bagaimana Pemanfaatan aplikasi pencatatan digital oleh peternak sapi potong di kab sinjai
Saat ini belum ditemukan penelitian atau tesis yang secara langsung membahas pemanfaatan aplikasi pencatatan digital oleh peternak sapi potong di Kabupaten Sinjai. Ini berarti topik tersebut masih sangat jarang dan memiliki potensi besar untuk diangkat sebagai tesis baru yang orisinal dan relevan dengan perkembangan zaman.
Namun, berikut adalah beberapa temuan relevan yang bisa dijadikan dasar atau pembanding untuk topik tersebut:
🔍
Konteks Relevan dan Dukungan Literatur
1. Kebutuhan Meningkatkan Kompetensi Peternako Peternak sapi potong di berbagai daerah Indonesia, termasuk Sinjai, masih didominasi oleh sistem tradisional dengan pencatatan manual atau tanpa pencatatan sama sekali. Ini menimbulkan masalah dalam manajemen ternak, seperti pencatatan reproduksi dan keuangan (Simamora et al., 2023).
2. Peran Kelompok Tani Masih Terbatas dalam Digitalisasi
o Di Sulawesi Selatan, kelompok peternak sapi potong cenderung belum bermitra dengan lembaga luar atau mengadopsi sistem teknologi modern, termasuk pencatatan digital (Mutiah et al., 2018).
3. Rekomendasi dari Studi Ekonomi Peternakan
o Studi dari daerah lain (Kediri) menyarankan pentingnya introduksi teknologi, termasuk pencatatan digital, untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan usaha sapi potong skala kecil (Daroini, 2012).
Potensi Riset (Tesis)
Kamu bisa merancang penelitian dengan judul seperti:
“Pemanfaatan Aplikasi Pencatatan Digital terhadap Efisiensi Manajemen Usaha Peternakan Sapi Potong di Kabupaten Sinjai”
Atau versi kualitatif:
“Studi Eksploratif Adopsi Aplikasi Pencatatan Digital oleh Peternak Sapi Potong di Sinjai”
Dengan aspek yang bisa dikaji:
Tingkat pemahaman dan penggunaan aplikasi
Faktor penghambat dan pendukung adopsi
Dampaknya terhadap manajemen produksi, reproduksi, dan keuangan
Rekomendasi pengembangan sistem pencatatan berbasis lokal
BAB II — TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengembangan Ternak Sapi Potong
Pengembangan ternak sapi potong merupakan suatu upaya peningkatan populasi,
produktivitas, dan efisiensi usaha peternakan, baik melalui program pemerintah maupun swadaya masyarakat. Upaya ini mencakup penyediaan bibit unggul, peningkatan kualitas pakan, pelatihan manajemen pemeliharaan, serta akses pasar dan permodalan (Daroini, 2012).
Menurut Simamora et al. (2023), keberhasilan pengembangan sapi potong sangat tergantung pada kompetensi teknis peternak, kualitas kelembagaan kelompok ternak, dan dukungan infrastruktur seperti kandang, alat transportasi, dan fasilitas reproduksi.
2.2 Peternakan Rakyat
Peternakan rakyat didefinisikan sebagai usaha ternak skala kecil yang dikelola secara tradisional oleh keluarga atau individu. Ciri khasnya adalah kepemilikan ternak terbatas, teknologi sederhana, dan rendahnya akses terhadap modal dan pasar (Mutiah et al., 2018).
Pengembangan peternakan rakyat bertujuan untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga, ketahanan pangan lokal, dan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Namun, keberhasilannya sangat tergantung pada integrasi dukungan teknologi, kelembagaan, dan pendidikan peternak.
2.3 Evaluasi Program Peternakan
Evaluasi program adalah proses sistematis untuk menilai efektivitas, efisiensi, relevansi, dan keberlanjutan suatu intervensi. Dalam konteks peternakan, evaluasi digunakan untuk menilai apakah program pengembangan ternak sapi potong telah memberikan dampak nyata terhadap produktivitas dan pendapatan peternak (Syukur et al., 2021).
Evaluasi mencakup aspek input (sumber daya), proses (implementasi), output (hasil langsung), dan outcome (manfaat jangka menengah-panjang).
BAB III — METODOLOGI PENELITIAN (Bagian:
Instrumen Penelitian)
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dan terbuka, serta lembar observasi, dengan isi sebagai berikut:
A. Data Umum Responden
Nama (opsional/kode)
Umur
Pendidikan terakhir
Jumlah anggota keluarga
Lama beternak (tahun)
Jumlah ternak yang dimiliki saat ini B. Data Pengembangan Usaha Ternak
1. Apakah Anda pernah menerima bantuan pemerintah (bibit, pakan, pelatihan)?
(Ya/Tidak)
2. Bentuk bantuan apa yang Anda terima? (pilih lebih dari satu)
o ☐ Bibit
o ☐ Pakan
o ☐ Dana
o ☐ Pelatihan
o ☐ Pendampingan teknis
3. Seberapa besar pengaruh bantuan tersebut terhadap usaha ternak Anda? (Skala 1–5) 4. Apa kendala utama dalam pengembangan usaha Anda?
o ☐ Modal
o ☐ Pakan
o ☐ Penyakit
o ☐ Akses pasar
o ☐ Lainnya: ___________
C. Aspek Produktivitas dan Manajemen
5. Berapa rata-rata pertambahan berat badan ternak Anda per bulan?
6. Apakah Anda mencatat data kelahiran, bobot, dan penyakit ternak?
o ☐ Ya (secara manual/digital)
o ☐ Tidak
7. Seberapa sering Anda mengikuti pelatihan/penyuluhan peternakan? (Tidak Pernah/Sesekali/Rutin)
8. Apakah Anda tergabung dalam kelompok ternak? (Ya/Tidak) D. Pertanyaan Terbuka
1. Menurut Anda, apa program pengembangan yang paling efektif selama ini?
2. Apa harapan Anda terhadap pengembangan peternakan sapi potong ke depan?
Kalau kamu ingin, saya bisa bantu buatkan juga:
Instrumen observasi
Skala penilaian dampak program
Format pengolahan data dan analisis (SPSS atau Excel) Mau dilanjutkan ke bagian itu?
Anda bilang:
mau
ChatGPT bilang:
Baik! Berikut saya buatkan lanjutan dari instrumen penelitian berupa:
Instrumen Observasi
Instrumen ini digunakan untuk mencatat kondisi nyata peternakan di lapangan saat kunjungan responden.
No Aspek yang Diamati Indikator Skala Penilaian (1–
5)
Catatan Lapangan 1 Kondisi kandang Kebersihan, ventilasi,
kelayakan 1 = sangat buruk
s.d. 5 = sangat baik 2 Sistem pemeliharaan Terikat, lepas, kereman,
atau kombinasi
Pilihan metode + kualitas
3 Ketersediaan pakan dan
air minum Konsistensi dan jumlah 1–5 4 Catatan ternak Ada/tidaknya pencatatan
reproduksi & bobot 1–5 Manual/digital 5 Kondisi ternak Bobot ideal, sehat atau
kurus, tanda penyakit 1–5 6 Partisipasi keluarga
dalam pemeliharaan
Siapa yang memelihara
(suami, istri, anak, dll) Deskriptif 7 Alat bantu atau
teknologi yang digunakan
Timbangan, aplikasi,
software pencatatan, dll Ya/Tidak
Skala Penilaian Dampak Program Pengembangan
Penilaian ini digunakan untuk menilai persepsi peternak terhadap dampak program yang pernah mereka ikuti.
Pernyataan Skala Likert (1–5)
Program pengembangan meningkatkan produktivitas
ternak saya. 1 = Sangat Tidak Setuju s.d. 5 =
Sangat Setuju Pelatihan yang diberikan mudah diterapkan di lapangan.
Bantuan yang diterima sesuai kebutuhan saya sebagai peternak.
Program memberikan dampak terhadap peningkatan pendapatan keluarga.
Saya merasa terbantu dalam mengelola ternak setelah
Pernyataan Skala Likert (1–5) adanya program ini.
Format Pengolahan Data (SPSS/Excel)
Untuk memudahkan pengolahan data kuantitatif (dari kuesioner tertutup), berikut saran format di Excel atau SPSS:
ID
Responden Usia Pendidikan Jumlah Ternak
Terima Bantuan
(1=Ya, 0=Tidak)
Dampak Produktivitas
(1–5)
Catatan Ternak (1=Manual,
2=Digital, 0=Tidak Ada)
...
Analisis yang bisa digunakan:
Deskriptif: untuk frekuensi, rerata, grafik
Crosstab: misal antara usia dan pemanfaatan aplikasi
Uji Chi-Square atau Korelasi Spearman: untuk melihat hubungan antar variabel
Uji T atau ANOVA: jika ingin melihat perbedaan antara kelompok (misalnya peternak dengan & tanpa pelatihan)
Kalau kamu ingin, saya juga bisa bantu buatkan:
Draft Bab III (Metodologi Penelitian)
Template file Excel/SPSS
Rekomendasi teknik analisis data secara detail Mau dilanjut ke bagian mana dulu?
Anda bilang:
bab iii
ChatGPT bilang:
Berikut adalah draft BAB III – METODOLOGI PENELITIAN untuk tesis berjudul:
“Evaluasi Pengembangan Ternak Sapi Potong terhadap Peternakan Rakyat di Kabupaten Sinjai”
BAB III — METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif (mix method). Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur dampak program pengembangan sapi potong terhadap variabel seperti produktivitas dan pendapatan,
sedangkan pendekatan kualitatif digunakan untuk memahami secara mendalam pengalaman peternak dan kendala di lapangan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di beberapa desa sentra peternakan rakyat di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, yang menjadi lokasi pelaksanaan program pengembangan ternak sapi potong. Waktu pelaksanaan penelitian direncanakan pada bulan [masukkan bulan] – [bulan], 2025.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 PopulasiPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh peternak sapi potong yang pernah terlibat dalam program pengembangan ternak dari pemerintah maupun swasta di Kabupaten Sinjai.
3.3.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria:
Peternak aktif minimal 2 tahun
Memiliki minimal 2 ekor sapi
Pernah mendapatkan program bantuan pengembangan (bibit, pakan, pelatihan, dll.) Jumlah sampel direncanakan sebanyak 30–50 responden, tergantung ketersediaan data di lapangan.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Data primer: diperoleh melalui kuesioner, wawancara, dan observasi langsung kepada peternak.
Data sekunder: berasal dari dinas peternakan, laporan program pemerintah, literatur, dan dokumen pendukung lainnya.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner: diberikan kepada peternak untuk memperoleh data kuantitatif (karakteristik responden, pengaruh program, produktivitas, pendapatan).
2. Wawancara mendalam: dilakukan kepada beberapa peternak kunci dan penyuluh untuk menggali faktor pendukung/penghambat.
3. Observasi: digunakan untuk menilai kondisi kandang, pakan, dan pencatatan ternak di lapangan.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian terdiri dari:
Kuesioner tertutup: menggunakan skala Likert untuk menilai persepsi peternak.
Instrumen observasi: untuk menilai langsung aspek teknis di lapangan.
Panduan wawancara terbuka: untuk menggali informasi kualitatif dari narasumber kunci.
(Contoh instrumen sudah disusun sebelumnya pada permintaan Anda sebelumnya.)
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Analisis Data KuantitatifData dari kuesioner akan dianalisis menggunakan:
Statistik deskriptif: frekuensi, rata-rata, dan persentase.
Uji korelasi (Spearman atau Pearson): untuk melihat hubungan antara pemanfaatan program dan hasil usaha.
Uji beda (T-test atau ANOVA): jika ingin membandingkan antara dua kelompok (misal: pengguna aplikasi vs non-pengguna).
3.7.2 Analisis Data Kualitatif
Data hasil wawancara dan observasi akan dianalisis dengan analisis tematik, yaitu
mengelompokkan jawaban responden ke dalam tema-tema seperti: kendala program, adopsi teknologi, dan strategi keberhasilan.