• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF PERAN DINAS SOSIAL DALAM PENANGGULANGAN PERDAGANGAN PEREMPUAN ... - Unismuh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF PERAN DINAS SOSIAL DALAM PENANGGULANGAN PERDAGANGAN PEREMPUAN ... - Unismuh"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Faktor apa saja yang mempengaruhi Dinas Sosial dalam menanggulangi perdagangan perempuan dan anak di Kota Makassar.

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya terkait pemberantasan perdagangan perempuan dan anak. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai peran Dinas Sosial dalam pemberantasan perdagangan perempuan dan anak. Khususnya bagi pemerintah khususnya Pemerintah Kota Makassar, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam perumusan kebijakan dalam rangka penanggulangan perdagangan perempuan dan anak.

TINJAUN PUSTAKA

Konsep Perdagangan Perempuan dan Anak

Bentuk-bentuk perdagangan perempuan dan anak yang terjadi antara satu negara dengan negara lain mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, namun secara umum bentuk-bentuk tersebut antara lain pekerja migran, kerja paksa, perbudakan rumah tangga, adopsi anak antar negara secara ilegal, penjebakan, pengantin kontrak. -mail (pengantin melalui surat),. Pekerja migran adalah orang yang berpindah dari daerah kelahirannya ke tempat lain dan kemudian bekerja untuk sementara waktu di tempat baru tersebut. Pekerja migran dalam negeri terkait dengan urbanisasi, sedangkan pekerja migran internasional tidak dapat dipisahkan dari globalisasi.

Pekerja migran internal (domestik) adalah orang yang bermigrasi dari tempat asalnya untuk bekerja di tempat lain dalam wilayah Indonesia. Karena perpindahan penduduk pada umumnya terjadi dari desa ke kota (rural to urban migrasi), pekerja migran internal seringkali diidentikkan dengan “penduduk desa yang bekerja di kota”. Pekerja migran internasional (luar negeri) adalah mereka yang meninggalkan negara asalnya untuk mencari pekerjaan di negara lain. Di Indonesia, pengertian ini mengacu pada orang Indonesia yang bekerja di luar negeri atau dikenal dengan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Tenaga kerja perempuan (TKW atau Nakerwan), sedangkan tenaga kerja laki-laki di luar negeri disebut TKI. Hal ini terjadi karena tenaga kerja sektor rumah tangga di luar negeri, kebutuhan terbesarnya jatuh pada pilihan pekerja migran perempuan Indonesia untuk menjadi pekerja rumah tangga, karena tidak memerlukan banyak keterampilan. Perbudakan rumah tangga pada dasarnya merupakan kelanjutan dari kerja paksa dan korbannya tidak hanya perempuan dan anak-anak, namun juga laki-laki.

Sedangkan laki-laki yang memesan perempuan sebagian besar berasal dari Amerika Serikat dan Uni Eropa. Pria biasanya mencari pengantin pesanan berdasarkan foto, profil, usia, berat badan, tinggi badan, pekerjaan, status perkawinan, jumlah anak, dan informasi lainnya. Ketika seorang pria berminat dengan calon pengantin, hal pertama yang dilakukannya adalah membayar biaya atas informasi yang diinginkannya, lalu menghubungi pihak wanita tersebut, baik melalui email, telepon, atau surat.

Apabila pihak laki-laki berminat untuk mengawininya, maka ia mengenakan visa kepada pihak perempuan sebagai syarat untuk membawanya ke tanah air pihak laki-laki. Ciri-ciri kelompok masyarakat yang rentan menjadi korban perdagangan orang, baik laki-laki, perempuan bahkan anak-anak, adalah keluarga miskin yang berasal dari daerah pedesaan atau daerah kumuh perkotaan yang memaksakan diri untuk meninggalkan daerahnya bahkan keluar negeri untuk bekerja walaupun dengan keterampilan dan keterampilan yang sangat terbatas. informasi. terbatas. Nilai-nilai sosial dan budaya patriarki yang masih kuat menempatkan laki-laki dan perempuan pada posisi dan peran yang berbeda dan timpang.

Perempuan mempunyai hak pengambilan keputusan yang lebih sedikit dalam keluarga atau masyarakat dibandingkan laki-laki. Ketiga, adanya ketimpangan relasi antara laki-laki dan perempuan, sehingga mengakibatkan perempuan terpojok dan terjebak dalam permasalahan perdagangan manusia.

Konsep Dinas Sosial dalam Penanggulangan Perdagangan

Dengan adanya PTPPO dan Rencana Aksi Nasional ESA, secara teknis dapat segera dilaksanakan oleh Satgas Utama dan Sub Satgas beserta fungsinya masing-masing. Implementasi upaya pemberantasan perdagangan manusia di Indonesia dalam tiga tahun terakhir mengalami kemajuan. Hasil evaluasi jangka menengah terhadap strategi dan rencana aksi nasional PTPPO dan ESA tahun 2009-2014 dilihat dari tiga aspek (cakupan, efektivitas dan keberlanjutan program), menunjukkan bahwa terdapat beberapa perkembangan yang tidak dapat dicapai. tidak lepas dari peningkatan kualitas manajemen pelaksanaan, mulai dari aspek perencanaan, pelaksanaan hingga pemantauan dan evaluasi. Namun demikian, masih terdapat berbagai kelemahan yang perlu diatasi agar kelemahan tersebut tidak menjadi kendala dalam beberapa hal. tidak akan terjadi lagi.

Percepatan dan perluasan pelaksanaan penanggulangan dalam kurun waktu lima tahun ke depan menuntut seluruh pemangku kepentingan di pusat maupun di daerah untuk meningkatkan kinerja manajemen dalam pelaksanaan rencana aksi masing-masing. Strategi dan rencana aksi nasional tersebut menjadi rujukan utama bagi pelaksanaan upaya pemberantasan perdagangan orang baik di tingkat pusat maupun daerah. Para pemangku kepentingan harus menjabarkan dokumen ini lebih lanjut dalam rencana aksi sektoral dan rencana aksi regional masing-masing, dengan mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi lembaga serta situasi epidemi dan.

Kerangka Pikir

Fokus Penelitian

Peran Dinas Sosial dalam pemberantasan perdagangan perempuan dan anak di Kota Makassar fokus pada: Rehabilitasi, Pemberdayaan dan Pembinaan terhadap masyarakat atau korban trafficking. Fokusnya adalah pada kendala-kendala yang dihadapi Dinas Sosial dalam pemberantasan Perdagangan Perempuan dan Anak di Kota Makassar. Upaya yang dilakukan Dinas Sosial untuk mengatasi hambatan dalam rangka pemberantasan perdagangan perempuan dan anak difokuskan.

Deskripsi Fokus Penelitian

METODE PENELITIAN

Jenis dan Tipe Penelitian

Sumber Data

Informan Penelitian

Purposive sampling adalah penentuan informan bukan berdasarkan strata, jabatan, pedoman atau wilayah, melainkan berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu yang masih berkaitan dengan masalah penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dianggap lebih mengetahui peran Badan Jaminan Sosial dalam menangani perdagangan perempuan dan anak. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap informan penelitian dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan oleh peneliti. Data dalam wawancara adalah data peran dinas sosial dalam menanggulangi perdagangan perempuan dan anak, hambatan dinas sosial dan upaya mengatasi hambatan penanggulangan perdagangan perempuan dan anak di Kota Makassar.

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat, merangkum atau menganalisis bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan objek yang diteliti, seperti dokumen, buku, surat kabar, majalah, atau bisa juga berupa gambar.

Teknik Analisis Data

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial, maka visi Dinas Sosial Kota Makassar adalah sebagai berikut. Sekretaris bertugas memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh satuan kerja di lingkungan Dinas Sosial Kota Makassar. Di bawah ini petikan wawancara penulis dengan Kepala Dinas Sosial mengenai upaya Dinas Sosial Kota Makassar dalam menanggulangi perdagangan perempuan dan anak di Makassar.

Setiap tahunnya, Dinas Sosial Kota Makassar selalu berupaya semaksimal mungkin untuk menghentikan atau menutup rantai perdagangan perempuan dan anak, termasuk dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bentuk-bentuk perdagangan manusia. Berdasarkan petikan wawancara penulis dengan Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial tentang peran Dinas Sosial dalam menanggulangi perdagangan perempuan dan anak di Makassar. Pelayanan adalah segala kegiatan atau rangkaian kegiatan atau tugas yang dilakukan Dinas Sosial dalam upaya memenuhi kebutuhan korban perdagangan perempuan dan anak, antara lain: Pelayanan identifikasi pengaduan.

Berikut petikan wawancara penulis dengan kepala dinas sosial mengenai upaya inspektorat kesejahteraan sosial dalam menanggulangi perdagangan perempuan dan anak pada tahap pelayanan. Hasil petikan wawancara penulis dengan salah satu korban mengenai upaya Dinas Sosial dalam menanggulangi perdagangan perempuan dan anak pada tahap pelayanan. Temuan tersebut disarikan dari wawancara penulis dengan salah satu anggota lembaga swadaya masyarakat mengenai peran dinas sosial dalam menanggulangi perdagangan perempuan dan anak pada tahap pelayanan.

Di bawah ini petikan wawancara penulis dengan Kepala Bidang Pengendalian Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial mengenai peran Dinas Sosial dalam menangani perdagangan perempuan dan anak pada tahap pemberdayaan. Hasil wawancara penulis dengan salah satu orang tua korban mengenai peran Dinas Sosial dalam menangani perdagangan perempuan dan anak pada fase pemberdayaan. Di bawah ini adalah hasil wawancara penulis dengan Kepala Seksi Pembinaan Keluarga Bermasalah Kesejahteraan Sosial mengenai peran Dinas Sosial dalam menangani perdagangan perempuan dan anak pada tahap pelatihan.

Hasil wawancara penulis dengan salah satu anggota lembaga swadaya masyarakat tentang peran Dinas Sosial dalam menanggulangi perdagangan perempuan dan anak pada tahap pembinaan. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian mengenai peran Dinas Sosial dalam menanggulangi perdagangan perempuan dan anak di Kota Makassar, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut. Sedangkan faktor penghambat adalah faktor-faktor yang dapat menghambat upaya pemerintah daerah (Dinas Sosial) dalam melaksanakan upaya penanggulangan perdagangan perempuan dan anak, antara lain:

Kurangnya partisipasi masyarakat dalam program pemerintah daerah (Dinas Sosial) mengenai upaya Dinas Sosial dalam menangani perdagangan perempuan dan anak disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat. Dinas Sosial Kota Makassar hendaknya bekerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat dan perguruan tinggi untuk melakukan kontak tentang pencegahan perdagangan perempuan dan anak.

Gambar 3.1 Bagan III.Model Analisis Interaktif (Sugiyono)
Gambar 3.1 Bagan III.Model Analisis Interaktif (Sugiyono)

Gambar

Table 4.1 Keadaan Pegawai Pada Kantor Dinas Sosial Kota Makassar
Gambar 3.1 Bagan III.Model Analisis Interaktif (Sugiyono)
Tabel  4.2:Keadaan  Pegawai  Pada  Kantor  Dinas Sosial  Kota Makassar Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.1: Keadaan Pegawai Pada Kantor Dinas Sosial Kota Makassar Berdasarkan Jenis kelamin
+2

Referensi

Dokumen terkait

The Cluster based routing protocols, SEP Stable Election Protocol, DEEC Distributed Energy Efficient Clustering, TEEN Threshold Sensitive Energy Efficient Sensor Network Protocol and