Mata Kuliah : Pancasila Resume
“ Pancasila Sebagai Sistem filsafat “
Oleh:
Faksal Alfarizi Chandra 042111133171
Resume Kelas C-3.5
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS EKONOMI PEMBAGUNAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
A. Pengertian dari Filsafat
Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani (philosophia).Kata philosophia merupakan kata majemuk yang terususun dari kata philos atau philein yang berarti kekasih, sahabat, mencintai dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan, pengetahuan.
Suatu sistem filsafat harus komprehensive, dalam arti tidak ada sesuatu hal yang di luar jangkauannya. Kalau tidak demikian malta hanya memandang realitas dari satu samping atau tidak memadai. Suatu sistem filsafat dikatakan memadai kalau mencakup suatu
penjelasan terhadap semua gejala (Kattsoft: 1964).
B. Pengertian Pancasila sebagai suatu filsafat
Filsafat Pancasila adalah penggunaan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bernegara. Filsafat Pancasila juga memiliki fungsi dan peran sebagai pedoman dan pegangan sikap, tingkah laku serta perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk bangsa Indonesia.
Sementara itu, pada hakikatnya, Pancasila memiliki sistem nilai yang didapat dari pengertian nilai-nilai dasar luhur kebudayaan bangsa Indonesia. Dari unsur-unsur kebudayaan tersebut berakar dan mengalir sehingga membuat secara keseluruhan menjadi terpadu
menjadi kebudayaan bangsa Indonesia.Melalui penjelasan tersebut bisa disimpulkan, Pancasila sebagai suatu produk filsafat yang digunakan sebagai suatu pandangan hidup.
Pengertian filsafat pancasila menurut para tokoh masyarakat 1. IR. Soekarno
Menurut Soekarno, filsafat Pancasila merupakan filsafat asli dari Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India (Hindu- Budha), Barat (Kristen), dan Arab (Islam).
2. Soeharto
Filsafat Pancasila mulai mengalami perubahan, melalui para filsuf yang lahir dari Depdikbud. Semua elemen Barat disingkirkan dan diganti dengan interpretasi dalam budaya Indonesia (Pancasila truly Indonesia).
3. Ruslan Abdulgani
Menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila itu adalah filsafat dari negara yang terlahir sebagai ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh rakyat dan bangsa Indonesia.
C. Inti Sila Sila Pancasila
- Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini merupakan sila yang nilainya meliputi sila yang lainnya. Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa digambarkan bahwa negara yang berjalan adalah sebagai tujuan manusia sebagau makgluk Tuhan Yang Maha Esa.
- Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradap
Sila kemanusiaan yanga adil dan beradap ini dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila kedua ini sebagai dasar fundamental dalam kehidupan sosial, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
- Persatuan Indonesia
Dalam sila ketiga ini terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat dasar manusia yang individu dan sosial. Negara merupakan suatu kesatuan hidup bersama di antara elemen yang membentuk negara yang berupa, suku, ras, kelompok, dan agama.
- Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Nilai filososfis sila keempat ini adalah bahwa kita hidup berbangsa dan bernegara dalam keadaan majemuk. Hakikat rakyat merupakan makhluk yang memiliki tujuan mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah negara. Negara pada dasarnya dari, dan, oleh rakyat.
- Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Nilai filosofis dari sila kelima ini merupakan bentuk perwujudan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Kita sebagai manusia yang memiliki hakikat sebagai makhluk sosial yang dijamin oleh negara.
D. Hakikat dari Pancasila
Pancasila pada hakikatnya merupakan sistem nilai (value system) yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai luhur dan kebudayaan bangsa Indonesia, yang berakar dari unsur- unsur kebudayaan secara keseluruhan terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia. Proses terjadinya Pancasila melalui suatu proses yang disebut kausa materialisme, karena nilai-nilai Pancasila sudah ada dan merupakan suatu realita yang hidup sejak zaman dahulu yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Pandangan yang diyakini kebenarannya itulah yang menimbulkan tekat bangsa Indonesia untuk mewujudkannya dalam sikap dan tingkah laku serta perbuatannya.
Pancasila pada hakikatnya merupakan sistem nilai (value system) yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai luhur dan kebudayaan bangsa Indonesia, yang berakar dari unsur- unsur kebudayaan secara keseluruhan terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia.