• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAJARI TENTANG PENGUJIAN UJI TARIK BAJA

N/A
N/A
Salma Waty

Academic year: 2023

Membagikan "PELAJARI TENTANG PENGUJIAN UJI TARIK BAJA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

JOB VI

PENGUJIAN UJI TARIK BAJA

A. TUJUAN

Untuk mengetahui besarnya tegangan leleh dan kuat tarik baja, serta untuk mengetahui kekuatan baja melalui kurva hasil uji tarik.

B. DASAR TEORI

Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat. Salah satu cara untuk mengetahui besaran sifat mekanik dari logam adalah dengan uji tarik. Sifat mekanik yang dapat diketahui adalah kekuatan dan elastisitas dari logam tersebut. Nilai kekuatan dan elastisitas dari material uji dapat dilihat dari kurva uji tarik.

Adapun rumus – rumus yang digunakan untuk perhitungan uji tarik baja ini, yaitu:

a. Luas Penampang (A) A=1

4π d2 Keterangan :

D = Diameter (mm) b. Tensile Strenght (fu)

fu=Fm A

Keterangan:

Fm = Kekuatan Maksimum (KN) A = Luas Penampang (mm2) c. Lower Yield Strenght (ReL)

Rel=P A Keterangan:

P = Beban sebelum leleh (Load at Lower Yield) (kN) A= Luas Penampang (mm2)

d. Upper Yield Strenght (ReH) ReH=P

A

(2)

Keterangan :

P = Beban setelah leleh (Load at Upper Yield) (kN) A= Luas Penampang (mm2)

C. ALAT DAN BAHAN Alat

- Mesin uji tarik - Jangka sorong

- Mesin gambar X-Y (X-YPlotter) - Kaliper.

Bahan

Batang logam yang berpenampang bulat atau persegi empat dengan ukuran sesuai standard benda uji menurut Standarisasi Industri Indonesia (SII) atau PUBI 1982.

D. LANGKAH KERJA

1. Mengukur dimensi benda uji, beserta jarak dua titik ukuran awal.

2. Memasang penolok ukur regangan pada benda uji.

3. Memperhatikan 2 indikator yaitu perpanjangan (mm) dan juga beban (Kn), mencatat beban untuk setiap perpanjangan terjadi kelipatan (mm)

4. Setelah selesai pengujian (benda uji telah putus) jarak titik ukur dicatat diameter pada tempat putus dari keadaan putusnya benda uji.

E. DATA DAN ANALISA PERHITUNGAN

 Data Pengujian

Untuk Diameter 9.780

1. Bahan = Besi

2. Diameter efektif (D) = 9.780 mm

3. Diameter akhir = 6.450 mm

(3)

4. Maximum Force (Fm) = 43386.483 N 5. Load at Lower Yield = 29661.009 N 6. Load at Upper Yield = 29894.343 N

 Analisa Perhitungan

1. Area (Luas Penampang) = 1

4 π D2

= 1

4 π (9.780 mm)2

= 75.1221 mm2 Keterangan :

π = Menggunakan π Kalkulator

2. Tensile Strength (Beban Max Kekuatan Plastis) = Maximum Force(Fm)

Area(Luas Penampang)

= 43386.483N 75.1221mm2

= 577.546 N/mm2

3. Lower Yield Strenth (Beban Batas Plastis) = Load at Lower Yield

Area(Luas Penampang)

= 29661.009N 75.1221mm2 = 394.837 N/mm2

4. Upper Yield Strenth (Beban Saat Putus) = Load at Upper Yield

Area(Luas Penampang)

= 29894.343N 75.1221mm2

(4)

= 397.944 N/mm2

Untuk Diameter 13.450

1. Bahan = Besi

2. Diameter efektif (D) = 13.450 mm

3. Diameter akhir = 9.230 mm

4. Maximum Force (Fm) = 87872.027 N 5. Load at Lower Yield = 57571.425 N 6. Load at Upper Yield = 58271.732 N

 Analisa Perhitungan

1. Area (Luas Penampang) = 1

4 π D2

= 1

4 π (13.450 mm)2

= 142.0805 mm2 Keterangan :

π = Menggunakan π Kalkulator

2. Tensile Strength (Beban Max Kekuatan Plastis) = Maximum Force(Fm)

Area(Luas Penampang)

= 87872.027N 142.0805mm2

= 618.467 N/mm2

3. Lower Yield Strenth (Beban Batas Plastis) = Load at Lower Yield

Area(Luas Penampang)

(5)

= 57571.425N 142.0805mm2 = 405.203 N/mm2

4. Upper Yield Strenth (Beban Saat Putus) = Load at Upper Yield

Area(Luas Penampang)

= 58271.732N 142.0805mm2 = 410.132 N/mm2

Untuk Diameter 15.820

1. Bahan = Besi

2. Diameter efektif (D) = 15.820 mm

3. Diameter akhir = 11.330 mm

4. Maximum Force (Fm) = 129202.263 N 5. Load at Lower Yield = 97350.736 N 6. Load at Upper Yield = 98276.894 N

 Analisa Perhitungan

1. Area (Luas Penampang) = 1

4 π D2

= 1

4 π (15.820 mm)2

= 196.5635 mm2 Keterangan :

π = Menggunakan π Kalkulator

(6)

2. Tensile Strength (Beban Max Kekuatan Plastis) = Maximum Force(Fm)

Area(Luas Penampang)

= 129202.263N 196.5635mm2

= 657.306 N/mm2

3. Lower Yield Strenth (Beban Batas Plastis) = Load at Lower Yield

Area(Luas Penampang)

= 97350.736N 196.5635mm2 = 495.264 N/mm2

4. Upper Yield Strenth (Beban Saat Putus) = Load at Upper Yield

Area(Luas Penampang)

= 98276.894N 196.5635mm2 = 499.975 N/mm2

E. KESIMPULAN

Jadi, dari hasil pemeriksaan kuat tarik besi, diperoleh nilai beban batas plastis adalah untuk diameter 9.780 = 394.837 N/mm2, diameter 13.450 N/mm2 = 405.203, dan diameter 15.820 = 495.264 N/mm2 > 390 N/mm2.

(7)
(8)
(9)
(10)

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian yang dilakukan yaitu uji kuat lentur, dan untuk spesifikasi kayu di lakukan uji kuat tekan, kuat geser, kuat tarik, dan berat jenis.. Untuk plat baja sendiri

Untuk mengetahui apakah variabel variasi jenis elektroda dan kuat arus mempunyai pengaruh terhadap kekuatan tarik terhadap baja ST 41 setelah dilakukan analisa variasi

Baja (St.42) adalah baja yang mempunyai kekuatan atau tegangan tarik maksimum lebih kurang 42 N/mm 2 .Penelitian ini bertujuan untuk menemukan perubahan kekuatan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan variasi kuat arus pengelasan memberikan pengaruh terhadap kekuatan tarik sambungan las pada baja

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh laju regangan linier ( e ) terhadap kekuatan tarik dan regangan bahan plat baja karbon rendah, tebal 2 mm, yang dilas

Pengujian yang dilakukan yaitu uji kuat lentur, dan untuk spesifikasi kayu di lakukan uji kuat tekan, kuat geser, kuat tarik, dan berat jenis.. Untuk plat baja sendiri

Dari penelitian ini didapatkan hasil pengujian nilai kuat tarik dan modulus elastisitas spesimen uji baja yang dilakukan dengan metode uji tarik menggunakan

PENGARUH VARIASI KEMIRINGAN BENTUK KAMPUH I TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS BAJA SS400 DENGAN METODE UJI TARIK TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Program