Kumpulan 10 Hadits
1. Keutamaan Belajar dan Mengajarkan Al-Qur’an
َلاَق : َلاَق ، – ُهْنَع ُهللا َيِضَر َناّفَع ِنْب َناَمْثُع ْنَعَو
َمّلَعَت ْنَم ْمُكُرْيَخ ) : َمّلَسَو ِهْيَلَع ُهللا ىّلَص ِهللا ُلْوُسَر
ّيِراَخُبلا ُهاَوَر ( ُهَمّلَعَو َنآْرُقْلا
Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang belajar Al- Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 5027]
2. Hadits Meninggalkan sesuatu yang tidak berguna
ِهْيِنْعَي َل اَم ُهُك ْرَت ِء ْرَمْلا ِمَلسِ ْلا ِنْسُح ْنِم
Artinya: “Sebagian dari kebaikan Islam, seseorang meninggalkan sesuatu yang tidak berguna,” (HR. Tirmidzi).
3. Hadits Menjaga Lisan
ناسللا ظفح يف ناسإنلا ةملس
Artinya: "Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan."
(HR. al-Bukhari).
4.
Hadits Berkata baik, Mulyakan tetannga & tamuملسو هيلع ا ىلص ِ اا ِلوُسَر ْنَع هنع ا يضر َةَرْيَرُه ىِبَأ ْنَع
ْنَمَو ، ْتُمْصَيِل ْوَأ اًرْيَخ ْلُقَيْلَف ،ِرِخلا ِمْوَيْلاَو ِ الاِب ُنِمْؤُي َناَك ْنَم :َلاَق
ِ الاِب ُنِم ْؤُي َناَك ْنَمَو ،ُهَراَج ْمِرْكُيْلَف ،ِرِخلا ِم ْوَيْلاَو ِ الاِب ُنِم ْؤُي َناَك
ُهَفْيَض ْمِرْكُيْلَف ،ِرِخلا ِمْوَيْلاَو
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam; barang siapa
beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya;
barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya."(HR. Bukhari dan Muslim)
5. Hadits Berbuat baik kepada ibu
. ْنَم ِ اا َلوُسَر اَي َلاَقَف - ملسو هيلع ا ىلص - ِ اا ِلوُسَر ىَلِإ ٌلُجَر َءاَج
َلاَق ْنَم امُث َلاَق . َكّمُأ َلاَق ْنَم امُث َلاَق . َكّمُأ َلاَق ىِتَباَحَص ِنْسُحِب ّقَحَأ
َكوُبَأ امُث َلاَق ْنَم امُث َلاَق . َكّمُأ
Artinya: Seorang pria pernah mendatangi Rasulullah SAW lalu berkata, "Siapa dari kerabatku yang paling berhak aku berbuat baik?" Beliau mengatakan, "Ibumu." Dia berkata lagi, "Kemudian siapa lagi?" Beliau mengatakan, "Ibumu." Dia berkata lagi,
"Kemudian siapa lagi?" Beliau mengatakan, "Ibumu." Dia berkata lagi, "Kemudian siapa lagi?" Beliau mengatakan, "Ayahmu." (HR Bukhari dan Muslim).