• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Prof. Dr . Ir . Muhibuddin, M.P . dkk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Prof. Dr . Ir . Muhibuddin, M.P . dkk"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

Produktivitas kentang di Indonesia masih tergolong rendah yaitu 13 ton/ha, jauh dari potensi produksi yang bisa mencapai 40 ton/ha. Produktivitas kentang di Indonesia masih tergolong rendah yaitu 13 ton/ha, jauh dari potensi produksi yang bisa mencapai sekitar 40 ton/ha (DJBPH, 2016).

BOTANI TANAMAN KENTANG

Sistematika

Susunan/ Morfologi Tanaman Kentang Akar

Merayap: Spesies ini terdapat pada tanaman non-komersial atau tanaman yang tidak dibudidayakan, kecuali tanaman kentang tua. Pada umumnya daun majemuk tanaman kentang mempunyai tangkai daun dengan tunas ketiak daun dan dapat berkembang menjadi cabang tanaman kentang sekunder yang bercabang simpodial.

Perkembangan Umbi Kentang

Batang di atas tanah berbentuk sudut, berwarna hijau atau hijau tua (tergantung varietasnya), tidak berkayu, dan membentuk struktur yang disebut sayap. Dalam hal ini keseimbangan antara source dan sink sangat menentukan jumlah umbi yang dihasilkan dan pertumbuhan umbi.

ASPEK TEKNIS BUDIDAYA KENTANG

Penyiapan dan Pengolahan Lahan

Pada tanah gembur kualitas umbi kentang lebih baik, kulit umbi mengkilat dan bentuk umbi bagus. Hal ini diperlukan karena tanaman kentang membutuhkan tanah yang gembur dengan aerasi yang baik untuk perkembangan umbinya.

Penyiapan Pupuk

Penggunaan pola tanam padi dan padi sawah di dataran tengah berupaya mencegah berjangkitnya hama atau penyakit pada tanaman padi. Setiap hektar memerlukan pupuk kandang/kompos sebanyak kurang lebih 20-30 ton atau 0,5-0,8 kg/tanaman.Pemupukan dasar adalah dengan memasukkan pupuk dasar ke dalam tanah dan meletakkan bibit dengan mata tunas menghadap ke atas di antara bubur yang sudah disiapkan dan gargoyle. BI, 2011).

Penyediaan Benih

Namun pupuk kandang sebaiknya ditempatkan pada alur atau alur yang dangkal dengan lebar ± 15 cm, dibuat lurus arah timur-barat dan jarak antar garu 70-80 cm. Apabila umbi kentang yang akan ditanam belum muncul, simpanlah di tempat penyimpanan/gudang selama 3-6 bulan, tergantung varietas kentangnya.

Obat-Obatan

Untuk mempercepat munculnya tunas dapat diberikan cairan etilen (rendite) atau gas CS2 dengan dosis 20 – 25 CC/100 kg umbi kentang. Selain penggunaan obat-obatan atau pestisida, perlindungan tanaman bertujuan untuk mencegah penyakit dan hama.

Jarak Tanam

Jarak tanam antar baris (alur atau alur) untuk keperluan produksi umbi kentang ukuran benih adalah 70 cm – 75 cm dan jarak antar baris 20 cm – 25 cm (6 tumpukan/m2). Sedangkan untuk menghasilkan umbi yang dapat dimakan, jarak tanam harus cukup luas yaitu jarak antar baris 70 cm – 80 cm dan jarak dalam baris 30 cm.

Persiapan Benih

Jarak tanam ini sangat penting karena akan sangat erat kaitannya dengan jumlah biji yang dibutuhkan per satuan luas, dan akan sangat mempengaruhi besar kecilnya kentang yang dihasilkan (BI, 2011). Penanaman dengan cara tanam ganda (2 baris) pada bedengan lebar 1 m, jarak antar bedengan 50 cm, dan jarak tanam 50 cm x 30 cm memerlukan umbi bibit sebanyak 1,3 ton – 1,5 ton/ha.

Penanaman

Penyiapan bibit kentang yang banyak dilakukan petani adalah dengan membeli bibit umbi dari petani bibit. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan umbi bibit kentang adalah sebagai berikut (Rukmana, 2002).

Pemupukan

Anak benih ditanam dalam 2 baris, jarak antara baris adalah 45 cm, jarak antara tanaman dalam baris adalah 25 cm - 30 cm. Benih ubi ubi ditanam satu persatu di dalam lubang tanam dengan tunas di atas kemudian ditutup dengan tanah setebal 5 cm - 6 cm.

Pemeliharaan

Pada kondisi tertentu, penambahan pupuk daun melalui penyemprotan pada tanaman kentang yang diberi pupuk cukup melalui tanah tidak meningkatkan produksi. Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman kentang yang baik dan hasil yang tinggi, penanganannya harus dilakukan secara intensif, misalnya dengan pemberian unsur hara yang cukup dan seimbang.

Pemanenan

Ciri-ciri tanaman kentang yang siap panen adalah daunnya menguning atau mengering, batangnya berubah warna dari hijau menjadi kekuningan, dan kulit umbinya tidak terkelupas. Pemetikan merupakan suatu proses pengambilan umbi kentang yang telah menunjukkan ciri (sifat khusus) untuk diambil dan dimasak secara optimal (BI, 2011).

Pasca Panen

Melakukan seleksi dan pemilahan umbi yaitu memisahkan umbi yang rusak dengan umbi yang sehat (normal). Umbi yang baik disortir menjadi AL (besar), AB (sedang) dan Ares (kecil), kemudian dimasukkan ke dalam kantong jaring berkapasitas 38-40 kg.

HAMA DAN PENYAKIT KENTANG DI DATARAN TINGGI

  • Hama dan Penyakit Penting/ Utama pada Kentang 1) Penggerak umbi (Phthorimaea operculella)
  • Aphids (Kutu Daun) a. Kerusakan di lapangan
  • Thrips (bereng)
  • Thrips (Thrips sp.)
  • Penyakit Penting/ Utama pada Kentang
  • Potato Virus X(PVX)
  • Potato Virus Y (PVY)
  • Penyakit Layu Bakteri
  • Aplikasi bakterisida yang diijinkan dipertanaman;
  • Penyakit Busuk Lunak
  • Nematoda Sista Kuning/ NSK (Golden Cyst Nematode) 1) Patogen penyebab; nematode Globodera rostochienis;

Pada permukaan umbi terdapat luka/keropeng yang menonjol, biasanya berbentuk lingkaran dengan diameter 5-8 mm. Gejalanya mula-mula hanya bercak kecil berbentuk pecahan seperti bintang, kemudian berkembang luas dan berwarna gelap; Umbi yang terinfeksi bentuknya tidak beraturan (deformasi), dan pada permukaan umbi menempel skletoria dari Rhizoctonia berupa bercak coklat tua sampai hitam yang sulit dihilangkan.

Gambar 1. Gejala menguning (A) danmenggulung (b) tanaman kentang  yang disebabkan PLRV (sumber: Suzanne, 2006).
Gambar 1. Gejala menguning (A) danmenggulung (b) tanaman kentang yang disebabkan PLRV (sumber: Suzanne, 2006).

PEDOMAN PERBENIHAN KENTANG

Sistem Perbanyakan Benih Kentang a. Pola Perbanyakan Benih

Benih kentang golongan G2 atau Benih Dasar-2 merupakan generasi kedua berupa umbi-umbian, dihasilkan dari benih kentang G1 atau dari golongan benih yang lebih tinggi, dilakukan di lahan yang memenuhi persyaratan yang ditentukan. Benih kentang kelas G3 atau Benih Pokok merupakan generasi ketiga yang berbentuk umbi-umbian, dihasilkan dari benih kentang golongan G2 atau lebih tinggi, ditanam di lahan yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Benih kentang golongan G4 atau Benih Tersebar, merupakan generasi terakhir berupa umbi-umbian, ke-4 apabila dihasilkan dari benih kentang golongan G3 atau lebih tinggi, dilakukan di lahan yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.

Delegasi Legislasi

Petani/peternak yang akan menghasilkan benih bersertifikat kelas G2, G3, G4 di lapangan harus mempunyai sumber benih yang lebih tinggi dari kelas benih yang hendak diproduksi, memiliki/mengawasi lahan dengan persyaratan tertentu, memiliki/menguasai gudang dan peralatan pemeliharaan lainnya. , memiliki pengetahuan tentang penanaman kentang dan harus mematuhi peraturan yang berlaku.

Akreditasi Kelembagaan Perbenihan

Benih kentang yang dipasarkan dan didistribusikan harus melalui sistem sertifikasi dan memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Sistem sertifikasi benih kentang yang diterapkan meliputi 1) verifikasi kebenaran sumber benih dan persyaratan lokasi areal yang digunakan untuk produksi benih. Untuk setiap benih kentang yang lulus pemeriksaan, baik pemeriksaan lapangan maupun pemeriksaan umbi, dibuat laporan hasil pemeriksaan dan diterbitkan sertifikat/label serta diserahkan kepada produsen yang bersangkutan.

Lingkup Pemeriksaan

Sertifikasi dilaksanakan oleh instansi pemerintah dalam hal ini Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) dan lembaga pelaksana sertifikasi lainnya. Pemeriksaan sertifikasi benih dilakukan berdasarkan permintaan produsen/pemulia selaku pemohon sertifikasi benih dan/atau badan penyelenggara sertifikasi lainnya. Pelamar sebagai produsen/pemulia dapat berupa perorangan, kelompok, koperasi, instansi pemerintah, badan hukum, lembaga swasta dan lembaga lain yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk menghasilkan kelas benih bersertifikat.

Prosedur Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Pendahuluan

Jika pengelolaan lahan kurang baik, misalnya banyak relawan, gulma sumber penyakit dan kutu daun sebagai vektor virus tidak terkendali maka lahan ditolak untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Jika inspeksi tidak dapat dilakukan karena kerusakan mekanis pada daun, kerusakan parah akibat serangga, atau pertumbuhan yang buruk, lahan tersebut harus ditolak untuk inspeksi lebih lanjut. Jika pengelolaan teralis kurang baik, misalnya kondisi teralis atau bangunan yang menyebabkan masuknya serangga dan/atau ditemukan kutu daun, maka sterilisasi media/tanah kurang baik.

Tabel 1. Standar Pemeriksaan Lapangan
Tabel 1. Standar Pemeriksaan Lapangan

Pemeriksaan Umbi di Gudang a. Waktu pemeriksaan

Penertiban Sertifikat

Pelabelan

Label yang telah diisi secara lengkap dan benar harus dilegalisir oleh Balai Pengawasan Sertifikasi Benih atau lembaga sertifikasi lainnya. Label harus dibubuhkan dengan benar pada setiap kemasan di bawah pengawasan petugas Pusat Sertifikasi dan Pengawasan Benih atau lembaga sertifikasi lainnya. Pembuatan benih kentang golongan G0 meliputi penyediaan tanaman/planlet in vitro secara aseptik melalui kultur jaringan di laboratorium kultur jaringan, dan/atau umbi mikro secara aseptik di laboratorium kultur jaringan, stek dan umbi kecil yang diproduksi di fasilitas pengayakan kedap serangga.

Perbanyakan Benih Kentang kelas G0 di laboratorium Kultur Jaringan;

Satu unit perbanyakan benih kentang kelas G0 merupakan populasi tanaman satu varietas pada lebih dari satu rumah kasa tahan serangga. Rumah kasa anti serangga dan memasang lampu neon (TL) 10 watt, mulai dari masa tanam hingga tunas akar merata (umur tanaman sekitar 30 hari). Perbanyakan Benih Kentang Kelas Gi (Basic Seed-1) Ruang lingkup perbanyakan benih kentang Kelas G1 (Basic Seed-1) ini meliputi.

Penanaman bibit kentang G0 (bibit umbi) di gudang anti serangga standar 0% virus penyakit (bakteri bakteri dll) 0%, hama serangga utama (tungau, kutu daun, penambang daun, dll) 0%, off jenis (efek reproduksi in vitro) 0% dan NSK 0%. Metode sterilisasi yang digunakan harus dipilih yang dapat secara efektif menghancurkan patogen di dalam tanah dan pupuk kandang; Satu unit perbanyakan benih kentang G1 merupakan populasi tanaman dari satu varietas dalam satu atau lebih lumbung.

Pemangkasan

Penyemprotan pestisida sebagai upaya pencegahan hama dan penyakit pada rumah kasa dilakukan seminggu sekali pada saat tanaman berumur dua minggu sampai satu bulan, dan pada saat tanaman berumur 30-70 hari. Kondisi air di rumah kasa harus dikontrol, karena kelebihan atau kekurangan air dapat berdampak buruk pada perkembangan umbi.

Panen

Panen percobaan

Uji coba panen dapat dilakukan berkali-kali, dimulai dari tanaman yang berumur 60 hari setelah tanam.

Cara panen

Penyimpanan dan pemeliharaan benih

Dalam penyimpanannya, calon umbi bibit ditutup dengan kasa atau kelambu untuk mencegah serangga masuk dan menginfeksi umbi.

Sertifikasi

Kualifikasi Benih

Pelabelan

Perbanyakan Benih Kentang Kelas G2 (Benih Dasar-2)

Tempat Perbanyakan

Areal lahan tersebut bukan merupakan bekas lahan yang ditanami kentsng atau tanaman solanacea lainnya pada 3 (tiga) musim tanam sebelumnya, atau lahan yang dikosongkan dengan cara pengolahan (berat bersih) paling singkat 9 (sembilan) bulan; diisolasi dari tanaman kentang konsumsi pada jarak paling sedikit 10 meter dan/atau dengan batas lebih tinggi dari tanaman kentang;

Benih Sumber

Penanaman

Pupuk minimal mengandung unsur N, P2O5 dan K2O dengan dosis disesuaikan dengan anjuran setempat atau menggunakan anjuran pemupukan kentang gudang dengan pengurangan dosis unsur N sebesar 20%;

Pemeliharaan

Pemangkasan

Panen

  • Cara panen

Umbi bibit yang akan datang hasil penyortiran dan pengelompokan ukuran dimasukkan ke dalam kotak, kemudian dicuci dengan air untuk menghilangkan tanah yang masih menempel pada umbi, setelah itu dicelupkan ke dalam wadah berisi larutan insektisida sistematis yang dianjurkan, kemudian didiamkan. dibawa ke udara. -dikeringkan agar air yang menempel pada permukaan umbi menjadi kering.

Sertifikasi

Kualifikasi Benih

  • Pelabelan
    • Perbanyakan Benih Kentang Kelas G3 (Benih Pokok)
    • Perbanyakan Benih Kentang Kelas G4 (Benih Sebar)
    • Pengendalian Hama Dan Penyakit Utama Benih Kentang

Benih sumber yang ditanam merupakan benih dari kelas yang lebih tinggi dari kacang kentang kelas G3 dan diberi tanda. Benih yang telah lolos dan tersertifikasi, pada setiap kemasan dibubuhi label putih di bawah pengawasan balai inspeksi dan sertifikat benih atau lembaga penyelenggara sertifikat lainnya. Benih sumber yang ditanam merupakan benih dari kelas yang lebih tinggi dari kacang kentang kelas G4 dan diberi tanda.

Hama Utama 1. Penggerek Umbi

  • Aphids (Kutu Daun) a. Kerusakan Dilapangan

Hama dan penyakit tanaman kentang dapat menyerang tanaman di lapangan, umbi-umbian di gudang, dan lain-lain. Gejala kutu daun pada umbi dapat menularkan virus kentang daun keriting (PLRV) antar umbi selama penyimpanan 1) Buatlah pembatas dengan tanaman yang kebiasaannya lebih tinggi dari tanaman kentang untuk mencegah kutu daun masuknya virus dari lingkungan sekitar ke tempat perkembangbiakannya 2) Penyemprotan dengan tanaman insektisida yang direkomendasikan. Kerusakan akibat pengusir hama dewasa meninggalkan lubang-lubang kecil karena lalat membuat lubang pada jaringan permukaan daun dengan ovipositornya dan memakan cairan tanaman yang keluar dari daun.

Penyakit Utama

  • Prosedur Sertifikasi Benih Kentang A. Permohonan Sertifikasi

Ketika tanaman dicabut, akar sekundernya patah dan muncul sejumlah kista nematoda kistik kuning di beberapa akar. Penularan nematoda kista kuning dilakukan secara pasif yaitu melalui umbi-umbian, biji-bijian, tanah yang dibawa alat pertanian, kendaraan, sepatu dan angin. Dalam kondisi stres seperti tanah kering dan suhu ekstrim, nematoda kista kuning dapat bertahan hidup dengan membentuk kista.

BERBAGAI HASIL PENELITIAN KENTANG PADA BERBAGAI PERLAKUAN

Ekstrak daun gamal konsentrasi 40% (G2) menghasilkan jumlah umbi per tanaman tertinggi dan berbeda nyata dengan konsentrasi 20% (G1) dan 0% (G0). Jumlah umbi (buah) tanaman kentang pada konsentrasi metanol dan ekstrak daun gamal yang berbeda pada akhir penelitian. Diameter umbi (mm) tanaman kentang pada konsentrasi metanol dan ekstrak daun gamal yang berbeda pada akhir penelitian.

Berat umbi per tanaman (gram) tanaman kentang pada konsentrasi ekstrak metanol dan ekstrak daun gamal yang berbeda. Produksi umbi per hektar (ton) tanaman kentang pada konsentrasi metanol dan konsentrasi ekstrak daun gamal yang berbeda.

Tabel 2. Jumlah umbi (buah) pertanaman dengan perlakuan jenis      bioetanol dan esktrak daun gamal
Tabel 2. Jumlah umbi (buah) pertanaman dengan perlakuan jenis bioetanol dan esktrak daun gamal

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Pertumbuhan dan produksi benih kentang GO (Solanum tuberosum) melalui regenerasi berbagai jenis pemotongan mikro melalui sistem Aeroponik. Pengaruh jenis mulsa terhadap pertumbuhan dan hasil tiga kultivar kentang (Solanum tuberosum L.) yang ditanam di dataran tengah. Pengembangan Teknologi Produksi Benih Kentang dari Kultur Jaringan Melalui Sistem Aeroponik dengan Formulasi Nutrisi.

Gambar

Gambar 1. Gejala menguning (A) danmenggulung (b) tanaman kentang  yang disebabkan PLRV (sumber: Suzanne, 2006).
Gambar 3. Gejala infeksi primer (A) dan infeksi sekunder (B) pada  tanaman kentang yang disebabkan oleh PVY (sumber: Burrows dan
Gambar 4.  Gejala nekrotik pada kentang yang disebabkan oleh cendawan Pyhtopthora infestans (sumber:http://www.Plantdepom
Gambar 5. Gejala bercak berwarna coklat, ungu hitam dan daging      umbi coklat kemerahan (sumber: burrows dan Zitte, 2005).
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini karena tanaman ubi jalar dengan perlakuan media tanah memiliki jumlah umbi yang besar dan banyak, sehingga apabila dikeringkan walaupun berat basah tanaman dan berat kering