BAB I
LATAR BELAKANG MASALAH
Kota merupakan pusat pergerakan yang memiliki pengaturan kegiatan objek dan pemanfaatan ruang pada sebuah area secara kompleks dengan sistem kontrol parsial multi aspek. Sistem kontrol sosial yang paling dominan dan menjadi kunci pertumbuhan kota, diantaranya kondisi sosiopolitik dan sikap budaya yang bervariasi, dari individu ke individu lainnya, atau dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Kota dapat tumbuh, berkembang dan berubah dari waktu ke waktu dengan keunikan masing-masing, yang dipengaruhi oleh realitas tempat, sejarah, kebutuhan masyarakat, tradisi, nilai, rasa, politik dan ekonomi yang ada di dalamnya.1
Di era informasi mutakhir seperti sekarang ini, penyebaran informasi dalam waktu singkat bisa langsung mencapai seluruh penjuru dunia. Suatu peristiwa di satu kawasan bisa dengan segera diketahui oleh orang-orang di kawasan lain. Teknologi terkini memungkinkan suatu peristiwa langsung disiarkan dan ditonton oleh orang-orang di tempat lain yang jauh dari kawasan dimana suatu peristiwa tersebut terjadi.2
Selain itu, saat ini sudah banyak fasilitas internet yang bisa diakses oleh berbagai lapisan masyarakat dimana pun sehingga berbagai informasi dengan mudah bias diperoleh dan tersebar luas sehingga diketahui oleh orang banyak tanpa batas. Kondisi ini dimungkinkan karena telah terjadi pertukaran ide dan informasi baik langsung maupun tidak langsung yang menjadi sumber motivasi yang mendorong lahirnya ide-ide baru yang signifikan untuk terjadinya perubahan. Gerak perubahan sosial dan budaya yang sedang berlangsung di arena publik telah menyebabkan terjadinya perubahan besar pada masyarakat di berbagai kawasan planet ini, termasuk di wilayah perkotaan.
Untuk menjawab tantangan pada era digital, pelayanan publik berbasis elektronik secara mandiri mulai dilakukan sejumlah pemerintah daerah di Indonesia melalui terobosan program-program. Upaya peluncuran program pun salah satunya dilakukan Pemerintah Provinsi DKI
1 Alif Ilman Mansyur, Fitriani, Primanda Kiky Widyaputra, Ade Putra Ode Amane, Zainal Abidin, Bagas Narendra Parahita, Yusuf Adam Hilman, Nur Rahmawati & Amin Rais, James Sinurat, Rianto, Ahmadin, Ghufronudin, Sosiologi Perkotaan, (Bandung: Widina Bhakti Persada Bandung, 2023), hlm. 15.
2 Ibid., hlm. 170.
Jakarta melalui smart city. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai menerapkan konsep smart city pada kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama pada 15 Desember 2014.3
Smart city adalah konsep yang revolusioner dalam pengembangan kota yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, smart city mampu mengoptimalkan penggunaan sumber daya, meningkatkan efisiensi, dan menciptakan keberlanjutan yang berkelanjutan. Salah satu tujuan utama dari smart city adalah untuk memanfaatkan data dan teknologi yang ada untuk meningkatkan mobilitas di dalam kota.
Dengan menggunakan AI sebagai otak dari smart city, penggunaan transportasi dapat diatur dengan lebih efisien. Misalnya, AI dapat menganalisis data lalu lintas dari berbagai sensor yang terpasang di jalan- jalan kota untuk mengoptimalkan waktu perjalanan dan menghindari kemacetan. Selain itu, AI juga dapat mengatur sistem transportasi umum untuk mengurangi kepadatan kendaraan pribadi dan meningkatkan aksesibilitas bagi masyarakat. Selain itu, AI juga berperan penting dalam perbaikan layanan publik di smart city. Dengan memanfaatkan data dari berbagai sumber, seperti sensor pintar, AI dapat menganalisis kebutuhan masyarakat dan memberikan solusi yang tepat.
3 Kota Administrasi Daerah Khusus Jakarta, “Jakarta Smart City”, terdapat disitus http://interactive.smartcity.jakarta.go.id diakses pada tanggal 06 Maret 2024.
BAB II PERMASALAHAN
Walaupun penerapan AI sangat berperan dalam perkembangan smart city, terdapat permasalahan akibat implikasi etika yang perlu diperhatikan. Permsalahan utama yaitu tentang privasi dan keamanan data dalam kegiatan pengumpulan dan pengolahan data yang luas, ada risiko bahwa informasi pribadi warga dapat disalahgunakan. Dalam menjaga privasi warga, penting untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan oleh AI hanya digunakan untuk tujuan yang sah dan sesuai dengan hukum. Ini berarti bahwa data pribadi warga harus disimpan dengan aman dan hanya diakses oleh pihak yang berwenang.
Penting juga informasi kepada warga tentang apa yang dilakukan dengan data mereka dan memiliki kontrol penuh atas penggunaannya.
Selain masalah privasi, ada juga tantangan dalam hal keamanan data.
Dalam era digital ini, serangan siber menjadi semakin umum dan kompleks. AI, meskipun canggih dalam analisis dan prediksi, juga rentan terhadap serangan ini. Oleh karena itu, perusahaan dan pemerintah harus memiliki sistem keamanan yang kuat untuk melindungi data dari serangan yang tidak sah. Selain tantangan privasi dan keamanan data, ada juga implikasi etika yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan AI dalam smart city. Misalnya, dalam penerapan AI dalam sistem keamanan, ada risiko penggunaan kekuatan AI untuk tujuan diskriminatif atau penindasan.
Misalnya, jika AI digunakan untuk mengawasi warga, ada risiko bahwa AI akan memilih secara tidak adil dan diskriminatif terhadap kelompok tertentu berdasarkan ras, agama, atau latar belakang sosial mereka. Untuk mengatasi implikasi etika ini, peraturan dan regulasi yang jelas harus diterapkan. Ini akan memastikan bahwa penggunaan AI dalam smart city tidak melanggar hak asasi manusia dan prinsip keadilan.
Dengan melibatkan masyarakat, kita dapat memastikan bahwa perspektif yang berbeda dan kekhawatiran yang mungkin muncul dapat diakomodasi. Ini akan membantu mencegah adanya resistensi atau ketidakpercayaan terhadap penggunaan AI dalam smart city. Secara keseluruhan, meskipun AI memiliki potensi besar untuk perkembangan smart city, tantangan privasi, keamanan data, dan implikasi etika harus diperhatikan dengan serius.
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH A. Perjalanan Menjadi Sebuah Smart City
Menjadi kiblat bagi kota-kota lainnya dalam mengembangkan Smart City membuat Jakarta Smart City tidak main-main dalam merancang penunjang kompleksitas masalahnya. Dalam meningkatkan kualitas pengembangan konsep Smart City yang diusung, terdapat beberapa poin bagaimana Jakarta Smart City bisa berdiri hingga sampai saat ini.
Menurut data yang dihimpun melalui website resmi Jakarta Smart City, terdapat empat poin penting dalam perjalanan Jakarta menuju kota Smart City, diantaranya adalah:4
1. Menentukan definisi Smart City bagi Jakarta. Berbagai macam program smart yang mendorong ambisi Jakarta untuk menjadi Smart City telah berjalan.
Namun untuk dapat mengimplementasikan transisi yang utuh, Jakarta harus memiliki visi yang tepat tentang target yang dituju, serta sasaran dan ukuran terkait yang nyata, dapat diukur, dan dapat direalisasi.
2. Menentukan kondisi tertarget. Guna memfasilitasi hal tersebut, digunakan Smart City Wheel Framework, yakni sebuah metodologi yang telah dipraktikkan secara luas untuk memastikan sasaran kondisi yang tertarget dalam proses transisi Jakarta menjadi Smart City sebelum tahun 2025.
Serangkaian sasaran berkaitan dengan enam kategori Smart City yang saling terkait, yaitu smart living, smart mobility, smart governance, smart environment, smart economy, dan smart people, ditetapkan dan diterjemahkan menjadi ukuran spesifik untuk 25 subkategori dan 108 penentu yang terkait, ambisius, relevan, terukur, dan dapat dicapai.
3. Mengidentifikasi Kesenjangan. Kesenjangan tentu mampu diukur dengan cara membandingkan antara keadaan saat ini dengan keadaan target yang diidentifikasi pada masing masing kategori ‐ Smart City. Untuk itu, Jakarta Smart City hadir guna memetakan kesenjangan yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta dan berusaha untuk memecahkan permasalahan tersebut dengan bantuan teknologi. Pemetaan tersebut digunakan melalui aplikasi berbasis Qlue guna mengidentifikasi dimana permasalahan paling banyak timbul dan kemudian bagaimana JSC dapat menganalisis cara pemecahan masalah tersebut.
4. Mengusulkan Solusi. Melalui interpretasi tentang berbagai kesenjangan antara keadaan Jakarta saat ini dan keadaan yang ditargetkan, tahap selanjutnya ialah perumusan solusi untuk menjembatani kesenjangan tersebut. Guna memastikan bahwa Jakarta akan mencapai tujuan yang
4 Ardaninggar Luhtitianti, Menuju Masyarakat Indonesia 5.0: Perspektif dan Dinamika, (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2022), hlm. 35.
dimaksud, maka cetak biru (blueprint) dan peta pelaksanaan (roadmap) yang komprehensif juga perlu dikembangkan untuk memandu pelaksanaan dari solusi tersebut.
B. Kajian Sosiologi Hukum Peran AI Dalam Perkembangan Smart City di Jakarta
Teknologi kecerdasan buatan (AI) telah menjadi bagian integral dari perkembangan smart city di seluruh dunia. AI memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi, kualitas hidup, keamanan, dan pengelolaan sumber daya di kota-kota pintar (smart city). Kajian sosiologi hukum, bahwa smart city harus memiliki jaringan komunikasi yang kuat dan aman, serta sistem komputasi yang handal untuk mengelola data yang besar dan kompleks. Selain itu, penting juga untuk melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, perusahaan teknologi, dan masyarakat, dalam proses pengembangan smart city untuk memastikan adanya kerjasama yang efektif dan berkelanjutan.5
Dengan dukungan AI sebagai otak dari smart city, penggunaan sumber daya dapat dioptimalkan, layanan publik dapat ditingkatkan, dan partisipasi warga dapat ditingkatkan. Penting untuk terus mengembangkan infrastruktur dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk mencapai visi smart city yang berhasil. Adapun manfaat AI dalam kajian sosiologi hukum terkait peningkatan kualitas hidup berdasarkan interaksi masyarakat di smart city, antara lain:6
1. Mengelola dan Mobilitas di Smart City
Penerapan AI dalam pengelolaan lalu lintas adalah salah satu cara yang efektif untuk mengoptimalkan efisiensi transportasi. AI memiliki kemampuan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti kamera CCTV dan sensor lalu lintas yang ada di jalan. Data tersebut nantinya akan dianalisis oleh AI untuk mengetahui pola lalu lintas yang ada, memprediksi kemacetan yang mungkin terjadi, dan mengatur waktu lampu lalu lintas secara cerdas.
Penggunaan AI dalam transportasi adalah pengurangan kemacetan, waktu perjalanan, dan emisi polutan. Dengan adanya analisis data dan pengaturan lalu lintas yang cerdas, kemacetan di jalan dapat diminimalisir. Hal ini akan berdampak positif pada waktu
5 Farahani, “Perkembangan Kota Di Indonesia Dalam Menuju Konsep Smart city Dalam Upaya Memajukan Pusat Pemerintahan Dan Pariwisata” Kompas, 15 Februari 2020.
Https://Ekonomi.Kompas.Com/Read.Indonesia.
6 Dedi Supriyadi, Konsep Smart City Dalam Pembangunan Kota Di Indonesia, (Jakarta:
Pustaka Ceria, 2018), hlm. 114.
perjalanan pengguna, karena mereka dapat mencapai tujuan mereka dengan lebih cepat dan efisien.
Selain itu, AI juga membantu mengurangi emisi polutan karena dengan pengaturan lalu lintas yang lebih baik, kendaraan akan bergerak dengan lebih lancar dan tidak menghabiskan banyak bahan bakar. Dalam rangka menciptakan kota pintar yang lebih baik dan berkelanjutan, penggunaan AI dalam pengelolaan transportasi dan mobilitas sangatlah penting.
Dengan adanya AI, sistem transportasi dapat dioptimalkan secara efisien, waktu perjalanan dapat diperpendek, dan emisi polutan dapat dikurangi. Selain itu, pengguna juga akan mendapatkan akses ke transportasi umum yang lebih baik dan lebih nyaman. Dengan demikian, penggunaan AI dalam transportasi merupakan langkah yang tepat dalam menuju masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan.
2. Meningkatkan Keamanan dan Pencegahan Kejahatan di Smart City Dalam pengembangan smart city, keamanan memang menjadi aspek yang tak boleh diabaikan. Penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam sistem keamanan smart city dapat memberikan solusi yang efektif dan responsif. Dengan menggunakan teknologi AI, analisis video dan pengenalan wajah dapat meningkatkan keefektifan dalam mengidentifikasi kegiatan mencurigakan dan pelaku kejahatan.
Selain itu, dengan menganalisis data dari berbagai sumber, AI dapat memprediksi potensi kejahatan dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat. Hal ini akan memberikan keamanan yang lebih baik bagi masyarakat di smart city. Dengan responsibilitas yang lebih baik dan kemampuan dalam mengelola lalu lintas, AI juga dapat membantu meningkatkan efisiensi dan kenyamanan hidup di smart city.
Dalam hal ini, AI dapat mengumpulkan dan menganalisis data secara real-time untuk memprediksi potensi kejahatan yang mungkin terjadi. Berbagai faktor seperti pola kegiatan masyarakat, cuaca, dan pergerakan massa dapat diolah oleh AI untuk memberikan perkiraan potensi kejahatan di suatu area tertentu. Dengan demikian, langkah- langkah pencegahan yang tepat dapat diambil untuk mengurangi risiko kejahatan. Penerapan AI dalam sistem keamanan smart city juga dapat memberikan responsibilitas yang lebih baik. Dengan kemampuan AI untuk menganalisis data secara real-time, sistem keamanan dapat memberikan tanggapan yang cepat dan tepat dalam menghadapi situasi darurat.
3.
BAB IV KESIMPULAN
Dalam perkembangan smart city, AI memainkan peran yang sangat penting dalam meningkatkan efisiensi, kualitas hidup, keamanan.
Penerapan AI dalam smart city membawa banyak manfaat, seperti meningkatkan efisiensi energi, mengoptimalkan lalu lintas, meningkatkan keamanan, dan mengelola sumber daya dengan lebih baik. Namun, ada juga tantangan dan implikasi etika yang perlu diperhatikan dalam penggunaan AI.
Kajian dari sosiologi hukum, bahwa perlu adanya kebijakan dan regulasi yang jelas untuk memastikan bahwa penggunaan AI dalam pengembangan smart city tidak melanggar hak asasi manusia dan prinsip keadilan.
DAFTAR PUSTAKA
Alif Ilman Mansyur, Fitriani, Primanda Kiky Widyaputra, Ade Putra Ode Amane, Zainal Abidin, Bagas Narendra Parahita, Yusuf Adam Hilman, Nur Rahmawati & Amin Rais, James Sinurat, Rianto, Ahmadin, Ghufronudin, Sosiologi Perkotaan, (Bandung: Widina Bhakti Persada Bandung, 2023), hlm. 15.
Kota Administrasi Daerah Khusus Jakarta, “Jakarta Smart City”, terdapat disitus http://interactive.smartcity.jakarta.go.id diakses pada tanggal 06 Maret 2024.
Ardaninggar Luhtitianti, Menuju Masyarakat Indonesia 5.0: Perspektif dan Dinamika, (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2022), hlm. 35.
Farahani, “Perkembangan Kota Di Indonesia Dalam Menuju Konsep Smart city Dalam Upaya Memajukan Pusat Pemerintahan Dan Pariwisata”
Kompas, 15 Februari 2020.
Https://Ekonomi.Kompas.Com/Read.Indonesia.
Dedi Supriyadi, Konsep Smart City Dalam Pembangunan Kota Di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Ceria, 2018), hlm. 114.