TUBERCULOSIS
1. Najwa Syifa Salsabila Zuain (201000329) 2. Hafifah Danea Rosa Sihombing (201000112) 3. Catherine Verina Paulika (201000253)
4. Andjani Luthfiyyah (201000009) 5. Risa Angelina (201000163)
DEFINISI
TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobakterium Tuberculosis,
penularannya bisa melalui udara atau dahak penderita yang terinfeksi tuberkulosis paru.
Penularan TBC terjadi ketika seseorang tidak sengaja terkena droplet saat seseorang yang terinfeksi TBC bersin atau batuk.
PREVALENSI
• Menurut WHO, sebanyak 1,5 juta orang meninggal akibat penyakit TBC di tahun 2020. Penyakit ini merupakan penyakit dengan urutan ke–13 yang paling banyak menyebabkan kematian.
• Penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan Cina dengan jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.
FAKTOR RISIKO
•Sistem kekebalan tubuh lemah, seperti bayi, anak-anak, lansia, atau penderita HIV/AIDS, diabetes, kanker, dan gagal ginjal stadium akhir.
•Orang yang sedang menjalani pengobatan yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti kemoterapi
•Mengonsumsi obat imunosupresan(kelompok obat yang digunakan untuk menekan kerja sistem kekebalan tubuh),
•Perokok aktif
•Gaya hidup yang buruk, seperti menyalahgunakan narkoba atau mengonsumsi alkohol
•Orang yang tinggal dengan penderita TBC
•Petugas medis yang merawat pasien TBC
•Orang yang tinggal atau bekerja di lingkungan berisiko tinggi, misalnya panti jompo atau tempat penampungan tunawisma
•Orang yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh
GEJALA
• Batuk yang berlangsung lama (3 minggu atau lebih)
• Batuk biasanya disertai dengan dahak atau darah
• Nyeri dada saat bernapas atau batuk
• Berkeringat di malam hari
• Hilang nafsu makan
• Penurunan berat badan
• Demam dan menggigil
• Kelelahan
Host dari TBC adalah manusia (semua umur dapat tertular TBC), agentnya adalah Mycobakterium Tuberculosis dan environment nya adalah kondisi lingkungan rumah seperti ada atau tidaknya sinar UV, ventilasi yang buruk, kelembaban, suhu rumah dan kepadatan penghuni rumah.
Zat gizi yang dibutuhkan untuk pasien TB
• Tingkatkan asupan protein dengan mengonsumsi : daging tanpa lemak, telur, tempe, tahu, susu
• Kebutuhan lemak cukup, dengan mengutamakan sumber lemak jenuh seperti : kacang-
kacangan, minyak zaitun, alpukat, ikan,minyak nabati. Hindari pengolahan makanan dengan digoreng karena dapat merangsang batuk
• Perbanyak konsumsi zat gizi mikro untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh seperti : -Vitamin A : wortel, tomat, labu kuning, mangga.
- Asam askorbat / Vitamin C : jeruk, kiwi, strawberry, jambu biji - Zat besi : bayam, brokoli, ayam
- Seng : seafood susu dan ayam
-Vitamin D: ikan, kuning telur, susu dan produk susu -Selenium: ikan, daging, jamur
Makanan & Minuman yang Harus Dihindari
• Minuman beralkohol, minuman keras dapat menambah risiko kerusakan hati akibat beberapa obat yang digunakan untuk pengobatan TBC
• Minuman berkarbonasi
• Teh, kopi, atau minuman berkafein
• Tembakau dan produk tembakau
• Bumbu garam berlebih
• Produk olahan, seperti gula, gandum putih, dan nasi putih dalam jumlah besar
PENANGANAN
1.Diet TKTP untuk penderita TB
:Diet yang diberikan pada pasien tuberculosis adalah diet tinggi kalori tinggi protein (TKTP). Diet tinggi kalori tinggi protein diberikan setelah diagnosa pasien ditegakkan. Diet TKTP adalah makanan yang mengandung energi dan protein diatas kebutuhan normal. Komponen gizi utama diet ini adalah protein, lemak dan karbohidrat. Komponen gizi diet ini penting untuk menunjang proses penyembuhan pada pasien tuberculosis.
•Tujuan diet energi tinggi protein tinggi adalah untuk :
a. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
b. Meningkatkan berat badan hingga mencapai status gizi normal.
Menurut keadaan, pasien dapat diberikan satu dari dua macam diet protein tinggi energi tinggi (ETPT) seperti dibawah ini.
a. Diet Energi Tinggi Protein Tinggi I (ETPT I)
Energi : 2700 Kkal
Protein : 100 g (2 g/kg BB)
b. Diet Energi Tinggi Protein Tinggi II Energi : 3000 Kkal
Protein : 125 g (2,5 g/kg BB)
STRATEGI DOTS
DOTS (Directly Observed Treatment, Short-course) adalah pengawasan langsung pengobatan jangka pendek. Pelaksanaan strategi DOTS merupakan salah satu upaya pemerintah yang penting dalam menanggulangi TB di Indonesia, mengingat banyaknya permasalahan yang muncul terkait dengan kasus TB.
Fokus utama strategi DOTS adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas diberikan pada pasien TB tipe menular tanpa mengesampingkan tipe TB lainnya.
Bentuk pengawasan langsung juga diterapkan dalam strategi ini, setiap pasien yang diobati TB, haruslah didampingi oleh seorang PMO atau Pengawas Menelan Obat.
UPAYA PENCEGAHAN
1. Penderita sebaiknya menutup mulut sewaktu batuk dan tidak membuang dahak sembarangan.
2. Vaksinasi BCG.
3. Penyuluhan ttg penyakit TB.
4. Isolasi, pemeriksaan orang-orang yang terinfeksi atau yang sedang menjalani pengobatan TBC.
5. Desinfeksi ( mencuci tangan, menyediakan ventilasi di dalam rumah yang terkena sinar matahari.
6. Imunisasi BCG.
7. Obat anti TBC diminum dengan tekun dan teratur 6 sampai 12 bulan.