PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Berdasarkan data kebutuhan cabai yang dijelaskan oleh salah satu pedagang cabai di Pasar Tradisional Kota Metro, dapat dijelaskan bahwa cabai tersebut harus mempunyai keseragaman warna lebih dari 95% yang berarti cabai tersebut benar-benar merah, tidak ada warna kuning atau hijau pada cabai. Dalam pelaksanaan jual beli cabai di pasar tradisional Kota Metro, masih terdapat beberapa pedagang yang masih menjual cabai tidak layak konsumsi atau BS. Selain toko Pak Banjar, terdapat pedagang cabai atau distributor cabai yang menjual cabai dalam jumlah besar yaitu toko Bu Jariyaton.
Tn. Banjardan, Ny. Jariyaton mendapat cabai BS dari cabai bursak tempat cabai disortir lalu mendapat cabai BS. Oleh karena itu, untuk mengatasi kerugian tersebut, para penjual cabai menjual cabai BS agar tidak mengalami kerugian.
Pertanyaan Penelitian
Dari perspektif etika bisnis Islam, terdapat kejanggalan yang perlu ditelaah lebih lanjut terkait perilaku pedagang dan pembeli cabai di pasar Kota Metro. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian terkait Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Cabai Tidak Layak Konsumsi (Bs) (Studi Kasus Toko Cabai Pak Banjar Pasar Pusat Kota Metro).
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat dalam memberikan sumbangan pemikiran dan peningkatan pemahaman, pengetahuan dan ilmu ekonomi syariah bagi para peneliti, pembaca dan masyarakat khususnya dalam hal jual beli cabai yang layak dikonsumsi. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pedagang dan pembeli mengenai revisi etika bisnis Islam mengenai jual beli cabai tidak layak konsumsi (Bs) (Studi Kasus pada Toko Cabai Pak Banjar Pasar Pusat Kota Metro ).
Penelitian Relevan
Siti Rohmah dalam disertasinya yang berjudul Tinjauan Etika Bisnis Islam pada Penjualan Daging Sapi di Pasar Bandar Jaya Lampung Tengah. Dengan demikian, pelaksanaan penjualan daging sapi di pasar Bandar Jaya Lampung Tengah tidak sesuai dengan pilar dan prinsip etika bisnis Islam.17. Umi Mursidah dengan disertasi berjudul Penerapan Etika Bisnis Islam dalam Transaksi Jual Beli di Pasar Tradisional Kajian Pasar Betung Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2017 dengan mengambil jurusan Ekonomi Syariah.
17 Siti Rohmah, “Review Etika Bisnis Islam Pada Penjualan Daging Sapi Di Pasar Bandar Jaya Lampung Tengah”, Skripsi, Pustaka STAIN Jurai Siwo Metro, 2017. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Tinjauan Etika Bisnis Islam pada Penjualan dan pembelian cabai yang tidak layak konsumsi (penyortiran barang) (Studi Kasus Toko Cabai Pak Banjar Pasar Pusat Kota Metro).
LANDASAN TEORI
Etika Bisnis Islam
- Pengertian Etika Bisnis Islam
- Faktor Pengembangan Etika bisnis Islam
- Prinsip- Prinsip Etika Bisnis IslamJual Beli dalam Islam . 16
- Pengertian Jual Beli
- Dasar Hukum Jual Beli
- Prinsip-Prinsip Jual Beli
- Rukun Dan Syarat Jual Beli
Jual beli adalah istilah yang dapat digunakan untuk menunjukkan dua sisi transaksi yang terjadi secara bersamaan, yaitu jual beli.20. Salah satunya Imam Hanafi menyatakan bahwa jual beli adalah pertukaran harta atau barang dengan cara tertentu, atau pertukaran sesuatu yang disukai dengan barang yang sama nilai dan manfaatnya, yang sama nilainya dan menguntungkan masing-masing pihak. Berdasarkan penafsiran dari berbagai definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jual beli secara terminologi adalah pertukaran harta benda dengan harta benda, biasanya berupa barang dengan uang, yang dilakukan atas kesepakatan dengan suatu akad tertentu untuk tujuan tersebut. tentang kepemilikan barang.
Ijin merupakan kunci utama dalam transaksi jual beli, karena tanpa adanya kemauan dari masing-masing pihak atau salah satu pihak maka jual beli tersebut tidak sah. Para ulama sepakat bahwa jual beli diperbolehkan dengan alasan bahwa manusia tidak akan mampu memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa hukum jual beli menurut Islam diperbolehkan atas dasar kesepakatan bersama.
Jika penjual dan pembeli tidak ada atau hanya ada satu pihak, maka jual beli tidak dapat terealisasi. Rukun jual beli adalah ada penjual, ada pembeli, ada uang, ada barang, perjanjian (serah terima) antara penjual dan pembeli.30. Ketentuan ini sesuai dengan hadis Nabi yang mengatakan bahwa jual beli harus dilakukan atas dasar menahan dan menahan.
Jual beli tidak sah apabila barang yang dijual itu bukan miliknya, melainkan milik orang lain, kecuali ada pelimpahan hak dengan memberinya kuasa. Kalau ada manfaatnya bisa diperjualbelikan, misalnya jual beli kotoran hewan untuk pemupukan tanaman, bangkai hewan (hewan mati yang belum disembelih) untuk praktek pengobatan, dan sebagainya.34. 7) Barang yang diperdagangkan harus diperoleh dengan cara yang halal. Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa syarat jual beli yang harus diperhatikan dalam bertransaksi, yaitu sudah matang dan berakal sehat, atas kemauan sendiri, penjual dan pembeli minimal harus berusia 2 tahun. (dua). orang, barang yang dijual harus dimiliki seluruhnya (kepemilikan), barang yang dijual harus jelas bentuknya dan dapat dipindahtangankan, barang yang dijual harus suci isinya menurut syara', barang yang diperdagangkan harus diperoleh halal.
Bahan Makanan Layak Konsumsi
- Bahan Makanan Layak Konsumsi Menurut Islam
- Bahan Makanan Layak Konsumsi Menurut BPOM
Berdasarkan ayat tersebut dapat dilihat bahawa Allah SWT menyuruh manusia memakan makanan yang halal lagi baik. Yang dimaksudkan dengan makanan halal ialah makanan yang dibolehkan oleh syariat, baik halal dari segi zat mahupun sifatnya. Berbeza dengan makanan yang haram dari segi hukum agama, baik haram pada hakikatnya mahupun pada hakikatnya.
Artinya makanan yang baik itu bermanfaat dan tidak bersyarat, tergantung situasi dan kondisi orang dalam dirinya.37. Makanan yang baik juga tidak mengandung zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, sehingga tidak merusak jaringan tubuh. Makanan yang tidak layak dikonsumsi manusia dan bersifat berjamur tentunya dapat mengandung bakteri yang timbul akibat enzim-enzim pada makanan yang telah mengalami pembusukan dan terkontaminasi dengan radikal bebas sehingga mengakibatkan terurainya bakteri yang jika dikonsumsi akan menimbulkan gangguan. perut konsumen. 41.
Makanan yang mengalami perubahan bentuk, warna dan rasa dapat menyebabkan sembelit karena nutrisi termasuk serat yang terkandung di dalamnya telah hilang. Makanan yang sudah melewati tanggal kadaluarsa mungkin tidak akan berdampak buruk bagi anak yang hanya mengonsumsinya satu kali saja. Ibu hamil yang suka mengonsumsi makanan yang tidak layak dikonsumsi selama kehamilannya menghambat perkembangan janin.
Bahaya makanan tidak layak dikonsumsi anak kecil jauh lebih mungkin terjadi bila seseorang mengonsumsinya dalam jumlah berlebihan dalam sehari. Perut anak lebih rentan terhadap iritasi dari berbagai macam bahan pengawet yang mengalami perubahan reaksi akibat kadaluwarsa makanan yang dikonsumsinya. Berdasarkan penjelasan BPOM diatas, setiap bahan makanan yang akan dikonsumsi harus memperhatikan kebersihannya agar tidak menimbulkan penyakit dan keracunan bagi yang mengkonsumsinya.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sifat Penelitian
Sifat penelitian ini adalah deskriptif, karena penelitian ini berusaha mengumpulkan fakta-fakta yang ada, penelitian ini menitik beratkan pada upaya mengungkap suatu permasalahan dan keadaan apa adanya, yang diteliti dan dikaji secara menyeluruh. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan atau mendeskripsikan variabel-variabel yang lalu dan sekarang (yang sedang terjadi). Penelitian deskriptif berkaitan dengan mempelajari fenomena secara lebih rinci atau membedakannya dengan fenomena lain.
Data yang dihasilkan dari penelitian ini adalah data kualitatif, sedangkan penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa perkataan tertulis atau lisan orang dan perilaku yang dapat diamati3. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis topik yang diteliti dalam fakta sebenarnya dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis.4 Penelitian ini akan mendeskripsikan Tinjauan Etika Bisnis Islam dalam Jual Beli Cabai Non-Consumable (Bs) Studi Kasus oleh Pak Banjar Chili Buy Kota Pasar Pusat Metro.
Sumber Data
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa sumber data sekunder adalah dokumentasi atau buku-buku, dan data yang diperoleh dari perpustakaan antara lain buku-buku yang membahas tentang etika bisnis dalam Islam dan buku-buku yang membahas tentang jual beli dalam perspektif Islam.
Teknik Pengumpulan Data
Peneliti ingin mengetahui apakah penjual dan pembeli cabai di Pasar Kota Metro memahami etika bisnis Islam dalam jual beli cabai yang mereka lakukan. Praktik jual beli yang dilakukan penjual dan pembeli cabai di Pasar Kota Metro berbeda-beda. Namun transaksi jual beli di Pasar Kota Metro yang menjadi tempat datangnya masyarakat untuk membeli cabai tidak menentu, kadang ramai kadang sepi, hal ini disebabkan karena harga cabai yang tidak menentu.
Berdasarkan wawancara dengan Ny. Siti sebagai pembeli dari Bpk. Banjar, diketahui transaksi pembelian dan penjualan cabai yang dilakukan adalah cabai grade BS. Jadi, jual beli cabai rusak di pasar Pusat Kota Metro dilakukan atas dasar suka sama suka dan tanpa kewajiban apa pun. Tinjauan etika bisnis Islam mengenai jual beli alat bakar rusak di pasar induk kota metro.
Dalam praktik jual beli cabai rusak di pasar Pusat Kota Metro, masyarakat yang melakukan transaksi jual beli tersebut sudah matang dan berakal sehat. Jadi, jual beli cabai rusak di Pasar Kota Metro memenuhi unsur-unsur pokok bahasan jual beli. Pada saat jual beli cabai rusak di Pasar Pusat Kota Metro, barang yang digunakan untuk jual beli adalah cabai rusak.
Dengan demikian, jual beli cabai rusak di pasar Pusat Kota Metro tidak dapat memenuhi syarat sahnya objek jual beli karena barang yang diperjualbelikan (cabai rusak) tidak bersih dan tidak membawa manfaat apa pun. Pada saat jual beli cabai rusak di pasar Pusat Kota Metro, penjual dan pembeli berada di tempat yang sama. Penjual menjelaskan paprika apa yang dia jual dan harga yang dia tawarkan. Dengan demikian, jual beli cabai rusak di pasar Pusat Kota Metro memenuhi syarat jual beli dari segi jual beli.
Oleh karena itu, jual beli cabai rusak di Pasar Pasar Metro Kota tidak sepenuhnya memenuhi syarat sahnya jual beli, sehingga tidak memenuhi syarat sahnya obyek jual beli. TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PEMBELIAN DAN PEMBELIAN ANAK TIDAK LAYAK KONSUMSI (BS). Studi Kasus Toko Cabai Pak Banjar Pasar Pusat Kota Metro).
Teknik Analisa Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
- Sejarah Berdirinya Toko Bapak Banjar
- Letak Geografis Toko Bapak Banjar
- Jenis Cabai Yang Dijual Toko Bapak Banjar
- Denah Lokasi Toko Bapak Banjar
Praktik Jual Beli Cabai Yang Sudah Rusak di Pasar Kota
Pandangan Hukum Islam Tentang Jual Beli Cabai yang
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
- Data Mutu Cabai
- Tabel Penjual Cabai Dipasar Kota Metro
- Tabel Pembeli Cabai Di Pasar Kota Metro di Toko Bapak Banjar
- Tabel Pembeli Cabai Di Pasar Kota Metro di Toko Ibu Jariyaton
Peran Balai Pengawasan Obat dan Makanan BPPOM dalam pengawasan kosmetik tanpa izin edar di Kota Makassar. Konsep Jual Beli Dalam Islam Analisis Pemikiran Abdu al-Rahman al-Jaziri dalam Kitab al-Fiqh 'Ala al-Madahib al-Arba'ah". Jurnal Islaminomic Vol. Penerapan Etika Bisnis Islam dalam Membeli - dan transaksi penjualan di pasar tradisional.Studi Pasar Betung Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat", 2017.inhttp: //repository.radenintan.ac.id/2117/.