• Tidak ada hasil yang ditemukan

pelaksanaan layanan penguasaan konten oleh guru bk dalam

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pelaksanaan layanan penguasaan konten oleh guru bk dalam"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2

PAYAKUMBUH By:

M. Alfi Syafri

Student Guidance and Counseling, STKIP PGRI Sumatera Barat Email :Alfiamoy38@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated by the counselor who do not understand the importance of mastery of content services primarily to increase the independence of learners. The purpose of this study was to reveal: 1) The implementation of the control service content by counselor in improving the independence of leaners seen from the service implementation techniques, 2) Implementation of service control of content by counselor in improving the independence of leaners seen from time implementation services. This research is a quantitative descriptive research, with a population of 57 leaners study and samples were taken from all populations.

Which is taken using total sampling technique. This collection of instruments and techniques used are questionnaires, processed and analyzed with the technique of using Microsoft Exel percentage.

Result of the study revealed that : the implementation mastery of content services by counselor to increase the independence of leaners in the class X SMK N 2 Payakumbuh, most can be said to be lacking in both the implementation of the service. Implementation services by content mastery counselor to increase the independence of learners seen from the execution time, the majority of leaners also said less well in the implementation of the control service content. Counselor to use the technique on each service activities mastery of content in order to obtain good results for students. The school principal, in the hope that this research can be used as input in managing and developing much better control of the services related to the implementation of the content.

Key word: implementation, content services,independent learning, counselor

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu sarana yang diupayakan oleh pemerintah untuk meningkatkan kecerdasan bangsa dan meningkatkan sumber daya manusia.

Berbicara tentang pendidikan tidak terlepas dari lembaga yang menghasilkan manusia yang kreatif, cerdas dan berwawasan luas yakni sekolah. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan keterampilan dan potensi peserta didik. Selain itu, pendidikan juga tidak terlepas dari persoalan tenaga kependidikannya, baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari pihak tenaga kependidikan tersebut.

Guru BK sebagai tenaga pendidik di sekolah diatur dalam UU No. 20/2003 Pasal 1 Ayat 6 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, dan pamong belajar”.

Rumusan tersebut menunjukkan bahwa guru BK merupakan pendidik yang profesional bertugas merencanakan dan melaksanakan bimbingan dan pelatihan. Pendidikan yang diberikan kepada individu dapat berupa pengajaran, pelatihan, dan pelayanan bimbingan. BK merupakan bagian dari pendidikan yang menjadi salah satu faktor pendukung dalam keberhasilan pendidikan.

Adapun cara untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan peserta didik dalam belajar adalah dengan memberikan

1

(2)

layanan penguasaan konten oleh guru BK di sekolah. Menurut Prayitno (2004:24) menyatakan bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan yang dilakukan oeh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang-orang yang dibimbing mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada. Prayitno (2004:9) menjelaskan dalam melaksanakan layanan penguasaan konten perlu adanya perencanaan, persiapan, teknik serta evaluasi secara tertib dan akurat agar pelaksanaan layanan penguasaan konten bisa berjalan dengan baik.

Dalam pelaksanaan layanan penguasaan konten guru BK harus menguasai konten dengan berbagai aspeknya yang akan menjadi isi layanan, semakin kuat layanan penguasaan konten ini maka akan semakin meningkatkan kewibawaan guru BK dimata peserta didik. Menurut Prayitno (2004:10) pelaksanaan layanan penguasaan konten menggunakan teknik penyajian, tanya jawab, dan kegiatan lanjutan. Dengan penguasaan konten, individu diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya dan dapat meningkatkan kemandirian belajar peserta didik serta mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar. Melalui layanan penguasaan konten peserta didik dapat belajar secara mandiri dengan kemampuan dan keterampilannya masing-masing.

Menurut Asrori (2007:133)

“kemandirian adalah suatu kekuatan internal individu yang diperoleh melalui proses individuasi". Proses individuasi itu dimana proses realisasi kedirian dan proses menuju kesempurnaan. Untuk mencapai kemandirian dalam belajar peserta didik perlu memiliki kemauan sendiri untuk belajar, peserta didik mampu memecahkan masalah dalam belajar, dan peserta didik mampu untuk melakukan kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh motif untuk menguasai sesuatu kompetensi yang dimilikinya. Untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik, guru BK perlu memberikan bantuan kepada peserta didik dengan memberikan layanan penguasaan konten. Guru BK dapat memberikan layanan penguasaan konten berupa cara membuat mind maping agar peserta didik mampu belajar secara mandiri dengan adanya mind maping sebagai panduan belajar yang baik dan mudah

dimengerti tanpa membuat catatan satu halaman untuk sebuah kesimpulan dalam materi pelajaran.

Dengan adanya bantuan oleh guru BK melalui layanan penguasaan konten dengan topik tertentu, peserta didik secara bertahap bisa meningkatkan kemandiriannya dalam belajar.Dengan adanya bantuan oleh guru BK melalui layanan penguasaan konten dengan topik tertentu, peserta didik secara bertahap bisa meningkatkan kemandiriannya dalam belajar. Belajar rmerupakan suatu tujuan dalam pendidikan untuk mencapai apa yang diinginkan oleh setiap orang, dari yang tidak tahu apa itu belajar dan untuk apa seseorang belajar. Menurut Slameto (Djamarah, 2011:13) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada tanggal 6 Maret 2015 di SMK Negeri 2 Payakumbuh, diperoleh gambaran bahwa kegiatan layananpenguasaan konten belum banyak diadakan oleh guru BK di sekolah karena menganggap bahwa layanan penguasaan konten belum berpengaruh besar terhadap proses dan hasil belajar peserta didik.

Kurangnya pemahaman guru BK tentang pentingnya pelaksanaan layanan penguasaan konten sehingga guru BK tidak lagi mengutamakan pelaksanaan kegiatan layanan penguasaan konten. Selain itu, adanya peserta didik yang belum mengetahui cara sederhana dalam memahami suatu pelajaran, peserta didik kurang percaya diri dalam mengikuti kegitan belajar peserta didik yang belum mengembangkan sikap dan kebiasaan dalam disiplin belajar.

Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 7 Maret 2015 dengansalahsatu guru BK, peneliti mendapatkan informasi bahwa tidak tersedianya waktu yang banyak oleh guru BK untuk melaksanakan layanan penguasaan konten karena hanya memiliki waktu 45 menit untuk guru BK berada di dalam kelas dalam satu minggu. Adapun pelaksanaan layanan penguasaan konten, guru BK belum menggunakan beberapa teknik yang biasa digunakan pada saat pelaksanaan layanan penguasaan konten, seperti pada saat memberikan layanan penguasaan konten tidak

(3)

adanya tanya jawab antara guru BK dengan peserta didik dalam diskusi karena guru BK hanya menyajikan materi dan dikerjakan oleh peserta didik itu sendiri.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitianini difokuskan kepada pelaksanaan layanan penguasaan konten oleh guru BK dalam meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilihat dari teknik pelaksanaan layanan dan jadwal pelaksanaan layanan penguasaan konten.

Sedangkan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan layanan penguasaan konten dalam meningkatkan kemandirian belajar peserta didik berdasarkan teknik pelaksanaan layanan dan jadwal pelaksanaan layanan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang mana menghasilkan suatu gejala, fakta, atau kejadian yang sedang atau sudah terjadi apa adanya. Penulis mendeskripsikan pelaksanaan layanan penguasaan konten oleh guru BK dalam meningkatkan kemandirian belajar peserta didik di kelas X SMK Negeri 2 Payakumbuh.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal23 dan 25 September 2015. Populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 57 orang peserta didik yang pernah melaksanakan layanan penguasaan konten.

Menurut Sugiyono (2013:147) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan padafilsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,, Penelitian deskriptif merupakan penelitian paling sederhanadibandingkan dengan penelitian-penelitian lain, karenadalam penelitian ini peneliti tidak melakukan apa- apaterhadap objek atau wilayah yang diteliti.

Istilah dalam peneliti, peneliti tidak mengubah, menambah atau mengadakan manipulasi terhadap objek atau wilayah penelitian (Arikunto, 2010:3).

Untuk memperjelas fokus penelitian ini, maka dapat dijelaskan variabel dalam penelitian ini adalah pelaksanaan layanan penguasaan konten dalam meningkatkan kemandirian belajar peserta didik dilihat dari teknik pelaksanaan layanan dan pelaksanaan

layanan penguasaan konten dalam meningkatkan kemandirian belajar peserta didik dilihat dari jadwal pelaksanaan layanan.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angket.

Pengolahan data dilakukan setelah data terkumpul dan dianalisis menggunakan verifikasi data, penskoran, pengolahan data dan penetapan kriteria.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terungkap bahwa :

1. Pelaksanaan Layanan Penguasaan Konten dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Peserta Didik Dilihat dari Teknik Pelaksanaan Layanan

Ditemukan pelaksanaan layanan penguasaan konten yang dilihat dari teknik pelaksanaan layanan di kelas X, kategori sangat kurang baik tidak terdapat satu orangpun, 61,4% dikategorikan “kurang baik”, 38,6% dikategorikan “cukup baik”, sedangkan kategori “baik” dan “sangat baik” tidak terdapat satu orangpun.

Dengan demikian, dapat diketahui sebagian besar dari 57 orang peserta didik yang dijadikan sampel penelitian dinyatakan bahwa pelaksanaan layanan penguasaan konten dalam meningkatkan kemandirian belajar peserta didik dilihat dari teknik pelaksanaan layanan dapat dikatakan kurang baik, namun sebagian lagi dapat dikatakan cukup baik dalam pelaksanaan layanan yang dilihat dari teknik pelaksanaan layanan.

Sebagaimana hal tersebut menurut Prayitno (2004:11) dalam pelaksanaan layanan penguasaan konten ada beberapa teknik yang digunakan yaitu :

a. Penyajian, guru BK menyajikan materi pokok konten, setelah peserta didik disiapkan sebagaimana mestinya.

b. Tanya jawab diskusi, konselor mendorong partisipasi aktif dan langsung para peserta didik memantapkan wawasan dan pemahaman, serta berbagai kaitan dalam segenap aspek- aspek konten.

(4)

c. Kegiatan lanjutan, sesuai dengan penekanan aspek tertentu dan konten dilakukan berbagai kegiatan lanjutan, seperti: diskusi kelompok, penguasaan dan latihan terbatas, survey lapangan dan studi kepustakaan, percobaan, dan latihan tindakan Walaupun guru sudah menguasai semua aspek yang ada dalam pelaksanaan layanan penguasaan konten, belum menjamin peserta didik akan segera memahami apa yang diberikan oleh guru tentang topik layanan. Guru dituntut untuk mampu memilih dan memilah teknik yang akan digunakan dalam pelaksanaan layanan penguasaan konten agar kegiatan layanan penguasaan konten dapat berjalan dengan baik dan sebagaimana mestinya.

Namun, terdapat sebagian lagi peserta didik menilai bahwa guru BK cukup baik dalam pelaksanaan layanan penguasaan konten yang dilihat dari teknik pelaksanaan yang digunakan oleh guru BK, hal inilah yang memicu peserta didik belum memahami makna dari kegiatan layanan penguasaan konten dan belum berpengaruh terhadap kemandirian belajar peserta didik karena memang guru BK belum menjalankan semua teknik yang terdapat di dalam pelaksanaan layanan penguasaan konten sebaik mungkin. Maka dari itu, guru BK seharusnya mampu memahami pentingnya pelaksanaan layanan penguasaan konten, dengan menggunakan teknik yang ada dalam pelaksanaan layanan penguasaan konten yang bisa membangkitkan gairah peserta didik untuk mengikuti kegiatan layanan penguasaan konten dan berpengaruh besar terhadap hasil belajar nantinya.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya untuk pelaksanaan layanan penguasaan konten oleh guru BK dalam meningkatkan kemandirian belajar peserta didik di kelas X SMK Negeri 2 Payakumbuh yang dilihat dari teknik pelaksanaan layanan, sebagian besar guru BK tergolong kurang baik dalam pelaksanaan layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik pelaksanaan layanan, hal ini akan berdampak negatif

bagi peserta didik dalam meningkatkan kemandiran belajar.

2. Pelaksanaan Layanan Penguasaan Konten dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Peserta Didik Dilihat dari Waktu Pelaksanaan Layanan

Ditemukan pelaksanaan layanan penguasaan konten yang dilihat dari waktu pelaksanaan layanan di kelas X, 5,26%

peserta didik dikategorikan“sangat kurang baik”, 70,2% peserta didik dikategorikan

“kurang baik”, 24,6% peserta didik dikategorikan “cukup baik”, sedangkan kategori “baik” dan “sangat baik” tidak terdapat satu orangpun. Dengan demikian, dapat diketahui sebagian besar dari 57 orang peserta didik yang dijadikan sampel penelitian dinyatakan bahwa pelaksanaan layanan penguasaan konten dalam meningkatkan kemandirian belajar peserta didik dilihat dari waktu pelaksanaan layanan dapat dikatakan kurang baik, namun sebagian lagi dapat dikatakan cukup baik dalam pelaksanaan layanan yang dilihat dari waktu pelaksanaan layanan.

Sebagaimana hal tersebut menurut Prayitno (2004:14) layanan penguasaan konten dapat dilaksanakan kapan saja dan di mana saja, sesuai dengan kesepakatan guru BK dan peserta didik, serta aspek- aspek konten yang dipelajari. Semakin banyak paket konten semakin banyak waktu yang diperlukan. Dalam pelaksanaan layanan penguasaan konten waktu pelaksanaan sangat perlu untuk diperhatikan oleh guru BK karena apabila guru BK mengadakan layanan penguasaan konten tanpa adanya kesepakatan dengan peserta didik ataupun sebaliknya, maka kegiatan konten akan sulit untuk dijalankan dan diikuti oleh peserta didik.

Maka dari itu, guru BK seharusnya bisa memahami pentingnya pelaksanaan layanan penguasaan konten, dengan memperhatikan juga waktu pelaksanaan layanan penguasaan konten agar bisa menjalankan kegiatan layanan penguasaan konten dengan baik dan membuat peserta didik nyaman dan bersemangat mengikuti kegiatan layanan penguasaan konten dari awal sampai akhir pertemuan dan memberikan hasil yang

(5)

baik untuk kemandirian belajar peserta didik.

Dapat disimpulkan, untuk pelaksanaan layanan penguasaan konten oleh guru BK dalam meningkatkan kemandirian belajar peserta didik di kelas X SMK Negeri 2 Payakumbuh yang dilihat dari waktu pelaksanaan layanan, secara keseluruhan sebagian besar dari 57 orang peserta didik yang dijadikan sampel penelitian dinyatakan bahwa sebagian besar guru BK tergolong kurang baik dalam pelaksanaan layanan penguasaan konten dilihat dari waktu pelaksanaan. Hal ini akan memberikan dampak negatif terhadap peserta didik dalam meningkatkan kemandiran belajar karena pelaksanaan layanan penguasaan konten belum diberikan pada waktu yang cukup dan belum memberikan jadwal pelaksanaan layanan penguasaan konten sesuai yang telah disepakati oleh guru BK dan peserta didik.

Namun, terdapat sebagian lagi peserta didik menilai bahwa guru BK cukup baik dalam pelaksanaan layanan penguasaan konten yang dilihat dari waktu pelaksanaan yang digunakan oleh guru BK, hal inilah yang memicu peserta didik belum bisa memahami makna dan tujuan dari kegiatan layanan penguasaan konten dan belum berpengaruh terhadap kemandirian belajar peserta didik karena guru BK dalam melaksanakan kegiatan layanan penguasaan konten tidak memperhatikan waktu yang sesuai dengan yang telah ditetapkan untuk pelaksanaan layanan penguasaan konten. Guru BK memberikan layanan penguasaan konten dengan waktu yang sedikit sehingga kegiatan layanan penguasaan konten menjadi terbengkalai karena tidak dilanjutkan pada waktu selanjutnya karena dianggap sudah selesai pada satu kali pertemuan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian kajian tentang pelaksanaan layanan penguasaan konten oleh guru BK dalam meningkatkan kemandirian belajar peserta didik di kelas X SMK Negeri 2 Payakumbuh, maka dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut :

1. Pelaksanaan layanan penguasaan konten dalam meningkatkan kemandirian belajar peserta didik dilihat dari teknik pelaksanaan layanan disimpulkan bahwa, dapat dilihat dari teknik penyajian dalam melaksanakan layanan penguasaan konten guru BK berada dikategori

“kurang baik”. Pada teknik tanya jawab diskusi Guru BK juga berada pada kategori “cukup baik”, sedangkan pada teknik kegiatan lanjutan dalam melaksanakan layanan penguasaan konten Guru BK berada pada kategori “kurang baik”.

2. Pelaksanaan layanan penguasaan konten dalam meningkatkan kemandirian belajar peserta didik dilihat dari waktu pelaksanaan layanan disimpulkan bahwa, dapat dilihat dari jadwal pelaksanaan layanan dalam kegiatan layanan penguasaan konten oleh Guru BK berada di kategori “kurang baik”.

Pada pelaksanaan layanan penguasaan konten berdasarkan kebutuhan dalam kegiatan layanan penguasaan konten oleh Guru BK juga berada pada kategori “kurang baik”.

Dapat ditarik kesimpulan, sebagian besar dari sampel penelitian berada pada kategori “kurang baik”, yang dilihat dari pelaksanaan layanan penguasaan konten oleh guru BK berdasarkan teknik dan waktu pelaksanaan layanan penguasaan konten.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka penulis menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait, sebagai berikut:

1. Guru BK, agar mampu memahami peserta didik secara menyeluruh dalam pelaksanaan layanan penguasaan konten, terutama agar menggunakan teknik dalam pelaksanaan layanan penguasaan konten sehingga memperoleh hasil yang baik dari kegiatan tersebut, memberikan layanan penguasaan konten dengan jadwal yang telah ditentukan sehingga tidak ditemukan kesulitan belajar peserta didik dan dapat meningkatkan kemandirian belajar peserta didik

(6)

dari kegiatan layanan penguasaan konten.

2. Peserta didik, agar mampu mengikuti kegiatan layanan penguasaan konten dengan sebaik mungkin sehingga bisa memperoleh hasil yang baik dalam belajar terutama agar lebih meningkatkan kemandirian belajar daripada sebelumnya.

3. Kepala sekolah, lebih memperhatikan kebutuhan guru BK tentang waktu pelaksanaan layanan dalam pelaksanaan layanan penguasaan konten di sekolah.

4. Peneliti selanjutnya, sebagai dasar dan landasan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan masalah tersebut.

5. Pengelola Program Studi BK STKIP PGRI Sumatera Barat, sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan program perkuliahan untuk bisa meningkatkan tenaga-tenaga guru pembimbing di sekolah yang profesional yang memiliki wawasan yang luas dan pengalaman yang matang.

KEPUSTAKAAN

Asrori, Mohammad. 2007.

PsikologiPerkembanganRemaja.

Bandung: Wacana Prima.

Djamarah, BahriSyaiful. 2011.

PsikologiBelajar. Jakarta:

RinekaCipta.

Prayitno. 2004. Layanan L1-L9. Padang:

UNP.

UU RI No20. 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdikbud:

Jakarta.

Sugiyono. 2013. MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Menetapkan Jenis dan Arah Tindak Lanjut Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru BK maka dapat disimpulkan yaitu tindak lanjut yang akan diberikan kepada peserta didik mengenai layanan