAN USAHA JASA TERKAIT

USAHA ANGKUTAN LAUT

  • Perkembangan Perusahaan Angkutan Laut Nasional Pemegang Surat Izin Usaha Angkutan Laut (SIUPAL) Surat Izin Usaha Angkutan Laut (SIUPAL)
  • Perkembangan Perusahaan Angkutan Laut Nasional Pemegang Surat Izin Usaha Angkutan Laut (SIOPSUS) Surat Izin Usaha Angkutan Laut (SIOPSUS)

Selain Surat Izin Usaha Angkutan Laut (SIUPAL), terdapat Surat Izin Operasional untuk melakukan kegiatan tertentu di bidang angkutan laut yang disebut dengan Surat Izin Usaha Angkutan Laut (SIOPSUS). Perusahaan pemegang Surat Izin Usaha Kelautan (SIUPAL) juga terlihat berdasarkan statusnya yaitu PMA (Pemodal Asing) dan PMDN (Pemodal Dalam Negeri). Perusahaan pemegang Izin Usaha Angkutan Laut (SIOPSUS) juga terlihat berdasarkan statusnya, yaitu PMA (Pemodal Asing) dan PMDN (Pemodal Dalam Negeri).

Untuk memperoleh Surat Izin Usaha Angkutan Laut (SIOPSUS), suatu perusahaan harus mendaftarkan usahanya di aplikasi SIMLALA dengan layanan Penerbitan Surat Izin Angkutan Laut (SIOPSUS).

Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Pengajuan Surat Izin Usaha Angkutan Laut (SIUPAL/SIOPSUS) dengan  Menggunakan Sistem OSS
Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Pengajuan Surat Izin Usaha Angkutan Laut (SIUPAL/SIOPSUS) dengan Menggunakan Sistem OSS

PERKEMBANGAN USAHA JASA TERKAIT ANGKUTAN LAUT LAUT

  • Usaha Bongkar Muat Barang
  • Usaha Keagenan Kapal
  • Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan

Sepanjang tahun 2019 hingga September 2020, terdapat kurang lebih 679 perusahaan pelayaran nasional pemegang Surat Izin Usaha Keagenan Kapal (SIUPKK) yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Perusahaan pemegang Surat Izin Usaha Keagenan Pelayaran (SIUPKK) juga dilihat berdasarkan statusnya, yakni PMA (Pemodal Asing) dan PMDN (Pemodal Dalam Negeri). Sedangkan yang memiliki Surat Izin Usaha Keagenan Kapal (SIUPKK) berdasarkan status PMA hanya 1 perusahaan atau sekitar 1%.

Setiap perusahaan pemegang Surat Izin Usaha Keagenan Kapal (SIUPKK) dan mempunyai cabang dapat mendaftarkan cabangnya untuk memperoleh Surat Izin Usaha Perusahaan Keagenan Kapal (SIUPKK).

Gambar 2.21 Jumlah Perusahaan Bongkar Muat berdasarkan Pelabuhan Tahun 2019 sampai dengan  September 2020
Gambar 2.21 Jumlah Perusahaan Bongkar Muat berdasarkan Pelabuhan Tahun 2019 sampai dengan September 2020

ARMADA ANGKUTAN LAUT

ARMADA ANGKUTAN LAUT NASIONAL BERDASARKAN UKURAN KAPAL UKURAN KAPAL

  • Dead Weight Tonnage (DWT)
  • Gross Tonnage (GT)

Berdasarkan ukurannya, armada pelayaran dibedakan menjadi dua kategori, yakni deadweight tonnage (DWT) dan gross tonnage (GT). Berdasarkan data yang diperoleh dari aplikasi SIMLALA, jumlah armada pelayaran berdasarkan ukuran DWT kapal dapat dilihat pada Gambar 3.1 untuk tahun 2019 dan Gambar 3.2 untuk tahun 2020. Total armada pelayaran nasional di pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pada tahun 2019 sebanyak 4419 pengiriman.

Terlihat pada Gambar 3.1, armada angkutan laut nasional didominasi oleh armada angkatan laut dengan klasifikasi kurang dari 500 DWT, yaitu 56,7% dari total armada yang ada atau tepatnya 2.509 armada. Sedangkan untuk armada angkatan laut dengan klasifikasi di atas 10.000 DWT, jumlahnya paling sedikit yakni 132 armada angkatan laut. Jika dilihat Gambar 3.2, pada bulan Januari 2020 hingga September 2020, armada angkutan laut nasional berbasis kapal DWT di Indonesia masih didominasi oleh armada.

Gambar 3.3 menjelaskan bahwa selama tahun 2019 terdapat 4.419 Armada Angkutan Laut Nasional berdasarkan ukuran Kapal GT. Dimana armada angkatan laut didominasi oleh kapal berukuran kurang dari 500 GT yaitu 2.390 kapal. Kemudian disusul kapal berukuran sedang mulai dari 500 GT hingga 10.000 GT yaitu 1.919 kapal.

Tak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2020 armada laut nasional berdasarkan GT kapal di Indonesia didominasi oleh kapal berukuran kurang dari 5,00 GT. Lebih lanjut, terlihat hanya ada 67 kapal berukuran di atas 10.000 GT.

Gambar 3.1 Jumlah Armada Angkutan Laut Nasional Berdasarkan Ukuran DWT Kapal pada tahun 2019  (Sumber: SIMLALA)
Gambar 3.1 Jumlah Armada Angkutan Laut Nasional Berdasarkan Ukuran DWT Kapal pada tahun 2019 (Sumber: SIMLALA)

ARMADA ANGKUTAN LAUT NASIONAL BERDASARKAN TIPE KAPAL TIPE KAPAL

Kapal kargo atau kapal barang adalah semua jenis kapal yang mengangkut barang dan muatan dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Kapal peti kemas (container ship atau kapal seluler) adalah kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas standar. Organisasi (FAO), kapal penangkap ikan yang beroperasi di seluruh dunia mencapai 4 juta kapal, dimana 1,3 juta diantaranya merupakan kapal yang dilengkapi dek.

Kapal Landing Craft Tank (LCT) digunakan untuk mengangkut kargo, alat berat, dan material konstruksi. Kapal Roll-on-Roll off (Ro-Ro) adalah kapal yang dilengkapi dengan ramp door yang terhubung dengan jembatan bergerak atau dermaga apung di dermaga. Kapal tongkang biasanya digunakan untuk mengangkut muatan dalam jumlah besar, seperti kayu, batu bara, pasir, dan lain-lain.

Kapal tunda adalah kapal yang dapat digunakan untuk melakukan manuver/gerakan berupa menarik atau mendorong kapal lain di pelabuhan, laut lepas atau sungai dan kanal. Berdasarkan data yang diperoleh dari aplikasi SIMLALA, jumlah angkutan laut nasional menurut jenis kapal dapat dilihat pada Gambar 3.16 untuk tahun 2019 dan Gambar 3.17 untuk tahun 2020. Gambar 3.16 menjelaskan bahwa jenis kapal yang berlayar di perairan Indonesia didominasi oleh kapal tunda, dan total 1.482 kapal dan 1.476 jenis tongkang.

Hal ini terjadi karena fungsi kedua jenis kapal tersebut sesuai dengan kebutuhan perairan di Indonesia. Sementara itu, jumlah jenis kapal penangkap ikan di Indonesia masih sangat sedikit, yaitu hanya tersedia 2 kapal.

Gambar 3.5 Tipe Kapal  Bulk
Gambar 3.5 Tipe Kapal Bulk

ARMADA ANGKUTAN LAUT NASIONAL BERDASARKAN UMUR KAPAL UMUR KAPAL

Tak jauh berbeda dengan tahun 2019, pada tahun 2020 pelayaran di Indonesia masih didominasi oleh kapal berumur 5 – 10 tahun sebanyak 687 kapal dan juga kapal tergolong baru yaitu berumur 0 – 5 tahun sebanyak 679 kapal. Gambar 3.19 menunjukkan kapal berumur diatas 50 tahun yang digunakan di Indonesia tidak banyak, hanya 7 kapal saja yang masih aktif berlayar. Selain pengklasifikasian berdasarkan ukuran kapal, jenis kapal dan umur kapal, armada angkutan nasional juga dapat diklasifikasi berdasarkan muatan kapal.

Tujuannya adalah untuk mengetahui jumlah armada angkutan laut di Indonesia berdasarkan penggunaannya yang ditunjukkan oleh muatan kapal. Jumlah kapal yang mengangkut wisatawan atau melakukan wisata bahari paling sedikit yaitu 149 kapal pada tahun 2019 dan 119 kapal pada tahun 2020.

Gambar 3.18 Jumlah Armada Angkutan Laut Nasional Berdasarkan Umur Kapal pada tahun 2019  (Sumber: SIMLALA)
Gambar 3.18 Jumlah Armada Angkutan Laut Nasional Berdasarkan Umur Kapal pada tahun 2019 (Sumber: SIMLALA)

JUMLAH LAYANAN SPESIFIKASI KAPAL DAN BESARAN TARIF PNBP TARIF PNBP

Pada Gambar 3.21, terdapat 4.419 perusahaan angkutan laut yang mendaftarkan armadanya menggunakan Layanan Spesifikasi Kapal, sedangkan pada tahun 2020, pada bulan Januari hingga September, terdapat 2.876 perusahaan. Pada awal tahun 2020, pada bulan Januari hingga Maret, jumlah perusahaan yang mendaftarkan armadanya meningkat dibandingkan bulan yang sama tahun 2019, namun pada bulan April terjadi penurunan jumlah perusahaan.

ARMADA ANGKUTAN LAUT NASIONAL BERDASARKAN SURAT IZIN USAHA ANGKUTAN LAUT (SIUPAL) SURAT IZIN USAHA ANGKUTAN LAUT (SIUPAL)

ARMADA ANGKUTAN LAUT NASIONAL BERDASARKAN SURAT IZIN USAHA ANGKUTAN LAUT (SIOPSUS ) SURAT IZIN USAHA ANGKUTAN LAUT (SIOPSUS )

ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI

JUMLAH LAYANAN KEGIATAN ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI DALAM NEGERI

  • RPK LINER
  • RPK TRAMPER
  • OMISI
  • DEVIASI
  • PENAMBAHAN PELABUHAN SINGGAH
  • PENAMBAHAN URGENSI MUATAN
  • SUBSTITUSI KAPAL

Untuk mendukung kegiatan angkutan laut darat, pemerintah mengenakan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada saat penerbitan izin. Setelah mengetahui besaran tarif yang dibutuhkan, perusahaan angkutan laut nasional bisa membuat izinnya. Rencana pengoperasian kapal pada trayek liner atau biasa disebut RPK Liner dilaksanakan oleh perusahaan pelayaran nasional dan harus mempunyai izin.

Perusahaan angkutan nasional yang akan mengoperasikan kapal pada trayek liner wajib melaporkan rencana pengoperasian kapalnya kepada Direktur Jenderal setiap 3 (tiga) bulan melalui aplikasi SIMLALA. Kegiatan angkutan domestik kapal RPK yang disetujui pada tahun 2019 dan 2020 ditunjukkan pada Gambar 4.1. Perusahaan angkutan laut nasional boleh mengoperasikan kapalnya pada jalur yang tidak teratur atau biasa disebut RPK Tramper.

Sedangkan pada tahun 2020, yang terbanyak terjadi pada bulan Maret yang menggunakan layanan RPK Tramper sebanyak 5.478 kapal induk nasional. Berdasarkan Gambar 4.3, pada tahun 2019 tercatat banyak perusahaan pelayaran nasional yang melakukan komisi pada tahun 2019 sebanyak 676 perusahaan. Perusahaan pelayaran nasional yang telah mengoperasikan kapalnya di jalur liner dapat melakukan penyimpangan terhadap ketentuan kapal yang mendapat subsidi/penugasan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Gambar 4.4 menunjukkan jumlah pengalihan jasa pada kegiatan pelayaran dalam negeri yang terjadi pada tahun 2019 hingga September 2020. Perusahaan pelayaran nasional dapat melakukan penggantian kapalnya dalam keadaan tertentu apabila mengalami ketentuan pelepasan dan pengalihan.

Gambar 4.1 Layanan RPK Liner Kegiatan Angkutan Dalam Negeri Tahun 2019-2020  (Sumber: SIMLALA)
Gambar 4.1 Layanan RPK Liner Kegiatan Angkutan Dalam Negeri Tahun 2019-2020 (Sumber: SIMLALA)

KUNJUNGAN KAPAL ANGKUTAN DALAM NEGERI

Di bawah pada Gambar 4.8 terlihat grafik jumlah kunjungan kapal pelayaran dalam negeri pada 17 pelabuhan yang menerapkan InaPortNet pada tahun 2019. Namun dari 33 pelabuhan InaPortNet, hanya 18 pelabuhan InaPortNet yang memiliki kunjungan kapal dalam negeri dan sudah melayani trayek tetap/reguler ( liner). ) serta jalan tidak beraturan/tidak beraturan (tramper). Namun dari 17 pelabuhan, hanya 7 pelabuhan yang memiliki kunjungan kapal dan melayani jalur tetap/reguler (liners) serta jalur tidak tetap/tidak beraturan (tramper).

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kunjungan kapal domestik ke pelabuhan Inaportnet yang sudah melayani jalur liner dan tramper dilakukan pada akhir tahun. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jumlah kunjungan kapal angkutan domestik tertinggi ke Pelabuhan InaPortNet yang sudah melayani jalur liner dan tramper terjadi pada awal tahun 2020. Jumlah kunjungan kapal angkutan domestik ke Pelabuhan InaPortNet pada bulan Januari 2020 hingga September 2020 mengalami penurunan pada bulan Mei.

Kunjungan kapal pengangkut laut darat di pelabuhan InaPortNet juga dilihat berdasarkan ukuran kapalnya, yaitu ukuran DWT dan GT. Pada Gambar 4.12 terlihat grafik jumlah kunjungan kapal berdasarkan ukuran DWT kapal di pelabuhan InaPortNet yang melayani kapal pesiar dan jalur pejalan kaki pada tahun 2019. Pada tahun 2020 tepatnya pada bulan Januari sampai dengan bulan September, jumlah kunjungan kapal angkutan laut darat berdasarkan besaran DWT kapal, dapat dilihat pada Gambar 4.13.

Sedangkan periode Januari 2020 hingga September 2020, jumlah kunjungan kapal pelayaran dalam negeri berdasarkan ukuran GT kapal dapat dilihat pada Gambar 4.15. Gambar 4.16 menunjukkan grafik jumlah kunjungan kapal dalam negeri tertinggi pada tahun 2019 berdasarkan jenis kapal.

Gambar 4.8 Jumlah Kunjungan Kapal Angkutan Laut Dalam Negeri di 17 Pelabuhan yang Menerapkan  InaPortNet Tahun 2019
Gambar 4.8 Jumlah Kunjungan Kapal Angkutan Laut Dalam Negeri di 17 Pelabuhan yang Menerapkan InaPortNet Tahun 2019

ANGKUTAN BARANG (TOL LAUT)

Gambar

Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Pengajuan Surat Izin Usaha Angkutan Laut (SIUPAL/SIOPSUS) dengan  Menggunakan Sistem OSS
Gambar 2.2 Perkembangan Perusahaan Angkutan Laut Nasional Pemegang Surat Izin Usaha Angkutan  Laut (SIUPAL) sampai dengan September 2020
Gambar 2.4 Jumlah Perusahaan Pemegang Surat Izin Usaha Angkutan Laut (SIUPAL) berdasarkan  Provinsi Domisili sampai dengan September 2020
Gambar 2.11 Layanan Perubahan pada Kantor Cabang SIUPAL Tahun 2019-2020  (Sumber: SIMLALA)
+7

Referensi

Dokumen terkait

laporan tahunan kegiatan perusahaan kepada Direktur Jenderal, paling lambat setiap tanggal 31 Maret pada tahun berjalan yang merupakan rekapitulasi dari perjalanan kapal, yang disusun