Tersedianya rujukan kepada UPTD Puskesmas Ngoro dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi pada pelayanan kesehatan dasar. Menetapkan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan (kebijakan, menetapkan panitia/tim/penanggung jawab PPI, memberikan pedoman/panduan/SOP pelaksanaan PPI) dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan;
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI 1. Tujuan PPI
Manfaat PPI
Mengurangi atau meminimalkan kejadian infeksi terkait pelayanan kesehatan pada pasien, petugas dan pengunjung serta masyarakat sekitar fasilitas kesehatan sehingga pelayanan hemat biaya; Dapat memberikan gambaran atau informasi mengenai mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas sesuai standar yang berlaku;
Strategi Implementasi PPI
10 penularan infeksi, baik pada saat pelayanan di dalam fasilitas kesehatan maupun pelayanan di luar fasilitas kesehatan; Pengelolaan sumber daya dapat lebih efektif dan efisien melalui pengelolaan PPI mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pembinaan, pemantauan dan evaluasi (audit) serta pelaporan kejadian infeksi.
KEWASPADAAN ISOLASI
KEWASPADAAN STANDAR
Tujuan
Prinsip Kebersihan Tangan
12 agen kepada pasien atau pengguna jasa atau sebaliknya pada saat melakukan prosedur aseptik atau pada saat memberikan pelayanan kesehatan dengan melakukan kebersihan tangan sesuai 5 momen sesuai standar PPI. 13 k) Kertas sekali pakai sebagai pengering tangan, jika tidak...bisa menggunakan handuk sekali pakai lalu dicuci kembali; .. l) Melakukan pemeriksaan rutin terhadap kepatuhan kebersihan tangan.
Jenis-Jenis Kebersihan Tangan
Indikasi Dan Prosedur Kebersihan Tangan
Pembersih tangan berbahan dasar alkohol digunakan untuk membersihkan tangan jika tidak tampak kotor atau terkontaminasi atau jika tempat mencuci tangan dengan air mengalir sulit dijangkau (misalnya di ambulans, perawatan di rumah, imunisasi di luar gedung, gangguan pasokan air). Banyak obat gosok tangan kemasan pabrik tersedia dalam produk siap pakai (ikuti petunjuk penggunaan dari pabriknya) atau siapkan alkohol tangan dengan mencampurkan 97 ml alkohol 70% ke dalam 3 ml gliserin.
Prinsip Penggunaan APD
Penggunaan APD yang efektif harus didasarkan pada potensi paparan, dampak penularan, dan pemahaman tentang pengoperasian dasar setiap jenis APD yang akan digunakan. 16 b) Seluruh APD yang digunakan harus memenuhi standar. keselamatan, perlindungan dan keamanan pasien/staf sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Jenis, Tujuan Dan Indikasi Penggunaan APD a) Pelindung Kepala (Topi)
Gaun steril yang digunakan dalam prosedur pembedahan untuk mencegah paparan cairan tubuh, darah, sekresi, ekskresi, dan kontaminan lainnya selama prosedur pembedahan. e) Sarung tangan i. Selipkan jari-jari tangan Anda yang tidak dicintai di bawah sisa sarung tangan di pergelangan tangan.
Tujuan
Jenis Dan Pengertian Limbah
Lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah menggunakan sarung tangan. Ikuti prosedur pembuangan alat pelindung diri bekas. Limbah non infeksius adalah setiap limbah yang tidak terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh, sekret dan sekret.
Pengelolaan Limbah Hasil Pelayanan Kesehatan, Didasarkan Pada Jenis Limbah, sebagai berikut
Pembuangan akhir limbah non infeksius dilakukan di tempat pembuangan akhir (TPA) yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. c) Pengelolaan limbah benda tajam. Pembuangan akhir limbah benda tajam dapat dilakukan dengan cara dibakar di incinerator atau dapat dikelola seperti limbah B3 lainnya.
Pengelolaan Peralatan Perawatan Pasien dan Alat Medis Iainnya
Limbah cair harus memenuhi baku mutu sesuai peraturan perundang-undangan sebelum dibuang; Seluruh alat atau perlengkapan kesehatan yang telah digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu (precleaned) dengan cara merendam seluruh permukaan alat kesehatan tersebut menggunakan enzim atau deterjen 0,8% atau glutaraldehid 2%, atau sesuai petunjuk pabrik selama 10-15 menit untuk menghilangkan noda. .darah, cairan tubuh. c) Membersihkan atau mencuci.
Prosedur sterilisasi pada peralatan Kritikal
Kemasannya harus mudah dibuka, isinya mudah dikeluarkan tanpa menimbulkan kontaminasi, tahan terhadap mikroorganisme, kuat, tahan lama, mudah digunakan, tidak mengandung bahan beracun, dan penyegelannya harus baik. vi) Bahan pengemas dapat berupa : kertas foil, plastik atau kain (linen). Gunakan sterilisasi panas kering pada 340 OF (170 oc) selama 1 jam atau pada 320 OF) selama 2 jam.
Proses desinfeksi peralatan semi kritikal
Proses DTT dengan cara perendaman dilakukan dengan bantuan cairan desinfektan (natrium hipokh/orit 5,25% yang tersedia di pasaran) atau Glutara/dehida 2% atau hidrogen peroksida 6% selama 15 - 20 menit. Proses DTT dengan cara merebus dan mengukus dilakukan dalam waktu 20 menit setelah air mendidih atau hingga terbentuk uap akibat air mendidih.
Penyimpanan instrumen atau peralatan steril
Manfaat
Prinsip pengelolaan linen
Sarana prasarana yang diperlukan
Penyimpanan linen bersih atau linen steril sebaiknya disimpan pada lemari yang kering dan bersih, lemari penyimpanan tidak boleh tercampur dengan linen kotor untuk mencegah terjadinya kontaminasi. Alur denah ruangan penerimaan cucian kotor dan bersih berbeda dengan prinsip pintu penerimaan-pengiriman satu arah.
Prinsip penyuntikan yang aman
Jangan menggunakan alat suntik yang sama untuk menyuntik lebih dari satu pasien meskipun alat suntiknya telah diganti. Semua jarum suntik bekas harus digunakan satu kali per pasien dan prosedur.
Sarana
Baki untuk meletakkan baki instrumen berisi obat suntik yang sudah disiapkan, kain kasa steril dan tisu alkohol sekali pakai, plester dan gunting, yang ditempatkan dalam mangkuk bersih. Jangan memberikan obat dosis tunggal kepada lebih dari satu pasien atau mencampur sisa obat dari vial atau ampul untuk pemberian berikutnya. viii.
Prosedur kebersihan pernapasan/etika batuk, sebagai berikut
Kebersihan pernafasan atau etika batuk adalah tata cara batuk atau bersin yang baik dan benar agar bakteri tidak menyebar di udara, tidak mengotori benda atau benda disekitarnya sehingga tidak menular ke orang lain. Mencegah meluasnya penyebaran bakteri atau virus melalui penularan melalui udara dan droplet, sehingga keselamatan dan kenyamanan orang lain tidak terganggu.
Pengertian
Prinsip penempatan pasien
Kombinasi pasien dalam satu ruangan untuk pasien isolasi sebaiknya memperhatikan jarak antar tempat tidur pasien minimal 1 meter. Melindungi kesehatan dan keselamatan staf, termasuk staf medis, perawat, bidan, dan staf pendukung, sebagai orang yang paling berisiko terkena penyakit menular karena berhubungan langsung dengan pasien yang menderita penyakit menular setiap saat atau karena paparan. dari lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan.
Prosedur perlindungan kesehatan
Jika cipratan mengenai mata, segera basuh mata dengan air mengalir dengan kepala dimiringkan ke area mata yang terkena cipratan. Terdapat sistem atau skema pendanaan yang disediakan PUSKESMAS bagi petugas kesehatan yang membutuhkan layanan kesehatan setelah terpapar.
Tata laksana pasca pajanan, sebagai berikut
Pembersihan area luka dilakukan dengan air mengalir tanpa dipijat dengan tujuan mengeluarkan darah (biarkan darah keluar secara pasif) kemudian dicuci dengan sabun dan air mengalir.
Alur paparan pasca pajanan, setiap PUSKESMAS membuat alur pasca pajanan
KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI
59 mencegah dan memutus rantai penularan penyakit melalui kontak, droplet, udara, kendaraan, dan media pembawa (serangga dan hewan pengerat). Kewaspadaan kontak adalah tindakan pencegahan yang dirancang untuk mencegah infeksi yang ditularkan melalui kontak langsung (menyentuh kulit yang terinfeksi, lesi, sekresi atau cairan tubuh) atau kontak tidak langsung (dengan tangan staf atau orang lain ketika mereka menyentuh peralatan, air, makanan atau sumber daya lainnya). . ).
Prinsip kewaspadaan pada transmisi kontak, sebagai berikt
Prosedur PPI pada transmisi kontak, sebagai berikut
Prinsip kewaspadaan pada transmisi droplet, sebagai berikut
Lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan sekitar pasien dengan menggunakan sabun dan air atau cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol. Mendidik petugas/keluarga untuk menjaga kebersihan tangan dan melakukan tindakan pencegahan isolasi untuk mencegah penyebaran infeksi kepada diri mereka sendiri atau pasien lain.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DENGAN PENERAPAN BUNDLES HAIs DAN PPI PADA PENGGUNAAN PERALATAN KESEHATAN
- Penerapan Bundles HAIs, antara lain
- Tujuan
- Penerapan Bundles ISK, terdiri dari
- Penerapan Bundles PLABSI (a) Bundle insersi
- Dampak Iain akibat pemasangan peripheral intravenous line (Infus)
- nerapan Bundle IDO pada tindakan Superficial Incision Surgical Site Infection
- PPI Pada Penggunaan Peralatan Kesehatan Lainnya, meliputi
- Sarana dan Persiapan
Tujuannya untuk mencegah terjadinya infeksi silang akibat penggunaan alat bantu pernafasan (oksigen hidung) yang tidak memenuhi standar. 3) Fasilitas dan persiapan. Bertujuan untuk mencegah infeksi sekunder atau infeksi silang akibat perawatan luka yang tidak standar.
PENGGUNAAN ANTIMIKROBA YANG BIJAK
- Pengertian
- Prinsip penggunaan antimikroba yang bijak
- Klasifikasi Antibiotik berdasarkan WHO
- Penggunaan antimikroba berdasarkan Indikasi a) Antibiotik terapi
- Tahapan penerapan penggunaan antibiotik secara bijak di Puskesmas
Penggunaan antibiotik untuk terapi empiris adalah penggunaan antibiotik pada infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penyebabnya. Penggunaan antibiotik untuk terapi definitif adalah penggunaan antibiotik pada kasus infeksi yang diketahui jenis bakteri penyebab infeksi dan pola resistensinya.
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 1. Pengertian
Ketentuan pendidikan dan pelatihan PPI bagi staf PUSKESMAS
Peningkatan pelayanan farmasi klinik dalam pemantauan penggunaan antibiotik, v. Meningkatkan penanganan kasus infeksi secara multidisiplin dan terpadu. vi.
Sosialisasi kepada masyarakat,
SURVEILANS 1. Pengertian
- Tujuan Surveilans
- Sasaran
- Penetapan Numerator dan Denominator
- Tahapan Surveilans a) Perencanaan
ISK merupakan infeksi yang terjadi akibat penggunaan kateter menetap dalam waktu 2 x 24 jam, terdapat tanda-tanda infeksi : demam (>38ºC), disuria, nyeri suprapubik, urin berubah warna dan pada anak (hipotermia <37ºC, bradikardia). apnea) dan tes laboratorium positif untuk bakteri. b) Infeksi Tempat Bedah (SSI). Jumlah pasien yang mengalami abses gigi setelah melakukan perawatan gigi (yang sebelumnya tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi) pada layanan IJKP dan UKM. aku aku aku.
Pelaporan Hasil Surveilan
Laporan kegiatan hasil surveilans PPI di Puskesmas dibuat secara lengkap dan berkesinambungan untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan PPI. Laporan dibuat secara berkala, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (bulanan, triwulanan, semesteran, tahunan atau sewaktu-waktu apabila diperlukan).
Maksud
Prinsip
Lingkup penerapan PPI pada setiap pelayanan di Puskesmas
Tantangan Penerapan PPI di Puskesmas
101 ibu dan bayinya, pemeriksaan lansia (Posbindu), pemeriksaan kesehatan pekerja (Pos UKK), pemeriksaan kesehatan anak sekolah (UKG/UKGS), pemberian FE, vitamin A, obat cacing, dll. Misalnya pelayanan kesehatan di Posyandu, Posbindu, sekolah, pesantren, rumah kampung, rumah warga, stadion, tempat pengungsian, pabrik, perkebunan dan lain-lain.
Edukasi PPI pada pengguna atau sasaran pelayanan
Tempat pelayanan: pelayanan diberikan pada suatu tempat, lingkungan, infrastruktur yang terbatas, tidak dipersiapkan secara khusus sebagai tempat pelayanan kesehatan, termasuk aspek keamanan dan keselamatan petugas yang sering luput dari perhatian. Perlengkapan pelayanan di luar gedung/luar Puskesmas menurut Peraturan Menteri Kesehatan 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas (lihat halaman 116 dan seterusnya) meliputi: Perlengkapan Kesehatan Masyarakat, Perlengkapan Imunisasi, Perlengkapan UKS/UKGS, Perlengkapan Bidan, Perlengkapan Posyandu, Perlengkapan Sanitasi, Kit Posbindu, dan Kit SDIDTK (stimulasi deteksi dini dan intervensi tumbuh kembang).
Penerapan PPI pada pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di dalam dan di luar fasilitas pelayanan kesehatan
Untuk UKM, dalam Peraturan Menteri Kesehatan 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas terdapat lebih dari 200 kegiatan UKM (inti dan pengembangan), karena bentuk kegiatan UKM tersebut banyak dan berbeda-beda, maka penerapan PPI akan dibicarakan. 103 Catatan: Apabila terdapat kegiatan pelayanan UKP yang dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan, maka penerapan PPI sama dengan penerapan PPI dalam IJKP di fasilitas pelayanan kesehatan.
PENERAPAN PPI PADA PEI-AYANAN DIDALAM FASILITAS KESEHATAN YANG BEERSIFAT UKP DAN/ATAU UKM
- PPI PADA PELAYANAN PENDAFTARAN DAN REKAM ME-DIS
- PPI PADA PELAYANAN PEMERIKSAAN UMUM
- PPI PADA PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
- PPI PADA PELAYANAN GAWAT DARURAT
- PPI PADA PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA
- PPI PADA PELAYANAN GIZI
- PPI PADA PELAYANAN LABORATORIUM
- PPI Pada Kegiatan Penjaringan atau Penapisan (Screening) a) Maksud
- PPI pada Kegiatan Kunjungan Sasaran (Rumah) a) Maksud
- PPI Pada Kegiatan Vaksinasi dan Tindakan Medis Lainnya
- PPI pada Kegiatan Distribusi atau Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
- PPI Pada Kegiatan Pelatihan, Penyuluhan dan Konseling a) Maksud
- PPI Pada Kegiatan Pemantauan, Pembinaan dan Pemberdayaan Masyarakat (UKBM)
Penerapan PPI pada pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) yang diberikan oleh Puskesmas dimaksudkan untuk memastikan bahwa pelayanan tersebut sesuai dengan prinsip. Penerapan PPI pada pelayanan kefarmasian dimaksudkan untuk memastikan pengelolaan pelayanan kefarmasian telah sesuai dengan prinsip dan prosedur PPI.
PENERAPAN PPI PADA PENYAKIT INFEKSI EMERGING
- Perkembangan Kasus Penyakit Infeksi Emerging
- Perlindungan Kesehatan Pada Masyarakat a) Upaya pencegahan (prevent)
- Budaya Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)
- Pelayanan Kesehatan pada Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) a) Petugas Kesehatan, sebagai berikut
- Pelayanan Kesehatan pada Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
144 Sumber penularan: sekitar 75% penyakit menular baru yang menyerang manusia adalah zoonosis, yaitu penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Menerapkan prosedur dan standar pencegahan penularan penyakit menular melalui kontak, droplet, dan udara sesuai dengan pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi yang ada atau yang dikeluarkan pada masa pandemi.
PENANGGULANGAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
- Penyakit Infeksi Emerging dan Penanggunalangan KLB
- Manajemen Investigasi
- Langkah-Langkah Investigasi KLB a) Persiapan lapangan
- Verifikasi Diagnosis KLB, Untuk memastikan diagnosis
- Penemuan kasus mencakup informasi
- Tindakan awal pada pasien perawatan akut dan non akut
- Indikator Keberhasilan Penanggulangan KLB
152 Acuan lain mengenai ketentuan teknis penanganan wabah, khususnya penyakit menular darurat, adalah pedoman investigasi epidemiologi dan pengobatan wabah yang dikeluarkan oleh Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kementerian Kesehatan. 6. Tim Respon Ledakan. a) Tim multidisiplin atau multisektor yang bekerja sama dalam penanganan wabah b) Anggota tim kesehatan adalah perawat atau dokter (IPCN/D).
KEBIJAKAN DAN PENGORGANISASIAN PPI Dl PUSKESMAS i. Kebijakan
- Persiapan Penyusunan Rencana Kegiatan PPI
- Analisis Situasi PPI
- Perumusan Masalah PPI
- Penyusunan Rencana 5 Tahunan dan Tahunan PPI
- Pengusulan Kegiatan PPI Ke Perencanaan Tingkat PUSKESMAS
159 7) Dapat menutup unit pelayanan atau fasilitas pelayanan kesehatan yang dianggap berpotensi menularkan penyakit untuk jangka waktu seperlunya berdasarkan usulan tim PPI atau koordinator PPI. Seluruh kebutuhan sumber daya (SDM, sarana prasarana dan alat kesehatan) terkait pelaksanaan PPI di Puskesmas dapat digambarkan dalam matriks perencanaan yang memuat nama kegiatan, volume, jadwal pelaksanaan, penanggung jawab, besaran anggaran yang dibutuhkan. dan sumber daya.
PELAKSANAAN PPI
- Sumber Daya Manusia
- Sarana, Prasarana dan Alat
- Pembiayaan
- Sistem Informasi
- Penilaian dan Pengendalian Risiko
- Pelaporan Kegiatan PPI
11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien pada Pasal 5 ayat 5 mewajibkan setiap fasilitas kesehatan untuk mengurangi risiko infeksi yang timbul selama pelayanan kesehatan. Menilai risiko infeksi yang berhubungan dengan fasilitas kesehatan, khususnya bangunan untuk konstruksi baru atau renovasi, dan lain-lain.