• Tidak ada hasil yang ditemukan

pelaksanaan layanan konseling perorangan dalam

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pelaksanaan layanan konseling perorangan dalam"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK

KELAS VIII DI SMP NEGERI I SALO PROVINSI RIAU

JURNAL

TITA FEBRITA NPM: 11060067

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2015

(2)

INDIVIDUAL COUNSELING PRACTIC TO INCREASE THE STUDENT’S ACHIEVEMENT IN VIII STAGE

SMP NEGERI 1 SALO RIAU PROVINCE

Tita Febrita*

Dr. Helma, M.Pd**

Mori Dianto, M.Pd**

*Student

** Lecturers

Guidance and Counseling Study Program, STKIP PGRI West Sumatera E-mail: titafebrita22@yahoo.com

ABSTRACT

This research is motivated by the problems encountered among the students who have not been seriously studied. This study aimed to describe: 1) The planning. 2) Organizing. 3) Implementation. 4) Assessment. 5) Follow-up of individual counseling services to improve the achievement of students. Thie type of this research is quantitative descriptive, the population of the entire class VIII students who have carried out individual counseling with a number of 28 students. sampling using total sampling method. Instruments used in the form of a questionnaire, data analysis using percentage techniques. The results of this study revealed that: 1) Planning of individual counseling services in both categories. 2) Organizing individual counseling services in both categories. 3) The implementation of individual counseling services at good enough category.

4) Assessment of individual counseling services at good enough category. 5) Follow-up of individual counseling services at good enough category. Based on this study, researchers recommend to students as the next generation to be more active and better learning. So it will get a good value and can achieve the desired goals. Further for guidance and counseling teachers in order to provide assistance to students imply that learning achievements of students increased in accordance with the expected results.

Keywords: Individual Counseling, Increasing Achievement, Students.

PENDAHULUAN

Hasil pengalaman belajar peserta didik akan diketahui seberapa paham dan mengerti peserta didik dengan pelajaran yang diterimanya. Paham atau tidaknya peserta didik tentang pelajaran yang diterimanya di sekolah akan terlihat dari prestasi yang diperolehnya dalam bentuk angka dalam rapor. Peserta didik yang memahami dan mengerti tentang pelajaran yang diajarkan di sekolah, maka peserta didik akan memperoleh nilai yang memuaskan. Apabila peserta didik tidak memahami dan mengerti dengan pelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah maka peserta didik tersebut akan memperoleh nilai atau prestasi yang rendah.

Pada saat peserta didik memperoleh nilai yang rendah inilah guru BK mempuyai banyak peranan, salah satunya adalah dengan melakukan layanan konseling perorangan, yaitu untuk mengetahui penyebab peserta didik memperoleh nilai yang rendah dan tidak memuaskan.

Menurut Prayitno (2004: 1) layanan konseling perorangan adalah layanan konseling yang diselenggarakan oleh konselor terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah pribadi klien. Dalam suasana tatap muka, dilaksanakan interaksi langsung antara klien dan konselor, membahas berbagai hal tentang masalah yang dialami klien.

Senada dengan itu Sukardi (2008: 62) menyatakan layanan konseling perorangan adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien/konseli) mendapatkan pelayanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru bimbingan dan konseling (konselor) dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang diderita peserta didik.

Menurut Prayitno (2012: 144) operasionalisasi layanan konseling perorangan:

(3)

A. Perencanaan

1. Langkah paling awal konselor untuk mengidentifikasi klien dengan baik melalui proses pemanggilan maupun melalui perjanjian bagi klien yang memerlukan waktu tersendiri untuk bertemu konselor.

2. Menetapkan waktu pertemuan, tempat dan perangkat teknis penyelenggaraan layanan, fasilitas layanan dan kelengkapan administrasi merupakan bagian perencanaan yang esensial. Hasilnya, semuanya dikemas dalam Satuan Layanan (SATLAN).

B. Pengorganisasian

Konselor perlu menyerahkan pemanggilan melalui prosedur administrasi secara cermat dengan cara yang bersifat mengajak dan menerapkan prinsip Klien Tidak Pernah Salah (KTPS). Kelengkapan yang akan digunakan konselor dalam layanan konseling perorangan, seperti: format isian, instrumen yang akan digunakan, data yang akan dibahas, media informasi, bahan untuk tampilan kepustakaan, dan lainnya dipersiapkan selengkapnya. Tempat layanan dengan suasana yang nyaman dan menjamin terlaksananya asas kerahasiaan menjadi kewajiban konselor menciptakannya.

C. Pelaksanaan

Pelaksanaan layanan konseling perorangan terselenggara sejak konselor menerima klien melalui berbagai kegiatan terutama menyelenggarakan penstrukturan, membahas masalah klien dengan menggunakan teknik umum dan teknik khusus dari layanan konseling perorangan serta memantapkan komitmen klien dalam pengentasan masalahnya.

D. Penilaian

Penilaian terhadap hasil layanan konseling perorangan perlu dilaksanakan tiga jenis penilaian yaitu penilaian segera, penilaian jangka pendek dan penilaian jangka panjang yang mengacu kepada Acuan, Kompetensi, Usaha, Perasaan dan Kesungguhan (AKURS) dan Berfikir, Merasa, Bersikap, Bertindak, dan Bertanggung jawab (BMB3) untuk penilaian segera yang diberikan konselor kepada klien.

Selanjutnya tindak lanjut dan laporan yang melalui hasil (penilaian berbentuk

layanan segera, layanan jangka pendek dan layanan jangka panjang).

E. Tindak Lanjut

Konselor menetapkan jenis, dan arah tindak lanjut serta mengkomunikasikannya kepada pihak terkait, yaitu klien (jika diperlukan), pihak ketiga dengan tetap menjaga asas kerahasiaan dan dokumentasi Laporan Pelaksanaan Program (LAPELPROG) disiapkan dan didokumentasikan dengan sebaik-baiknya.

Belajar yang dilakukan oleh peserta didik di sekolah akan sangat diharapkan oleh orang tua, dan guru bahwa peserta didik itu berhasil dan memperoleh prestasi belajar yang baik dan memuaskan. Menurut Ahmadi dan Supriyono (2008:138) prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu.

Sedangkan menurut Syah (2009: 216) prestasi belajar pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segala ranah psikologis yang berubah sabagai akibat pengalaman dan proses belajar peserta didik. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa peserta didik sangat sulit.

Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh oleh peserta didik melalui tes atau ulangan yang telah dilakukannya, dan hasil itu diberikan dalam bentuk angka-angka. Dan diberikan pada setiap semester berakhir dalam bentuk rapor.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada saat PPLBK Sekolah tepatnya pada bulan September sampai November 2014 di SMP Negeri 1 Salo, Provinsi Riau. Diperoleh informasi bahwa ada peserta didik yang kurang aktif dan tidak mau berpartisipasi dalam belajar, peserta didik yang belajar dengan tidak baik, tidak mendengarkan penjelasan guru, peserta didik tidak aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru, peserta didik sering keluar pada saat jam pelajaran berlangsung, peserta didik yang mengobrol dengan teman sebangku pada saat proses belajar mengajar berlangsung, peserta didik ribut saat belajar, dan kurang bersemangat dalam belajar.

Hasil observasi di atas diperkuat dengan hasil wawancara dengan salah seorang guru BK di SMP Negeri 1 Salo pada tanggal 21 Oktober 2014 mengatakan bahwa: banyak

(4)

faktor yang menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar peserta didik diantaranya peserta didik malas mengikuti pelajaran, kurang lengkapnya peralatan belajar peserta didik, kurangnya motivasi belajar peserta didik, peserta didik kurang berpartisipasi dalam belajar, dan peserta didik lebih mengutamakan bermain daripada belajar.

Mengacu pada latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat judul penelitian tentang “Pelaksanaan Layanan Konseling Perorangan dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 1 Salo, Provinsi Riau”.

Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti membatasi masalah yang akan dibahas, yaitu: “Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, penilaian, dan tindak lanjut layanan konseling perorangan dalam meningkatkan prestasi belajar pesera didik VIII di SMP Negeri 1 Salo, Provinsi Riau”.

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan layanan konseling perorangan dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Salo Provinsi Riau?.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini berjenis penelitian dekriptif kuantitatif. Menurut Darmawan (2013: 37) “Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menentukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui”.

Sedangkan menurut Darmawan (2013:

37) penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data- data jadi yang menyajikan data-data menganalisis dan menginterpretasi”.

Penelitian ini akan mendeskripsikan tentang pelaksanaan konseling perorangan dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Salo Provinsi Riau.

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 salo, yang terletak di Jalan Datuk Bagindo Besar. Karena berdasarkan observasi dan wawancara peneliti mendapatkan berbagai informasi yang berkaitan dengan prestasi peserta didik.

Penelitian ini telah dilakukan pada hari Sabtu tanggal 26 September 2015. Alasan peneliti memilih sekolah ini karena masalah yang akan diteliti, peneliti temukan di sini.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi yang akan diteliti adalah, peserta didik yang telah melaksanakan kegiatan konseling perorangan yang berkenaan dengan prestasi di bawah kriteria ketuntasan minimal sebanyak 28 orang, dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 28 orang peserta didik dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval yang langsung diperoleh dari responden atau yang menjadi subjek penelitian melalui penyebaran angket. Menurut Riduwan (2012:85) data interval adalah data yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. Jadi, data yang diintervalkan dalam penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar peserta didik melalui layanan konseling perorangan.

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembuatan angket sebagai berikut:

1. Melakukan kajian literatur untuk mengkaji konsep-konsep atau variabel yang akan diukur.

2. Menyusun kisi-kisi instrumen berdasarkan kajian teori yang dipakai, mulai dari menjabarkan variabel sampai kepada perumusan item.

3. Menyusun item mengenai pelaksanaan layanan konseling perorangan dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Salo Provinsi Riau.

4. Menelaah kesesuaian pernyataan instrumen yang bertujuan untuk mengetahui apakah item-item yang dikembangkan telah memiliki setiap indikator yang dibutuhkan.

5. Menyusun petunjuk pengisian instrumen penelitian. Hal ini bertujuan untuk

memudahkan responden dalam memahami tujuan yang hendak dicapai oleh instrumen dan untuk menghindari kesalahan dalam mengumpulkan data.

6. Untuk menguji dan mengetahui validitas alat pengumpulan data atau instrumen, maka dilakukan judge oleh 3 (tiga) orang dosen STKIP PGRI Sumatera Barat . 7. Melakukan uji coba angket kepada 30

orang peserta didik orang.

8. Setelah itu dilakukan uji Reliabilitas Angket yang telah dikumpulkan dari peserta didik yang menjadi sampel penelitian lalu diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(5)

1. Memeriksa kelengkapan isi angket yang telah diterima dari sampel penelitian.

2. Membuat tabel pengolahan berdasarkan pernyataan penelitian.

3. Mencari dan menghitung jumlah serta memasukkan data ke tabel pengolahan data dengan menggunakan program Microsoft Exel 2007.

4. Menghitung persentase masing-masing frekuensi yang diperoleh dengan teknik analisis persentase Sugiyono (2011: 89) sebagai berikut:

Keterangan : P = Persentasi F= Frekuensi Jawaban

N= Jumlah Keseluruhan Responden 5. Untuk menafsirkan data penelitian,

digunakan kriteria atau kategori hasil penelitian, menurut Riduwan (2012:

29) sebagai berikut:

a. 81%-100% : Sangat Baik b. 61%-80% : Baik c. 41%-60% : Cukup Baik d. 21%-40% : Kurang Baik 0%-20% : Sangat Kurang

Baik

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perencanaan layanan konseling perorangan dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas VIII, pada kategori cukup baik sebanyak 25,00%

dengan 7 responden, pada kategori baik sebanyak 67,86% dengan 19 responden, kategori sangat baik sebanyak 7,14%

dengan 2 responden, berada pada kategori baik.

B. Pengorganisasian layanan konseling perorangan dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas VIII, dari 28 responden, kategori kurang baik 17,86%

dengan 5 responden, kategori cukup baik 32,14% dengan 9 responden, kategori baik 50,00% dengan 14 responden, berada pada kategori baik.

C. Pelaksanaan layanan konseling perorangan dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas VIII, dari 28 responden, kategori cukup baik 57,14%

dengan 16 responden, kategori baik 42,86% dengan 12 responden, berada pada kategori cukup baik.

D. Penilaian layanan konseling perorangan dalam meningkatkan prestasi belajar

peserta didik kelas VIII, dari 28 responden, kategori cukup baik 89,29%

dengan 25 responden, kategori baik 10,71% dengan 3 responden, berada pada kategori cukup baik.

E. Tindak lanjut layanan konseling perorangan dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik, dari 28 responden, kategori cukup baik dengan 23 responden sebanyak 82,14%, kategori baik dengan 5 responden sebanyak 17,86%, berada pada kategori cukup baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang pelaksanaan layanan konseling perorangan dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas VIII secara umum dari 28 orang peserta didik yang ada di SMP Negeri 1 Salo, Provinsi Riau berada pada kategori cukup baik. Karena dari hasil data yang telah diolah terlihat bahwa pelaksanaan layanan konseling perorangan telah terlaksana dengan cukup baik.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, berikut dikemukakan beberapa saran untuk:

A. Guru BK

Guru BK sebagai pembimbing dan orang tua peserta didik di sekolah agar memberikan bantuan kepada peserta didik terkait dengan prestasi belajar peserta didik dan untuk permasalahan yang lain.

B. Peserta Didik

Peserta didik sebagai generasi penerus bangsa agar lebih giat dan baik lagi dalam belajar. Sehingga akan memperoleh nilai yang baik dan dapat menggapai cita-cita yang diinginkan.

C. Pengelola Program Studi

Pengelola program studi agar lebih mempersiapkan keterampilan dan kemampuan bagi mahasiswa BK sebelum turun ke lapangan terkait dengan pelaksanaan layanan konseling.

D. Kepala Sekolah

Kepala sekolah lebih mendukung terlaksananya kegiatan BK di sekolah, dan juga memberikan waktu untuk guru BK masuk kelas agar guru BK lebih maksimal dalam mengetahui keadaan semua peserta didik, dalam rangka untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

𝑃 =𝑓 𝑁 𝑋 100

(6)

E. Peneliti Selanjutnya

Peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya supaya melakukan penelitian kembali mengenai meningkatkan prestasi belajar peserta didik namun dilihat dari aspek yang berbeda.

KEPUSTAKAAN

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2008.

Psikologi Belajar: Edisi Revisi.

Jakarta: Rineka Cipta

.

Darmawan, Deni. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Prayitno. 2004. Layanan L1-L9. Padang: UNP Press.

Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: UNP Press.

Riduwan. 2012. Pengantar Statistik Sosial.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metodelogi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah:

untuk Memperoleh Angka Kredit.

Jakarta: Rineka Cipta.

Syah, Muhibbin. 2009: Psikologi Belajar.

Jakarta: Raja Gravindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Mahmoudb,2,∗ aElectronics Department, National Telecommunications Institute, Nasr City, Cairo-Egypt bControl and Instrumentation Engineering Department, KFUPM, PO Box 5067, Dhahran