• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Limbah Plastik PET (Polyethylene Terephtalate), Limbah Pecahan Keramik dan Limbah Oli Bekas Menjadi Paving Block

N/A
N/A
dtbb 2020

Academic year: 2023

Membagikan "Pemanfaatan Limbah Plastik PET (Polyethylene Terephtalate), Limbah Pecahan Keramik dan Limbah Oli Bekas Menjadi Paving Block "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 1, 2023: 034 - 040

34 Submitted : 12-08-2022 Revised : 25-11-2022 Accepted : 20-01-2023

Pemanfaatan Limbah Plastik PET (Polyethylene Terephtalate), Limbah Pecahan Keramik dan Limbah Oli Bekas

Menjadi Paving Block

M Risfian Nurfaizi1, Arifin1*, dan Govira Christiadora Asbanu1

1.Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Tanjungpura

*E-mail : arifin@teknik.untan.ac.id Abstract

This research aims at making paving block by using plastic waste, ceramic waste,oil waste and sand as the safe alternative infrastructure, strong and durable which is seen by compressive strength test value, water absorption test value and TCLP test value. There are four composition varieties. According to the research result, paving block has compressive strength test value and water absorption which has fulfill the standard of SNI 03-0691-1996, with the highest average compressive strength test value found in the 4th variation paving block of 13.08 MPa and the lowest average found in the 1st variation of 9.11 MPa. The highest average water absorption test value is found in the 1st variation paving block of 1.86% and the lowest average is found in the 4th variation of 1.25%. The TCLP test value for the heavy metal Cu heavy metal parameter was the highest in the third variation of 0.29 mg/L and the lowest average in the fourth variation was 0.00 mg/L. The highest average heavy metal Pb parameter in the 1st variation was 0.70 mg/L and the lowest average in the 3rd variation was 0.20 mg/L. The highest average weight metal parameter Zn in the 2nd and 3rd variations was 0.08 mg/L and the lowest average in the 1st variation was 0.04 mg/L. Heavy metal levels in Cu, Pb, and Zn have test values below the quality standard according to PP 22 of 2021.

Keywords: ceramic, compressive strength, paving block, plastic,TCLP, water absorption.

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk membuat paving block dengan memanfaatkan limbah plastik, pecahan keramik, pasir, dan oli sebagai bahan alternatif infrastruktur yang aman, kuat dan tahan lama. Paving block yang dihasilkan diuji kelayakannya berdasarkan nilai uji kuat tekan, nilai uji serap air, dan nilai uji TCLP. Terdapat 4 variasi komposisi dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian, paving block memiliki nilai uji kuat tekan dan uji serap air yang telah memenuhi standar berdasarkan SNI 03-0691-1996, dengan nilai uji kuat tekan rata-rata tertinggi terdapat pada paving block variasi 4 sebesar 13,08 MPa dan rata-rata terendah terdapat pada variasi 1 sebesar 9,11 MPa. Nilai uji serap air rata-rata tertinggi terdapat pada paving block variasi 1 sebesar 1,86 % dan rata-rata terendah terdapat pada variasi 4 sebesar 1,25 %. Nilai uji TCLP parameter logam berat Cu rata-rata tertinggi pada variasi 3 sebesar 0,29 mg/L dan rata-rata terendah pada variasi 4 sebesar 0,00 mg/L. Parameter logam berat Pb rata-rata tertinggi pada variasi 1 sebesar 0,70 mg/L dan rata-rata terendah pada variasi 3 sebesar 0,20 mg/L. Parameter logam berat Zn rata-rata tertinggi pada variasi 2 dan 3 sebesar 0,08 mg/L dan rata-rata terendah pada variasi 1 sebesar 0,04 mg/L. Kadar logam berat pada Cu, Pb, dan Zn memiliki nilai uji dibawah baku mutu sesuai dengan PP 22 tahun 2021.

Kata Kunci: keramik, kuat tekan, oli, paving block, plastik, serap air, TCLP

(2)

Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 1, 2023: 034 - 040

35 PENDAHULUAN

Pemanfaatan botol plastik menjadi paving block dapat menjadi upaya dalam menanggulangi masalah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah plastik.

Alternatif ini diharapkan tidak hanya mengurangi sampah botol plastik saja, tetapi juga dapat mengurangi limbah pecahan keramik dan limbah oli bekas. Hal ini dikarenakan pada penelitian ini juga menggunakan limbah oli bekas dan limbah pecahan keramik sebagai substitusi agregat kasar.

Logam berat yang terkandung didalam oli bekas seperti besi, tembaga, magnesium, nikel, timbal, dan lain sebagainya (Nindyapuspa, 2018). Dampak yang diakibatkan dari pencemaran limbah oli bekas ke badan lingkungan adalah terdegradasinya struktur tanah yang dapat menurunkan kualitas tanah seperti hilangnya unsur hara pada tanah serta dapat membahayakan makhluk hidup. Untuk itu perlu dilakukan pengelolaan khusus terhadap limbah oli bekas tersebut.

Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan paving block dengan kualitas sesuai SNI 03-0691-1996 tentang bata beton (paving block) yang berasal dari pemanfaatan limbah.

Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menanggulangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh botol plastik bekas, oli bekas, dan pecahan keramik.

METODE PENELITIAN

Pembuatan paving block dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2021, bertempat di Laboratorium (outdoor) Air Limbah, Limbah Padat, dan B3 Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak. Penelitian ini menggunakan panci, gunting, pisau, kompor gas, baskom, sendok semen, timbangan digital, spatula, palu, cetakan paving block segi enam (hexagon) berukuran 20 x 20 cm dengan panjang sisi 11 cm dan tebal 8 cm, Compression Testing Machine, termometer, oven, kamera, alat tulis, botol plastik bekas, keramik ukuran 40 x 40 cm, oli bekas kendaraan bermotor, pasir, HCl, NaOH, dan asam asetat glasial. Pembuatan paving block dalam penelitian ini berbahan campuran sampah botol plastik PET, pasir, pecahan keramik, dan oli bekas dengan variasi kelompok uji : kelompok uji P1 (plastik 1600 gram : pasir 1600 gram : pecahan keramik 500 gram : oli bekas 200 ml), kelompok uji P2 (plastik 1920 gram : pasir 1280 gram : pecahan keramik 500 gram : oli bekas 200 ml), kelompok uji P3 (plastik 2240 gram : pasir 960 gram : pecahan keramik 500 gram : oli bekas 200 ml), kelompok uji P4 (plastik 2560 gram : pasir 640 gram : pecahan keramik 500 gram : oli bekas 200 ml). Berdasarkan penelitian yang dilakukan, tahap pengerjaan seperti persiapan alat dan bahan, pemotongan botol plastik dan pemecahan keramik, pemanasan semua bahan dan pencampuran, pencetakan paving block, dan uji paving block. Pengujian yang dilakukan yaitu uji kuat tekan, uji serap air, dan uji TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure).

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Serap Air

Gambar 1. Grafik Hasil Uji Serap Air

(3)

Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 1, 2023: 034 - 040

36 Penyerapan variasi 1 dengan rata-rata penyerapan 1,86%, pada variasi 2 menunjukkan hasil rata-rata penyerapan 1,77%, pada variasi 3 menunjukkan hasil rata- rata penyerapan 1,43%, pada variasi 4 menunjukkan hasil rata-rata penyerapan 1,25%.

Hasil uji serap air 4 variasi komposisi paving block ini dinyatakan masuk kategori mutu A. Hal ini dikarenakan terdapat campuran plastik yang dapat menurunkan daya serap air karena memiliki struktur yang tak berpori.

Hasil penyerapan pada variasi 1 dengan rata-rata penyerapan 1,88%, pada variasi 2 menunjukkan hasil rata-rata penyerapan 1,74%, pada variasi 3 menunjukkan hasil rata- rata penyerapan 1,47%, dan yang terakhir pada variasi 4 menunjukkan hasil rata-rata penyerapan 1,31%. Hasil uji serap air 4 variasi komposisi paving block dinyatakan masuk kategori mutu A berdasarkan SNI 03-0691-1996. Hal ini dikarenakan terdapat campuran limbah plastik pada pembuatan paving block. Campuran limbah plastik dapat membuat struktur pada paving block menjadi tak berpori (Mahmudi & Puspita, 2010).

Hasil uji kuat tekan pada variasi 1 memiliki rata-rata nilai kuat tekan sebesar 9,11 Mpa, variasi 2 rata-rata nilai kuat tekan sebesar 10,17 MPa, variasi 3 rata-rata nilai kuat tekan sebesar 12,56 Mpa, variasi 4 rata-rata nilai kuat tekan sebesar 13,09 Mpa. Variasi 1 dan 2 masuk kategori mutu D, variasi 3 dan 4 masuk kategori mutu C. Meningkatnya kuat tekan paving block seiring dengan penambahan jumlah plastik dari variasi 1 hingga variasi 4 dan pengurangan jumlah pasir pada variasi 4 hingga variasi 1 serta penambahan limbah keramik disetiap variasinya. Penelitian Aulia (2017) menyebutkan bahwa penambahan limbah keramik sebagai agregat kasar yang mengandung kapur dapat meningkatkan kuat tekan pada paving block (Alfiansyah, 2017).

Gambar 3. Grafik Hasil Uji Kuat Tekan Gambar 2. Grafik Hasil Uji Serap Air Tanpa Oli

(4)

Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 1, 2023: 034 - 040

37 Hasil uji kuat tekan tanpa menggunakan limbah oli. Pada variasi 1 rata-rata nilai kuat tekan sebesar 9,37 Mpa, variasi 2 memiliki rata-rata nilai kuat tekan sebesar 11,02 MPa, variasi 3 meiliki rata-rata nilai kuat tekan sebesar 12,61 Mpa, variasi 4 memiliki rata-rata nilai kuat tekan sebesar 13,24 Mpa. Variasi 1 dan 2 masuk kategori mutu D, variasi 3 dan 4 masuk kategori mutu C. Meningkatnya kuat tekan seiring dengan penambahan jumlah plastik dari variasi 1 hingga variasi 4 dan pengurangan jumlah pasir pada variasi 4 hingga variasi 1 serta penambahan limbah keramik disetiap variasinya.

Paving block tanpa campuran oli lebih kuat dibandingkan paving block yang mengandung oli. Hal ini dikarenakan berkurangnya pori dalam campuran, adanya pori mengakibatkan menurunnya permeabilitas campuran sehingga terjadi penurunan pada kuat tekan pada paving block (Utomo,2021).

B. Hasil Uji TCLP

Uji leach digunakan untuk mempelajari perilaku pelindian limbah yang tersolidifikasi dan mengetahui potensi perlindian limbah bahan berbahaya dan beracun pada contoh uji berupa limbah oli bekas dan paving block yang telah dicampur oli bekas.

Hal ini dilakukan untuk memenuhi PP 22 Tahun 2021.

Hasil uji sampel oli bekas pada komposisi paving block memiliki kadar logam berat Cu yang sudah berada dibawah baku mutu. Selain itu sampel yang telah dilakukan solidifikasi menjadi paving block juga memiliki kandungan logam berat Cu yang berada dibawah baku mutu sesuai PP 22 Tahun 2021. Kadar logam berat tertinggi terdapat pada variasi 3 sebesar 0,29 mg/L, kadar logam berat terendah terdapat pada variasi 4 sebesar 0,00 mg/L.

Gambar 5. Grafik Hasil Uji TCLP Parameter Cu (mg/L)

Gambar 4. Grafik Hasil Uji Kuat Tekan Tekan Tanpa Oli

(5)

Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 1, 2023: 034 - 040

38 Hasil uji pada sampel awal oli bekas yang digunakan memiliki kadar logam berat Pb melebihi baku mutu sebesar 1,63 mg/L , namun setelah adanya pengolahan limbah dengan dilakukan solidifikasi menjadi paving block, kadar Pb menjadi berkurang dan berada dibawah baku mutu berdasarkan PP 22 Tahun 2021. Kadar logam berat tertinggi terdapat pada variasi 1 sebesar 0,70 mg/L, kadar logam berat terendah terdapat pada variasi 3 sebesar 0,20 mg/L.

Hasil uji pada sampel awal oli bekas yang digunakan memiliki kadar logam berat Zn yang berada dibawah baku mutu. Selain itu sampel yang telah dilakukan solidifikasi menjadi paving block memiliki kandungan logam berat Zn berada dibawah baku mutu sesuai PP 22 Tahun 2021. Kadar logam berat tertinggi terdapat pada variasi 2 dan 3 sebesar 0,08 mg/L, kadar logam berat terendah terdapat pada variasi 1 sebesar 0,04 mg/L.

Metode solidifikasi dalam pembuatan paving block terbukti dapat menurunkan kadar pada parameter logam berat yang terkandung pada oli bekas. Hal ini tentu dapat meminimalisir pencemaran yang terjadi pada lingkungan yang diakibatkan oleh limbah oli. Apabila parameter tersebut berada diatas baku mutu dapat menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan dan bersifat toxic terhadap makhluk hidup disekitarnya.

Penelitian Evandi 2015 menjelaskan bahwa penurunan logam berat disebabkan terperangkapnya logam berat dalam paving block, sehingga sulit untuk terurai ke lingkungan. Proses terperangkapnya logam berat pada paving block dikarenakan logam berat telah merekat pada plastik dan pasir selama proses pengeringan.

Gambar 6. Grafik Hasil Uji TCLP Parameter Pb (mg/L)

Gambar 7. Grafik Hasil Uji TCLP Parameter Zn (mg/L)

(6)

Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 1, 2023: 034 - 040

39 PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji kuat tekan maka Paving block dengan oli pada variasi 1 menunjukkan hasil rata-rata nilai kuat tekan sebesar 9,11 MPa, pada variasi 2 rata-rata nilai kuat tekan sebesar 10,16 MPa, pada variasi 3 rata-rata nilai kuat tekan sebesar 12,55 MPa, pada variasi 4 rata-rata nilai kuat tekan sebesar 13,08 MPa. Hasil uji kuat tekan menunjukkan bahwa 4 variasi komposisi paving block ini dinyatakan masuk kategori mutu di SNI 03-0691-1996. Nilai rata-rata kuat tekan maksimum yang didapat terdapat pada paving block variasi ke 4.

Paving block tanpa oli pada variasi 1 menunjukkan hasil rata-rata nilai kuat tekannya sebesar 9,37 MPa, pada variasi 2 didapatkan rata-rata nilai kuat tekan sebesar 11,02 MPa, pada variasi 3 rata-rata nilai kuat tekan sebesar 12,61 MPa, pada variasi 4 rata-rata nilai kuat tekan sebesar 13,24 MPa. Hasil uji kuat tekan menunjukkan bahwa 4 variasi komposisi paving block ini dinyatakan masuk kategori mutu di SNI 03-0691-1996. Hasil uji paving block tanpa oli mengalami peningkatan kuat tekan dibandingkan paving block yang menggunakan oli. Nilai rata-rata kuat tekan maksimum yang didapat terdapat pada paving block variasi ke 4.

Berdasarkan hasil uji serap air maka Paving block dengan oli pada variasi 1 menunjukkan hasil rata-rata penyerapan 1,88%, pada variasi 2 menunjukkan hasil rata- rata penyerapan 1,74%, pada variasi 3 menunjukkan hasil rata-rata penyerapan 1,47%, dan yang terakhir pada variasi 4 menunjukkan hasil rata-rata penyerapan 1,31%. Daya serap air paling rendah terdapat pada paving block variasi 4.

Paving block tanpa oli pada variasi 1 menunjukkan hasil rata-rata penyerapan 1,86%, pada variasi 2 menunjukkan hasil rata-rata penyerapan 1,77%, pada variasi 3 menunjukkan hasil rata-rata penyerapan 1,43%, dan yang terakhir pada variasi 4 menunjukkan hasil rata-rata penyerapan 1,25%. Daya serap air paling rendah terdapat pada paving block variasi 4. Hasil uji paving block tanpa oli mengalami penurunan serap air dibandingkan paving block yang menggunakan oli.

.Berdasarkan hasil uji parameter logam berat timbal (Pb), tembaga (Cu) dan seng (Zn) pada semua variasi komposisi paving block memiliki nilai dibawah baku mutu berdasarkan PP 22 tahun 2021. Hal ini dikarenakan komposisi penyusun paving block yang berbahan plastik, pasir, dan keramik dapat mengikat pergerakan kandungan logam berat pada limbah oli.

B. Saran

Daya serap air pada paving block menurun seiring dengan peningkatan persentase plastik terhadap pasir, baik dengan oli maupun tanpa oli. Kuat tekan paving block meningkat seiring dengan peningkatan persentase plastik terhadap pasir, baik dengan oli maupun tanpa oli.

(7)

Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 1, 2023: 034 - 040

40 DAFTAR PUSTAKA

Alfiansyah A, 2017. Pengaruh kapur terhadap kuat tekan dan permeabilitas paving block geopolymer berbahan dasar abu terbang dan lumpur lapindo. Rekayasa Teknik Sipil. 1 (1) : 412- 423.

Aulia Zastavia Putri, 2017. Pengaruh Penambahan Pecahan Keramik Pada Pembuatan Paving Block Ditinjau Dari Nilai Kuat Tekan. Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata.

Dedi Enda, 2019. Penggunaan Plastik Tipe PET Sebagai Pengganti Semen Pada Pembuatan Paving Block. Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bengkalis Evandi, zulfan. 2015. Pembuatan Batu Bata Dengan Penambahan Campuran Fly Ash

dan Semen Tanpa Proses Pembakaran. Jurnal Teknik Kimia. Universitas Riau Mahmudi, A. & Puspita, K. D., 2010. Makalah Proses Industri Kimia.

Mulkan Hambali, 2013. Pengaruh Komposisi Kimia Bahan Penyusun Paving Block Terhadap Kuat Tekan dan Daya Serap Airnya. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Nindyapuspa Ayu.,2018.Penurunan Kadar Cu Dalam Proses Solidifikasi Limbah Oli Bekas 15% Menggunakan Semen Portland Dan Bentonit.Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

SNI 03-0691-1996. Bata Beton (Paving Block). Badan Standardisasi Nasional.

Wahyu Wibowo, 2018. Pengaruh Butiran Keramik Sebagai Pengganti Semen Terhadap Kuat Tekan dan Harga Produksi Paving Block (The Effects Of Ceramic Granules As Substitution Of Cement To Compressive Strength and Production Cost Of Paving Block). Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia.

Zain, A. M., Shaaban, G., & Mahmud, H. 2014(1). Leachability of metal ions in TCLP leachate of solidified petroleum sludge. Key Engineering Material, 595: 1094–

1098.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa daya serap paving block tinggi apabila semen portland dicampur dengan limbah bata merah dengan perbandingan 30%:70% dan kuat tekan paving

Bekas adukan mortar yang terdiri dari pasir dan kapur dapat digunakan untuk bahan paving block , karena terbukti mendapatkan nilai kuat tekan yang tinggi

Diambil persyaratan SNI 03-0691-1996 tentang bata beton ( paving block ), dilihat dari segi kuat tekan, resapan air dan ketahanan ausnya, mortar geopolimer dari mix design

Menurut SNI 03-0691- 1996 “ Bata beton (Paving Block) adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya,

Hasil penelitian ini menunjukkan Kuat tekan paving block berbahan campuran dari limbah plastik jenis PET 50% dan LDPE 50% memiliki kuat tekan rata-rata 18,41 Mpa termasuk

Menurut SNI 03-0691-1996 “Bata beton (Paving Block) adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya,

Karakteristik paving block porous yang dihasilkan yaitu semakin banyak campuran serbuk gergaji kayu jati, maka kuat tekan dan densitas semakin rendah, sedangkan daya serap air dan laju

Penggunaan limbah plastik dan limbah batok kelapa sebagai bahan baku pembuatan paving block kurang baik dikarenakan dari data hasil pengujian semakin banyak limbah batok kelapa yang