PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Adella Aninda Devi
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta e-mail: [email protected]
Abstrak
Artikel ini merupakan sebuah gagasan tertulis terkait dengan pengembangan media pembelajaran. Seiring dengan diluncurkannya revolusi industri 4.0 unsur-unsur
pembelajaran hendaknya tidak mengaktualisasikan strategi konvensional, terutama
pemilihan media dalam pembelajaran. Media pembelajaran di era digital harus disesuaikan dengan perkembangan teknologi. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pemanfaatan Tik Tok sebagai media pembelajaran. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah aplikasi Tik Tok, dengan menggunakan objek penelitian tentang pemanfaatan Tik Tok sebagai media pembelajaran. Data
dikumpulkan menggunakan metode analisis deskriptif menggunakan instrumen berupa jurnal. Tahapan analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, disamping strategi pemanfaatan dan idealisasi, Tik Tok dapat bermanfaat sebagai media pembelajaran yang menarik dan interaktif.
Pengaplikasiannya yang mudah dan fitur yang beragam, maka Tik Tok bisa
diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran interaktif dapat mewakili apa yang belum bisa disampaikan guru dan proses pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Melalui aplikasi Tik Tok, guru dapat dengan mudah menciptakan pembelajaran yang interaktif dan menarik perhatian peserta didik, sehingga dapat disesuaikan dengan lingkungan, situasi, dan kondisi dari peserta didik. Untuk mengetahui keefektifan Tik Tok dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik diharapkan dilakukan penelitian lanjutan.
Kata Kunci: Pemanfaatan; Tik Tok; Media pembelajaran
Abstract
This article is a written idea related to the development of learning media. Launched with the 4.0 industrial revolution, things that have no learning, do not actualize conventional strategies, especially the selection of media in learning. Learning media in the digital era must be adapted to technological developments. This study aims to describe the use of Tik Tok as a learning medium. This study used a qualitative descriptive research design. The subject of this research is the Tik Tok application, using the object of research on the use of Tik Tok as a learning medium. Data collected from descriptive analysis using instruments in the form of journals. The stages of data analysis include data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that the strategy of utilizing and idealizing Tik Tok can be useful as an attractive and interactive learning medium. Easy application and various features, so Tik Tok can be implemented in learning activities. Interactive learning media can represent what the teacher cannot convey and the learning process will be more effective and efficient. Through the Tik Tok application, teachers can easily create interactive learning and attract the attention of students, so that it can be adapted to the environment, situation and condition of students. To see the effectiveness of Tik Tok in improving
participant learning outcomes, further research is expected to be carried out.
Keywords: Utilization; Tik Tok; Learning Media
PENDAHULUAN
Dikutip dari tekno.kompas.com, ada sekitar 10 juta pengguna aktif aplikasi Tik Tok di Indonesia. Mayoritas dari pengguna aplikasi Tik Tok di Indonesia sendiri adalah anak milenial, usia sekolah, atau biasa dikenal dengan generasi Z.
Sejak Pemerintah menetapkan kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk mengantisipasi merebaknya virus korona di sekolah, guru dituntut imajinatif dalam memanfaatkan berbagai media yang dapat diakses di internet, salah satunya adalah media sosial. Di antara banyak pilihan media sosial yang bisa
dimanfaatkan sebagai konten dalam pembelajaran. Tik Tok adalah salah satu yang dapat digunakan untuk menampilkan konten video singkat yang dapat menarik siswa untuk mempelajari materi
pembelajaran.
Dilansir dari OMBUDSMAN pada Senin, 23/03/2020 menyebutkan bahwa penanganan pembelajaran juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan tandan di media sosial seperti Whatsapp (WA), telegram, aplikasi zoom atau media sosial lainnya sebagai sarana belajar agar siswa dapat belajar di pada saat yang sama memang terlepas dari kenyataan bahwa mereka sudah siap.
Aplikasi Tik Tok adalah sebuah jaringan sosial dan platform video musik Tiongkok yang diluncurkan pada
September 2016. Aplikasi tersebut membolehkan para pemakai untuk membuat video musik pendek mereka sendiri. Sepanjang kuartal pertama (Q1) 2018, TikTok mengukuhkan diri sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh, tepatnya 45,8 juta kali. Angka itu mengalahkan aplikasi umum seperti YouTube, WhatsApp, Facebook Messenger, dan Instagram (Fatimah Kartini Bohang, 2018).
Abad ke-21 bisa menjadi masa ketika kemajuan teknologi telah memasuki
dunia yang dapat membuat hidup lebih mahir dan banyak orang telah berhasil memanfaatkan teknologi, salah satunya teknologi telah membuat segalanya kurang menuntut tanpa mempertimbangkan cara- cara yang rumit. Memang saat ini, teknologi tidak terlepas dari latihan yang berbeda dari orang-orang saat ini. Dari bangun hingga waktu tidur, tetap terkait dengan teknologi.
Sebenarnya teknologi sudah muncul sebelum abad ke-21, tetapi teknologi saat ini jauh lebih maju, khususnya ada banyak pengungkapan sehubungan dengan web, pembuatan robot sebagai populasi manusia, dll. Inovasi yang maju juga dapat mencakup area yang berbeda , salah satunya adalah pendidikan.
Berbicara tentang pendidikan, individu harus belajar membaca dengan teliti, mengetik, angka, dll.
Belajar akan membuat individu melihat seluk beluk mengenai objek yang sedang dipertimbangkan, seperti analisis, identifikasi, dan mencari solusi terbaik dari sebuah masalah. Bagaimanapun,
pendidikan mencakup arti yang luas.. . Belajar dengan memanfaatkan salah satu aplikasi video yang sedang trending di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya TikTok.
TikTok adalah salah satu aplikasi video yang sering digunakan orang untuk merekam video mereka di ponselnya dengan durasi cukup singkat dari 15 detik, 30 detik hingga 1 menit dan aplikasi ini juga menjadi aplikasi yang sedang trending saat ini. Terlebih lagi banyak orang yang sudah menggunakannya karena sangat menyenangkan sehingga TikTok mulai banyak digunakan oleh orang Indonesia.
Bahkan, pada Desember 2019 Kementerian Pendidikan Indonesia telah memberikan pemikiran yang aneh yang dapat membuat orang-orang ceria dalam menghafal, lebih tepatnya menggunakan aplikasi TikTok sebagai pembelajaran di
kurun waktu dunia. Ada bagian dari instruksi yang dapat dipelajari seseorang dari mempelajari informasi umum tentang sekolah atau kuliah juga ada.
TikTok pun sudah biasa
mengupdate aplikasinya, salah satunya adalah pengembangan aplikasi agar si pemakai lebih leluasa menggunakannya, terutama untuk edukasi. Penambahan musik dan review pemakai membuat orang yang tadinya tidak menggunakan aplikasi ini ingin menggunakannya juga. Itulah yang membuat para individu, terutama pelajar atau mahasiswa tertarik dan tidak berhenti menggunakan aplikasi video ini.
Dari paparan fakta diatas, Tik Tok dapat diolah menjadi media pembelajaran yang menarik dan interaktif bagi siswa.
Aplikasi Tik Tok dapat diimplementasikan sebagai media dalam pembelajaran.
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan aplikasi Tik Tok sebagai media pembelajaran.
METODE
Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Menurut Kountur (2009:108) penelitian deskriptif adalah analisis grafis dapat menjadi semacam penelitian yang memberikan gambaran atau penggambaran suatu keadaan sejelas mungkin tanpa perlakuan terhadap objek yang sedang
dipertimbangkan.. Djajasudarma (2006:16) menjelaskan dalam metode deskriptif, data yang dikumpulkan bukanlah angka-angka, dapat berupa kata-kata, atau gambaran sesuatu. Pemilihan rancangan penelitian deskriptif kualitatif, karena adanya pengaturan yang dapat menggambarkan pemanfaatan aplikasi Tik Tok sebagai media pembelajaran. Subjek dalam pemikiran ini adalah aplikasi Tik Tok, sedangkan objek penelitian adalah pemanfaatan aplikasi Tik Tok sebagai media pembelajaran.
Pengumpulan data pada penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu: (1) Data primer adalah data yang diperoleh melalui aplikasi Tik Tok, khususnya fitur-fitur
yang mampu mewadahi pembelajaran. (2) Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui literatur yang mendukung data primer, seperti artikel, kamus, internet, dan buku-buku yang berkaitan dengan
penelitian.
Instrumen penelitian yang
digunakan berbentuk catatan dokumentasi.
Data yang dikumpulkan oleh penulis yang ada kemudian dianalisis. Data mengenai pemanfaatan aplikasi Tik Tok sebagai media pembelajaran dianalisis dengan deskritif kualitatif. Pertama-tama, yang dilakukan peneliti adalah melakukan observasi dan pengamatan terhadap aplikasi Tik Tok, penulis juga
menggunakan berbagai fitur yang terdapat dalam aplikasi tersebut. Kedua, peneliti mencatat fitur-fitur dalam aplikasi Tik Tok dan kegunaannya yang mampu mewadahi atau menjadi media dalam pembelajaran.
Ketiga, peneliti melakukan studi dokumentasi (document study), yaitu mengkaji berbagai literatur yang relevan dengan penelitian dan hasil penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Aplikasi Tik Tok Sebagai Media Pembelajaran
Hasil penelitian ini mencakup aplikasi Tik Tok sebagai media dalam pembelajaran jarak jauh. Proses
pembelajaran memiliki lima komponen komunikasi, yaitu guru (komunikator), materi pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan
pembelajaran (I Wayan Santyasa, 2007: 3 dalam Wisnu Nugroho Aji, 2018).
Sedangkan bahan ajar adalah bahan atau materi ajar yang disusun secara sistematis yang dimanfaatkan oleh guru dan siswa dalam pegangan pembelajaran (Paulina dan Purwanto, 2001 dalam Wisnu Nugroho Aji, 2018). Dengan demikian, media pembelajaran merupakan bagian dari kerangka pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan. Sependapat dengan Isroqm (2013) tanpa adanya media
pembelajaran maka persiapan mendidik dan pembelajaran tidak akan terjadi, tidak diperlukan satu media pun untuk
menyediakan bahan ajar tersebut.
Yusufhadi Miarso dalam (Mahnun, 2012), mengutarakan bahwa hal utama yang harus dilakukan oleh pengajar dalam menggunakan media pembelajaran yang layak adalah mencari, memilih, dan menemukan media pembelajaran yang menarik peserta didik. Karakteristik yang tergabung dalam kelompok belajar, khususnya perkembangan dan latar belakang keterlibatan peserta didik, serta terkait kondisi mental dengan peningkatan usia.
Meluas ke isu peserta didik yang tertarik dengan media, representasi pesan apa yang dikatakan oleh pendidik juga harus dipertimbangkan dalam pemilihan
media. Setidaknya ada tiga kapasitas yang bergerak bersama dalam kehadiran media.
Pertama, fungsi stimulasi yang membuat tergugah dalam belajar dan mencari tahu lebih banyak tentang segala sesuatu yang ada di dalam media. Saat ini, fungsi intervensi yang merupakan mediator antara pengajar dan peserta didik. Dalam hal ini, media menjembatani komunikasi antara pengajar dan pengajar. Ketiga fungsi data ini menampilkan klarifikasi kebutuhan instruktur untuk berkomunikasi. Dengan adanya media, mahasiswa dapat menjaring data atau klarifikasi yang mereka butuhkan atau apa yang perlu disampaikan oleh pendidik
Tabel 1. Fitur yang terdapat dalam aplikasi Tik Tok
Fitur Fungsi
Rekam Suara Merekam suara melalui gadget, lalu diintegrasikan ke dalam akun Tik Tok individu.
Rekam Video Merekam video melalui gadget, lalu diintegrasikan ke dalam akun Tik Tok individu.
Backsound (suara latar) Memberikan suara latar yang dapat diunduh dari media penyimpanan Aplikasi Tik Tok.
Edit Menyunting dan mengubah video draf yang telah dibuat..
Share Membagikan rekaman video.
Duet Berkolaborasi dengan pengguna aplikasi Tik Tok lainnya.
Mengacu pada uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa aplikasi Tik Tok dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang layak. Untuk
memulainya, aplikasi Tik Tok memenuhi kebutuhan belajar peserta didik. Kedua aplikasi Tik Tok menarik peserta didik karena keanehannya, dan memiliki banyak fitur yang dapat direalisasikan ke dalam pembelajaran. Dan akhirnya aplikasi Tik Tok sebanding dengan kemajuan
perkembangan dan perjumpaan serta interaksi para pelajar yang merupakan era yang terhubung dan dekat dengan dunia digital, khususnya gadget.
Pembahasan
Pemanfaatan Aplikasi Tik Tok Sebagai Media Pembelajaran
A. Keterampilan Membaca Menurut Santosa, dkk (2012: 63) mengatakan bahwa "Membaca adalah memahami dialek gubahan yang
diwariskan pencipta". Untuk sementara, menyetujui Solchan T.W., dkk (2010:
7.30) membaca dengan teliti bisa menjadi proses untuk mendapatkan makna dari sebuah karya. Membaca dengan teliti suatu persiapan yang dilakukan dan
dimanfaatkan oleh para analis untuk menyampaikan pesan-pesan yang
disampaikan melalui media kata-kata atau
bahasa gubahan yang sesuai dengan Tarigan, (dalam Nani, 2014: 12).
Membaca bisa menjadi keahlian yang harus dimiliki oleh setiap orang dalam pengembangan ke tiga bakat dialek lainnya.. “Reading has two purposes: they are perusing for delight and perusing to carry absent data. Perusing for delight centers on the lived-through involvement of perusing. They concentrate on the thought, pictures, sentiments, and affiliations evoked amid perusing.
Perusing to carry absent data concentrates on the open, common referents of the words and image within the text.” Tomkins dan Hoskisson dalam (Darmawan, 2013).
Berdasarkan teliti yang dapat diisolasi menjadi dua, teliti untuk tujuan rekreasi dan teliti untuk alasan menambah data.
Biasanya karena membaca mungkin berarti berpikir tentang dunia lain yang
didambakan sehingga orang dapat memperluas informasi mereka dan menghapus pesan tertulis dari membaca kain. Memang demikian, membaca surat kesalahan adalah pekerjaan yang mudah.
Membaca adalah persiapan yang dapat dibuat menggunakan strategi yang wajar untuk membaca. (Syifak, 2013)
Salah satu gambaran kegunaannya adalah dengan membaca dengan lantang kemampuan utama membaca tulisan berita. Instruktur dapat memanfaatkan aplikasi Tik Tok sebagai media
pengenalan untuk membaca berita oleh mahasiswa. Pemahaman dalam
merencanakan video merekam suatu peristiwa. Kemudian dengan sorotan rekaman suara, siswa dengan teliti membaca berita sesuai prosedur yang tepat.
B. Keterampilan Menyimak Lebih jelas tentang arti menyimak seperti yang ditampilkan oleh (Abidin, 2012), menyimak menyinggung latihan yang dilakukan secara murni untuk memproses pesan, informasi, dan data yang terkandung dalam suara bahasa
didengarkan dengan penuh perhatian.
Terlalu diperjelas oleh (Akhadiah 1993) bahwa menyimak dapat dikarakteristikkan sebagai suatu tindakan yang memasukkan menyelaraskan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, melihat, dan menanggapi implikasi yang terkandung dalam
pengumpulan bahasa. Dari pendapat para ahli penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa listening adalah latihan yang dilakukan dengan sengaja, dengan penuh pertimbangan, apresiasi, dan interpretasi untuk mendorong makna dan pemahaman terhadap hal-hal yang disampaikan pembicara.
Menurut Arono dalam (Loren, 2017)
“That intelligently mixed media is an successful learning medium for making strides basic tuning in abilities for understudies. Learning media as one component in learning plays an critical part for learning and can take put in understanding with the reason of learning.”
Bertolak dari kesimpulan Arono, terlihat bahwa media pembelajaran audio visual diperlukan untuk mendukung pembelajaran dialek, khususnya kemampuan tuning. Dalam memahami highlight dan karakter yang diiklankan, aplikasi Tik Tok dapat memenuhi kebutuhan visual suara dalam
pembelajaran bahasa Indonesia, uraian yang terdapat pada Tabel 1, dengan highlight rekaman suara dan suara tersebut akan mendukung pembelajaran dialek bahasa Indonesia, khususnya pada kemampuan tuning. Memang dijunjung tinggi oleh harmoni dua bagian tersebut, hal itu dapat menampilkan nada yang menarik dan menyenangkan dalam pembelajaran.
C. Keterampilan Menulis
Menulis dalam rujukan Kata Besar Bahasa Indonesia (2001: 968) melahirkan kontemplasi atau sentimen. Nurgiyantoro (2001: 298) pernyataan bahwa menulis adalah mengungkap data melalui bahasa media. Sejalan dengan Tarigan (1986: 21)
menulis adalah mengecilkan atau
menggambarkan gambaran realistik yang menggambarkan suatu bahasa yang diterapkan oleh seseorang sehingga individu dapat membaca simbol-simbol grafik tersebut. Menulis bisa menjadi kegiatan dialek yang dinamis dan bermanfaat bisa menjadi kegiatan yang meminta adanya latihan encoding, menjadi latihan khusus. untuk membuat atau menyampaikan dialek kepada pihak lain melalui dialek. Kegiatan diskusi produktif adalah tindakan menyampaikan,
pemikiran, atau sentimen oleh pembicara, dalam hal ini pencipta, latihan menulis mendalam, penulis harus memanfaatkan grafologi, struktur dialek dan leksikon melalui asah yang luas dan standar.
Keterampilan menulis adalah cara seseorang menuangkan pikiran atau pikiran ke dalam mengarang sehingga pembaca bisa mendapatkan data yang terkandung di dalamnya (Aji, 2016).
Keterampilan menulis merupakan hal yang sangat penting, agar mereka menjadi salah satu kemampuan dialek yang mendapat pertimbangan dalam penyelenggaraan bahasa Indonesia. Kualitas metode dan hasil dari kemampuan tersusun ditentukan oleh instruktur sebagai instruktur
pembelajaran di dalam kelas. Pengajar yang mampu dan menerapkan media pembelajaran yang inventif, inventif dan tidak keluar dari ranah pendekatan yang menarik seseorang yang termasuk dalam program pendidikan 2013, memiliki dampak yang signifikan terhadap kemajuan pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian pada aplikasi Tik Tok tersebut, ditemukan bahwa terdapat fitur perubahan yang memungkinkan para pelajar untuk membuat konten pada video yang dibuat.
Salah satu contoh pemanfaatan aplikasi Tik Tok dalam mengarang adalah dalam kompetensi dasar penyajian data,
pemikiran, impresi dalam bingkai konten ekspresif hampir merupakan protes.
Pemahaman dapat memanfaatkan aplikasi Tik Tok. Untuk memulainya, instruktur
memberikan garis besar/rekaman pertanyaan menggunakan sorotan
rekaman. Setelah itu, para siswa bersama- sama membuat penggambaran konten sesuai dengan pertanyaan yang ditonton dalam rekaman Tik Tok. Penulisan tersebut kemudian diteliti dan para siswa menggunakan rekaman suara tersebut, dan yang terakhir adalah menggabungkannya sehingga menjadi sebuah video Tik Tok secara keseluruhan. Kemudian video akan ditransfer, diatur, dan dinilai bersama.
D. Keterampilan Berbicara Wahyuni Oktavia (2015)
menyatakan bahwa berbicara bisa menjadi keahlian mengartikulasikan suara atau kata-kata yang mengekspresikan, menyatakan atau menyatakan dengan penuh semangat, pikiran, pemikiran, pertimbangan, dan sentimen yang disusun dan dibuat sesuai dengan keinginan pendengar. agar bisa tersampaikan.
Cara menyampaikan pemikiran, gagasan, atau semangat dengan berbicara kepada setiap orang berbeda-beda, selanjutnya media pembelajaran harus ditata dengan tepat dan diatur untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Berdasarkan pertanyaan tentang hal-hal penting dari aplikasi Tik Tok, Tik Tok memudahkan kliennya untuk
memasukkan suara dasar ke dalam aplikasi. Berdasarkan sorotan tersebut, aplikasi Tik Tok dapat menangani kata- kata yang menyatakan, meneruskan, atau mengungkapkan, dengan penuh semangat, pikiran, kontemplasi, kontemplasi, dan sentimen yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan keinginan siswa.
Salah satu contoh pemanfaatan aplikasi Tik Tok adalah pada kompetensi dasar yang menceritakan kembali substansi tulisan cerita. Pertama-tama, pengajar memberikan konten cerita kepada siswa untuk ditonton. Setelah itu, siswa berbicara untuk mengubah konten menjadi
pertukaran. Wacana yang dibuat para pelajar, kemudian melalui dua bagian
harmoni termasuk diberikan dalam aplikasi Tik Tok.
E. Keterampilan Berhitung Berhitung adalah suatu tindakan dalam mengerjakan, menghitung seperti menjumlahkan, mengurangkan dan mengendalikan bilangan dan simbol matematika (Putri, 2014). Pemeriksaan persiapan merupakan salah satu
kemampuan yang sangat vital bagi anak yang harus diciptakan dalam
mempersiapkan kehidupan anak di masa depan. Memeriksa adalah premis dari beberapa informasi yang digunakan dalam kehidupan setiap manusia. Mengingat pentingnya kemampuan berhitung bagi manusia, maka kapasitas kritis dalam pembelajaran awal, dengan media yang berbeda dan strategi yang tepat agar tidak merusak desain kemajuan anak.
Pembelajaran matematika pada anak sudia harus dikuras secara lugas dan tepat secara konsisten dan tiada henti dalam suasana yang kondusif dan menawan, otak anak akan dipersiapkan untuk berproses berkarya sehingga anak dapat menguasai, dan memang menikmati matematika.
(Susanto, 2011). Cara menyampaikan pemikiran, gagasan, atau semangat dengan berbicara kepada setiap orang berbeda- beda, selanjutnya media pembelajaran harus ditata dengan tepat dan diatur untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Berdasarkan pertanyaan tentang hal-hal penting dari aplikasi Tik Tok, Tik Tok memudahkan kliennya untuk
memasukkan suara dasar ke dalam aplikasi. Berdasarkan sorotan tersebut, aplikasi Tik Tok dapat menangani kata- kata yang menyatakan, meneruskan, atau mengungkapkan, dengan penuh semangat, pikiran, kontemplasi, kontemplasi, dan sentimen yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan keinginan siswa.
Dan akhirnya aplikasi Tik Tok sebanding dengan kemajuan
perkembangan dan keterlibatan serta interaksi para pelajar yang merupakan era yang tergabung dan dekat dengan dunia
digital, khususnya gadget. Sehingga pemanfaatan strategi dan prosedur yang tepat dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang cerdas untuk
pembelajaran matematika atau keterampilan berhitung.
PENUTUP
Berdasarkan paparan dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi Tik Tok dengan pemanfaatan dan strategi yang tepat dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang penuh rasa ingin tahu, cerdas, dan inventif dalam pembelajaran.
Dengan fitur-fitur aplikasi yang beragam dan mampu mewadahi dalam proses pembelajaran, serta dalam penerapannya, pemanfaatan aplikasi Tik Tok dapat diaktualisasikan dalam pembelajaran.
Untuk melihat kelayakan aplikasi Tik Tok dalam memajukan hasil belajar peserta didik, maka penting untuk dilakukan penelitan lebih lanjut.
Berdasarkan uraian mengenai hasil penelitian dan kesimpulannya, adapun saran yang penulis sampaikan sebagai berikut.
(1) Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai media pembelajaran, khususnya penerapan teknologi terkini dalam bingkai aplikasi Tik Tok yang menciptakan pembelajaran dengan rasa ingin tahu, imajinatif, menarik, kreatif, dan inovatif.
(2) Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam penggunaan aplikasi Tik Tok sebagai media pembelajaran.
(3) Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dan referensi dalam menyelidiki permasalahan terkait, khususnya terkait dengan aplikasi Tik Tok dalam membuat langkah-langkah dalam proses pembelajaran.
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang telah melindungi dan membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan artikel ini yang berjudul
“Pemanfaatan Aplikasi Tik Tok Sebagai Media Pembelajaran ”. Artikel ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Pujiriyanto, S.Pd., M.Pd, selaku Dosen Mata Kuliah Karya Ilmiah yang selalu meluangkan waktu untuk penulis dan penuh kesabaran membimbing, mengarahkan dan selalu memberikan dorongan, nasehat, semangat, dan dukungan kepada penulis, keluarga tercinta bapak, ibu dan adik tersayang dan keluarga besar atas segala doa, kasih sayang, perhatian, dan dukungan yang telah diberikan selama ini, teman-teman Program Studi Teknologi Pendidikan Angkatan 2020 kelas B, terima kasih telah memberikan dukungan yang sangat luar biasa bagi penulis serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu DAFTAR PUSTAKA
Aji, W. N., Widya, U., Klaten, D., & Tok, A. T. (2018). Aplikasi tik tok sebagai media pembelajaran bahasa dan sastra indonesia. 431, 431–440.
Aji, W. N. (2016). Peningkatan
Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dengan Metode Inquiry discovery Learning dan Penggunaan Media Video pada Siswa Kelas VII G SMPNegeri 3 Colomadu. Magistra, 95, 34–42.
Aji, W. N. (2017). Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kabupaten Klaten. Jurnal VARIDIKA, 29(1), 1–
8.
https://doi.org/https://doi.org/10.2391 7/varidika.v29i1.5141
Sugiyono, P. D. (2010). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Bandung:
CV Alfabeta.
Wahyuni Oktavia, S., & Kunci, K. 2015.
Inovasi Model Partisipasi Solusi (Partisol) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa.
Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia, 2477–2636.
Aprilian, D., Elita, Y., & Afriyati, V.
(2020). Hubungan Antara
Penggunaan Aplikasi Tiktok Dengan Perilaku Narsisme Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 8 Kota Bengkulu.
Consilia : Jurnal Ilmiah Bimbingan Dan Konseling, 2(3), 220–228.
https://doi.org/10.33369/consilia.2.3.2 20-228
Mahnun, N. (2012). Media Pembelajaran (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media dan
Implementasinya dalam
Pembelajaran). Jurnal Pemikiran Islam, 37(1), 27–35.
Syifak, M. (2013). Penggunaan Cerita Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Kelas Ii Sdn Margorejo Iii / 405 Surabaya M . Syifak. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol 1, No.
Arikunto, S. (2019). Prosedur penelitian.