• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF T E S I S - metrouniv.ac.id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF T E S I S - metrouniv.ac.id"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

Tesis ini dirancang untuk meneliti pemenuhan hak siswa muslim dalam memperoleh pendidikan agama di SMP Kristen 2 Bandar Jaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penyelenggaraan Pendidikan Agama di SMP Kristen 2 Bandar Jaya menggunakan 2 kurikulum ganda, sehingga penilaiannya juga mengikuti 2 kurikulum yang berbeda yaitu Kurikulum 2013 dan KTSP. Pola penerapan kurikulum di SMP Kristen 2 Bandar Jaya untuk layanan pendidikan khusus agama menggunakan pola mengundang guru sesuai dengan agama yang dianut siswa.

Namun yang masih kurang dalam penelitian Buyung Pranajaya adalah tentang pemenuhan hak siswa muslim untuk memperoleh pendidikan agama di SMP Kristen 1 Metro.

Identifikasi Masalah

Fokus Masalah

Bagaimana pemenuhan hak siswa muslim dalam menerima pendidikan agama di SMP Kristen 2 Bandar Jaya.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian Terdahulu yang Relevan

Untuk mengatasi masalah kekurangan guru dan masalah anggaran operasional, penelitian ini menawarkan solusi pendidikan agama antar sekolah. Musfiqon dalam program pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2011 dengan judul “Pendidikan Agama Islam di Sekolah Non-Muslim (Studi Kasus Ganda di Jawa Timur)”. Survei menemukan bahwa beberapa sekolah non-Muslim di Jawa Timur menyediakan pendidikan agama Islam.

Pendidikan agama Islam di sekolah non-Muslim mempunyai bentuk yang berbeda-beda, ada yang diajarkan secara klasikal dalam bentuk mata pelajaran, dan ada pula yang diajarkan dalam bentuk pembiasaan.

Sistematika Penulisan

Dalam penelitian yang akan peneliti tuliskan dalam bentuk penelitian ini, nantinya akan membahas tentang Penerapan Pembelajaran Agama Islam pada Siswa Muslim di SMA Kristen 2 Bandar Jaya.

BAB V KESIMPULAN DAN TEMUAN TEORITIS SERTA SARAN berisi tentang Kesimpulan, Temuan Teoritis, Saran-Saran dan

Pendidikan Agama Islam di Lembaga Pendidikan Non Muslim 5. Pengertian Pembelajaran Agama Islam

  • Fungsi Pembelajaran Agama Islam
  • Dasar Pembelajaran Agama Islam
  • Tujuan Pembelajaran Agama Islam

Yang secara tidak langsung dan langsung dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran agama di sekolah. Landasan operatif merupakan landasan yang mengatur langsung pelaksanaan pembelajaran agama di sekolah. Secara teknis pola pengajaran agama (khususnya Islam) diatur dalam Pasal 4 Keputusan Menteri Agama no. 16 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Pembelajaran Agama di Sekolah: (1) apabila jumlah siswa yang seagama dalam satu kelas paling sedikit 15 (lima belas) siswa pada mata pelajaran pendidikan agama; (2) Apabila jumlah mahasiswa yang seagama dalam satu kelas kurang dari 15 (lima belas) orang, namun dengan menggabungkan beberapa jurusan yang sejajar paling sedikit berjumlah 15 (lima belas) orang, maka.

Tujuan pendidikan agama adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap orang yang menjalankan pendidikan agama.

Peserta Didik Muslim

  • Pengertian Peserta Didik Muslim
  • Hakekat Peserta Didik
  • Kebutuhan Peserta didik

Peserta didik merupakan orang yang mempunyai kebutuhan yang perlu dipenuhi, baik jasmani maupun rohani. Siswa merupakan makhluk Tuhan yang mempunyai perbedaan individu yang disebabkan baik oleh faktor bawaan maupun lingkungan tempat ia tinggal. Peserta didik merupakan makhluk Tuhan yang dibekali dengan berbagai potensi (fitrah) yang harus dikembangkan secara terpadu.

Berdasarkan asas penegakan hak asasi manusia (HAM), peserta didik mendapat pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya, yang sejalan dengan prinsip penegakan hak asasi manusia.

Guru Agama Islam

  • Pengertian Guru Agama Islam
  • Syarat-syarat Guru Agama Islam
  • Kompetensi Guru Agama Islam
  • Peranan guru dalam Pendidikan Islam

Kata ustadz biasanya mengandung makna bahwa seorang guru diharapkan profesional dalam melaksanakan tugasnya. Seseorang dikatakan profesional apabila mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap tugasnya, komitmen terhadap mutu proses dan hasil pekerjaan, serta sikap perbaikan terus-menerus, yaitu selalu berusaha memperbaiki model dan strategi dan atau bagaimana mereka beroperasi sesuai dengan tuntutan zaman, yang didasari oleh rasa yang kuat bahwa tugas mengasuh anak adalah untuk mempersiapkan generasi penerus yang akan menjalani zamannya di masa depan. Sedangkan pemahaman guru pendidikan agama Islam di Kapita Selecta pendidikan agama Islam didasarkan pada referensi hasil Konferensi Internasional tentang pemahaman guru pendidikan agama Islam sebagai murabbi, muallim dan muaddib. Yang dimaksud dengan muallim adalah seorang guru agama harus alimun (ilmuwan), yaitu menguasai ilmu teori, mempunyai kreativitas, komitmen yang sangat tinggi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan sikap hidup yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, gagasan guru agama Islam adalah guru yang mengajar pada bidang studi PAI, mempunyai kemampuan sebagai pendidik dan bertanggung jawab terhadap peserta didik. Persyaratan seorang guru baik menjadi guru umum maupun menjadi guru pendidikan agama Islam pada dasarnya sama saja dari segi persyaratannya. Untuk menjadi guru pendidikan agama Islam, Zakiyah Darajat dan kawan-kawan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:51.

Sebagai teladan bagi masyarakatnya, sejauh mana seorang guru mampu memberikan contoh yang baik kepada seluruh siswanya, maka ia juga diharapkan berhasil membesarkan mereka menjadi generasi penerus bangsa yang baik dan berakhlak mulia. Seorang guru harus mempunyai ilmu yang luas, dimana ia nantinya dapat menularkan ilmu tersebut kepada murid-muridnya. Seorang guru harus mempunyai beberapa kualifikasi sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada Pasal 8 BAB IV yang menyatakan bahwa: “Guru harus mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, kesehatan jasmani dan rohani, serta kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.”53.

Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya guru pendidikan agama Islam (GPAI), karena selain berperan menyebarkan ilmu pengetahuan, GPAI juga berperan membantu proses internalisasi moral pada diri siswa. . Sebagai pekerjaan profesional, seorang guru harus mempunyai kompetensi tertentu yang tidak dimiliki oleh profesi lain.

Pelaksanaan Pembelajaran Agama di Lembaga Pendidikan Non Islam 1. Karakteristik Pendidikan Agama di Lembaga Pendidikan Non Islam

  • Hak Peserta Didik selaku WNI Dalam Memperoleh Pendidikan
  • Hak Peserta Didik Memperoleh Pendidikan Agama Sesuai dengan Agama Yang Dianut Agama Yang Dianut
  • Pengelolaan Rombongan Belajar pada Pembelajaran Pendidikan Agama Agama
  • Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama di Sekolah
  • Tanggungjawab Pemerintah dalam Pengelolaan Pendidikan
  • Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
  • Tempat dan Waktu Penelitian

Hak peserta didik untuk memperoleh pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya. Agama mengikuti. Kebijakan yang sebenarnya sangat menggembirakan mengenai Pendidikan Agama Islam adalah dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Keagamaan dan Pendidikan Keagamaan. Namun dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Keagamaan dan Pendidikan Keagamaan terdapat dominasi istilah dan bentuk pendidikan yang setara dengan jenjang pendidikan pada umumnya.

Substansi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 ini sebenarnya menjelaskan tentang pengertian pendidikan agama dan pendidikan agama. Jelas sekali bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Keagamaan dan Pendidikan Keagamaan merupakan penegasan terhadap Pendidikan Keagamaan dan Pendidikan Keagamaan. Apabila jumlah siswa yang seagama di sekolah tersebut paling sedikit 15 (lima belas) orang, maka pendidikan agama harus dilaksanakan di sekolah tersebut.

Apabila jumlah siswa yang seagama pada suatu sekolah kurang dari 15 (lima belas) orang, maka dianggap pendidikan agama. Pendidikan agama yang diselenggarakan pada setiap satuan pembelajaran harus menggunakan kurikulum yang sesuai dengan standar nasional pendidikan. Ketentuan dalam Undang-Undang Pendidikan Keagamaan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah dan peraturan menteri, antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2010.

Pemerintah dan pemerintah daerah hendaknya bertanggung jawab dan memperhatikan penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah negeri, termasuk sekolah. Metode pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran lain dapat juga digunakan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.

Sumber Data

  • Data Primer
  • Data Sekunder

Lokasi penelitian yang akan peneliti jadikan subjek penelitiannya adalah di salah satu sekolah non muslim di Bandar Jaya Lampung Tengah yaitu SMP Kristen 2 Bandar Jaya. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data pendukung dari buku, artikel, jurnal dan informasi lain yang relevan dengan penelitian ini.

Fokus Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

  • Observasi
  • Wawancara atau interview
  • Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data pelaksanaan pendidikan agama siswa semester di SMP Kristen 2 Bandar Jaya. Menurut Ahmad Tanzih, pengumpulan data dilakukan dengan melihat atau mencatat laporan yang sudah ada.111 Dokumen adalah catatan peristiwa masa lalu. Sumber dokumentasi pada hakikatnya adalah segala bentuk sumber informasi yang berkaitan dengan dokumen, baik resmi maupun tidak resmi.

Dengan menggunakan metode ini akan diperoleh data akurat mengenai kondisi umum SMP Kristen 2 Bandar Jaya, data siswa muslim yang belajar di sana.

Uji Keabsahan Data

Teknik Analisis Data

  • Sejarah Berdirinya SMP Kristen 2 Bandar Jaya
  • Visi dan Misi SMP Kristen 2 Bandar Jaya
  • Sistem Pembelajaran di SMP Kristen 2 Bandar Jaya
  • Keadaan Tenaga Pengajar SMP Kristen 2 Bandar Jaya
  • Struktur Organisasi SMP Kristen 2 Bandar Jaya
  • Pembelajaran Agama Islam di SMP Kristen 2 Bandar Jaya sebelum Diterapkannya UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 12 Ayat 1
  • Pembelajaran Agama Islam di SMP Kristen 2 Bandar Jaya setelah Diterapkannya UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 12 Ayat 1

Untuk perkembangannya, jumlah siswa di SMP Kristen 2 Bandar Jaya secara bertahap mulai berkurang. Kegiatan ekstrakurikuler di SMP Kristen 2 Bandar Jaya dilaksanakan sesuai dengan bakat dan minat siswa. Upaya sekolah dalam memenuhi hak siswa untuk menerima pendidikan agama di SMP Kristen 2 Bandar Jaya diwujudkan melalui mata pelajaran pendidikan agama.

Pihak pengelola juga ingin memastikan kepada masyarakat bahwa SMP Kristen 2 Bandar Jaya juga melayani pendidikan agama Islam. Dewan sekolah tidak ingin siswa muslim SMP Kristen 2 Bandar Jaya kehilangan ciri khas agama Islam. Siswa memilih bersekolah di SMP Kristen 2 Bandar Jaya karena kedekatan sekolah dengan tempat tersebut.

Siswa beragama Islam di SMP Kristen 2 Bandar Jaya sangat setuju dengan diterapkannya pendidikan agama Islam di SMP. Siswa beragama Islam memilih bersekolah di SMP Kristen 2 Bandar Jaya karena dekat dengan rumah dan unggul di bidang akademik. Mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMP Kristen 2 Bandar Jaya diajarkan oleh guru yang menganut agama Islam.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Kristen 2 Bandar Jaya menggunakan LKS sebagai sumber belajar siswa. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Kristen 2 Bandar Jaya menggunakan alat peraga seperti sarung dan mukena untuk mengamalkan shalat.

Pembahasan

  • Latar Belakang Dilaksanakannya Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Kristen 2 Bandar Jaya
  • Subyek Didik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
  • Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Kristen 2 Bandar Jaya
  • Perencanaan Pembelajaran
  • Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pembelajaran Pendidikan agama Islam di SMP Kristen 2
  • Penilaian Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
  • Pemenuhan Hak Peserta Didik Muslim dalam Mendapatkan Pendidikan Agama di SMP Kristen 2 Bandar Jaya

20 Tahun 2003 dengan melaksanakan pengajaran akidah Islam bagi siswa muslim di SMA Kristen 2 Bandar Jaya. Di SMP Kristen 2 Bandar Jaya, 43 siswa beragama Islam mengikuti kelas pendidikan agama Islam yang diajarkan oleh guru pendidikan agama Islam yang beragama Islam. Guru Pendidikan Agama Islam SMA Kristen 2 Bandar Jaya itu memiliki salinan kurikulum dan RPP yang tersimpan di perangkatnya.

Tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Kristen 2 Bandar Jaya hanya sebatas mengembangkan ciri-ciri keagamaan Islam seperti shalat dan membaca Al-Quran. Dari segi prosedural, pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Kristen 2 Bandar Jaya dapat dikatakan memadai karena telah melewati tahapan-tahapan pembelajaran yang akan dilakukan. Observasi pembelajaran agama Islam di SMP Kristen 2 Bandar Jaya mengidentifikasi penggunaan strategi pembelajaran langsung.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penilaian pendidikan agama Islam di SMP Kristen 2 Bandar Jaya sudah memadai dari segi teknis keakuratan penilaian yang digunakan. Pemenuhan hak siswa muslim dalam memperoleh pendidikan agama di SMP Kristen 2 Bandar Jaya Pendidikan agama di SMP Kristen 2 Bandar Jaya. Upaya sekolah untuk memenuhi hak peserta didik dalam memperoleh pendidikan agama Islam sesuai dengan agamanya.

Sarana dan prasarana di SMP Kristen 2 Bandar Jaya masih sangat kurang memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Seperti yang telah peneliti jelaskan pada pembahasan sebelumnya, bentuk pemenuhan pendidikan agama bagi siswa muslim di SMP Kristen 2 Bandar Jaya diwujudkan melalui pendidikan agama. Hal ini merupakan wujud terpenuhinya hak peserta didik dalam memperoleh pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya.

Tidak sedikit sekolah swasta berlabel agama yang terbuka untuk umum dan tidak memberikan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianut siswanya, salah satunya adalah SMP Kristen 2 Bandar Jaya.

Saran

Meskipun di sana terdapat mata pelajaran PAI, namun belum mampu memenuhi kebutuhan pendidikan agama. Di SMP Kristen 2 Bandar Jaya, mata pelajaran PAI juga diajarkan oleh guru yang beragama Islam.

Penutup

Buku

Wina Sanjaya, Educational Process Standard Oriented Learning Strategies, Cet.II (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006) Zainuddin, et al., The Intricacies of Education al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, . 2001).

Perundang-Undangan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Penelitian Sesuai kebijakan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 35 Ayat 1 menjelaskan bahwa standar sarana dan