• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam terhadap minat belajar siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam terhadap minat belajar siswa"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam terhadap Minat Belajar Siswa

Oleh:

Irpan1

Email: irpan@uinmataram.ac.id Universitas Islam Negeri Mataram

ABSTRAK

Pengembangan kurikulum PAI disinyalir sebagai faktor utama yang menyebabkan peserta didik memilih menempuh pendidikan di Madrasah Aliyah Tarbiyatul Islamiyah Kopang Lombok Utara, namun setelah diamati lebih mendalam ternyata pengembangan krikulum PAI bukan satu- satunya faktor yang membuat siswa tertarik sekolah di tempat ini, ada yang memilih madrasah karena alasan ekonomi, karena tekanan orang tua, dan bahkan ada yang memilih sekolah di madrasah karena pengaruh dari teman. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik mengkaji tentang kedua variabel tersebut, yaitu korelasi yang signifikan antara pen gembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam dengan minat siswa menempuh pendidikan di MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang Tahun Pelajaran 2020/2021. Untuk itulah maka tulisan ini membahas mengenai hubungan antara pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam dengan minat siswa menempuh pendidikan. Apakah ada hubungan antara pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam dengan minat peserta didik menempuh pendidikan di MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang?.

Seberapa besar hubungan antara pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam dengan minat siswa menempuh Pendidikan?. Untuk itu maka hipotesis yang diajukan dalam tulisan ini adalah: Ada hubungan pengembangan kurikulum PAI terhadap minat belajar siswa di Madrasah Aliyah Tarbiyatul Islamiyah Kopang Tahun Pelajaran 2020/2021. Asumsi dasar dalam tulisan ini: 1) Pengembangan kurikulum berpengaruh langsung terhadap minat siswa menempuh Pendidikan, 2) Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam lebih potensial diminati siswa dan masyarakat, karena memiliki beberapa kelebihan dengan sekolah umum lainnya, dan 3) Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap tinggi atau rendahnya minat siswa menempuh pendidikan di madrasah.

1 Dosen Universitas Islam Negeri Mataram

(2)

2

Kata Kunci: Pengaruh, Pengembangan Kurikulum, Pendidikan Agama Islam, Minat Belajar Siswa

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Hal ini dalam rangka mewujdkan masyarakat yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, yang didukung oleh manusia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuna dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan berdisiplin dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Untuk mewujudkan visi pendidikan tersebut diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional, yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Dalam kerangka inilah diberlakukan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaannya.

Madrasah merupakan bagian integral dari system pendidikan nasional dan salah satu bentuk satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Meskipun demikian, madrasah tetap memilki ciri khas dan karakteristik tersendiri, sehingga dalam konteks kurikulum perlu menampakkan karakteristik tersebut. Oleh karena itu, kurikulum madrasah perlu dirumuskan dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga di satu sisi memiliki relevansi dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Disisi lain mencerminkan eksistensi dan jati diri madrasah sebagai satuan pendidikan Islam yang menjadi bagian integral dari sistem pendidikan nasional.

(3)

3

Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 36 dan 38, kurikulum dikembangkan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.

Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh pemerintah.

Madrasah Aliyah Tarbiyatul Islamiyah Kopang dalam kapasitasnya sebagai satuan pendidikan yang berciri khas Islam sudah cukup dikenal oleh masyarakat sekitar madrasah. Walaupun usianya masih relatif muda, namun fungsi dan perannya dalam usaha mencerdaskan anak bangsa sudah tidak diragukan lagi, hal ini bisa diamati dari semakin bertambahnya jumlah siswa setiap tahun pelajaran. Peminatnyapun bukan hanya dari masyarakat dilingkungan sekitar madrasah, tapi juga dari tempat yang relatif jauh dari lokasi madrasah.

Berdasarkan pengamatan penulis, pengembangan kurikulum PAI disinyalir sebagai faktor utama yang menyebabkan peserta didik memilih menempuh pendidikan di madrasah, namun setelah diamati lebih mendalam ternyata pengembangan krikulum PAI bukan satu-satunya faktor yang membuat siswa tertarik sekolah di tempat ini, ada yang memilih madrasah karena alasan ekonomi, karena tekanan orang tua, dan bahkan ada yang memilih sekolah di madrasah karena pengaruh dari teman.

Berdasarkan hal tersebut penulis merasa tertarik untuk mengkaji tentang kedua variable tersebut, yaitu korelasi yang signifikan antara pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam dengan minat siswa menempuh pendidikan di MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang Tahun Pelajaran 2020/2021.

Tulisan ini membahas mengenai hubungan antara pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam dengan minat siswa menempuh pendidikan. Apakah ada hubungan antara pengembangan kurikulum

(4)

4

Pendidikan Agama Islam dengan minat peserta didik menempuh pendidikan di MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang Tahun Pelajaran 2020/2021?. Seberapa besar hubungan antara pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam dengan minat siswa menempuh pendidikan di madrasah?. Untuk itu maka hipotesis yang diajukan dalam tulisan ini adalah: Ada hubungan pengembangan kurikulum PAI terhadap minat belajar siswa di Madrasah Aliyah Tarbiyatul Islamiyah Kopang Tahun Pelajaran 2020/2021. Asumsi dasar dalam tulisan ini: 1) Pengembangan kurikulum berpengaruh langsung terhadap minat siswa menempuh Pendidikan, 2) Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam lebih potensial diminati siswa dan masyarakat, karena memiliki beberapa kelebihan dengan sekolah umum lainnya, dan 3) Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap tinggi atau rendahnya minat siswa menempuh pendidikan di madrasah.

B. Pengembangan Kurikulum

Menurut J. Mandalika dan Usman Mulyadi dalam buku Dasar-dasar Kurikulum melihat pengertian kurikulum dari empat sudut pandang yaitu pengertian kurikulum secara etimologis, pengertian kurikulum secara praktis, pengertian kurikulum menurut pandangan para ahli dan pengertian kurikulum secara hakiki atau esensial.

Berdasarkan pengertian secara etimologis atau harafia, kurikulum dapat diartikan sebagai materi atau bahan, mata pelajaran atau keseluruhan mata pelajaran dan program studi yang diberikan atau diajarkan di sekolah.

Kurikulum dibedakan menjadi dua, yaitu pandangan tradisional dan pandangan modern. Menurut pandangan tradisional diantaranya dikemukakan oleh William B. Ragan yang mengemukakan bahwa kurikulum adalah mata pelajaran atau bahan yang diajarkan di sekolah.

Hal yang sama dikemukakan oleh Hamalik yang mengungkapkan bahwa

(5)

5

kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah. (Oemar Hamalik, 1975)

Adapun pengertian kurikulum menurut pandangan modern dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya Hilda Taba, yang mengemukakan bahwa kurikulum adalah rencana belajar dan pembelajaran. Lebih jauh lagi, Alexander, dkk sebagaimana dikutip J.

Mandalika mengartikan kurikulum sebagai kegiatan, usaha atau proses dalam mempengaruhi peserta didik di dalam maupun di luar kelas atau sekolah. Ada juga ahli yang mengatakan bahwa kurikulum sebagai pengalaman belajar dan kurikulum sebagai hasil belajar.

Berdasarkan beberapa pengertian kurikulum dari berbagai sudut pandang di atas dan dengan melihat ciri pokok dalam kurikulum, dapat dirumuskan definisi esensial atau definisi hakiki tentang kurikulum sebagai berikut: kurikulum merupakan seperangkat pengetahuan, pengalaman belajar dan aktivitas atau kegiatan yang dirancang dan direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

Jadi, yang dimaksud dengan kurikulum Pendidikan Agama Islam dalam skripsi ini adalah seperangkat pengetahuan tentang agama Islam, pengalaman belajar yang dirancang menurut ajaran agama Islam, dilaksanakan dan dievaluasi dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan dengan tetap mengacu pada ajaran agama Islam.

Bertolak dari uraian tentang pengertian kurikulum mulai dari arti harafia, konsep praktis, pandangan para ahli atau lembaga serta definisi hakiki dapat dirumuskan tujuan-tujuan kurikulum sebagai berikut:

Tujuan kurikulum berdasarkan arti kurikulum secara harfiah, ada dua rumusan tujuan yakni: 1) kurikulum sebagai bahan pengajaran yang akan diajarkan di sekolah atau lembaga pendidikan dan 2) Kurikulum sebagai bahan yang akan dipelajari dan dikuasai untuk mendapatkan ijazah.

(6)

6

Tujuan kurikulum berdasarkan arti kurikulum secara praktis adalah Kurikulum sebagai bahan pelajaran yang akan dipelajari anak di sekolah.

Tujuan kurikulum berdasarkan pandangan tradisional ada tiga macam yakni : 1) kurikulum sebagai bahan yang akan dipelajari siswa; 2) kurikulum sebagai bahan untuk kenaikan kelas atau untuk mendapatkan ijazah; 3) Kurikulum sebagai bahan untuk memperoleh pengetahuan.

Tujuan kurikulum berdasarkan pandangan moderen sangat banyak dan beragam, dalam skripsi ini penulis hanya mengambil tiga pendapat ahli yang relevan yaitu : 1) Menurut J. Galen Saylor dan M. Alexander yang menyimpulkan bahwa tujuan kurikulum adalah untuk mempengaruhi peserta didik dalam belajar; 2) Menurut Hilda Taba yang mengatakan bahwa tujuan kurikulum adalah untuk dipelajari oleh anak atau peserta didik; 3) Menurut Beauchamp yang menyatakan bahwa kurikulum sebagai dokumen tertulis, yang tujuannya adalah untuk pendidikan peserta didik.

Berdasarkan berbagai pandangan atau rumusan tentang tujuan kurikulum di atas dapat disatukan tujuan kurikulum sebagai berikut: 1) Sebagai bahan pengajaran ( pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai ) untuk diajarkan kepada dan dipelajari dikuasai oleh peserta didik untuk kenaikan tingkat atau mendapatkan ijazah; 2) Untuk mendapatkan pengalaman pendidikan; 3) Untuk mempengaruhi peserta didik dalam pertumbuhan dan perkembangannya; 4) Agar peserta didik memperoleh hasil belajar yang dikehendaki; 5) Untuk mencapai tujuan pendidikan.

Dari lima sari tujuan kurikulum ini jelas bahwa secara hakiki, tujuan kurikulum tidak lain adalah untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum hanya sebagai alat bagi pencapaian tujuan pendidikan. Dengan demikian dapat pula kita katakan bahwa kurikulum tidak memiliki tujuan bagi dirinya sendiri, karena tujuannya hanya untuk kepentingan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.

Fungsi kurikulum dapat dilihat dari dua pendekatan yaitu pendekatan dari proses pengembangan atau perencanaan kurikulum dan pendekatan dari kepentingan berbagai pihak atau lembaga yang

(7)

7

berkepentingan dengan kurikulum. Berikut adalah penjabaran dari kedua sudut pandang tersebut.

C. Minat Siswa Menempuh Pendidikan

Muhibbin Syah dalam Psikologi Belajar mengartikan minat (interest) sebagai kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Sementara Sujanto mendefinisaikan minat sebagai suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauan dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan (Sujanto Agus: 1981). Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami, sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan atau terjadi suatu perubahan kelakuan. Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitip, psikomotor maupun afektif.

Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan minat dalam skripsi ini adalah keinginan yang besar terhadap sesuatu. Mengingat minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan (Reber, 1998) maka minat dalam skripsi in lebih sering dihubungkan dengan faktor-faktor internal tersebut khususnya motivasi.

Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi Minat belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni: 1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan kondisi jasmani dan rohani siswa. Yang termasuk dalam faktor ini meliputi: aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah), 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni lingkungan di sekitar siswa. Faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Yang termasuk lingkungan sosial sekolah adalah guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas.

Sedangkan yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah

(8)

8

dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu yang digunakan belajar siswa, dan 3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subjek belajar, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya.

Dari sekian banyak faktor yang berpengaruh itu secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern (dari dalam) diri si subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri subjek belajar.

Dalam hubungannya dengan proses interaksi belajar-mengajar yang lebih menitikberatkan pada soal minat dan reinforcement, pembicaraan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor intern. kehadiran faktor-faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Sebaliknya, tanpa keha- diran faktor-faktor psikologis, bisa jadi memperlambat proses belajar, bahkan dapat pula menambah kesulitan dalam mengajar.

Faktor-faktor psikologis yang dikatakan memiliki peranan penting itu, dapat dipandang sebagai cara-cara berfungsinya pikiran siswa dalam hubungannya dengan pemahaman bahan pelajaran, sehingga penguasaan terhadap bahan yang disajikan lebih mudah dan efektif.

Dengan demikian, proses belajar-mengajar akan berhasil baik, kalau didukung oleh faktor-faktor psikologis dari si pelajar. Dalam hal ini ada berbagai model klasifikasi pembagian macam-macam faktor psikologis yang diperlukan dalam kegiatan belajar. Thomas F. Staton menguraikan enam macam faktor psikologis itu sebagai berikut: a) Minat. Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah

(9)

9

yang disebut dengan minat. Minat dalam hal ini meliputi dua hal : (1) mengetahui apa yang akan dipelajari, dan (2) memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. Dengan berpijak pada kedua unsur minat inilah sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar. Sebab tanpa minat (tidak mengerti apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal itu perlu dipelajari) kegiatan belajar mengajar sulit untuk berhasil.

Persoalan motivasi tergantung pada unsur pengalaman dan interest.

Sebagai contoh misalnya pada suatu ketika seseorang yang kebetulan memiliki spesialisasi bidang sejarah, kemudian diajak temannya menghadiri ceramah tentang matematika untuk pembinaan guru-guru matematika, jelas orang tersebut tidak akan interest dan bahkan tidak mendapatkan pengalaman yang berarti. b). Konsentrasi. Konsentrasi dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat membantu. tumbulmya proses pemusatan perhatian. Di dalam konsentrasi ini keterlibatan mental secara detail sangat diperlukan, sehingga tidak "perhatian" sekadarnya. c) Reaksi. Dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik maupun mental, sebagai suatu wujud reaksi. Pikiran dan otot-ototnya harus dapat bekerjasama secara harmonis, sehingga subjek belajar itu bertindak. Belajar harus aktif, tidak skedar apa adanya, menyerah pada lingkungan, tetapi semua itu harus dipandang sebagai tantangan yang memerlukan reaksi. d). Organisasi. Belajar dapat juga dikatakan sebagai kegiatan mengrganisasikan, menata atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian. e) Pemahaman Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofisnya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi. f). Ulangan Untuk mengatasi kelupaan, diperlukan kegiatan “ulangan”. Mengulang- ulang suatu pekerjaan atau fakta yang sudah dipelajari membuat kemampuan para siswa untuk mengingatnya akan semakin bertambah.

(10)

10

Mengulangi atau memeriksa, dan mempelajari kembali apa yang sudah dipelajari, maka kemungkinan untuk mengingat bahan pelajaran menjadi lebih besar.

D. Pengaruh Pengembangan Kurikulum PAI terhadap Minat Belajar Siswa

Langkah awal dalam penelitian ini, peneliti mempersiapkan instrumen pengumpulan data yang disusun berupa angket tentang pengembangan kurikulum PAI dan minat siswa menempuh pendidikan di MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang Tahun Pelajaran 2020/2021. Adapun konstruksi angket yang telah peneliti susun terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok A angket tentang pengembangan kurikulum PAI dan kelompok B angket tentang minat siswa menempuh pendidikan yang masing-masing terdiri dari 20 item pertanyaan, dengan tiga altematif jawaban yaitu: Ya, kadang-kadang dan tidak. Angket yang telah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing kemudian digandakan sesuai dengan kebutuhan. Adapun instrumen angket pengumpulan data tersebut terlampir.

Dalam pelaksanaan penelitian ini ada 3 (tiga) hal yang penulis paparkan sehubungan dengan pelaksanaan penelitian ini antara lain:

1. Penentuan Populasi Penelitian

Seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan studi populasi karena jumlah guru maupun siswa yang dijadikan subyek penelitian kurang dari 100 orang. Adapun jumlah guru PAI sebanyak 5 orang diambil keseluruhannya untuk mengetahui pengembangan kurikulum PAI, demikian halnya dengan siswa yang berjumlah 56 orang peneliti mengambil keseluruhan untuk mengetahui minat mereka menempuh pendidikan di MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang.

Adapun nama-nama guru PAI yang dijadikan subjek penelitian terlihat dalam tabel. 01 sedangkan jumlah dan nama siswa terlihat dalam Tabel.03

(11)

11

2. Pengumpulan Data

Untuk kegiatan pengumpulan data penulis lakukan melalui dua tahap yaitu: (1) penyebaran angket, (2) pemberian skor dan tabulasi data hasil angket.

1). Penyebaran angket

Pelaksanaan penyebaran angket dilakukan dari tanggal 21 Juli sampai dengan tanggal 27 Juli 2008, yaitu dengan cara mendatangi secara langsung guru dan siswa yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Seperti yang peneliti sebutkan sebelumnya bahwa lokasi penelitian relatif mudah dijangkau dan memilki hubungan yang harmonis dengan responden sehingga penulis tidak mengalami kendala yang berarti saat menyebarkan angket.

2). Pemberian skor dan tabulasi data hasil angket

Setelah semua angket terkumpul dan terisi secara lengkap, maka selanjutnya dilakukan penskoran terhadap jawaban responden. Adapun skor untuk pilihan ya = 5, kadang-kadang = 3, dan tidak = 1. Skor maksimal dan minimal untuk angket kelompok A dan Kelompok B sama yaitu 100 dan 20. Berdasarkan tabulasi data tersebut maka rekapitulasi hasil penskoran dari tiap-tiap populasi seperti tabel berikut :

Tabel. 01

Rekapitulasi tabulasi data nilai pengembangan kurikulum PAI di MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang Tahun Pelajaran 2020/2021

No Nama Guru Guru Bidang Studi Nilai 1

2 3 4 5

Zakaria, S.Ag Muzanni, S.Sos.I Saparudin

H. Saeful Akhyar, S.PdI Irham, S.Sos

Al-Qur’an Hadits Akidah Akhlak

Fiqih SKI Bahasa Arab

80 85 75 95 90

(12)

12

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pengembangan kurikulum PAI dengan minat siswa menempuh pendidikan, maka langkah yang penulis lakukan dapat dikemukakan sebagai berikut: Setelah data diperoleh dari angket A, maka selanjutnya adalah analisis data. Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis statistik. Analisis deskriptif ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang pengembangan kurikulum PAI, dengan cara mencari nilai rata-rata x, prosentase dan kriteria peringkat. Adapun cara untuk mencari interval kelasnya sebagai berikut :

Diketahui :

Xt = 100 Xr = 20

Nilai absolut tinggi 100,50 dan nilai absoulut rendah 19,50 R = Xt – Xr = 100,50 – 19,50

R = 81 i= 3 Maka interval kelas (K) = R/I = 81/3 = 27

Dengan demikian gambaran tentang kriteria pengembangan kurikulum PAI di MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang adalah sebagai berikut :

Tabel. 02

Gambaran kriteria pengembangan kurikulum PAI di MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang Tahun Pelajaran 2020/2021

Interval Nilai Frekuensi % Kriteria

74 - 100 47 - 73 20 - 46

5 - -

100 - -

Baik Sedang Kurang

5 100

Dari data di atas maka dapat diketahui gambaran tentang kriteria pengembangan kurikulum PAI MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang, dengan kriteria baik 5 orang atau 100%, kriteria sedang dan kriteria kurang baik tidak ada atau 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

(13)

13

berdasarkan tabel di atas, pengembangan kurikulum PAI MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang dominan pada kriteria baik.

Selanjutnya data tentang minat siswa menempuh pendidikan diperoleh dari angket kelompok B dengan hasil jawaban angket seperti dalam tabel berikut:

Tabel. 03

Data hasil jawaban angket tentang minat siswa menempuh pendidikan di MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang Tahun Pelajaran 2020/2021 Kls Nama Siswa Nilai Pada Mata Pelajaran PAI

QH AQI FIQ SKI BAR

I 1. Dian Ekawati 2. Saeful Khaeri 3. Anggrita 4. Mindranim 5. Prantomi 6. Mulyawati 7. Eniwati 8. Rohani 9. Mujtahidin 10. Nurhasanah 11. Faizaturrahmi 12. Fatahurrahman 13. Inti Insani 14. M. Rizal Akbar 15. Patahur Khalid 16. Huriatin Andriani 17. Muliajun

18. Mardani 19. Iin Parlina

20. Sawaludin Razak 21. Dewi Sri

75 75 78 78 75 65 80 76 74 70 74 70 60 75 75 78 74 78 70 78 75

75 72 75 75 70 76 78 60 75 74 78 65 76 65 76 74 60 76 78 77 74

65 78 60 78 78 75 76 65 70 60 65 78 70 78 78 75 76 75 70 70 65

70 65 70 74 75 72 60 65 65 78 76 75 76 70 70 65 60 66 65 67 70

78 70 70 74 65 66 60 65 70 70 70 70 65 65 60 70 75 76 75 75 70

(14)

14

22. Mega Mustika 78 65 60 72 70

II 1. Sahrun Aditia 2. Saba’i Muslim 3. Irawan Efendi 4. L. Samsul Hadi 5. Suhardi

6. Heriawan 7. Rimadi 8. Nuryadi 9. Hamdani

10. Mar’atun Saleha 11. Anggun Sasmita 12. Siti Khumeroh 13. Astini Susanti 14. Erniwati 15. Lina Septiana 16. Wila Nita Rohmi 17. Eni Ekarmila 18. Sri Damayanti 19. Isnawati

80 76 82 74 72 70 80 70 78 70 80 75 70 75 60 65 60 65 70

75 60 65 60 66 78 75 70 78 78 78 76 65 70 75 70 70 74 75

75 78 65 78 78 75 76 60 78 75 60 60 65 65 60 75 60 75 75

74 72 75 65 60 65 60 76 72 70 70 70 65 65 70 60 75 65 65

70 65 70 75 65 75 70 76 75 65 60 65 65 60 75 75 74 75 75 III 1. Ahmad Junaedi

2. Baharudin 3. Faizaturrahmi 4. Juliatini

5. Haenul Hayati 6. Hurin Ain 7. Husni Mubarok 8. Halimah

9. Humayyaroh 10. Hajrul Wadi 11. Salimudin

74 74 78 82 77 70 70 65 66 64 60

60 75 78 74 76 78 60 76 75 60 79

75 70 75 60 65 60 75 74 70 70 75

75 70 70 75 70 65 70 75 65 75 65

65 70 75 70 75 75 75 70 65 65 75

(15)

15

12. Siti Khadijah 13. Nurhasiyah 14. Munawar 15. Rohaniah

70 75 74 72

60 75 75 65

75 60 65 60

60 65 65 65

75 75 70 75 Nilai Rata-Rata 72.75 71.75 70.12 68.75 70.25

Dari data di atas dapat diketahui gambaran tentang minat siswa menempuh pendidikan di MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang. Adapaun cara mencari kriterianya sama dengan cara mencari gambaran tentang pengembangan kurikulum PAI sebagaimana diuraikan di atas sehingga gambaran tentang kriteria minat siswa menempuh pendidikan di MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang adalah sebagai berikut :

Tabel. 04

Gambaran kriteria minat siswa menempuh pendidikan di MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang Tahun Pelajaran 2020/2021

Interval Nilai

Frekuensi dan Persentase

Tiap Mata Pelajaran PAI % Kriteria

QH AQI FIQ SKI BAR

74 – 100 32 57,14%

35 62,5 %

28 50 %

14 25 %

23 41,07%

132

47,14 Tinggi 47 – 73 24

42,86%

21 37,5%

28 50%

42 75%

33 58,93%

148

52,86 Sedang

20 – 46 - - - Rendah

Jumlah 56 100 %

56 100 %

56 100 %

56 100 %

56 100 %

280 100 %

Dari data di atas maka dapat diketahui gambaran tentang kriteria minat siswa menempuh pendidikan di MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang, dengan kriteria tinggi 47,14 %, kriteria sedang 52,86% dan rendah 0%.

Jumlah frekuensi merupakan kumpulan nilai rata-rata tiap siswa untuk

(16)

16

satu mata pelajaran PAI. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan tabel di atas, minat siswa menempuh pendidikan di MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang dominan pada kriteria sedang.

Selanjutnya tabulasi nilai pengembangan kurikulum PAI dan minat siswa menempuh pendidikan di MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang digabungkan untuk memperoleh gambaran tentang hubungan diantara keduanya. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel. 05

Tabulasi Nilai Pengembangan Kurikulum PAI dan Nilai Minat Siswa Menempuh Pendidikan di MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang

Tahun Pelajaran 2020/2021

3. Analisa Data

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisa data ini adalah sebagai berikut: (1). Merumuskan hipotesis nol, (2). Menyusun tabel kerja, (3).Memasukkan data kedalarn rumus, (4). Menguji nilai r.

1) Merumuskan Hipotesis Nol (H0)

Untuk menyelesaikan proses analisa statistik ini, terlebih dahulu mengubah hipotesis alternatif yang diajukan pada Bab I menjadi hipotesis nol, yaitu : Tidak ada hubungan antara pengembangan kurikulum PAI dengan minat siswa menempuh pendidikan di MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang Tahun Pelajaran 2020/2021.

No Mata Pelajaran

Hasil Angket Pengembangan

kurikulum PAI

Hasil Angket Minat siswa menempuh pendidikan

1 Al-Qur’an Hadits 80 72.75

2 Akidah Akhlak 85 71.75

3 Fiqih 75 70.12

4 SKI 95 68.75

5 Bahasa Arab 90 70.25

(17)

17

2) Menyusun Tabel Kerja

Sesuai dengan rumus yang digunakan untuk menganalisa data ini, maka selanjutnya dibuatkan tabel kerja untuk mengetahui besarnya komponen yang diperlukan. Dalam hal ini pengembangan kurikulum PAI madrasah dengan kode X dan minat siswa menempuh pendidikan dengan kode Y. Adapun tabel kerja yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Tabel. 06

Tabel Kerja Pengetesan Hipotesis tentang Hubungan Pengembangan Kurikulum PAI dengan Minat Siswa Menempuh Pendidikan di MA

Tarbiyatul Islamiyah Kopang Tahun Pelajaran 2020/2021

425 353,62

Mx = --- = 85 My = --- = 70,72

5 5

N SDx x

2

=

5

= 250 = 50

SDx = 7 , 071

Kode Guru

Kode

MP X Y x x2 y y2 xy

1 2 3 4 5

A B C D E

80 85 75 95 90

72,75 71,75 70,12 68,75 70,25

- 5 0 - 10

10 5

25 0 100 100 25

2,03 1,03 - 0,6 - 1,97 - 0,47

4,12 1,69 0,36 3,88 0,22

-10,15 0 6 -19,7 -2,35

Jml 425 353,62 250 10,27 -26,21

(18)

18

N SDy y

2

=

5 27 ,

= 10 = 2 , 054

SDy = 1 , 433

3) Memasukkan data ke dalam rumus:

y SD x SD N xy XY

r . = . ∑ . . .

433 , 1 071 , 7 5

21 , . 26

x xy x

r

=

66 , 50

21 , . − 26

xy = r

517 , 0 . xy = r

4) Menguji Nilai r

Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah nilai r.xy yang diperoleh dalam penelitian ini signifikan atau tidak, sehingga diketahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak.

Berdasarkan Taraf Signifikansi 5% dengan N=5 maka angka batas penerimaan Hipotesis Nol yang terdapat pada tabel r Product Moment menunjuk pada angka 0,878. Sedangkan r.xy yang diperoleh dalam penelitian ini kurang dari batas penerimaan hipotesis nol, atau r.xy < r.t atau 0,517 < 0,878. Ini berarti bahwa nilai r.xy atau hasil penelitian ini tidak signifikan, dengan demikian hipotesis nol DITERIMA

Dengan diterimanya Hipotesis Nol, maka hipotesis altematif (Ha) yang berbunyi: Ada hubungan antara pengembangan kurikulum PAI dengan minat siswa menempuh pendidikan di MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang Tahun Pelajaran 2020/2021, DITOLAK

E. Kesimpulan

(19)

19

Dengan ditolaknya hipotesis yang diajukan dalam Bab I. berarti dugaan yang disusun berdasarkan kerangka teori maupun asumsi ternyata tidak dapat dibuktikan secara empiris di lokasi penelitian. Dengan demikian hasil analisa ini menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum PAI di MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang tidak ada hubungannya dengan minat siswa menempuh pendidikan.

Dengan demikian hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada pengaruh antara pengembangan kurikulum PAI dengan minat siswa menempuh pendidikan di MA Tarbiyatul Islamiyah Kopang Tahun Pelajaran 2020/2021.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. “Prosedur Penelitian” Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2003. “Manajemen Penelitian” Rineka Cipta, Jakarta.

Anoraga, Panji. 2002 “Psikologi Kerja” Rineka Cipta, Jakarta.

A.M. Sardiman. 1986 “Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar” PT.

RajaGrafindo Persada, Jakarta

Ath – Thuwairaqi, Nawwal. 2004. “Sekolah Unggulan, Berbasis Sirah Nabawiyah” Darul Falah Jakarta

Bafadal, Ibrahim, 2003. “Manajemen peningkatan Mutu Sekolah Dasar”

Bumi Aksara Jakarta

Burhanuddin, Yusak. 1998. “Administrasi Pendidikan”, CV. Pustaka setia Bandung

Djamarah, Syaiful Bahri. 1994 “Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru

“Usaha Nasional, Surabaya.

Heidjarachman, 2000. “Manajemen Personalia “BPFE Yogyakarta

Margono, S. 2000. “Metodologi Penelitian Pendidikan” Rineka Cipta, Jakarta.

Nanang Fattah, 2000. “Landasan manajemen Pendidikan” PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Nawawi, Hadari. 1983. “Administrasi Pendidikan” Gunung Agung, Jakarta.

Poerwadarminta, WJS. 1986 “Kamus Umum Bahasa Indonesia”, Jakarta.

(20)

20

Prayitno. 2001. “Panduan pengawasan, Bimbingan dan Konseling di sekolah” Rineka Cipta Jakarta.

Riduwan. 2007. “Belajar Mudah Penelitian: untuk guru-karyawan dan peneliti pemula”, Alfabeta. Bandung

Siagian, Sondang P. 2002. “Manajemen Sumber Daya Manusia” Bumi Aksara, Jakarta.

---. 2002. “Fungsi-fungsi Manajerial” Bumi Aksara, Jakarta ---, 2004. “Kurikulum 2004, Pedoman Umum Pengembangan

Silabus” Depag RI. Jakarta

---, 2000. “Panduan Manajemen Sekolah” Depdiknas. Jakarta ---, 2005. “Standar nasional Pedidikan, PP No. 19 Tahun 2005

Tentang Standar Nasional Pendidikan”. Depag RI, Jakarta

---. 1995. “Teori Motivasi dan Aplikasinya” Rineka Cipta Jakarta Sudiono. 2004. “Manajemen Pendidikan Tinggi” Rineka Cipta, Jakarta.

Supomo. 2000. “Metodologi Penelitian” PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sutaryadi. 2000. “Administrasi Pendidikan” Usaha Nasional, Surabaya.

Syah, Muhibbin. 2003. “Psikologi Belajar “PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Nelayan bagan perahu di Kelurahan Dufa-Dufa Kota Ternate yang beroperasi di perairan Teluk Dodinga masih mengandalkan lampu petromaks sebagai alat bantu penangkapan

Pada pengamatan morfologi Namalycastis dari Sunda Kelapa dan Way Belau ditemukan adanya lima karakter yang mengalami anomali yaitu anomali antena, mata, tentakular cirri,

dengan membawa Dokumen Asli dan salinannya sebagaimana tertuang dalam formulir isian kualifikasi serta hardcopy penawaran asli.

Menurut Uno (2011), pembelajaran yang aktif dalam artian aktif dalam strategi ini adalah memosisikan guru sebagai orang yang menciptakan susana belajar yang kondusif atau

[r]

Selain pendidikan formal yang masih kurang, permasalahan rendahnya kualitas sumber daya manusia juga diakibatkan banyak masyarakat yang belum memiliki ketrampilan

Sound Engineer merupakan sebuah profesi yang melakukan kegiatan mengolah suara, baik itu recording, mixing, ataupun mastering untuk menghasilkan sebuah karya suara yang