• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAKNAAN MITOS KISAH NABI ADAM DALAM AL-QUR’AN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PEMAKNAAN MITOS KISAH NABI ADAM DALAM AL-QUR’AN"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Quran sebagai petunjuk dan cahaya bagi jalan hidup manusia. Tiada kata yang terucap selain puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala ilmu dan kehendak-Nya yang telah memberikan ilham kepada penulis, hingga terselesaikannya disertasi yang bertajuk “Pengertian Mitos Nabi Adam dalam Al-Qur’an (semiotik). pendekatan) Roland Barthes)". Abdul Mustaqim, M.Ag dan Afdawaiza, M.Ag., selaku ketua dan setiausaha program pengajian Al-Qur'an dan Tafsir.

Al-Qur'an dan para dosen program studi tafsir, yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis dan memberi nuansa baru pada pemikiran penulis. Dan juga teman-teman dari kompleks R-2 yang bersama-sama memberi dan mengajarkan arti kehidupan, suka duka. Sahabat Al-Qur'an dan Program Studi Interpretasi Angkatan 2013 yang selalu melengkapi hari-hari penulis.

Kisah Nabi Adam dalam Alquran merupakan kisah yang perlu dikaji karena kisah ini memiliki simbol-simbol yang perlu dipecahkan. Teori semiotika Roland Barthes biasanya diterapkan dalam kajian sastra, dilanjutkan dengan penyelidikan makna mitos yang menurut perspektif ini dapat dipelajari dari kisah Nabi Adam. Berdasarkan analisis tersebut, kisah Nabi Adam memiliki beberapa makna, antara lain menjadi pemimpin di muka bumi, keikhlasan berkorban tanpa diukur dengan nilai-nilai materialistik.

Selain itu, kisah Nabi Adam juga mengajarkan nilai-nilai positif yaitu tekad yang kuat, etika, memilih berita.

PENDAHULUAN

Ketika Nabi Adam diperintahkan untuk tinggal di surga bersama istrinya, muncul setan yang iri dan cemburu kepada mereka berdua yang mencoba berkhianat, menipu dan membisikkan pikiran jahat untuk mendekati pohon khuldi dan memakan buahnya. sehingga kesenangan yang diperoleh akan segera berakhir. Pendekatan ini untuk mencapai pesan al-Qur'an secara utuh dan menghindari kepentingan ideologis individu. Sebab, kepentingan semacam itu akan membuat Alquran hanya berfungsi sebagai legitimasi yang sarat akan subjektivitas pembacanya.

Analisis kisah Nabi Adam hanya menyampaikan bahwa kisah Nabi Adam memang diturunkan untuk membentuk iman dan keyakinan. Sementara itu, untuk menggali makna-makna baru di luar pesan dasar kisah Nabi Adam, perlu dilakukan analisis baru pada aspek lain, yakni aspek tekstual kisah Nabi Adam. Tanda-tanda ini harus dipelajari untuk menemukan konsep atau pesan di balik tanda-tanda tersebut.

Untuk membongkar struktur dan menemukan makna di balik tanda-tanda dalam kisah Nabi Adam, diperlukan pendekatan yang menyentuh bidang ini. Pada tahap ini semiotika menjadi satu-satunya ilmu yang penting untuk mendekati teks kitab suci. Salah satu tokoh yang mengikuti aliran semiotika Saussure adalah Roland Barthes yang dikenal dengan semiotika konotatif.

Kajian ini menggunakan semiotika Roland Barthes sebagai pendekatan penafsiran kisah Adam dalam al-Qur'an karena analisis struktural dalam kajian tafsir lebih jelas terlihat dari konstruksi metodologi Roland Barthes. Dalam hal ini, Barthes menerapkan analisis strukturalnya pada kritik sastra dan tekstual yang sebagian besar berupa cerita dan dongeng, sehingga dalam kajian tafsir, khususnya kajian cerita dalam al-Qur’an, pendekatan ini relevan. karena keduanya berupa kajian tekstual, dan sebaliknya cerita. Salah satu ciri semiotika Barthes adalah adanya dua tatanan penandaan, yang disebut semiotika tingkat pertama dan semiotika tingkat kedua.Pada tingkat pertama, analisis bahasa bekerja, yang menghasilkan makna denotatif.

6 Aart Van Zoest, “Interpretation and Semiotics” dalam Panuti Sudjiman dan Aart van Zoest, Semiotic Miscellaneous (Jakarta: Gramedia, 1996), hal. 7Aart Van Zoest, "Interpretation and Semiotics" dalam Panuti Sudjiman dan Aart van Zoest, All Semiotics, hal. Misalnya, sebagian dari kisah Nabi Adam dan Hawa itu dijelaskan dalam Al-Qur'an dalam al-Baqarah: 35-36, berikut ini:

اﻮُﻄِﺒۡھٱ

ضۡرَﺄۡﻟٱ

  • Rumusan Masalah
  • Tujuan dan Kegunaan Penelitian
  • Kajian Pustaka
  • Kerangka Teori
  • Metode Penelitian
  • Sistematika Pembahasan

Bagaimana interpretasi mitos kisah Nabi Adam dalam Al-Qur'an dengan menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes. Mengungkap makna mitos kisah Nabi Adam dalam Al-Qur'an dengan pendekatan semiotik Roland Barthes. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam kajian al-Qur'an, dalam kaitannya dengan semiotika al-Qur'an.

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari berupa interpretasi mitos yang diambil dari kisah Nabi Adam dalam Al-Qur'an. Selain itu, dapat menambah khazanah literatur bagi sivitas akademika, khususnya bagi mahasiswa Program Studi dan Tafsir Al-Qur'an. Kajian sebelumnya yang membahas tentang kisah Nabi Adam dalam Al-Qur'an antara lain sebagai berikut.

Salah satu keistimewaan semiotika Roland Barthes sebagai pendekatan penafsiran kisah Nabi Adam dalam al-Qur'an tidak terdapat dalam buku ini. Karya lain yang juga memberikan informasi tentang Nabi Adam adalah tulisan Khoiron Nahdliyyin berjudul “Kisah Adam dalam Al-Qur’an”. Lebih lanjut, kisah Nabi Nuh merupakan bentuk respon Al-Qur'an terhadap kitab-kitab langit yang mendahuluinya, yang membuktikannya.

15Ulummudin, “Kisah Luth dalam Al-Qur’an (Pendekatan Semiotika Roland Barthes)”, Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, 2013. Terakhir, skripsi berjudul “Kisah Musa dan Khidir di Al-Qur'an surah al-kahfi: 66-82 (Studi Kritis dengan pendekatan semiotika Roland Barthes)17 yang ditulis oleh Istnan Hidayatullah.Dari beberapa literatur tersebut, terdapat hal-hal yang membedakan antara penelitian yang sudah ada dengan penelitian penulis, antara lain: . Pertama, penelitian ini membahas tentang makna mitos kisah nabi Adam dalam al-Quran dan pendekatan semiotik Roland Barthes.

Pada penelitian sebelumnya telah ada pembahasan tentang kisah nabi Adam di dalam al-Qur’an, namun objek kajiannya belum dibicarakan oleh kisah nabi Adam dalam al-Qur’an, dinilai menggunakan semiotik Roland Barthes sebagai satu pendekatan. 12. karya-karya berkaitan Roland Barthes yang sudah ada tetapi belum banyak diperkatakan terutama penelitian tentang kisah nabi Adam di dalam al-Quran yang disandarkan kepada tafsiran mitos Roland Barthes. Ketiga, ciri semiotik Roland Barthes sebagai pendekatan mentafsir kisah nabi Adam dalam al-Quran.

Bab II menjelaskan konsep semiotika dan secara khusus menjelaskan teori semiotika Roland Barthes dan kaitannya dengan Ulumul Qur'an. Bab III, bab ini menjelaskan penerapan metode semiotik Roland Barthes pada kisah nabi Adam dalam Al-Qur'an.

PENUTUP

Kesimpulan

Hal ini penting, yaitu hewan kurban lebih baik dari hewan kurban karena hasil pertanian dijadikan zakat. Dengan demikian, dengan menggunakan pendekatan semiotik Roland Barthes untuk menafsirkan kisah Nabi Adam dalam al-Qur'an mengeksplorasi pemaknaan tataran kedua. Al-Qur'an menyampaikan pesan melalui kisah Nabi Adam dalam mengungkapkan kode-kode dalam struktur cerita.

Saran

Istiqomah, “Kisah Nuh (Penerapan Semiologi Roland Barthes dalam Al-Qur’an)”, Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 2011. Tafsir Kisah Adam dan Hawa (studi banding Tafsir Al-Tabari dan Tafsir Al-Manar)'', Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009. Qisah Adam fi al-Qur'an al-Karim: Dirasah Tadawaliyah “Skripsi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga, 2014 .

Ulummudin, “Kisah Luth dalam Al-Qur’an (Pendekatan Semiotika Roland Barthes)”, Afhandling fra Fakultetet for Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Sedarrrtl:atr ahl i psikol irlgr,risti!: nternatrdatrq bagairnana cara mElntpr odl.r [i

Kết quả thực hiện đạt được như sau: môi trường tạo hạt nhân tạo thích hợp với cỏ ngọt là môi trường MS có bổ sung Na-Alginate 3% sau bốn tuần lưu trữ tỉ lệ hạt nảy mầm là 100% và số