• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Teknik Penyusunan Peraturan Daerah - Unud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PDF Teknik Penyusunan Peraturan Daerah - Unud"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

Risalah berjudul Teknik Penyusunan Peraturan Daerah ini menjelaskan tentang pemanfaatan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan dalam pembentukan peraturan daerah. JUDUL  Judul Peraturan Perundang-undangan memuat keterangan tentang jenis, nomor, tahun diundangkan atau ditetapkan, dan nama Peraturan Perundang-undangan. Kedudukan pembentukan Peraturan Perundang-undangan seluruhnya ditulis dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah margin dan diakhiri dengan koma.

Kewaspadaan memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi pertimbangan dan alasan dibentuknya peraturan hukum. Kekuasaan dasar untuk membuat peraturan perundang-undangan; dan B. Peraturan perundang-undangan yang mengarahkan terbentuknya peraturan hukum. jenis dan nama peraturan perundang-undangan. BAGIAN Batang Tubuh Peraturan Perundang-undangan memuat keseluruhan isi Peraturan Perundang-undangan yang dirumuskan dalam suatu pasal atau beberapa pasal.

Penjelasan tersebut merupakan penafsiran resmi bagi terbentuknya peraturan hukum tentang standar tertentu dalam badan tersebut. Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara. Gede Marhaendra Wija Atmaja|2017| 10 ra atau pejabat yang berwenang melalui tata cara yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Judul Peraturan Perundang-undangan memuat keterangan tentang jenis, nomor, tahun diundangkan atau diundangkan, dan nama Peraturan Perundang-undangan.

MERUMUSKAN JUDUL

Gede Marhaendra Wija Atmaj|2017| 11 isi sebagai norma hukum memerlukan penafsiran khusus, mengingat terbatasnya waktu dan halaman dalam menyusun pembahasan ini. Nama peraturan perundang-undangan disusun secara singkat hanya dengan menggunakan 1 (satu) kata atau frasa, namun pada dasarnya maknanya mencerminkan dan mencerminkan isi peraturan perundang-undangan. Perlu dikaji isi rancangan peraturan daerah tersebut, ternyata memuat ketentuan tentang rehabilitasi, tetapi juga memuat ketentuan tentang psikotropika dan zat adiktif lainnya serta prekursor narkotika.

Aturan kehati-hatian memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang dipertimbangkan dan alasan terbentuknya ketentuan hukum. Pokok-pokok pikiran pembukaan suatu undang-undang, peraturan daerah provinsi, atau peraturan daerah kabupaten/kota mengandung unsur filosofis, sosiologis, dan hukum yang menjadi pertimbangan dan alasan pembentukannya, yang penulisannya ditempatkan berurutan dari filosofis, sosiologis. dan sah. . Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk memperhatikan pandangan dunia, kesadaran dan cita-cita hukum, yang meliputi suasana spiritual dan falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3 MERUMUSKAN PEMBUKAAN

Bila pembukaan memuat lebih dari satu bacaan, maka susunan remunerasi akhir berbunyi sebagai berikut (TPPu 23 : Kotak : Contoh Pembukaan Peraturan Daerah Provinsi) Menimbang : a.Sebelumnya telah dikemukakan TPPU 19, pokok pikiran dalam pertimbangan Peraturan Daerah Provinsi atau Peraturan Daerah Kabupaten/Kota mengandung unsur filosofis, sosiologis, dan hukum yang menjadi pertimbangan dan alasan pembentukannya. Peraturan Daerah Provinsi atau Peraturan Daerah Kabupaten/Kota mengandung unsur filosofis, sosiologis, dan hukum yang menjadi pertimbangan dan alasan pembentukannya, yang penulisannya ditempatkan berurutan dari filosofis, sosiologis, dan hukum.

Untuk menentukan sumber kewenangannya, dapat dilihat dari kemungkinan bahwa Peraturan Daerah yang dimaksud dapat memuat inisiatif terkait mata pelajaran baru atau tidak. Apabila Peraturan Daerah yang bersangkutan dapat memuat prakarsa mengenai pokok-pokok baru, maka sumber kewenangan pembentukan Peraturan Daerah itu adalah atribusi undang-undang. Apabila Peraturan Daerah yang bersangkutan tidak dapat memuat prakarsa mengenai pokok-pokok baru, maka sumber kewenangan pembentukan Peraturan Daerah itu adalah delegasi legislatif.

Peraturan Daerah jenis ini dapat disebut dengan peraturan daerah delegasi atau peraturan daerah yang bersifat delegatif (Atmaja 2016). Peraturan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi (tugas otonomi dan bantuan), sumber kewenangan pembuatannya adalah peruntukan yang sah, karena ada kebebasan untuk mengatur pokok-pokok baru. Peraturan Daerah untuk pengembangan lebih lanjut peraturan hukum yang lebih tinggi, sumber kewenangan pembuatannya dapat dibedakan menjadi (1) peruntukan hukum, yang kemungkinan memuat inisiatif mengenai hal-hal baru;

Penyimpangan dari aturan hukum, muatan Peraturan Daerah untuk melaksanakan tugas otonomi dan pembantuan serta pengembangan lebih lanjut peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kurang tepat jika dirumuskan pertimbangan tersebut, apalagi tidak sesuai dengan TPPu 19 dan TPPu. 27. Begitu pula dengan Permendag Nomor 83 Tahun 2015 kurang tepat dimasukkan dalam pembukaan, karena tidak sesuai dengan TPPu 19 atau TPPu 27, dan lebih tepat dimasukkan dalam dasar hukum. Dasar hukum pembentukan Peraturan Daerah adalah Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Pembentukan Daerah, dan Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah (TPPu 39).

Dasar hukum angka 3 tidak termasuk landasan hukum formal sebagaimana dimaksud dalam TPPu 27, namun dalam praktiknya hal tersebut sudah menjadi kebiasaan dalam pembentukan Peraturan Daerah. Gede Marhaendra Wija Atmaja|2017| 18 Keputusan Gubernur kurang layak dijadikan landasan hukum pembentukan Peraturan Daerah, karena bukan merupakan peraturan perundang-undangan. Batang Tubuh Peraturan Perundang-undangan memuat seluruh isi Peraturan Perundang-undangan yang dirumuskan dalam satu pasal atau beberapa pasal.

MERUMUSKAN BATANG TUBUH

Pengelompokan materi muatan dirumuskan secara lengkap sesuai dengan kesamaan materi yang bersangkutan, dan apabila ada materi muatan yang diwajibkan tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam kerangka aturan yang ada, maka materi tersebut dimuat dalam bab tentang ketentuan lain-lain ( TPPU 63 ). . Kata atau ungkapan yang terdapat pada ketentuan umum hanyalah kata atau ungkapan yang digunakan secara berulang-ulang pada pasal atau pasal berikutnya. Apabila suatu kata atau ungkapan hanya digunakan satu kali, tetapi makna kata atau ungkapan itu diperlukan untuk suatu bab, paragraf, atau bagian tertentu, maka kata atau ungkapan itu diberi pengertian (TPPu 102, 105).

Apabila rumusan definisi suatu peraturan hukum diubah pada peraturan hukum yang akan dirumuskan, maka rumusan definisi tersebut harus sama dengan rumusan definisi dalam peraturan hukum yang telah berlaku (TPPu 103). Pembentukan batasan pengertian suatu peraturan perundang-undangan dapat berbeda dengan pembentukan peraturan perundang-undangan lainnya karena disesuaikan dengan kebutuhan terkait dengan muatan materi yang diatur (TPPu 104). Karena batasan makna atau definisi, singkatan atau akronim memperjelas makna suatu kata atau frasa, maka tidak ada batasan makna atau definisi, singkatan atau akronim.

Gede Marhaendra Wija Atmaja|2017| Pasal 20 harus dijelaskan, oleh karena itu harus dirumuskan secara lengkap dan jelas agar tidak menimbulkan makna ganda (TPPu 107). Huruf awal setiap kata atau istilah yang telah didefinisikan atau diberi arti terbatas dalam ketentuan umum ditulis dengan huruf kapital, baik digunakan dalam norma yang diatur, penjelasan, maupun dalam lampiran (TPPu 108). Apabila rumusan definisi suatu peraturan perundang-undangan dirumuskan kembali dalam peraturan perundang-undangan yang akan dibentuk, maka rumusan definisi tersebut harus sama dengan rumusan definisi dalam peraturan perundang-undangan yang telah berlaku.

Materi pokok yang diatur ditempatkan tepat setelah bab ketentuan umum, dan apabila tidak ada pengelompokan bab, maka materi pokok yang diatur ditempatkan setelah pasal atau beberapa pasal ketentuan umum (TPPu 110). Pembagian materi pokok menjadi kelompok-kelompok kecil dilakukan sesuai dengan kriteria yang dijadikan dasar pembagiannya. Tata cara pembentukan Peraturan Daerah yang mengelompokkan subjeknya diatur secara rinci pada kotak berikutnya, berbeda dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri yang menjadi dasar hukum pembentukannya.

MUTASI PERANGKAT DESA

LARANGAN PERANGKAT DESA

PENGANGKATAN PERANGKAT DESA

PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

KEKOSONGAN JABATAN PERANGKAT DESA

UNSUR STAF PERANGKAT

KEKOSONGAN JAB- ATAN PERANGKAT DESA

UNSUR STAF PERANGKAT DESA

PENINGKATAN KAPA- SITAS PERANGKAT DE-

PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT PERANGKAT DESA

PENINGKATAN KA- PASITAS PERANGKAT DESA

PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Yang dimaksud dengan pemanfaatan ruang yang berdampak besar di luar wilayah Kabupaten/Kota adalah pemanfaatan ruang yang berdampak langsung atau tidak langsung antar kabupaten/kota yang dapat merugikan lingkungan fisik dan kehidupan sosial budaya masyarakat setempat dan masyarakat Bali. masyarakat pada umumnya, seperti : pembangunan villa di kawasan terbuka hijau, kawasan keramat, kawasan keramat dan kawasan lindung lokal lainnya. Akomodasi mengacu pada fasilitas pelayanan usaha yang menyediakan akomodasi secara umum, dapat berupa hotel, villa, kabin wisata, tempat perkemahan. Gede Marhaendra Wija Atmaj|2017| 34 hari, singgah di Karapan dan akomodasi lainnya termasuk kolam renang, restoran dan spa.

Yang dimaksud dengan Hulu adalah posisi ruang yang mengarah ke gunung, ke arah terbitnya matahari, ke atas atau ke arah lain yang diyakini oleh penduduk setempat lebih diprioritaskan. Yang dimaksud dengan Teben adalah posisi ruang yang menghadap ke laut, terbenamnya matahari, ke bawah, atau ke arah lain yang diyakini warga sekitar kurang diprioritaskan. Dalam hal ketentuan peraturan perundang-undangan memerlukan lampiran, maka Badan menyatakan bahwa lampiran yang bersangkutan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ketentuan peraturan perundang-undangan (TPPu 192).

Sumber : Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali. Pembentukan suatu Peraturan Daerah melalui tahapan-tahapan, antara lain tahap penyusunan Rancangan Peraturan Daerah yang dilakukan sesuai dengan tata cara penyusunan Peraturan Perundang-undangan, sebagaimana tercantum dalam Lampiran II UU 12/2011. Sebagai peneliti di bidang penyusunan peraturan perundang-undangan, khususnya peraturan daerah, hendaknya praktik tersebut dijadikan sebagai bahan refleksi untuk menghasilkan karya yang sesuai dengan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan.

CATATAN AKHIR 8

Referensi

Dokumen terkait

Tindak pidana yang diatur dalam Peraturan Daerah ini adalah tindak pidana pelanggaran Peraturan Daerah, sedangkan terhadap pengusaha yang melakukan usaha budidaya

 Ketentuan pidana, setiap orang atau badang yang melanggar peraturan ini di pidana dengan pidana kurungan paling lama 6 bulan atau pidana denda paling banyak Rp.. Peraturan

pelayanan klasifikasi rumah sakit Daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4), dan ayat (6) diatur dalam Peraturan Menteri yang menyeienggarakan Urusan

Prolegda sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 memuat rencana pembentukan Peraturan Daerah, pokok materi yang akan diatur serta keterkaitannya dengan peraturan

Program Legislasi Daerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 memuat rencana pembentukan Peraturan Daerah, pokok materi yang akan diatur serta keterkaitannya

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 9 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 201 7 ten tang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Provinsi dan

(1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 Ayat (1) Peraturan Daerah ini, diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam)

Yaitu tidak tersedianya Legal drafter di Sekretariat Dewan perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jambi dan didalam perancangan serta pembentukan peraturan daerah Provinsi Jambi dan masih