• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Di Kabupaten Kota

N/A
N/A
2010246 JESSICA MARIA RUSJANTO

Academic year: 2023

Membagikan "Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Di Kabupaten Kota"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

Kerangka konseptual intervensi terpadu untuk mengurangi stunting yang diuraikan di atas merupakan panduan bagi pemerintah kabupaten/kota dalam mengurangi kejadian stunting. Pelaksanaan Intervensi Pengurangan Studi Terpadu dilakukan dengan pendekatan holistik, integratif, tematik, dan spasial (HITS).

Gambar 1.1. Distribusi Geografis Prevalensi Stunting menurut Provinsi
Gambar 1.1. Distribusi Geografis Prevalensi Stunting menurut Provinsi

Tujuan

Selain aturan dan kebijakan di atas, pemerintah pusat juga telah menyiapkan strategi nasional percepatan pencegahan hambatan. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi sebagai dasar untuk memastikan layanan berkualitas, peningkatan akuntabilitas dan percepatan pembelajaran. Pedoman ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman bagi kabupaten/kota dalam melaksanakan intervensi pengurangan hambatan secara terpadu mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

Pedoman ini dapat digunakan oleh provinsi untuk mengawal dan membimbing kabupaten/kota dalam melaksanakan upaya penurunan stunting secara terpadu. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Pangan dan Gizi, yang menetapkan RAN-PG, pedoman penyusunan RAD-PG dan pedoman pemantauan dan evaluasi RAN/RAD-PG. hal.

Dasar Hukum

Tujuan keseluruhan dari Strategi Nasional Stunting adalah untuk mempercepat pencegahan stunting melalui kebijakan dan lembaga yang ada. Keputusan Menteri Koordinator Kesejahteraan Masyarakat no. 11 Tahun 2014 tentang Tim Teknis Gerakan Nasional Pemajuan Perbaikan Gizi dan. Keputusan Deputi Bidang Kepegawaian Kementerian Negara/Badan Pembangunan No. 37/D.1/06/2014 tentang Kelompok Kerja Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi.

Organisasi merupakan elemen manajemen yang penting untuk memberikan arahan agar intervensi penurunan stunting secara terpadu dapat berjalan dengan baik, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, serta penilaian kinerja. Untuk menjamin efektivitas pelaksanaan intervensi terpadu penurunan stunting di daerah, diperlukan pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas antara pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah tingkat desa.

Pengantar

PENGORGANISASIAN

  • Pelaksana Kegiatan di Tingkat Kabupaten/Kota
  • Mekanisme Koordinasi Pelaksanaan Aksi Integrasi
  • Sumber Pembiayaan
  • Bantuan Teknis

Pemerintah Provinsi memberikan fasilitas dan dukungan teknis untuk meningkatkan kapasitas kabupaten/kota dalam melaksanakan tindakan integrasi yang efektif dan efisien. Tim yang ditunjuk oleh Bupati/Walikota bertanggung jawab melaksanakan seluruh tindakan integratif yang diperlukan untuk memastikan intervensi lintas sektoral dalam menurunkan stunting dapat dilaksanakan secara efektif di tingkat kabupaten/kota hingga ke tingkat desa. Misalnya saja pelaksanaan aksi integrasi #3 Rembuk Stunting dapat menggunakan anggaran Sekretariat Daerah (Sekda) atau Bappeda (untuk membiayai rapat koordinasi, konsultasi publik atau rapat kerja antar daerah pembangunan).

Pendanaan Aksi Integrasi #1 Analisis situasi untuk program pengurangan stunting dapat menggunakan anggaran Bappeda atau OPD (untuk mengumpulkan, memperbarui dan menganalisis data kinerja program dan kegiatan) atau anggaran analisis isu-isu strategis untuk perencanaan pembangunan. Kabupaten/kota dapat menggunakan bantuan teknis ini untuk memperkuat kapasitas dalam merancang dan/atau melaksanakan delapan Aksi Integrasi.

Gambar 2.1. Jadwal Tahapan Aksi Integrasi dan Penanggung Jawab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli  Agustus September Oktober November Desember Jan - Feb tahun n+1
Gambar 2.1. Jadwal Tahapan Aksi Integrasi dan Penanggung Jawab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan - Feb tahun n+1

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Analisis Situasi Program Penurunan Stunting (Aksi #1)

Dalam pelaksanaannya, Bappeda membentuk Tim Pelaksana Analisis Situasi yang melibatkan OPD yang bertugas memberikan intervensi gizi spesifik dan sensitif. Kabupaten/kota yang telah memiliki Tim Teknis RAD-PG dapat menggunakan tim ini untuk melakukan analisis situasi. Pada tahun pertama, tujuan analisis situasi lebih ditekankan untuk memberikan data dasar (baseline) integrasi intervensi program handicap kabupaten/kota.

Penyusunan rencana kegiatan diartikan sebagai rencana triwulan/kota untuk memantau pelaksanaan rekomendasi yang timbul dari analisis situasi. Mengkaji rekomendasi hasil analisis situasi untuk mengidentifikasi kegiatan yang harus dilaksanakan untuk melaksanakan setiap rekomendasi dan menentukan kegiatan pelaksanaan OPD.

Penyusunan Rencana Kegiatan (Aksi #2)

Pemerintah kabupaten/kota kemudian memadukan Rencana Kegiatan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan Rencana Kerja OPD. Luaran dari penyusunan Rencana Kegiatan ini adalah berupa program/rencana kegiatan untuk meningkatkan cakupan dan integrasi intervensi gizi pada tahun berjalan dan/atau tahun berikutnya. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengkomunikasikan Rancangan Rencana Kegiatan Intervensi Pengurangan Reduksi Terpadu kepada DPRD dan dukungan kebijakan anggaran yang diperlukan.

Bappeda memaparkan rancangan rencana aksi dalam konsultasi stunting untuk mendapatkan konfirmasi (terutama dari desa dan kabupaten) dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan. Kesepakatan konsultasi mengenai stunting mengenai rencana kegiatan pelaksanaan intervensi penurunan stunting terpadu menjadi dasar finalisasi dan pengesahan rencana kegiatan.

Tabel 3.1. Rencana Kegiatan Peningkatan Integrasi Intervensi Penurunan Stunting TAHUN ANGGARAN …………..
Tabel 3.1. Rencana Kegiatan Peningkatan Integrasi Intervensi Penurunan Stunting TAHUN ANGGARAN …………..

Rembuk Stunting (Aksi #3)

Pembahasan mengenai stunting merupakan langkah penting yang harus diambil oleh pemerintah kabupaten/kota untuk menjamin keterpaduan dalam implementasi intervensi penurunan stunting secara bersama-sama antara OPD yang bertanggung jawab di bidang pelayanan, lembaga/lembaga non pemerintah dan masyarakat. Komitmen pemerintah daerah dan OPD terkait agar program/kegiatan penurunan stunting dapat dimasukkan dalam RKPD/Renja tahun berikutnya. Rencana intervensi gizi terpadu untuk menurunkan stunting yang disepakati secara lintas sektoral akan dimasukkan dalam RKPD/Renja OPD tahun depan.

Hasil kegiatan konsultasi stunting menjadi landasan gerakan penurunan stunting di kabupaten dan kota, melalui integrasi program/kegiatan yang dilaksanakan antara OPD yang bertanggung jawab atas pelayanan dan partisipasi masyarakat. Integrasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa program/kegiatan penurunan stunting yang disepakati dalam Konferensi dan dituangkan dalam Rencana Kegiatan dimasukkan dalam RKPD, Renja OPD dan R-APBD/RAPBD-P dan dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi. jalan.

Tabel 3.3. Matriks Pemantauan Integrasi Rencana Kegiatan  Tahun 20… Tabel 3 4. Matriks Pemantauan Integrasi Anggaran Rencana Kegiatan  Tahun 20…
Tabel 3.3. Matriks Pemantauan Integrasi Rencana Kegiatan Tahun 20… Tabel 3 4. Matriks Pemantauan Integrasi Anggaran Rencana Kegiatan Tahun 20…

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN

Penetapan Peraturan Bupati/Walikota (Aksi #4)

Bupati/walikota sebagai penanggung jawab pelaksanaan intervensi gizi terpadu di kabupaten/kota memberikan wewenang kepada BPMD atau OPD yang bertanggung jawab di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa untuk menyusun peraturan bupati/walikota tentang peran desa dalam upaya pencegahan terpadu di desa. tingkat. Idealnya, Peraturan Bupati/Walikota tersebut harus diselesaikan paling lambat pada bulan Mei tahun berjalan agar hasilnya dapat digunakan untuk proses perencanaan dan penganggaran tahunan di kota tersebut pada tahun berjalan dan/atau tahun berikutnya. BPMD atau OPD yang bertanggung jawab di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa membentuk Tim Penyusun untuk menginisiasi Rancangan Peraturan Bupati/Walikota dengan melibatkan OPD terkait lainnya.

Kelompok perumus mengidentifikasi peraturan kabupaten/walikota yang ada mengenai desa yang ada dan mengidentifikasi kebutuhan untuk merevisi atau membuat peraturan kabupaten/walikota baru untuk mendukung upaya penurunan stunting. BPMD atau OPD yang bertanggung jawab di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa meneruskan rancangan akhir Peraturan Bupati/Walikota kepada Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah untuk ditandatangani.

Pembinaan Kader Pembangunan Manusia (Aksi #5)

Kerangka Pembangunan Manusia (HDFs) adalah kerangka kerja yang fungsinya membantu desa dalam memfasilitasi implementasi intervensi pengurangan hambatan terpadu di tingkat desa. Dukungan pemerintah kabupaten/kota dalam hal ini BPMD atau OPD yang bertanggung jawab di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa sangat penting untuk memastikan mobilisasi kader pembangunan manusia (selanjutnya disebut kader) di seluruh kota berjalan dengan baik. dan kinerja kader dapat optimal sesuai dengan tugas dan tanggung jawab perannya. BPMD atau OPD yang bertanggung jawab di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa bertugas memberikan pembinaan kepada desa dalam kegiatan pengerahan KPM di Desa.

BPMD atau OPD yang bertanggung jawab di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa melakukan sosialisasi mengenai peran dan tanggung jawab KPM dalam rangka pengarusutamaan penurunan stunting di tingkat desa kepada OPD terkait di kabupaten/kota. BPMD atau OPD yang bertanggung jawab terhadap pemberdayaan masyarakat dan desa sebaiknya mengembangkan pola dukungan terhadap peningkatan kinerja KPM dengan mengembangkan peran kecamatan dalam pembinaan KPM, serta sistem pelatihan dan insentif terhadap kinerja KPM.

Sistem Manajemen Data (Aksi #6)

Sistem Pengelolaan Data Intervensi Penurunan Stunting merupakan upaya pengelolaan data di tingkat kabupaten/kota hingga tingkat desa, yang akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan aksi terpadu lainnya, serta digunakan untuk membantu pengelolaan program penurunan simpanan secara terpadu. . /kegiatan. Sistem pengelolaan data mencakup data pada setiap indikator mulai dari data stunting hingga cakupan intervensi pangan yang spesifik dan sensitif. Sistem pengelolaan data merupakan bagian dari pengelolaan sumber daya informasi yang mencakup seluruh kegiatan mulai dari identifikasi kebutuhan data, pengumpulan data hingga penggunaan data, untuk menjamin informasi yang akurat dan terkini. .

Kegiatan dalam sistem pengelolaan data akan bersinggungan dengan aspek kebijakan, akan menggunakan dan mendukung mekanisme yang beroperasi di kabupaten/kota, serta tidak lepas dari dukungan teknologi informasi dalam pengumpulan dan pengelolaan data.

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pengukuran dan Publikasi Stunting (Aksi #7)

Kabupaten/kota disarankan untuk menggabungkan data gizi yang berasal dari fasilitas kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit, Posyandu) berdasarkan nama dan alamat, berkoordinasi dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan. Dinas kesehatan kabupaten/kota menyusun jadwal dan menyiapkan sumber daya manusia, logistik, dan pembiayaan yang diperlukan untuk pengukuran sesuai opsi platform yang dipilih. Dinas Kesehatan mengolah data pengukuran dengan mengikuti aturan pengolahan data yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dalam pedoman penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota.

Hasil analisis data kemudian disebarluaskan dan dipublikasikan di berbagai tingkat mulai dari tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten/kota. Tinjauan kinerja tahunan merupakan tinjauan yang dilakukan pemerintah kabupaten/kota terhadap pelaksanaan program dan kegiatan terkait penurunan stunting dalam satu tahun terakhir.

Gambar 5.1. Tikar Pertumbuhan
Gambar 5.1. Tikar Pertumbuhan

Reviu Kinerja Tahunan (Aksi #8)

Implementasi program/kegiatan terkait penurunan stunting ditinjau dari realisasi output (target kinerja cakupan intervensi gizi spesifik dan sensitif). Dalam pelaksanaannya, dibentuk Tim Pelaksana Tinjauan Kinerja yang melibatkan seluruh OPD yang bertanggung jawab melaksanakan intervensi gizi spesifik dan sensitif. e. Idealnya hal ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Februari tahun n+1 agar informasi hasil penilaian kinerja dapat digunakan sebagai masukan dalam proses penyusunan rencana kegiatan pada tahun berikutnya. F.

Hasil tinjauan kinerja tahunan dituangkan dalam laporan konsolidasi untuk mendokumentasikan informasi kinerja, hambatan yang dihadapi dan rekomendasi langkah perbaikan ke depan. Departemen Dalam Negeri setiap tahun akan menilai kinerja kabupaten/kota dalam melaksanakan upaya intervensi gizi prioritas terpadu.

PENILAIAN KINERJA DAERAH

Dalam pelaksanaannya, Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah melimpahkan tugas penilaian kinerja kepada pemerintah provinsi yang berperan memimpin penilaian kinerja kabupaten/kota di daerahnya masing-masing. Pelaksanaan penilaian kinerja kabupaten/kota pada tingkat provinsi dilakukan oleh Sekretariat Daerah dan Bappeda yang ditunjuk oleh Gubernur, sedangkan penanggung jawab keseluruhan adalah Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri. Untuk penilaian ini, Tim Koordinasi Intervensi Penurunan Stunting Terpadu mengoordinasikan materi yang diperlukan untuk penilaian kinerja di tingkat kabupaten/kota.

Hasil akhir yang akan dinilai adalah peningkatan cakupan intervensi gizi spesifik dan sensitif di lokasi fokus penanganan stunting dan peningkatan cakupan rumah tangga sasaran yang mengakses intervensi gizi terpadu. Oleh karena itu, penilaian kinerja dilakukan secara bertahap berdasarkan kerangka hasil di bawah ini (Gambar 6.1).

Gambar

Gambar 1.1. Distribusi Geografis Prevalensi Stunting menurut Provinsi
Gambar 1.2. Kerangka Penyebab Masalah Stunting di Indonesia
Gambar 1.3. Dampak Stunting terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia 8
Gambar 1.4. Kerangka Konseptual Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Vdi kit qud hai trong sd boh gid thuyet dUdc chap nhdn, nghien cOu dd khdng dinh tdm quan trgng cua trach nhiim oca hgi ddi vdi khdch hdng vd moi trUdng trong viic ndng cao danh tieng