• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DALAM KASUS STUNTING MENGGUNAKAN FRAMEWORK LARAVEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DALAM KASUS STUNTING MENGGUNAKAN FRAMEWORK LARAVEL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Copyright: ©2023 by authors. https://jurnal.murnisadar.ac.id/index.php/Tekinkom/

807

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DALAM KASUS STUNTING MENGGUNAKAN FRAMEWORK LARAVEL

Siti Nur Aisha1, Sri Azizah Nazhifah1*, Muslim Amiren1, Kikye Martiwi Sukiakhy1, Junidar1

1Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Informatika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia e-mail: [email protected], [email protected], [email protected],

[email protected], [email protected]

Abstract

Stunting is a condition that affects the growth of toddlers and occurs when a child is two years old. One of the causes of stunting is a lack of nutritional intake over an extended period. In this case, stunting cases in Bener Meriah Regency rank as the third highest in Aceh province. One of the reasons is the lack of information received by the public regarding stunting. Several negative influences that can lead to stunting include insufficient nutritional intake during pregnancy or for toddlers over an extended period, low levels of education, as well as economic status and childcare services. Therefore, with the existence of this system, individuals affected by stunting can utilize the provided information to understand the distribution of stunting, plan more effective prevention and intervention measures. This WebGIS is built using Laravel, Leaflet, ArcGIS, and tested using a black box to check functionality, ensuring that the system runs smoothly. The testing results of the system show that it is reliable and can be used efficiently.

Overall, the implementation of this system can have a positive impact on stunting intervention efforts in Bener Meriah Regency.

Keywords: Stunting, WebGIS, Framework Laravel, Leaflet, Black Box

1. PENDAHULUAN

Stunting merupakan kondisi yang dapat dikatakan gagal dalam tumbuh kembang anak yang berusia kurang dari 5 tahun, hal ini terjadi akibat kurangnya asupan gizi. Indikator kesehatan yang paling sensitif pada tingkat kesehatan anak yaitu status gizi saat balita.

Kondisi stunting akan terlihat ketika usia bayi 2 tahun yang ditandai dengan tinggi badan di

bawah rata-rata usianya [1], [2]. Ol eh karena itu, stunting menjadi ancaman utama

bagi kualitas manusia di Indonesia dan juga terhadap kemampuan generasi bangsa. Kasus stunting sering kali terjadi di wilayah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi dan tingkat pendidikan yang rendah[3], [4].

Aceh merupakan provinsi termiskin di Sumatera. Hal ini menjadi salah satu penyebab tingginya kasus stunting di Aceh. Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), Aceh termasuk salah satu daerah dengan angka prevalensi kasus stunting yang tinggi dengan

rata-rata 33,2% anak usia balita. Kasus stunting di Aceh terdapat 3 Kabupaten dengan prevalensi tinggi yaitu yang pertama Kabupaten Gayo Lues (42,9%), kedua Kota Subulussalam (41,8%), dan peringkat ketiga adalah Bener Meriah (40%)[5].

Saat ini, pemerintah Bener Meriah masih menyajikan data stunting dalam bentuk tabular dengan format .csv. Jika sebuah file masih dalam bentuk .csv maka masih banyak kekurangan seperti keamanan data, duplikasi data, dan inkonsistensi data. Hal ini karena data tersebar dalam berbagai file. Kekurangan- kekurangan data tersebut dapat diatasi dengan cara mengelola data .csv ke dalam database.

Kelebihan dari database yaitu mengurangi terjadinya duplikasi data, menjaga konsistensi data, meningkatkan keamanan suatu data, meningkatkan produktivitas para pengguna data, dan sebagainya[6], [7]. Sejauh ini informasi yang diterima masyarakat mengenai stunting masih sangat kurang, maka perlu diberikan pemahaman kepada masyarakat dan merubah

(2)

Copyright: ©2023 by authors. https://jurnal.murnisadar.ac.id/index.php/Tekinkom/

808

perilaku serta dibutuhkan informasi seperti berita yang bersifat fleksibel dapat diakses di mana pun, serta mengetahui informasi terkait banyaknya persebaran kasus di berbagai kecamatan. Sehingga minimal angka stunting bisa diturunkan.

Saat ini Sekretariat Wakil Presiden telah menyediakan webGIS yang memberikan

informasi mengenai stunting

(https://dashboard.stunting.go.id/). Informasi dalam website tersebut seperti informasi mengenai pencegahan stunting, peta sebaran berdasarkan Kabupaten, serta informasi kabupaten prioritas pencegahan stunting setiap tahunnya. Namun, website tersebut masih memiliki kekurangan seperti tidak tersedianya data kasus stunting tingkat kecamatan dan desa baik dalam bentuk peta sebaran, maupun tabel dan grafik, serta tidak menyediakan pendataan stunting dari masing-masing puskesmas kecamatan dan juga tidak disediakan fitur untuk menghitung perkiraan status gizi anak yang dilihat dari tinggi badan, berat badan dan usia anak.

Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pembuatan website yang dapat menyediakan informasi-informasi tersebut di mana dapat menampilkan data sebaran stunting di tingkat kecamatan dan desa, serta memberikan informasi lokasi dan rute menuju puskesmas dan posyandu di tiap kecamatan dan desa. Beberapa penelitian telah dilakukan terkait penggunaan webGIS[8]–[11]. WebGIS ini akan dibangun menggunakan framework Laravel, dikarenakan framework ini memiliki beberapa keuntungan seperti Laravel mendukung ORM (Eloquent Object Relational Mapping) yang dapat bekerja dengan berbagai jenis database sehingga proses migrasi database juga lebih mudah, sedangkan framework CodeIgniter tidak menyediakan fasilitas ini [12]. Framework Laravel juga memiliki performa lebih baik dibandingkan CodeIgniter [13], [14]. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggunakan framework Laravel dalam proses pembuatan webGIS stunting.

Selanjutnya, webGIS akan menyediakan data yang dapat diinput oleh puskesmas maupun Dinas Kesehatan yang disimpan dalam database dan dapat dilihat oleh masyarakat umum. Peta dalam webGIS akan ditampilkan sebagai polygon untuk tingkat kecamatan dan desa, yang dibedakan dalam lima kelas warna. Lima kategori tersebut didapatkan dari jumlah balita dibagi dengan jumlah stunting yang ada di masing-masing desa ataupun kecamatan, kemudian dikali seratus. Adapun kategori warna tersebut adalah warna merah untuk kategori sangat tinggi dengan nilai di atas 30%, warna oren untuk kategori tinggi dengan nilai 20%- 29%, warna kuning untuk kategori sedang dengan nilai 10%-19%, warna hijau muda untuk kategori rendah dengan nilai 2,5%-9%, dan warna hijau tua untuk kategori sangat rendah dengan nilai kurang dari 2,5% [15], [16].

Kemudian, untuk memberikan informasi jumlah stunting di kecamatan dan desa tersebut, juga menampilkan titik posyandu dan puskesmas serta rute menuju lokasi posyandu dan puskesmas tersebut, selain itu webGIS juga memberikan fitur untuk menghitung perkiraan status gizi anak yang dilihat dari tinggi badan, berat badan, dan usia anak yang dapat diakses oleh masyarakat umum terutama ibu yang memiliki balita.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian webGIS ini dilaksanakan di Dinas Kesehatan Bener Meriah, tepatnya di Kabupaten Bener Meriah, Aceh. Data stunting Kabupaten Bener Meriah diperoleh langsung dari Dinas Kesehatan Bener Meriah, di mana data stunting tersebut berdasarkan masing- masing puskesmas yaitu terdapat 13 puskesmas di Kabupaten Bener Meriah, dan jumlah stunting dari seluruh puskesmas di Kabupaten Bener Meriah adalah sebanyak 1.856 balita stunting.

Data stunting masih disimpan dalam format excel, sehingga tidak banyak masyarakat yang mengetahui bahwa kasus stunting di Kabupaten Bener Meriah sangat besar, harapannya dengan membangun webGIS ini, masyarakat dapat lebih peduli dan perhatian terhadap hal ini, sehingga

(3)

Copyright: ©2023 by authors. https://jurnal.murnisadar.ac.id/index.php/Tekinkom/

809

dapat menurunkan kasus stunting di Kabupaten Bener Meriah. Adapun langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian ini seperti pada gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Skema Kerja Penelitian Gambar 1 di atas merupakan tahap pembangunan webGIS stunting yang dibangun dengan mengimplementasikan sistem menggunakan PHP melalui framework Laravel dan MariaDB sebagai bantuan untuk pengolahan data non-spasial. Untuk data spasial dilakukan dengan import data .shp ke dalam ArcGIS dan di convert menjadi GeoJSON. Setelah tahap pembangunan webGIS selesai, dilanjutkan dengan Pengujian sistem menggunakan metode black box. Metode black box ini dilakukan dengan melakukan pengujian informasi input dan output suatu program terhadap spesifikasi [17]–[20].

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari sistem yang telah dibangun terdiri dari beberapa tampilan menu, submenu, tampilan inputan dan output yang dihasilkan.

3.1. Hasil Implementasi Rancangan WebGIS

a. Tampilan Beranda Umum

Tampilan beranda umum dapat diakses oleh users tanpa harus login ke dalam akun.

Gambar 2. Beranda Umum

b. Tampilan Menu Peta Umum

Menu peta umum dapat diakses oleh semua users tanpa harus login ke dalam akun.

Users dapat masuk ke menu peta umum dengan memilih menu peta yang ada pada halaman beranda umum. Halaman peta umum akan menampilkan informasi peta sebaran stunting tingkat kecamatan, tingkat desa, titik puskesmas dan titik posyandu dengan memilih pada layer apa yang ingin ditampilkan.

Gambar 3. Peta Persebaran Stunting Tingkat Kecamatan

Gambar 4. Peta Persebaran Stunting Tingkat Desa

Saat peta menampilkan titik puskesmas atau posyandu, users dapat melihat informasi terkait puskesmas atau posyandu tersebut dengan klik titik lokasi yang diinginkan. Setelah itu akan ditampilkan popup dengan informasi nama Puskesmas, Kecamatan, jumlah stunting, dan foto puskesmas tersebut. Users juga dapat melihat informasi lebih detailnya dengan klik detail pada popup tersebut.

(4)

Copyright: ©2023 by authors. https://jurnal.murnisadar.ac.id/index.php/Tekinkom/

810

Gambar 5. Tampilan Rute Menuju Puskesmas atau Posyandu

Tampilan popup setelah detail di klik akan menampilkan informasi jam layanan, jenis layanan, dan fasilitas yang tersedia di puskesmas atau posyandu.

Gambar 6. Tampilan Popup Detail Titik Puskesmas

Selain peta persebaran, halaman peta juga menampilkan data stunting dalam bentuk tabel dan grafik untuk tingkat kecamatan dan desa.

Gambar 7. Tabel Data Stunting

Data stunting dalam bentuk grafik disajikan untuk tingkat kecamatan dan desa beserta jumlah stunting nya. Pada grafik tingkat kecamatan akan menampilkan seluruh jumlah stunting untuk masing-masing kecamatan di Kabupaten Bener Meriah.

Gambar 8. Grafik Data Stunting Tingkat Kecamatan

c. Tampilan Menu Hitung Perkiraan Status Gizi

Menu hitung perkiraan status Gizi dapat diakses oleh users tanpa harus login ke dalam akun. Halaman ini dapat diakses dengan klik

tombol hitung perkiraan status gizi yang ada pada halaman beranda. Users dapat menghitung perkiraan status gizi anak dengan cara mengisi form yang disediakan, form tersebut akan meminta untuk memasukkan jenis kelamin anak, usia, berat badan dan tinggi badan. Setelah klik hitung maka hasil akan ditampilkan.

Gambar 8. Tampilan Hitung Perkiraan Status Gizi Anak

d. Tampilan Form Login

Halaman form login hanya dapat diakses oleh users yang memiliki akun sebagai admin dari Dinas Kesehatan dan admin Puskesmas.

Form login digunakan untuk mencegah pengguna lain sebagai keamanan agar tidak dapat mengakses ke dalam halaman manipulasi.

Gambar 9. Form Login e. Tampilan Beranda Admin

Menu beranda admin dapat diakses oleh users yang sudah masuk ke dalam akun yaitu sebagai admin Dinas Kesehatan atau Puskesmas.

Pada halaman ini, admin dapat melihat informasi terkait peringkat dan persentase stunting. Menu beranda admin juga terdapat peta persebaran, tabel, dan grafik yang sama seperti pada

(5)

Copyright: ©2023 by authors. https://jurnal.murnisadar.ac.id/index.php/Tekinkom/

811

tampilan peta umum. Selain itu, admin juga dapat mengakses menu-menu yang diinginkan, seperti menu data stunting, data puskesmas, data posyandu, dan ganti kata sandi.

Gambar 10. Tampilan Beranda Admin Perbedaan admin Dinas Kesehatan dan puskesmas pada tampilan beranda admin ini hanyalah pada menu data posyandu, menu puskesmas hanya ada pada tampilan beranda admin dinas Kesehatan, sedangkan admin puskesmas tidak dapat mengakses ke dalam menu data puskesmas.

f. Tampilan Data Stunting

Data stunting dapat diakses oleh admin Dinas Kesehatan dan puskesmas setelah masuk ke menu data stunting. Admin Dinas Kesehatan dapat melihat seluruh data stunting dari seluruh puskesmas, sedangkan admin puskesmas hanya dapat melihat data stunting yang berasal dari masing-masing puskesmas itu sendiri. Selain itu, admin juga dapat menambah data stunting, mengedit, dan menghapus data tersebut.

Gambar 11. Halaman Data Stunting g. Tampilan Form Tambah Data Stunting

Data stunting dapat ditambahkan oleh admin Dinas Kesehatan maupun admin puskesmas. Hanya saja perbedaannya, admin Dinkes dapat menambahkan data stunting dari seluruh puskesmas atau posyandu, sedangkan admin puskesmas hanya dapat menambah data

stunting yang berasal dari masing-masing puskesmas itu sendiri. Hal ini berarti admin puskesmas tidak dapat menambahkan data stunting yang berasal dari puskesmas lain.

Gambar 12. Form Tambah Data Stunting (Dinas Kesehatan)

Gambar 13. Form Tambah Data Stunting (Puskesmas)

h. Tampilan Data Puskesmas

Data puskesmas hanya dapat diakses oleh admin Dinas Kesehatan setelah masuk ke menu data stunting. Admin Dinas Kesehatan dapat melihat seluruh data stunting dari seluruh puskesmas. Selain itu, admin juga dapat menambah data puskesmas, melihat detail data, mengedit, dan menghapus data tersebut.

Gambar 14. Tampilan data Puskesmas Admin dapat klik ikon detail yang berwarna biru pada kolom aksi, setelah itu admin akan diarahkan ke tampilan detail data puskesmas.

(6)

Copyright: ©2023 by authors. https://jurnal.murnisadar.ac.id/index.php/Tekinkom/

812

Gambar 15. Detail Data Puskesmas i. Tampilan Form Tambah Data Puskesmas Data puskesmas hanya dapat ditambahkan oleh admin Dinas Kesehatan. Admin dapat menambahkan seluruh data puskesmas yang ada di Kabupaten Bener Meriah.

Gambar 16. Form Tambah Data Puskesmas j. Tampilan Data Posyandu

Data posyandu dapat diakses oleh admin Dinas Kesehatan dan puskesmas Admin Dinas Kesehatan dapat melihat seluruh data posyandu dari seluruh puskesmas, sedangkan admin puskesmas hanya dapat melihat data posyandu yang berasal dari masing-masing puskesmas itu sendiri. Selain itu, admin juga dapat menambah data posyandu, melihat detail data, mengedit, dan menghapus data tersebut.

Gambar 17. Tampilan Data Posyandu Admin dapat klik ikon detail yang berwarna biru pada kolom aksi, setelah itu admin akan diarahkan ke tampilan detail data posyandu.

Gambar 18. Detail Data Posyandu k. Tampilan Form Tambah Data Posyandu

Data posyandu dapat ditambahkan oleh admin Dinas Kesehatan maupun admin puskesmas. Perbedaannya, admin Dinkes dapat menambahkan data posyandu dari seluruh puskesmas, sedangkan admin puskesmas hanya dapat menambah data stunting yang berasal dari masing-masing puskesmas itu sendiri. Hal ini berarti admin puskesmas tidak dapat menambahkan data posyandu yang berasal dari puskesmas lain.

Gambar 19. Form Tambah Data Posyandu 3.2. Pengujian Sistem

Pengujian black box dilakukan untuk memeriksa fungsionalitas sistem agar berjalan dengan baik. Hasil Pengujian black box pada penelitian ini ditunjukkan pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Pengujian Sistem Pengujian Skenario Yang

Diharapkan

Hasil

Melihat peta persebaran stunting tingkat kecamatan dan desa

Users klik menu peta dan memilih pada layer peta apa yang ingin ditampilka n

Sistem akan menampikan peta sebaran stunting tingkat kecamatan dan desa

Berha sil

Melihat rute melalui

User memilih titik

System akan menampilka n rute

Berha sil

(7)

Copyright: ©2023 by authors. https://jurnal.murnisadar.ac.id/index.php/Tekinkom/

813

titik lokasi puskesmas pada layer dan klik salah satu titik puskesmas pada peta

menuju puskesmas yang diinginkan

Melihat data stunting bentuk grafik untuk tingkat kecamatan

Users klik menu grafik yang ada di halaman peta

Sistem akan menampilka n grafik tingkat kecamatan

Berha sil

Login Users klik tombol masuk lalu memasukk an email dan kata sandi, kemudian klik tombol masuk

Sistem menampilka n halaman login dan setelah login akan menampilka n beranda admin sesuai dengan hak akses users

Berha sil

Melihat dan mencari data stunting

Users klik menu data stunting dan pada pencarian mencari sesuai kata yang diinginkan

Sistem akan menampilka n halaman daftar data stunting dan akan menampilka n hasil pencarian sesuai kata kunci yang diinput

Berha sil

Tambah data stunting

Users masuk ke menu data stunting, kemudian klik tombol tambah dan mengisi form data stunting setelah itu klik simpan

Sistem akan menampilka n halaman form tambah data stunting dan

menampilka n pesan berhasil jika data berhasil disimpan

Berha sil

Melihat dan mencari

Users klik menu data posyandu

sistem akan menampilka n halaman

Berha sil

data posyandu

dan pada pencarian mencari sesuai kata yang diinginkan

daftar data posyandu dan akan menampilka n hasil pencarian sesuai kata kunci yang diinput Tambah

data posyandu

Users masuk ke menu data stunting, kemudian klik tombol tambah dan mengisi form data stunting setelah itu klik simpan

Sistem akan menampilka n halaman form tambah data stunting dan

menampilka n pesan berhasil jika data berhasil disimpan

Berha sil

Melihat detail data posyandu

Users klik menu data posyandu, kemudian klik ikon berwarna biru pada kolom aksi

Sistem akan menampilka n halaman detail data posyandu

Berha sil

4. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian webGIS stunting, kesimpulan yang dapat diambil di antaranya:

1. Sebelum adanya webGIS stunting yang dibangun, data dan informasi kasus stunting di Bener Meriah masih terbatas dan sulit diakses secara efisien. Namun dengan implementasi webGIS terjadi perubahan signifikan dalam hal aksesibilitas dan pengelolaan data yang telah menghasilkan sebuah platform memungkinkan pengguna untuk mengakses dan memahami data stunting dengan lebih efisien. Salah satu perubahan yang terjadi yaitu masyarakat dapat dengan mudah melihat persebaran kasus stunting di setiap desanya.

2. Dengan adanya webGIS stunting ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi

(8)

Copyright: ©2023 by authors. https://jurnal.murnisadar.ac.id/index.php/Tekinkom/

814

masyarakat, di mana masyarakat dapat mengakses informasi persebaran kasus stunting di tingkat kecamatan dan desa dalam bentuk peta, tabel, maupun grafik, Masyarakat juga dapat menghitung perkiraan status gizi anak, sehingga mereka mendapatkan informasi terkait status gizi anak secara mandiri. Selain itu, penyajian data stunting oleh Dinas Kesehatan dan puskesmas melalui sistem ini juga memungkinkan Masyarakat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang situasi stunting di daerah Bener Meriah.

5. REFERENSI

[1] I. Budiastutik and M. Z. Rahfiludin,

“Faktor Risiko Stunting pada anak di Negara Berkembang,” Amerta Nutrition, vol. 3, no. 3, p. 122, Sep. 2019, doi:

10.20473/amnt.v3i3.2019.122-129.

[2] D. Dwi Astuti, R. Benya Adriani, T.

Widyastuti Handayani, J. Keperawatan, and P. Kemenkes Surakarta,

“Perberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Stop Generasi Stunting,” vol. 4, no. 2, pp. 156–162, 2020, doi:

10.31764/jmm.v4i2.1910.

[3] B. Ch Rosha et al., “Analisis Determinan Stunting Anak 0-23 Bulan pada daerah Miskin di Jawa Tengah dan Jawa Timur (Determinant Analysis of Stunting Children Aged 0-23 Months in Poor Areas in Central and East Java,” 2012.

[4] F. Dwi Bella and N. Alam Fajar,

“Hubungan Pola Asuh dengan Kejadian Stunting Balita dari Keluarga Miskin Hubungan pola asuh dengan kejadian stunting balita dari keluarga miskin di Kota Palembang,” 2019.

[5] SSGI, “Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Tahun 2021,” 2021.

[6] D. M. Sagala, L. Rahmadani, Y.

Rahmadani, E. S. Wahyuningsih, A.

Arifah, and N. F. Lawita, “Penerapan Database Pada Perusahaan (Studi Penerapan ERP pada PT. Sinar Sosro),”

2021.

[7] A. Setiawan and T. Fatimah,

“Implementasi Algoritma Kriptografi RC4 Untuk Keamanan database Aplikasi Penggalian Karyawan Berbasis Web Pada PT. Trans Intra Asia,” vol. 4, pp.

66–71, 2021.

[8] R. Darwin and R. Rahmadian Yuliendi,

“Aplikasi Klenteng Kota Pekanbaru Berbasis WebGIS,” Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK), vol. 5, no.

1, 2021.

[9] L. Zahara, I. R. Munthe, and A. A.

Ritonga, “Sistem Informasi Geografis Pemetaan Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Labuhanbatu Menggunakan WebGIS,” JURTEKSI (Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi), vol. 7, no. 2, pp. 187–194, Apr. 2021, doi: 10.33330/jurteksi.v7i2.1079.

[10] A. Hidayat, J. Stekpi, and T. TMP Kalibata Jakarta Selatan, “Rancang Bangun Sistem Informasi Penyewaan Lahan Parkir Berbasis Web GIS,” 2019.

[11] Y. Setia Alvionita and A. G. Sulaksono,

“Pemataan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Malang Berbasis WebGIS,” Seminar Nasional Sistem Informasi, 2019.

[12] INSTIKI, “Framework Laravel Vs CodeIgniter, Apa Perbedaannya?”

Accessed: Nov. 28, 2023. [Online].

Available:

https://instiki.ac.id/2021/10/26/framewor k-laravel-vs-codeigniter-apa-

perbedaannya/

[13] W. Muthia Kansha, “Analisis Perbandingan Struktur dan Performa

(9)

Copyright: ©2023 by authors. https://jurnal.murnisadar.ac.id/index.php/Tekinkom/

815

Framework Codeigniter dan Laravel dalam Pengembangan Web Application,”

2023.

[14] P. Rajendra Chavan and Pawar Shravani,

“Comparison Study Between Performance of Laravel and Other PHP Frameworks,” International Journal of Research in Engineering, Science and Management https://www.ijresm.com | ISSN (Online): 2581-5792, vol. 4, no. 10 Oktobber 2021, 2021.

[15] UNICEF, WHO, and World Bank Group,

“Levels and trends in child malnutrition,”

2021.

[16] Z. M. Kesuma, L. R. Siregar, E.

Fradinata, and A. Fathinah, “Factors Affecting Stunting in Children under 5 Years of Age in Indonesia using Spatial Model,” Indian J Public Health, vol. 66, no. 3, pp. 264–268, Jul. 2022, doi:

10.4103/ijph.ijph_1989_21.

[17] T. Ilham Hanafi, D. Afriyantari Puspa Putri, and J. A. Yani Pabelan Kartasura,

“Sistem Informasi Jual Beli Motor Bekas Berbasis Aplikasi Mobile di Dealer Amanah Syariah Motor.”

[18] S. , Husaini, Anwar, Zulfan, “Web-Gis Application Of Agricultural And Food Crop Management,” Journal of Engineering and Scientific Research, vol.

2, no. 1, Dec. 2020, doi:

10.23960/jesr.v2i1.39.

[19] E. Paula Asmara, “Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Daerah Rawan Bencana Kota Palopo Berbasis Webgis,” 2023.

[20] E. I. Azzahrah, F. Amalia, and F.

Ramdani, “Pengembangan Sistem Pelaporan Daerah Pasca Bencana Menggunakan WEBGIS (Studi Kasus Badan Penanggulangan Daerah Pasca Bencana Daerah, Kabupaten Ponorogo),”

2021. [Online]. Available: http://j- ptiik.ub.ac.id

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya sistem informasi geografis berbasis web tersebut akan memberikan alternatif kemudahan kepada masyarakat untuk mencari informasi mengenai lokasi

Sequence Diagram melihat informasi sistem yang menampilkan halaman peta yang berisi titik-titik lokasi kosan dan penginapan. Sequence Diagram Proses User

“Restu Anda” masih melakukan proses pencatatan stok barang yang masih manual dimana saat dicek oleh pemilik toko secara langsung ditemukan stok barang yang tidak sesuai

Hasil dari sistem ini adalah suatu sistem yang mempunyai beberapa halaman untuk mempermudah proses pemesanan menu oleh pelanggan, mempermudah pekerjaan dapur dalam

Pada tahapan ini akan dilakukan perumusan cara kerja sistem, user, serta aktivitas yang terjadi didalam sistem yang akan dibangun yaitu bagaimana membangun sebuah aplikasi sistem

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI RENTAL MOBIL RentCARindo BERBASIS WEB MENGGUNAKAN FRAMEWORK LARAVEL Wisnu Adhitio Prasetia Program Studi Informatika Fakultas Teknik Universitas

batik ratho ebhu dapat dilihat pada gambar Tampilan keranjang I Tampilan Form Order Gambar 36 Tampilan form Order Pada tampilan form order pada sistem informasi toko batik ratho

Harapan penulis dengan adanya Sistem Informasi Bursa Kerja Khusus BKK Berbasis Web dapat menjadi solusi untuk memudahkan alumni Jurusan Informatika Fakultas Teknik Universitas Wahid