• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelatihan Kewirausahaan pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Sukaramai Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pelatihan Kewirausahaan pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Sukaramai Kota Medan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

70

Pelatihan Kewirausahaan pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Sukaramai Kota Medan

Arasy Ayu Setiamy1), Sunaryo2), Bagus Handoko3), Hery Syahrial4), Miftahuddin5)

1,2,3)

Fakultas Ekonomi Universitas Harapan Medan, email:

4,5)Fakultas Ekonomi Universitas Medan Area, email:

email: email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRACT

PKL as one of the main components of micro-enterprises involved in informal sector businesses, faces an environment that is still not conducive, so that it becomes a factor that hinders the expansion and development of their business.

These street vendors are usually traders who trade because they are forced to make ends meet, some because they don't get a job that eventually decides to become street vendors whose original intention was to develop into a business that will develop later. The purpose of this service is to provide knowledge and understanding to partners about the importance of running aneffective and efficient business accompanied by simple financial management knowledge to see the progress of their business development. The results of this study show an increase in the knowledge and ability of partners to run an effective and efficient business and are maximally able to calculate and record their business transactions.

Keywords: Training, Entrepreneurship, Trader, Sukaramai

ABSTRAK

PKL sebagai salah satu komponen utama dari usaha mikro yang terlibat dalam usaha sector informal, menghadapi lingkungan yang masih kurang kondusif, sehingga menjadi factor yang menghambat eksensi dan perkembangan bisnisnya. Para pedagang kaki lima ini biasanya adalah pedagang yang berdagang karena terpaksa untuk memenuhi kebutuhan hidup, ada pula karena tidak mendapatkan pekerjaan yang akhirnya memustuskan menjadi pedagang kaki lima yang niat awalnya akan mereka kembangkan menjadi usaha yang akan berkembang nantinya. Tujuan pengabdian ini untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mitra tentang pentingnya menjalankan bisnis yang efektif dan efisien disertai dengan pengetahuan pengelolaan keuangan sederhana agar dapat melihat progres perkembangan bisnisnya. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan kemampuan mitra dalam menjalankan bisnis yang efektif dan efisien, serta secara maksimal sudah mampu menghitung dan mencatat transaksi bisnisnya.

Kata kunci: Pelatihan, Kewirausahaan, Pedagang, Sukaramai

(2)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Juni 2022 pISSN 2685-0303

71 PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dari sekian banyak negara berkembang yang berusaha untuk terus menumbuh kembangkan bisnis ultra mikro kecil menengah (UMKM). Kontribusi UMKM pada ekonomi Indonesia sangat besar (Simangunsong, 2022). Diketahui kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia rata – rata diatas 50% (Soetjipto, 2020). Namun karena adanya pandemi covid-19 kontribusi tersebut mengalami penurunan mencapai 57% (Nurlinda

& Sinuraya, 2020). Jika demikian, maka penguatan UMKM menjadi tanggungjawab seluruh pihak yang berharap UMKM di Indonesia terus tumbuh dan berkembang serta menjadi bisnis besar yang mapan secara ekonomi.

Bagian yang tidak terpisahkan dari UMKM adalah para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang jumlahnya tidak sedikit. PKL pada umumnya merupakan para pelaku bisnis kuliner. Di kelurahan Sukaramai sendiri jumlah PKL mencapai 49 PKL. PKL sebagai salah satu komponen utama dari usaha mikro yang terlibat dalam usaha sector informal, menghadapi lingkungan yang masih kurang kondusif, sehingga menjadi factor yang menghambat eksensi dan perkembangan bisnisnya. Para pedagang kaki lima ini biasanya adalah pedagang yang berdagang karena terpaksa untuk memenuhi kebutuhan hidup, ada pula karena tidak mendapatkan pekerjaan yang akhirnya memustuskan menjadi pedagang kaki lima yang niat awalnya akan mereka kembangkan menjadi usaha yang akan berkembang nantinya.

Hal tersebut mengakibatkan kondisi umum PKL di kota Medan mengalami produktivitas yang sangat rendah dan daya saing yang relative rendah. Ada beberapa factor yang mempengaruhi PKL yaitu: susahnya mencari lokasi usaha dengan tata ruang yang memadai, perintah juga sulit memberikan tempat buat para PKL akhirnya para PKL tersebut berjualan dipinggiran selokan, serta tempat-tempat yang tidak layak dijadikan tempat berdagang. Apalagi saat ini banyak sekali pedagang kaki lima yang digusur dari tempat mereka berjualan karena adanya pembersihan jalan Kota Medan.

Pengabdian ini diharapkan akan membantu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh pedagang kaki lima agar usaha yang mereka jalani saat ini bisa meningkat dan bisa bersaing dengan para pedagang lainnya di pasar global, dimana kami akan membuat pelatihan tentang kewirausahaan yang dapat meningkatkan penghasilan dan perekonomian para PKL tersebut

Gambar 1:

Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Sukaramai

Adapun PKL yang berada di Kota Medan bervariasi mulai dari kuliner, penjual baju sampai menjual sandal dan kebutuhan rumah tangga, kehadiran PKL di Kota Medan sudah menjadi gaya hidup bagi masyarakat yang saat ini membutuhkan

(3)

72

makanan siap saji dan dengan harga yang terjangkau, Tapi PKL ini masih belum aman dalam memproduksi produknya karena masih banyak sekali PKL yang hanya membuat produk tanpa memikirkan kesehatan konsumen dan kebersihan dalam menjual produknya.

Kegiatan yang akan kami lakukan pada PKL ini adalah memberikan pelatihan kewirausahaan untuk meningkatkan produktivitas PKL dalam menjajakan produk yang mereka produksi, khususnya segi manajemen kewirausahaan dimana pelatihan tersebut untuk meningkatkan perekonomian dan bisa menjadi ajang dalam mengatasi pegangguran yang ada di Kota Medan.

Berdasarkan kunjungan yang telah kami lakukan diperoleh informasi bahwa para PKL di Kota Medan mereka menjadi PKL karena kebutuhan ekonomi dan keterpaksaan hidup dalam melakukan kegiatan dan aktivitas ekonomi. Saat ini pemerintah Kota Medan sudah menghimbau lokasi bagi para PKL dan Usaha-usaha kecil lainnya dan lokasi tersebut merupakan binaan yang sudah di beri plang nama dan kebutuhan para pedagang UMKM termasuk PKL.

IDENTIFIKASI MASALAH

PKL adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang melakukan kegiatan komersial di atas daerah milik jalan (DMJ/trotoar) yang diperuntukkan untuk pejalan kaki (pedestrian). Banyaknya PKL di Kota Medan membuat tingkat kemampuan mereka dalam bersaing semakin rendah, karena kurangnya pengertahuan tentang manajemen kewirausahaan, sebagian PKL adalah orang yang baru saja memulai bisnisnya karena keterpaksaan hidup dan kebutuhan ekonomi, kebayakan PKL adalah pedagang yang memiliki pendidikan hanya Sekolah Menengah Atas (SMA) ada pula yang hanya tamatan Sekolah Dasar (SD) oleh karena itu banyak dari mereka yang belum mengetahui tentang bagaimana cara memanajemen usaha yang mereka lakukan.

Pengabdian kepada masyarakat ini akan mencoba merumuskan apa yang menjadi permasalahan dan mencari solusi dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh para pedagang kaki lima (PKL) supaya dapat meningkatkan produktivitas dan pengembangan manajemen usaha, maka dilakukan survey lapangan yang dihasilkan masalah yang dihadapi antara lain:

1. Usaha ini memiliki sumber daya manusia yang kurang memadai yaitu para pedagang ini belum memiliki mind set berwirausaha.

2. Peralatan produksi yang sangat sederhana sehingga jumlah produktivitas yang di lakukan masih terbatas.

3. Mitra tidak melakukan pencatatan pengeluaran.

4. Usaha ini tidak memiliki manajemen usaha

PKL ini dalah kegiatan masyarakat ekonomi yang bergerak dibidang UMKM, permasalahan yang di hadapi a para pedagang kaki lima (PKL) ini adalah tentang kurangnya pengetahuan tentang manajemen kewirausahaan dan produktivitas usaha.

Melalui Program Pegabdian kepada Masyarakat ini direncanakan untuk memberikan solusi yang berarti dalam meningkatkan pendapatan, pengetahuan tentang manajemen kewirausahaan dan meningkatkan produktivitas.

(4)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Juni 2022 pISSN 2685-0303

73 METODE PELAKSANAAN

Metode yang disepakati untuk menyelesaikan permasalahan di atas adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan sumber daya manusia

Dari analisa situasi yang kami lakukan kepada pedagang kaki lima (PKL) memiliki maind set menjadi wirausaha serta belum bisa menentukan terget produksi yang harus di capai. Oleh karena para PKL perlu diberikan pelatihan dan pendampingan tentang mainset tentang jiwa berwirausaha.

2. Masalah produktivitas

Tim pengusul menawarkan bagaimana cara mengolah produk tersebut agar ada nilai jualnya di masyarakat

3. Pembuatan laporan keuangan

Melakukan pelatihan pencatatan keuangan dengan menjelaskan pentingnya melakukan pencatatan keuangan, memperkenalkan siklus akutansi yang harus dilaksanakan untuk bisa menghasilkan laporan keuangan sederhana, serta melakukan latihan secara langsung untuk proses pencatatan keuangan

Dalam upaya pencapaian penyelesaian masalah mitra, maka pendekatan metode yang dilakukan adalah:

1. Tim pengabdian kepada masyarakat memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada kelompok mitra tentang pengelolaan bisnis yang efektif dan efisien

2. Memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada kelompok mitra tentang mengelola keuangan bisnis yang sederhana.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat khususnya pedagang kaki lima yang ada dikota Medan khususnya di kelurahan Sukaramai dilaksanakan pada 22 Juni 2022.

Dalam pertemuan tersebut, tim pengabdian sebagai narasumber yang memberikan masukan-masukan tentang bangaimana memproduksi satu bahan olahan makan yang baik, tidak hanya memikirkan keuntungan saja tapi juga bagaimana cara mendapatkan pelanggan yang suka dengan produk yang mereka jual yang dilakukan dengan memberikan penyuluhan dari seluruh tim. Pada pelaksanaan pelatihan tersebut jumlah mitra yang mengikuti kegiatan sebanyak 13 orang pedagang kaki lima, dan saat pelaksaan pelatihan tersebut, tim dibantu oleh 2 orang mahasiswa. Tim pengabdian dan mahasiswa menuju lokasi pengabdian di Gg. Langgar Kelurahan Sukaramai pada pukul 8.30 Wib. Sedangkan pelaksanaan pengabdian dimulai pukul 9.30 Wib.

Kegiatan pengabdian ini dilakukan selama satu hari penuh yang dimulai pukul 9.30 Wib sampai dengan 12.00 Wib. Kegiatan dipending untuk melaksanakan istrirahat dan aktivitas pribadi. Setelah istirahat pada pukul 13.30 Wib pengabdian dilanjutkan sampai dengan pukul 15.45 Wib. Pengabdian kepada masyarakat ini dibagi menjadi 2 bagian. Pada bagian 1 dilaksanakan penyuluhan pengelolaan bisnis kaki lima yang efektif dan efisien, sedangkan pada bagian 2 pelatihan mengelola keuangan sederhana untuk bisnis kaki lima yang baik.

1. Penyuluhan Pengelolaan Bisnis (Kewirausahaan) Yang Efektif dan Efisien Penyuluhan pengelolaan bisnis ini memiliki tujuan agar seluruh pedagang kaki lima memiliki kemampuan untuk mengelola bisnis kaki lima yang dijalaninya dengan

(5)

74

cara yang efektif dan efisien. Penyuluhan ini sendiri dilakukan dengan memutarkan video – video sebagai contoh kepada pedagang kaki lima, bahwa efektif dan efisien sudah pernah dan sudah ada yang melaksanakannya dan tidak sulit untuk dilakukan.

Selain video penyuluhan juga dilakukan dengan menggunakan slide powerpoint untuk memberikan penjelasan langkah – langkah yang baik untuk mencapai efektif dan efisien dalam pengelolaan bisnis kaki lima.

Setelah pelaksanaan pemutaran video dan penyuluhan menggunakan slide powerpoint, tim membuka waktu untuk berdiskusi kepada seluruh peserta atau mitra pengabdian agar wawasan yang didapatkan oleh pedagang kaki lima menjadi lebih terbuka, dan tujuan pengabdian ini dapat tercapai dengan baik. Terjadi diskusi yang cukup panjang antara tim pengabdian dengan mitra, dan setiap diskusi tim memberikan solusi dan saran kepada mitra.

Tim pengabdian melakukan pengukuran atas tingkat keberhasilan pelaksanaan pengabdian ini khususnya tentang penyuluhan pengelolaan bisnis yang efektif dan efisien kepada pedagang kaki lima di kelurahan Sukaramai Kota Medan. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan pemahaman mitra tentang pengelolaan bisnis yang efektif dan efisien. Pengukuran dilakukan dengan cara memberikan angket kegiatan. Hasil pengukuran peningkatan pengetahuan dan pemahaman mitra dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Pengukuran Peningkatan Pengetahuan dan Pemahaman Mitra Mengelola Bisnis yang Efektif dan Efisien

No. Kriteria Pengukuran Frekuensi

N %

1 Mengetahuai & Memahami 9 69,23

2 Kurang Mengetahui & Memahami 3 23,08 3 Tidak Mengetahui & Memahami 1 7,69

Jumlah 13 100,00

Sumber: Data Diolah Tim Pengabdian, 2022

Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat progres peningkatan yang cukup baik pada diri mitra dalam mengelola bisnis kaki lima yang efektif dan efisien. Terdapat 69,23%

mitra sudah mengalami peningkatan pengetahuan dan pemahamannya. Namun terdapat 23,08% mitra yang kurang mengetahui dan memahami, serta terdapat 7,69% mitra yang tidak mengetahui dan memahami pengelolaan bisnis kaki lima yang efektif dan efisien.

Secara keseluruhan capaian tujuan hanya sebesar 69,23%. Capaian ini tentunya tidak bisa dibilang gagal, namun tidak bisa juga dibilang berhasil. Namun kondisi ini sudah maksimal dilakukan oleh tim pengabdian. Oleh sebab itu, berikutnya tim akan melakukan pengabdian kepada masyarakat yang lebih baik lagi dengan memberikan contoh – contoh yang aplikatif sehingga seluruh mitra mampu untuk memahami konten penyuluhan yang diberikan. Sehingga harapan tim pengabdian agar dapat membantu pedagang kaki lima khususnya di kelurahan Sukaramai dapat tercapai secara maksimal.

Bagi mitra peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan bisnis sangat penting, dengan pengetahuan tersebut akan memaksimalkan keuntungan pedagang kaki lima tersebut. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Iqbal et al., (2020) yang menyatakan efisiensi

(6)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Juni 2022 pISSN 2685-0303

75 biaya dan efektivitas penggunaan model kerja signifikan mempengaruhi peningkatan keuntungan bisnis.

2. Penyuluhan Pengelolaan Keuangan Pedagang Kaki Lima Yang Baik

Pada bagian kedua, setelah istirahat, tim pengabdian melaksanakan penyuluhan dan pelatihan pengelolaan keuangan sederhana bagi pedagang kaki lima, agar seluruh pedagang kaki lima dapat melihat dan mengetahui perkembangan bisnis kaki lima yang dijalankannya. Dengan pengelolaan keuangan sederhana tersebut, pedagang kaki lima akan memahami dan mengetahui kondisi bisnis kaki lima yang dikelolanya.

Tim pengabdian memberikan contoh pencatatan dan perhitungan pengelolaan bisnis kaki lima yang sangat sederhana. Harapannya agar seluruh mitra dapat melakukan pencatatan dan perhitungannya, walaupun mitra memiliki bisnis yang berbeda – beda. Penjelasan contoh tersebut melalui penyuluhan menggunakan slide powerpoint dan oleh tim dilakukan pelatihan langsung dengan mengambil contoh dari kasus bisnis masing – masing mitra.

Hasil diskusi awal dengan mitra, tidak ada satupun mitra yang melakukan pencatatan dan perhitungan yang memberikan gambaran tentang perkembangan bisnisnya. Oleh sebab itu pula, mitra mengalami kesulitan dalam mengerjakannya materi yang diberikan oleh tim, namun setelah dibantu oleh tim akhirnya sebagian besar mampu untuk memahami konten penyuluhan dan pelatihan pengelolaan keuangan sederhana untuk bisnis kaki lima.

Tim pengabdian juga melakukan pengukuran atas peningkatan kemampuan dari mitra dalam memahami konten pelatihan. Hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Pengukuran Pengetahuan dan Pemahaman Mitra Mengelola Keuangan Bisnis Kaki Lima

No. Kriteria Pengukuran Frekuensi

n %

1 Memahami 12 92,31

2 Tidak Memahami 1 7,69

Jumlah 13 100,00

Sumber: Data Diolah Tim Pengabdian, 2022

Tabel 2 memberikan informasi bahwa 92,31% mitra yang mengikuti pelatihan telah memahami materi pelatihan yang diberikan oleh tim pengabdian. Artinya pada bagian kedua pelatihan ini sangat berhasil. Diharapkan pemahaman mitra dalam menghitung dan mencatat transaksi bisnisnya akan memberikan informasi tentang perkembangan bisnisnya dari hari ke hari, sehingga akan memberikan motivasi dan inspirasi untuk pedagang kaki lima naik kelas menjadi pedagang mikro atau bahkan menjadi pedagang kecil dan menengah. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi & Pandin, (2019) yang menyatakan pengelolaan keuangan yang baik secara signifikan akan mendorong peningkatan kinerja bisnis.

(7)

76

KESIMPULAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menghasilkan suatu kesimpulan antara lain:

1. Pelatihan kewirausahaan ini secara keseluruhan dapat berjalan dengan baik, karena adanya keinginan yang sama antara tim pengabdian dan mitra yang ingin maju dan lebih memahami mengelola bisnis dagang kaki limanya menjadi lebih efektif dan efisien. Dan ada kesepakatan bersama antara tim pengabdian dan mitra untuk dapat bekerjasama melaksanakan pelatihan lainnya yang merupakan kelanjutan dari pelatihan kewirausahaan ini.

2. Pengetahuan dan pemahaman mitra tentang pengelolaan bisnis kaki lima yang efektif dan efisien walaupun sudah maksimal dilakukan, namun capaian yang diperoleh tidak terlalu tinggi, yaitu hanya 69,23% dari seluruh mitra yang mengikuti pelatihan. Untuk berikutnya perlu dilakukan pelatihan yang lebih baik dan materi yang lebih aplikatif.

3. Kemampuan dan pengetahuan mitra tentang perhitungan dan pencatatan keuangan sederhana untuk bisnis kaki lima mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

Terdapat 92,31% mitra sudah mengetahui dan memahami dan siap untuk menjalankan pengelolaan keuangannya agar lebih baik.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih tim pengabdian ucapkan kepada pihak – pihak yang telah membantu sehingga terselenggaranya pengabdian kepada masyarakat ini. Terutama kepada Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Harapan Medan dan Universitas Medan Area yang telah mendukung secara penuh pelaksanaan pengabdian ini. Terima kasih juga diucapkan kepada seluruh mitra yang sangat komunikatif dan proaktif sehingga pengabdian kepada masyarakat ini berjalan lancar.

REFERENSI

Dewi, I. K., & Pandin, M. Y. R. (2019). Pengaruh Pengelolaan Keuangan Dalam Meningkatkan Kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Jurnal Ekonomi Akuntansi, 4(2), 1–12.

Iqbal, M., Priatna, H., & Handayani, N. (2020). Pengaruh Efisiensi Biaya Operasional dan Efektivitas Modal Kerja Terhadap Pertumbuhan Laba Pada PT. Tujuh Pilar Sarana. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 11(3), 1–15.

Nurlinda, & Sinuraya, J. (2020). Potensi UMKM Dalam Menyangga Perekonomian Kerakyatan di Masa Pandemi Covid-19: Sebuah Kajian Literatur. Prosiding Seminar Akademik Tahunan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan 2020, 160–

175. https://feb.untan.ac.id/prosiding-satiesp-2020/

Simangunsong, R. (2022). Pengaruh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Wadah Ilmiah Penelitian Pengabdian Untuk Nommensen (WIPPUN), 1(1), 78–84.

Soetjipto, N. (2020). Ketahanan UMKM Jawa Timur Melintasi Pandemi COVID-19. In K-Media.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini berjudul “Analisis mobilitas sirkuler pedagang kaki lima di Kecamatan Kartasura.”Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik demografi sosial pedagang kaki

Dari grafik 4.12 dapat kita lihat bahwa 51 responden atau sekitar 51,5 % menyatakan setuju bahwa dalam pelaksanaan kebijakan penataan pedagang kaki lima benar-benar untuk

REAKSI PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) TERHADAP KINERJA SAT POL PP PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PENERTIBAN PEDAGANG KAKI LIMA. (Stdudi di Pasar Bambu Kuning

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2007. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan modal usaha terhadap laba usaha pedagang kaki lima,

Penelitian ini dilakukan di kelurahan Sisir, kecamatan Batu, kota Batu, tepatnya di Pasar Sore Kota Batu untuk melihat moral ekonomi pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Sore Kota Batu,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis “Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Motivasi terhadap Keberhasilan Usaha pada Pedagang Kaki Lima di Pasar

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan dalam melakukan penataan pedagang kaki lima di Pasar Rakyat Tengah Kota Pontianak dapat dikatakan bahwa dalam melakukan tugas

Fokus penelitian ini yakni masalah-masalah yang tombul sehubungan dengan Pedagang Kaki Lima di kota Manado dan solusinya menurut usulan-usulan mereka sendiri,