• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH GRATIS YAYASAN PENDIDIKAN HUMAIRAH MINANGKABAU KECAMATAN KOTO

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PELAKSANAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH GRATIS YAYASAN PENDIDIKAN HUMAIRAH MINANGKABAU KECAMATAN KOTO "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PELAKSANAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH GRATIS YAYASAN PENDIDIKAN HUMAIRAH MINANGKABAU KECAMATAN KOTO

TANGAH KOTA PADANG

Wira Nurmalia1 Drs. Wahidul Basri M.Pd2 Darmairal Rahmad S.P M.Pd3

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Wira Nurmalia (09070327) Pelaksanaan Pendidikan di Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, Skripsi, Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang. 2014.

Peserta didik adalah salah satu komponen terpenting dalam pelaksanaan pendidikan, namun peserta didik di Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau ini semakin berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan di Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau Kota Padang. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan tipe deskriptif. Lokasi penelitian dilaksanakan di Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Adapun informan dalam penelitian ini berjumlah 16 orang meliputi Pihak Yayasan berjumlah 2 orang, Pendidik berjumlah 6 orang dan peserta didik berjumlah 8 orang. Pengambilan data menggunakan bentuk teknik studi observasi, wawancara dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Tujuan pendidikan untuk menciptakan peserta didik yang beriman kepada Tuhan YME, kreatif, terampil, berilmu, berakhlak dan berbudi pekerti yang baik serta mandiri, (2) materi yang diajarkan telah sesuai dengan tujuan pendidikan, namun tidak terdapat materi untuk mewujudkan peserta didik yang kreatif,terampil dan mandiri yaitu materi ketrampilan, olahraga dan menggambar, (3) Sarana dan prasarana pendukung pendidikan berupa buku penunjang setiap materi dan perpustakaan mini serta terdapat sarana yang ada tanpa ada materi yang diajarkan yaitu alat musik talempong, baju tari dan gitar, (4) pendidik yang mengajar adalah mahasiswa dan juga terdapat diantaranya dengan latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan bidang mata pelajaran yang dibinanya, (5) Interaksi edukatif yang digunakan pendidik yang tidak sesuai dengan kualifikasi latar belakang pendidikannya menggunakan pola interaksi edukatif satu arah dan pendidik yang mengajar sesuai bidang pendidikannya menggunakan pola interaksi dua arah (6) Evaluasi pendidikan di Sekolah Gratis ini belum terdapat ulangan harian, ulangan mid semester, ulangan semester bahkan penerimaan rapor. Hal ini disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan di Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau dilihat dari tujuan, pendidik, materi, sarana dan prasarana, Interaksi edukatif dan evaluasi belum terintegrasi.

Kata Kunci : Sekolah Gratis, Tujuan pendidikan, materi, sarana dan prasarana, pendidik, evaluasi.

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2009

2 Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

3 Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

(2)

2 PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk membangun manusia seutuhnya yang berkualitas, untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya sebagai usaha dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indoensia. Hal ini dilakukan agar tujuan pendidikan nasional bisa tercapai. Tujuan pendidikan nasional dapat dilihat dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan, bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari Tujuan Pendidikan Nasional di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik merupakan komponen terpenting dalam pendidikan. Peserta didik merupakan pokok persoalan dalam semua gerak kegiatan pendidikan dan pengajaran merujuk pada Dajamarah (2009). Pendidikan tidak memiliki arti apa-apa tanpa kehadiran peserta didik sebagai subjek pembinaan.

Untuk mendapatkan peserta didik yang berkualitas perlu kerjasama yang baik dari semua komponen pendidikan.

Komponen pendidikan harus berjalan sesuai fungsinya agar mutu pendidikan dapat meningkat dan tujuan pendidikan dapat terealisasi dengan baik pada pelaksanaan pendidikan di sekolah.

Komponen-komponen dalam pelaksanaan pendidikan selain peserta didik sebagai subjek yang dibimbing dibutuhkan orang yang membimbing (pendidik), interaksi antara peserta didik dan pendidik (interaksi edukatif), kearah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan), pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan), alat yang digunakan (sarana Prasarana)

dan hasil akhir pendidikan (evaluasi) merujuk pada Tirtarahardja dan Sulo, (2005). Komponen-komponen pendidikan terkait satu sama lainnya dan tersedia di setiap sekolah. Hal ini dikarenakan sekolah adalah wujud nyata pendukung pembangunan pendidikan yang berkualitas dengan jalan memberikan pendidikan formal. Hal ini sejalan dengan mengungkapkan bahwa sekolah merupakan tempat melakukan kegiatan belajar dalam usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia merujuk pada Hamalik, (2007). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa fungsi pendidikan sekolah adalah menciptakan, membentuk dan mengembangkan suatu masyarakat melalui kegiatan belajar untuk membentuk kepribadian anak-anak agar menjadi manusia dewasa yang berguna melalui jenjang pendidikan yang teratur dan sistematis.

Salah satunya Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Sekolah Gratis ini adalah salah satu wujud partisipasi masyarakat untuk memberikan pendidikan sekolah secara gratis atau tidak dipungut biaya untuk anak-anak yang berasal dari keluarga dibawah garis kemiskinan, anak yang bekerja, anak yatim piatu dan anak- anak bermasalah sehingga tidak mampu melanjutkan sekolah.

Namun jumlah peserta didik sangatlah minim. Hal ini terbukti Pada tahun ajar 2011-2012 jumlah anak mencapai 85 peserta didik, pada tahun 2012-2013 menjadi 77 peserta didik dan pada tahun ajaran 2013-2014 hanya terdiri dari 19 peserta didik (Data siswa Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau Kecamatan Koto Tangah Kota Padang tahun 2013-2014).

Diketahui bahwa peserta didik merasakan pendidikan yang mereka dapat di Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humiarah Minangkabau tidak sesuai dengan pendidikan yang mereka harapkan.

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan di Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

1

(3)

3 METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif Sedangakan tipe penelitian ini merupakan deskriptif. Dilakukan dari 5 November 2013-25 Desember 2013 di Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Informan penelitian di ambil secara Purposive Sampling dan Informan yang peneliti yaitu Pendiri yayasan endidik dan peserta didik.

Jumlah informan yang peneliti teliti yaitu berjumlah 2 orang pendiri Yayasan, 6 orang pendidik dan 8 orang peserta didik.

Sesuai tujuan penelitian yang hendak dicapai maka data yang hendak dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah sumber- sumber data yang diperoleh secara langsung dari informan di lapangan merujuk pada Moleong (2008) yaitu pendiri yayasan pendidik dan peserta didik. Kemudian data sekunder adalah Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS, dan lain- lain), foto-foto, film, rekaman video, benda-benda dan lain-lain yang dapat memperkaya data primer merujuk pada Arikunto (2010). Data yang telah ada yaitu profil Sekolah Gratis di tempat penelitian.

Kemudian analisis data yang digunakan adalah model interaktif analisis yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman merujuk pada Sugiyono (2009) yaitu:

pengumpulan data, reduksi data, display data, dan pengambilan keputusan (verifikasi data).

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan pendidikan di Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau

Pelaksanaan pendidikan merupakan suatu rangkaian proses pendidikan yang dilakukan setiap sekolah. Berisikan komponen-komponen pendidikan yang saling berhubungan guna mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau merupakan salah satu Sekolah Gratis di Kota Padang Sumatera Barat yang keberadaannya memberi arti positif dalam menunjang pendidikan anak-anak

khususnya di Kota Padang. Sekolah ini berdiri berdasarkan keinginan kuat pendiri Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau untuk membantu kaum Dhuafa agar tetap dapat mengecap pendidikan. Maka dari itu Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau merekrut anak-anak yang berada di bawah garis kemisikinan untuk menjadikan mereka manusia yang berkualitas. Melalui proses pendidikan yang berisikan komponen-komponen pendidikan seperti pendidik, materi, sarana prasarana, interaksi edukatif dan evaluasi.

Pada awal berdirinya Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau ini peserta didik berjumlah 85 anak. Namun peserta didik setiap tahunnya selalu berkurang. Diketahui bahwa pelaksanaan pendidikan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan peserta didik.

Maka dari itu peneliti tertarik mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan di Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau dilihat dari (1) tujuan pendidikan Humairah, (2) materi ajar, (3) sarana dan prasana, (4) pendidik, (5) interaksi edukatif dan (6) evaluasi peserta didik.

1. Tujuan Pendidikan

Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki posisis penting diantara komponen-komponen lainnya. Hal ini dikarenakan tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan

Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau mempunyai tujuan untuk memberikan pendidikan melalui program pendidikan gratis pada setiap tingkatan. Hal ini dilakukan untuk membentuk sumber daya manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, kreatif, terampil, berilmu, berkahlak, berbudi pekerti yang baik dan mandiri.

2. Materi

Materi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan.

Untuk mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik

2

(4)

4 isi/bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran. Setidaknya setiap sekolah harus memuat materi dasar berupa Pendidikan pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Membaca dan menulis, Matematika, Pengantar sains dan teknologi, Ilmu bumi, Sejarah nasional dan sejarah umum, Kerajinan tangan dan kesenian, Pendidikan jasmani dan kesehatan, Menggambar dan Bahasa Inggris merujuk pada Ihsan, (2005).

Materi yang diberikan Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau kepada peserta didik adalah materi yang sama seperti sekolah pada umumnya yaitu pada tingkat SMP sesuai tujuan pendidikan yaitu membentuk peserta didik yang beriman kepada Tuhan YME terdapat dalam materi Agama Islam, membentuk peserta didik yang berilmu terdapat dalam materi Bahasa Indonesia, Bahasa inggris, Matematika, TIK, IPA terpadu, IPS Terpadu, dan untuk membentuk peserta didik yang berakhlak dan bebudi pekerit yang baik terdapat dalam materi kewarganegaraan.

Begitu pula pada tingkat SMA sesuai tujuan pendidikan yaitu membentuk peserta didik yang beriman kepada Tuhan YME terdapat dalam materi Agama Islam, membentuk peserta didik yang berilmu terdapat dalam materi Bahasa Indonesia, Bahasa inggris, Matematika, TIK, Sosiologi, Geografi, sejarah dan untuk membentuk peserta didik yang berakhlak dan bebudi pekerit yang baik terdapat dalam materi kewarganegaraan.

Namun masih terdapat materi yang belum ada di Sekolah Gratis ini untuk mewujudkan tujuan pendidikan di Humairah seperti materi tingkat SMP yaitu ketrampilan, menggambar, olahraga yang akan membentuk peserta didik kreatif, trampil dan mandiri. Begitu pula dengan materi tingkat SMA yang tidak memuat materi ketrampilan, menggambar, olahraga yang akan membentuk peserta didik kreatif, trampil dan mandiri dan materi Sains untuk membentuk peserta didik yang berilmu.

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana untuk menunjang pendidikan di Sekolah Gratis

Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau masih belum memadai.

Pendidik dan peserta didik masih menggunakan peralatan seadanya untuk menunjang pendidikan di Sekolah Gratis ini. Hal ini terlihat dari materi Agama Islam sarana yang ada berupa buku pelajaran agama islam, Al-qur’an, Sejadah, Mukenah sedangkan prasarana hanya berupa perpustakaan mini, Untuk menunjang materi lainnya seperti Bahasa Inggris, Bahasa Indoensia, Matematika, IPA terpadu, IPS terpadu, TIK, dan Kewarganegaraan sarana yang ada baru berupa buku pelajaran dan prasarana yang ada hanya berupa perpustakaan mini. Namun terdapat sarana untuk mendukung materi ketrampilan berupa alat musik tradsional talempong, gitar dan baju tari tradisional namun dikarenakan materi yang diajarkan belum ada maka sarana tersebut masih belum dapat digunakan peserta didik di Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

4. Pendidik

Tidak akan berjalannya suatu proses belajar-mengajar tanpa kehadiran pendidik. Namun juga dituntut profesionalisme pendidik berupa kualifikasi akademik yang cukup dan kesesuaian kualifikasi akademik dengan latar belakang pendidikan.

Pendidik di Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau ini adalah mahasiswa dari beberapa Unversitas di Kota padang. Tenaga pendidik yang mengajar di Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau ini tidak memiliki kriteria tertentu. Hal ini dikarenakan Sekolah Gratis tidak mempunyai cukup dana untuk menggaji pendidik sehingga hanya menerima relawan dan bersedia tidak digaji.

Di karenakan pendidik tersebut sifatnya relawan, maka banyak pendidik yang mengajar pada mata pelajaran pelajaran yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Seperti pada tingkat SMP terdapat pendidik mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dari latar belakang Sosiologi, dan pendidik pada mata pelajaran TIK dari latar belakang Pen. Otomotif. Begitu pula pada tingkat SMA pendidik mengajar mata

3

(5)

5 pelajaran sejarah dari latarbelakang matematika, pendidik mata pelajaran bahasa Indonesia dari dari latar belakang teknik sipil dan pendidik mengajar mata pelajaran TIK pada latar belakang Pend.

Otomotif.

5. Interaksi Edukatif

Interaksi edukatif menggambarkan hubungan aktif dua arah dengan sejumlah pengetahuan sebagai medianya, sehingga interaksi itu merupakan hubungan yang bermakna dan kreatif.

Untuk menciptakan Interaksi edukatif yang bermakna dan kreatif maka diperlukan bentuk pola interaksi edukatif yang beragam sesuai dengan kemampuan pendidik yang mengajarkannya seperti interaksi satu arah, interaksi dua arah, interaksi multi arah, dan interaksi melingkar.

Pendidik yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya, tidak dapat melakukan interaksi edukatif dengan baik.

Terbukti bahwa mereka hanya menggunakan pola interaksi edukatif satu arah. Pola ini hanya memberikan pelajaran tanpa ada respon dari peserta didik. Pendidik yang menggunakan pola interaksi satu arah pada tingkat SMP adalah pendidik yang mengajar Bahasa Indonesia, TIK, dan Kewarganegaraan, sedangkan pendidik yang mengajar Agama Islam, IPA Terpadu, IPS Terpadu, Matematika,Bahasa Inggris menggunakan pola interaksi edukatif dua arah.

Pada tingkat SMA pendidik yang mengajar menggunakan pola interaksi edukatif satu arah adalah pendidik yang mengajar Sejarah, Bahasa Indonesia dan TIK. Sedangkan pendidik yang mengajar Agama Islam, Matematika, Bahasa Inggris, Sosiologi, Geografi, kewarganegaraan menggunakan pola interaksi edukatif dua arah.

6. Evaluasi

Evaluasi hasil belajar peserta dididk oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas.

Namun dalam pelaksanaan evaluasi di Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau sangat memprihatinkan.

Hal ini dikarenakan Yayasan Pendidikan

Humairah Minangkabau tidak memberikan evaluasi kepada peserta didik berbentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan semester bahkan terima raport. Akibatnya evaluasi perkembangan peserta didik tidak tampak di Sekolah Gratis ini.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pelaksanaan pendidikan di Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau Kecamatan Koto Tangah Kota Padang belum berjalan dengan baik. Dimana dalam pelaksanaan pendidikan di Sekolah Gratis ini dapat dilihat dari keterkaitan pada komponen- komponen pendidikan yaitu tujuan pendidikan, materi ajar, sarana- prasarana, pendidik, interaksi eduaktif dan evaluasi.

Dalam Teori Sistem Komponen- komponen pendidikan merupakan bagian dari sistem yang disebut sub sistem. Setiap sub sistem di desain untuk mencapai tujuan. Dalam mencapai tujuan subsistem perlu adanya proses untuk mencapai tujuan subsistem merujuk pada Roestiyah, (1986). Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau memiliki sebuah tujuan yang ingin dicapai dalam proses pendidikan. Tujuan pendidikan merupakan salah satu komponen pendidikan yang ketercapaiannya bergantung pada proses yang dilakukan komponen-komponen pendidikan lainnya.

Komponen-komponen tersebut adalah berupa materi, sarana prasarana, pendidik interaksi edukatif dan evaluasi.

Keterkaitan antara komponen- komponen pendidikan berupa tujuan pendidikan, materi, sarana dan prasarana, pendidik interaksi edukatif dan evaluasi sesuai dengan Teori Sistem yaitu seperangkat komponen atau elemen- elemen yang terdapat hubungan yang saling ketergantungan merujuk pada Jhonson, (1990).

Dari hasil penelitian telah didapat bahwa tujuan pendidikan Yayasan pendidikan Humairah Minangkabau ini untuk mewujudkan peserta didik yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi pekerti yang baik, Kreatif, terampil, berilmu dan mandiri.

Maka dari itu komponen lainnya harus melaksanakan fungsinya dengan baik

4

(6)

6 untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut.

Materi yang digunakan di Sekolah Grais ini sama seperti sekolah formal pada umumnya. Namun juga terdapat materi yang belum mencapai tujuan pendidikan di Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau berupa materi ketrampilan, penjaskes dan menggambar untuk mewujudkan peserta didik yang kreatif, trampil, dan mandiri. Dan juga materi Sains pada Tingkat SMA guna mewujudkan peserta didik yang berilmu.

Dalam pemberian materi kepada peserta didik dibutuhkan sarana dan prasarana penddidikan. Namun di Yayasan Pendidikan Humairah Sarana prasarana pada tingkat SMP dan SMA masih belum lengkap, Untuk mencapai Tujuan pendidikan mewujudkan peserta didik yang beriman kepada Tuhan YME telah tersedia sarana berupa Al-qur”an, Mukenah, Sejadah dan buku pelajaran Agama Islam namun belum tersedia prasarana atau tempat untuk melaksanakan kegiatan Agama Islam.

Untuk mewujudkan peserta didik yang berakhlak dan berilmu tersedia sarana berupa buku pelajaran sesuai dengan materi masing-masing dan perpustakaan mini sebagai prasarana pendidikan.

Namun terdapat sarana yang tidak di ajarkan dalam materi di Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humairah yaitu sarana talempong, gitar dan baju tari.

Tidak hanya materi dan sarana prasarana yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan di Humairah juga memerlukan pendidik sebagai unsur manusia dalam pelaksanaan pendidikan.

Namun pendidik yang mengajar di Yayasan Humairah ini bersatus mahasiswa dan terdapat pendidik yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya

Pendidik yang mengajar pada tingkat SMP telah sesuai dengan latar belakang pendidikannya yaitu pendidik yang mengajar materi Agama Islam, IPA terpadu, IPS terpadu, Matematika, Bahasa Inggris dan kewarganegaraan.

Namun pada materi Bahasa Indonesia pendidik yang mengajar berlatar belakang Sosiologi dan pendidik pada materi TIK berlatar belakang Pend. Otomotif. Begitu pula pada Tingkat SMA pendidik yang menagajar Agama Islam, Matematika,

Sosiologi, Geografi, Bahasa Inggris dan Kewarganegaraan telah sesuai dengan latar belakang pendidikannya sedangkan pada pedidik yang mengajar pada materi Sejarah berlatar belakang pendidikan Matematika, pada materi Bahasa Indonesia berlatar belakang pendidikan Teknik Sipil dan pada mata pelajaran TIK berlatar belakang pendidikan Tek.

Otomotif.

Sehingga dengan Sarana dan Prasarana yang kurang memadai dan pendidik yang mengajar berstatus mahasiswa dan terdapat pendidik yang mengajarkan materi yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

Pola interaksi antara pendidik dan peserta didik hanya menggunakan pola interaksi satu arah dan dua arah. Pola Interaksi satu arah digunakan pendidik yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya dan pola interaksi dua arah digunakan pendidik yang mengajar sesaui dengan latar belakang pendidikannya.

Dari proses Interaksi edukatif antara pendidik dan peserta didik dengan menggunakan materi sebagai mediumnya dan sarana prasarana sebagai alatnya dibutuhkan evaluasi sebagai hasil penilaian peserta didik untuk melihat ketercapaian tujuan pendidikan. Namun Di Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humairah ini belum terdokumentasinya penilaian peserta didik berupa ulangan, ujian semester, ujian tengah semester dan ujian akhir semester bahkan peserta didik tidak menerima raport hasil belajar selama berada di sekolah gratis Yayasan Pendidikan Humairah. Sehingga tidak dapat dilihat ketercapaian tujuan pendidikan di Humairah Minangkabau.

Sesuai dengan Teori Sistem yang mengungkapkan bahwa dikarenakan setiap komponen saling ketergantungan makan perubahan dalam salah satu elemen pokok langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi yang lainnya merujuk pada Jhonson (1990).

Dari pelaksaan pendidikan di atas masih terdapat kekurangan dari berbagai komponen pendidikan baik pada materi, sarana dan prasarana, pendidik bahkan interaksi edukatif namun terjadinya kerusakan pada evaluasi pendidikan yaitu tidak terdokumentasinya hasil belajar peserta didik sehingga tidak dapat dilihat ketercapaian tujuan pendidikan di

5

(7)

7 Humairah. Hal ini menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan pelaksanaan pendidikan yang merusak setiap komponen pendidikan yang lainnya.

Sesuai Konsep Auotopoietic Luhmann yang mengungkapkan bahwa sistem Auotpietic mengorganisasikan diri melalui batas-batasannya sendiri dan mengorganisasikan sistem internalnya merujuk pada Ritzer dan goodman (2011) hal ini sesuai dengan yang dilihat peneliti yaitu hanya dibatasi pada sistem dalam pelaksanaan pendidikan tanpa melihat keterkaitan pelaksanaan pendidikan dengan masyarakat atau pemerintah.

KESIMPULAN

Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tujuan pendidikan di Sekolah Gratis berisikan untuk mewujudkan peserta didik yang beriman kepada Tuhan Yang maha esa, kreatif, terampil, berilmu dan mandiri. Tujuan tersebut adalah ideal dari sebuah sistem yang harus dicapai.

2. Materi yang diajarkan di Sekolah Gratis Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau telah sesuai dengan tujuan pendidikan namun terdapat materi materi Ketrampilan, Penjaskes dan menggambar yang bertujuan untuk memwujudkan peserta didik yang kreatif, trampil dan mandiri.

3. Sarana Prasarana untuk menunjang pelaksanaan pendidikan masih berupa Al-Qur’an, sejadah, mukenah, sebagai penunjang materi Agama Islam dan buku-buku sebagai penunjang materi lainnya, namun terdapat sarana yang tidak diajarkan di Sekolah gratis yaitu Baju tari, alat musik talempong dan gitar.

4. Pendidik yang mengajar di Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau juga masih belum mencapai tingkat

profesionalisme. Hal ini terbukti dari pendidik yang mengajar masih berstatus mahasiswa dan terdapat pendidik mengajar pada pelajaran yang bukan latar belakang pendidikannya.

5. Sehingga interaksi edukatif pendidik yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya hanya menggunakan pola interaksi satu arah dan pendidik yang mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya menggunakan pola interaksi dua arah.

6. Evaluasi hasil belajar peserta didik tidak tampak. Hal ini dikarenakan tidak adanya ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester bahkan penerimaan rapor.

SARAN

Saran untuk dapat menjadi bahan pertimbangan baik pada Pihak yayasan, pemerintah maupun peneliti selanjutnya, yaitu diantaranya:

1. Pihak Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau, dari penelitian yang dilakukan diharapkan pihak Yayasan Pendidikan Humairah Minangkabau lebih meningkatkan pelaksanaan pendidikan kearah yang lebih baik.

2. Selain itu, pemerintah kota Padang disarankan memberikan bantuan, baik fisik maupun moril kepada Sekolah Gratis ini agar dapat meningkatkan mutu sekolah dan mengeluarkan kebijakan baru dengan jalan memperbanyak keberadaan Sekolah Gratis khususnya di kota Padang.

3. Dan untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian untuk lebih dapat melihat Sekolah Gratis ini dari pandangan masyarakat atau penelitian lebih mendalam mengenai Sekolah Gratis.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : PT Rineka Cipta.

Djamarah, Syaifuf Bahri. 2010. Guru dan Anak didik dalam interaksi Edukatif.:

Jakarta :Rineka Cipta

Ikhsan, Fuad. 2010. Dasar-Dasar Pendidikan: Jakarta :Rineka Cipta

6

(8)

8 Jhonson, Doyle Paul. 1990. Teori Sosiologi

Klasik dan Modern (Robert M.Z Lawang. Terjemahan). Florida: Buku Asli diterbitkan tahun. 1981

Moleong J Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Cetakan keduapuluh empat.

Bandung: PT Remaja PosDakary N.K, Roestiyah. 1986. Masalah Pengajaran

Sebagai Suatu Sistem. Jakarta. Bina Aksara

Ritzer, George dan Douglas J Goodman.

Teori Sosiologi Modern. Prenada Media Grup. Jakarta

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Tirtarahardja,Umar dan La Sula. 2000.

Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa; pertama, perangkat pendidikan dan pelatihan diklat kreativitas yang baik untuk peserta didik SMA/SMK/MA kelas XI di Kota Cirebon adalah perangkat