• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Proposal Penelitian Pengembangan Iptek (Ppi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Proposal Penelitian Pengembangan Iptek (Ppi)"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Naimah (2015), aktivitas fraksi etil asetat daun binahong telah diuji dan terbukti mampu menurunkan kadar asam urat dalam darah tikus jantan hiperurisemia. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa fraksi etil asetat daun binahong mempunyai kemampuan sebagai antihiperurisemia pada dosis 12,90 mg/20 gBB dengan persentase penurunan sebesar 61,98% dengan kadar asam urat dari 3,84 mg/dL menjadi 1,46 mg/ dL. . Parameter yang diukur adalah kadar asam urat dalam darah tikus sebelum dan sesudah pemberian sampel dengan 3 variasi dosis.

Hiperurisemia merupakan suatu keadaan dimana kadar asam urat meningkat diatas normal yaitu >7 mg/dl. Purin diproduksi dalam tubuh melalui dua sumber, yaitu asam urat eksogen dan asam urat endogen. Tumbuhan yang mengandung senyawa yang mempunyai aktivitas antioksidan dapat menghambat kerja enzim xantin oksidase sehingga asam urat tidak terbentuk dan mempunyai efek samping yang lebih rendah (Lelyana 2008).

Naimah (2015) telah meneliti aktivitas fraksi etil asetat daun binahong dan terbukti mampu menurunkan kadar asam urat darah pada mencit jantan hiperurisemia. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah subfraksi etil asetat daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) mempunyai aktivitas menurunkan kadar asam urat darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian subfraksi etil asetat daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dalam menurunkan kadar asam urat.

Tumbuhan yang mengandung senyawa yang mempunyai aktivitas antioksidan dapat menghambat kerja enzim xantin oksidase sehingga asam urat tidak terbentuk dan mempunyai efek samping yang lebih rendah (Lelyana 2008).

LandasanTeori

  • Tanaman Daun Binahong (Anrederacordifolia (Ten.) Steenis) a. Klasifikasi Tanaman (BPOM RI 2008)
  • Ekstraksi, Fraksinasi dan Kromatografi a. Ekstraksi
  • Asam Urat
  • Hiperurisemia
  • Pengobatan Hiperurisemia
  • Allopurinol
  • Kalium Oksonat

Asam urat sulit larut dalam air dan mudah larut dalam asam sulfat pekat (The Merck Index 2001). Kadar asam urat dalam darah dapat meningkat jika terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi purin seperti usus, daging sapi, babat dan limpa, sayuran seperti kacang tanah, bayam, semangka (Pribadi dan Ernawati 2010). Xantin hasil metabolisme hipoxantin dan guanosin dimetabolisme oleh enzim xantin oksidase menjadi asam urat.

Purin yang tidak dimetabolisme oleh enzim HGPT akan dimetabolisme oleh enzim xanthine oksidase menjadi asam urat. Sekitar dua pertiga asam urat yang terbentuk di dalam tubuh secara alami akan dikeluarkan oleh ginjal melalui urin. Hiperurisemia merupakan keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah, kadar asam urat normal pada pria adalah 7mg/dl dan 6mg/dl pada wanita (Fravel et al. 2014).

Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah dan menjadi faktor risiko terjadinya hiperurisemia. Probenecid meningkatkan ekskresi asam urat dalam urin karena menghambat reabsorpsi tubulus dan dengan demikian menurunkan kadar asam urat dalam darah. Pada saat yang sama, berikan natrium hidrogenkarbonat atau kalium sitrat dan banyak minum air putih untuk mencegah pengendapan kristal asam urat di ginjal.

Allopurinol merupakan antihiperurisemia pilihan bagi pasien yang mengalami penyakit ginjal, gagal ginjal dan kelebihan produksi asam urat (Priyanto 2009). Senyawa ini mengurangi pembentukan asam urat, sehingga konsentrasi asam urat dalam darah dan jaringan menurun. Respon terhadap allopurinol terlihat dengan penurunan kadar asam urat 2 hari setelah dimulainya pengobatan dan maksimal setelah 7-10 hari.

Kadar asam urat sebaiknya diperiksa setelah 2-3 minggu penggunaan allopurinol untuk memastikan kadar asam urat sudah menurun. Enzim urikase berperan dalam mengubah asam urat menjadi alantoin yang lebih larut dalam air dan lebih mudah dikeluarkan. Zat ini cepat dikeluarkan, dan kadar asam urat maksimum tercapai dalam waktu dua jam setelah itu.

Gambar 1. Rumus Bangun Asam Urat (The Merck Index 2001)
Gambar 1. Rumus Bangun Asam Urat (The Merck Index 2001)

Studi Pendahuluan

Road Map Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Jadwal Penelitian

Pola penelitian

Metode Penelitian 1. Alat Penelitian

Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan adalah daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Bogor (BALITRO) dan ditentukan pertama kali dalam “Herbarium Bogoriense” Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi - LIPI Cibinong. Bahan kimia yang digunakan adalah obat pembanding allopurinol, induksi dengan sari hati ayam dan kalium oksonat, etil asetat, etanol 70%, reaksi Liebermann Bouchard, reagen Dragendroff, reagen Bouchardat, metanol, kloroform, n-heksana, H2SO4, FeCl3, AlCl3, ketamin , akuades steril, Na CMC, silika gel 60 dan kit reagen asam urat (TBHBA). Hewan coba yang digunakan adalah mencit jantan strain DDY sebanyak 24 ekor, berumur 2 – 3 bulan, dengan berat badan 20 – 30 gram.

Prosedur Penelitian 1. Determinasi Tanaman

Persiapan Hewan Uji

Pembuatan Ekstrak Etanol 70% Daun Binahong

Maserat yang terkumpul kemudian diuapkan dengan menggunakan vacum rotary evaporator pada suhu 50 °C hingga diperoleh ekstrak kental yang masih dapat dituang.

Pembuatan Fraksi Etil Asetat Daun Binahong

Pembuatan Fraksi Etil Asetat Daun Binahong Ekstrak kental etanol

Pembuatan Subfraksi Etil Asetat Daun Binahong

Prinsip kromatografi kolom adalah pemisahan berdasarkan daya serap yang ditentukan oleh serapan senyawa yang dihasilkan. Pada dasarnya pemisahan suatu campuran komponen penyusunnya melibatkan dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak (Marjoni 2016). Fasa diam yang digunakan dalam penelitian ini adalah silika gel 60 GF254, dan fasa gerak yang digunakan berdasarkan prinsip polaritas gradien langkah.

Silika gel GF 254 sejumlahnya dimasukkan ke dalam gelas beaker dengan rentang ½ sampai ⁄ kolom atau 20 kali jumlah sampel dan ditambahkan fase gerak.

Metode Pemisahan

  • Pemeriksaan Karakteristik Fraksi dan Perhitungan Rendemen a. Uji Organoleptik
  • Rendemen Ekstrak
  • Rendemen Fraksi
  • Randemen Subfraksi
  • Penetapan Dosis
  • Pengujian Aktivitas Hiperurisemia a. Aklimatisasi Hewan Coba
  • Analisis Data
  • Biaya Penelitian
  • Jadwal Penelitian
    • Alat dan Bahan

Hasil subfraksi dilanjutkan dengan KLT menggunakan pelat silika gel GF 254 sebagai fasa diam dan fasa gerak yang sesuai. Pemeriksaan organoleptik meliputi pemeriksaan bentuk, warna dan bau simplisia, ekstrak, fraksi dan subfraksi daun binahong. Uji kandungan kimia yang diuji pada daun binahong antara lain uji alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, dan triterpenoid.

Subfraksi etil asetat ditimbang hati-hati sebanyak 2 g, kemudian dimasukkan ke dalam botol timbang dangkal bertutup, yang sebelumnya dipanaskan dalam oven pada suhu 105°C selama 30 menit dan dikurangi. Berdasarkan penelitian sebelumnya, ekstrak etanol 70% daun binahong menunjukkan aktivitas dalam menurunkan kadar asam urat pada tikus jantan. Naimah (2015) melaporkan fraksi etil asetat daun binahong terbukti mampu menurunkan kadar asam urat pada tikus jantan yang diinduksi kalium oksonat pada dosis fraksi 12,90 mg/20 gBB.

Sehingga dosis pada penelitian ini menggunakan variasi 3 dosis subfraksi etil asetat daun binahong. Subfraksi etil asetat dimasukkan ke dalam mortar, kemudian disuspensikan dengan Na-CMC 0,5% dan digiling hingga merata. Tuang kalium oksonat ke dalam mortar, kemudian suspensi dengan Na-CMC 0,5% dan giling hingga merata dan terbentuk bubur.

Uji aktivitas antioksidan fraksi eter Hasil hidrolisis infusa daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Pengaruh infus daun salam (Eugenia polyantha Wight) terhadap penurunan kadar asam urat darah mencit putih jantan yang diinduksi kalium oksonat. Uji aktivitas ekstrak etanol 70% daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap penurunan kadar asam urat darah tikus putih jantan yang diinduksi kafein.

Uji aktivitas fraksi etil asetat daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis dalam menurunkan kadar asam urat pada tikus jantan hiperurisemia. Pengaruh katekin terhadap kadar asam urat, C-reactive protein (CRP) dan malondialdehyde tikus putih dalam darah (Rattus norvegicus) Hiperurisemia.Efektivitas ekstrak air daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dalam menekan pertumbuhan koloni dan perkecambahan konidia kapang Colletotrichum capsici penyebab penyakit antraknosa pada cabai.

Aktivitas Penghambatan Xantin Oksidase dan Antihiperurisemia Anredera cordifolia (Ten.) Steenis, Sonchus arvensis L, dan kombinasinya. Dengan ini saya menyatakan bahwa proposal penelitian saya berjudul: “Aktivitas Antihiperurisemia Subfraksi Etil Asetat Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Terhadap Mencit Putih Jantan Strain DDY”.

Tabel 3. Penapisan Fitokimia Ekstrak dan Fraksi
Tabel 3. Penapisan Fitokimia Ekstrak dan Fraksi

SIMAKIP

Gambar

Gambar 1. Rumus Bangun Asam Urat (The Merck Index 2001)
Gambar 2. Road map penelitian
Tabel 4. Penapisan Fitokimia Subfraksi
Tabel 3. Penapisan Fitokimia Ekstrak dan Fraksi
+4

Referensi

Dokumen terkait

In Figure F-2, the lattice parameter percentage changes for rutile TiO2 are plotted as a function of temperature, using the standard lattice parameter values in PDF 01-072- 4812 as