Benih Nurastuti*, a,1
1 A
dalam Menghadapi Era Society 5.0
Pemanfaatan Teknologi Informasi Bagi Perempuan Mandiri Generasi Z
Revolusi industri merupakan perubahan signifikan dalam pengelolaan sumber daya manusia dan penciptaan produk di beberapa sektor seperti transportasi, pertanian, teknologi, pertambangan, dan manufaktur. Perubahan tersebut berdampak pada kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di seluruh dunia, khususnya di Indonesia. Revolusi industri 1.0 merupakan revolusi pertama yang terjadi pada abad ke-18, yaitu tahun 1750 hingga 1850. Revolusi ini ditandai dengan ditemukannya mesin uap yang digunakan untuk proses produksi suatu barang. Munculnya revolusi industri 2.0 terjadi pada abad ke-20 yang dikenal dengan revolusi teknologi yang ditandai dengan ditemukannya tenaga listrik untuk membuat mesin uap yang sering digunakan dalam proses produksi dan semakin banyak digantikan oleh tenaga listrik. Munculnya revolusi industri 3.0 yang terjadi pada akhir abad ke-20 ditandai dengan munculnya teknologi digital dan internet yang dipicu oleh berbagai mesin yang dapat bergerak dan proses otomatis yang dilakukan dalam bentuk komputer dan robot. Lebih lanjut, revolusi industri 4.0 yang muncul pada awal abad ke-21 merupakan sebuah revolusi dimana manusia telah menemukan pola baru dengan munculnya kemajuan teknologi secara pesat.
Salah satu cara untuk mengatasi tantangan tersebut adalah dengan memperkuat posisi dan fungsi keluarga, hubungan antar keluarga, literasi media dan informasi, mengembangkan norma dan standar budaya, serta menerapkan pola komunikasi yang lebih demokratis.
PERKENALAN
Saat ini dunia global telah mempersiapkan diri memasuki era revolusi industri 5.0 atau Society 5.0. Merupakan konsep yang digagas oleh pemerintah Jepang, tidak hanya terbatas pada faktor manufaktur tetapi juga dalam penyelesaian permasalahan sosial dengan bantuan integrasi ruang fisik dan virtual [2].
Era revolusi industri 5.0 atau Society 5.0 merupakan penyelesaian permasalahan sosial dengan bantuan integrasi ruang fisik dan virtual.
Hal ini terkait dengan teknologi big data yang dikumpulkan di Internet of Things (IoT) yang ditransformasikan oleh Artificial Intelligence (AI) untuk membantu meningkatkan kehidupan masyarakat secara signifikan. Era Society 5.0 berdampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat, terutama perekonomian dan pendidikan. Tercatat, jumlah penduduk miskin secara nasional mencapai 27,54 juta orang pada Maret 2021. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 0,01 juta orang dibandingkan September 2020. Namun jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 1,12 juta orang dibandingkan Maret 2020. Selain kasus Dari kemiskinan yang terus menurun dan meningkatnya pendidikan, diskriminasi sering terjadi dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dipengaruhi oleh munculnya pembedaan yang dilihat dari cara pandang masyarakat terhadap hak pendidikan perempuan dan laki-laki. Pendidikan khususnya bagi perempuan di era Society 5.0 bagi Generasi Z merupakan bagian dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan teknologi, dan digitalisasi untuk mendorong dan mendukung perempuan berperan dalam seluruh aspek masyarakat. Kemajuan teknologi di era Society 5.0 menciptakan banyak peluang dengan meningkatnya akses perempuan terhadap pendidikan, aktualisasi diri, dan karir. Namun di sisi lain, hal tersebut menimbulkan beberapa tantangan, yaitu dunia kerja yang semakin kompetitif, perubahan pola asuh anak, dan keseimbangan peran.
Kata Kunci : Era Society 5.0, Ekonomi, Pendidikan, Generasi Z, Perempuan Mandiri Abstrak
Dept. of Computer Science, Amikom University, Yogyakarta, Indonesia
Gambar 1. Ilustrasi Society 5.0
Saat ini Jepang mengumumkan kemungkinan terjadinya revolusi masyarakat 5.0 yang disebut sebagai era kebangkitan masyarakat. Konsep 5.0 berfokus pada penggabungan berbagai aspek, seperti manusia, data, dan teknologi. Meskipun memiliki kemiripan dengan era revolusi sebelumnya, namun era-era tersebut berbeda sekali berdasarkan fokusnya [1].
Nantinya mereka bisa menjadi perempuan yang berani memperjuangkan haknya tanpa bergantung pada laki-laki atau orang lain dengan memiliki penghasilan sendiri. Tulisan ini bertujuan untuk membahas tentang pentingnya kesiapan perempuan mandiri bagi perempuan Indonesia untuk memberikan kehidupan yang mandiri dan lebih memberdayakan perempuan
baik dalam keluarga, masyarakat, maupun lembaga pembangunan nasional.
Menurut prediksi dan analisis berbagai kalangan, Indonesia berada pada masa yang dikenal dengan Bonus Demografi.
Komposisi penduduk Indonesia pada tahun 2020 sebagian besar berasal dari Generasi Z/Gen Z (27,94%), yaitu generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2016. Generasi Milenial yang digadang- gadang menjadi motor penggerak pergerakan masyarakat saat ini berada sedikit di bawah. Gen Z yang berjumlah 25,87% dari total penduduk Indonesia. Hal ini menyebabkan keberadaan Gen Z mempunyai peranan penting dan mempengaruhi pembangunan Indonesia saat ini dan masa depan.
Upaya lainnya adalah dengan meningkatkan partisipasi perempuan Indonesia dalam berbagai kegiatan ekonomi.
Generasi Z saat ini memegang peranan penting dari hasil Sensus Penduduk tahun 2020 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada akhir bulan Januari lalu, memberikan gambaran demografi Indonesia yang banyak mengalami perubahan dari sebelumnya. hasil sensus tahun 2010.
Data sekunder terkait kemiskinan dan tingkat pendidikan di Indonesia diperoleh dari website Badan Pusat Statistik atau Badan Pusat Statistika (BPS) .
METODE
Diketahui pula bahwa minat perempuan Gen Z untuk memperoleh gelar terkait ilmu industri, teknik, teknologi, dan matematika cukup besar, terbukti dengan banyaknya jumlah perempuan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dan primer.
Society 5.0 memiliki konsep terkait teknologi big data yang dikumpulkan melalui Internet of Things (IoT) yang ditransformasikan oleh Artificial Intelligence (AI) menjadi sesuatu yang dapat membantu khususnya masyarakat agar kehidupan menjadi lebih baik [3]. Society 5.0 dapat berdampak pada seluruh aspek kehidupan sosial, mulai dari kesehatan, tata kota, transportasi, pertanian, industri, dan pendidikan (UU RI tentang Sistem
Pendidikan Nasional). Society 5.0 bertujuan untuk mengintegrasikan ruang virtual dan fisik untuk mempermudah segala sesuatunya dengan menggunakan kecerdasan buatan dalam penerapannya [4].
Pada data primer hasil pengisian formulir kegiatan diambil 74 responden yang sebagian besar berasal dari Generasi Z/Gen Z yaitu generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2016 yang menjawab pertanyaan terkait pengetahuan tentang Internet, era internet. Masyarakat 5.0. dan kesiapan untuk menghadapinya Selanjutnya data awal diperoleh dari hasil kegiatan Webinar Perempuan Mandiri (Menyiapkan Perempuan Multitalenta di Era Masyarakat 5.0) yang diselenggarakan oleh BEM KM Universitas Amikom Yogyakarta pada Sabtu, 02 Oktober 2021 melalui laman platform zoom dengan pemateri Wiji Nurastuti, MT selaku Owner Nazma Office dan Atika Maulida S.Ag salah satu pemilik komunitas hijab yang dimoderatori oleh Rizka Devu Susak salah satu staf pemberdayaan perempuan BEM KM Universitas Amikom Yogyakarta.
Pemahaman konteks pendidikan tentang karakteristik setiap generasi, khususnya perempuan, menjadi penting untuk menentukan seberapa efektif strategi pendidikan. Tujuannya bukan sekedar prestasi akademis dan pedagogi saja, namun bagaimana proses pendidikan dapat menumbuhkan karakter dalam menyesuaikan sistem pembelajaran di ruang pendidikan sesuai kebutuhan tanpa mengabaikan kepentingan dan pembiasaan sebagai kelompok generik untuk mendapatkan kehidupan yang lebih mandiri dan memberdayakan perempuan baik dalam keluarga. , masyarakat dan lembaga pembangunan nasional [8]. Perkembangan yang terjadi saat ini menunjukkan perlunya upaya untuk menumbuhkan komitmen dan dukungan yang kuat, terutama dari pemerintah daerah dan DPR, untuk mewujudkan pendidikan bagi perempuan.
terlihat bahwa idealnya, mereka harus mencapai tingkat kesehatan, pendidikan, pendapatan, dan partisipasi politik yang sama. Tidak secara implisit diakui adanya ketimpangan antara perempuan dan laki-laki.
yang telah mempelajari jurusan teknologi dan sains. Merupakan dampak pembangunan yang positif untuk mengambil posisi strategis dalam pembangunan bangsa karena pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kesenjangan antara perempuan dan laki-laki, hal ini terlihat dari hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2016. , yang menemukan penetrasi internet tertinggi pada kelompok mahasiswa sebanyak 89,70% dan pelajar sebanyak 69,70% [7].
Dalam revolusi industri 5.0 atau Society 5.0, perempuan dan laki-laki mempunyai kesetaraan sehingga perempuan dan laki-laki mempunyai perubahan, peluang, dan akses yang sama sebagai sumber daya pembangunan. Kesetaraan ini merupakan target yang harus dicapai dalam tujuan pembangunan nasional jangka menengah dan panjang terkait munculnya Society 5.0 yang akan menjadi tantangan dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat [5]. Kesetaraan gender menjadi sorotan dalam memajukan peran perempuan dalam pembangunan. Dari segi kemampuan intelektual, perempuan dan laki-laki mempunyai kapasitas dan potensi yang sama. Sehingga perempuan dan laki-laki bisa dipandang setara.
Sedangkan kemampuan khusus adalah kemampuan yang berbeda karena kewanitaannya, sehingga dalam hal ini kesetaraan tidak tepat, kesetaraan jika dipandang sama. Konsep kesetaraan mengindikasikan bahwa perempuan dan laki-laki harus memiliki kapasitas, preferensi, dan kebutuhan yang sama agar hal tersebut dapat terwujud
Salah satu permasalahan sosial yang berkaitan dengan laki-laki dan perempuan mengenai peran, fungsi, dan permasalahannya dalam sebuah keluarga dan masyarakat merupakan isu yang menarik dan sangat relevan untuk dibahas. Lebih lanjut dibahas tentang pentingnya kesiapan mandiri perempuan untuk hidup lebih mandiri dan pemberdayaan perempuan dalam keluarga, masyarakat, dan lembaga pembangunan nasional. Berikut tampilan zoom kegiatan yang telah dilaksanakan.
Dalam laporan BPS, masyarakat termiskin di Indonesia terdapat di Provinsi Papua, Papua Barat, dan Maluku. Sedangkan provinsi yang tingkat kemiskinannya rendah adalah Pulau Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, dan DKI Jakarta. Salah satu faktor penyebab tingginya angka kemiskinan adalah rendahnya tingkat pendidikan. Laporan yang dirilis INSEAS telah menyusun peringkat penekanan terhadap pentingnya pendidikan. Beberapa aspek pendidikan yang menjadi tolok ukurnya adalah pendidikan formal, pendidikan vokasi, literasi dan numerasi, pemeringkatan universitas internasional, pelajar internasional, relevansi pendidikan dengan dunia usaha, jumlah hasil penelitian, jurnal ilmiah, jumlah lulusan. para teknisi dan peneliti.
Gambar 4. Angka Kemiskinan di Indonesia Tahun 2021
Berdasarkan hasil Indeks Pendidikan yang dirilis Human Development Reports tahun 2017, Indonesia berada di posisi ketujuh di ASEAN dengan skor 0,622. Singapura dengan skor tertinggi
Gambar 2. Hasil Jumlah Responden
Kegiatan webinar ini memberikan pemahaman mengenai munculnya era Society 5.0 yang dapat berdampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat, mulai dari kesehatan, tata kota, transportasi, pertanian, industri, dan pendidikan.
Angka kemiskinan di Indonesia sebesar 10,14% pada Maret 2021 lalu turun 0,05% dibandingkan September 2020. Namun angka tersebut meningkat 0,36% poin dari Maret 2020. Berikut gambaran jumlah penduduk miskin di Indonesia menurut provinsi per September 2021 dari data BPS.
dengan itu, khususnya perempuan, dan program-program yang cocok untuk mempersiapkan era Masyarakat.
0,832. Peringkat kedua diraih Malaysia dengan skor 0,719 dan disusul Brunei Darussalam dengan skor 0,704.
Pembahasan terkait sumber daya manusia kini semakin menjadi perhatian utama perusahaan dan negara. Bakat dan kualitas setiap individu adalah kunci pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, dan inovasi. Berdasarkan kemampuan atau keterampilan masing-masing sumber daya manusia yang dimiliki suatu negara, terdapat beberapa indikator penilaian indeks ini, antara lain tingkat perekonomian, pendidikan, infrastruktur teknologi informasi komputer, lingkungan sosial, dan gender.
Tercatat, jumlah penduduk miskin secara nasional mencapai 27,54 juta jiwa pada Maret 2021. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 0,01 juta jiwa dibandingkan September 2020.
Namun angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 1,12 juta jiwa dibandingkan Maret 2020. persentase, itu
Thailand berada di posisi keempat bersama Filipina sebanyak 0,661.
HASIL DAN DISKUSI
Gambar 3. Tampilan Zoom
89,19
ÿ 10 >10 Gambar 5. Indeks Pendidikan 2017
JHS 8,42 6,08
Data BPS pada Tabel 1 diketahui bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan berdasarkan jenis kelamin perempuan dan laki- laki maka jumlah anak putus sekolah juga semakin tinggi, namun dapat dilihat persentase anak putus sekolah pada perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama waktu berjalan, maka semakin tinggi pula keinginan bersekolah pada anak perempuan. Dalam acara tersebut yaitu Webinar Perempuan Mandiri (Menyiapkan Perempuan Multitalenta di Era Society 5.0) yang diselenggarakan BEM KM Universitas Amikom Yogyakarta pada Sabtu 02 Oktober 2021 melalui zoom bentuk fisik, kecepatan ekonomi, keyakinan budaya yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat terutama di pedesaan, dan penafsiran ajaran agama yang salah. Perlu upaya maksimal dalam menyelaraskan masyarakat dengan hak atas pendidikan bagi perempuan dan laki-laki. Berikut gambaran jumlah anak putus sekolah menurut tingkat pendidikan dan gender pada tahun 2020 di Indonesia.
ADALAH
21,00 SHS Pria
10,81
Diagram lingkaran di atas menunjukkan bahwa responden sudah mulai mengenal dunia teknologi informasi sejak bangku sekolah pada usia 10 tahun ke atas. Selanjutnya responden diberikan pertanyaan terkait menyambut era Society 5.0 khususnya bagi perempuan. Ada pernyataan bahwa perempuan harus mulai meningkatkan perannya dalam mewujudkan keadilan, kesetaraan gender, dan pantang menyerah. Mereka terus belajar menjadi perempuan hebat dan berkualitas tanpa meninggalkan kodratnya
sebagai istri dan ibu untuk bersinergi dengan laki-laki membangun bangsa dan negara Indonesia. Peran perempuan di era Society 5.0, yaitu sebagai bagian dari pertumbuhan, perkembangan zaman di bidang teknologi, dan digitalisasi, telah mendorong dan mendukung perempuan untuk berperan di seluruh aspek masyarakat. Pembahasan terkait emansipasi perempuan dan kesetaraan gender didukung pemerintah
Gambar 6. Diagram Lingkaran
laman platform dengan pembicara yaitu Wiji Nurastuti, MT selaku Owner Nazma Office dan Atika Maulida S.
0,72 0,52
Tabel 1. Jumlah Anak Tidak Sekolah
Perempuan
Diskriminasi terhadap pendidikan di Indonesia masih sering terjadi dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dipengaruhi oleh munculnya pembedaan dalam masyarakat itu sendiri yang dilihat dari sudut pandang masyarakat terhadap hak pendidikan perempuan dan laki-laki. Faktor lain yang menimbulkan diskriminasi terhadap pendidikan antara lain norma atau aturan adat yang telah membunuh karakter perempuan,
Tingkat Pendidikan
23,57
Ag merupakan salah satu pemilik komunitas hijab yang
dimoderatori oleh Rizka Devu Susak, salah satu staf pemberdayaan perempuan BEM KM Universitas Amikom Yogyakarta. Kegiatan tersebut dihadiri oleh berbagai kalangan yang didominasi oleh perempuan generasi Z, yaitu kelompok kelahiran tahun 1997 – 2016. Artinya, usia tertua Gen Z adalah 24 tahun, dan termuda adalah enam tahun. Kemudian penulis diminta untuk mengisi google form terkait pengetahuan tentang Internet, era Society 5.0 dan kesiapan menghadapinya khususnya perempuan, serta program-program yang cocok untuk mempersiapkan era Society yang telah diisi oleh 74 responden. Diperoleh jawaban terkait pemahaman dunia teknologi informasi rata-rata dijawab sejak berada pada jenjang pendidikan sekolah dengan uraian sebagai berikut:
Jenis kelamin
Negara Indonesia dihadapkan pada upaya yang semakin maksimal dalam menyelaraskan masyarakat terhadap hak atas pendidikan, khususnya bagi perempuan.
hingga-5-0/.
Kesimpulan
Tercatat, jumlah penduduk miskin secara nasional mencapai 27,54 juta jiwa pada Maret 2021. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 0,01 juta jiwa dibandingkan September 2020. Namun jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 1,12 juta jiwa dibandingkan Maret 2020. persentasenya, angka kemiskinan di Indonesia sebesar 10,14% pada Maret 2021, kemudian turun 0,05% dibandingkan September 2020. Namun angka tersebut naik 0,36% poin dibandingkan Maret 2020.
Berdasarkan hasil Indeks Pendidikan yang dirilis Human Development Reports pada tahun 2017, Indonesia berada di posisi ketujuh ASEAN dengan skor 0,622. Skor tertinggi Singapura adalah 0,832. Malaysia menduduki peringkat kedua dengan 0,719, disusul Brunei Darussalam dengan 0,704. Di posisi keempat ada Thailand dan Filipina sebanyak 0,661.
Tersedia:
https://www.gramedia.com/best-seller/
perjalanan-revolusi-industri-1-0-
Jurnal Penelitian Ilmiah Internasional, hlm.307-311, 2017.
Pemerintah diharapkan terus mendukung tidak adanya pembedaan antara perempuan dan laki-laki di berbagai bidang untuk memajukan bangsa. Caranya adalah dengan meningkatkan peran keluarga dalam meningkatkan fungsi dan kedudukan dalam keluarga, meningkatkan hubungan antar anggota keluarga, membentuk keluarga yang melek media dan informasi, mengembangkan norma dan standar budaya, serta menerapkan pola komunikasi yang lebih demokratis.
Peran perempuan di era Society 5.0 khususnya Generasi Z merupakan bagian dari pertumbuhan, perkembangan zaman di bidang teknologi dan digitalisasi untuk mendorong dan mendukung perempuan berperan dalam seluruh aspek masyarakat.
P. Skobelev dan Y. Borovik, "Dalam Perjalanan Dari Industri 4.0 Menuju Industri 5.0: Dari Manufaktur Digital Menuju Masyarakat Digital,"
[3] V. Özdemir, "Kelahiran Industri 5.0: Memahami Big Data Dengan Teknologi Buatan
Saran
Kemajuan teknologi di era Society 5.0 menciptakan banyak peluang dengan meningkatnya akses, khususnya bagi perempuan, terhadap pendidikan, aktualisasi diri, dan karir. Namun di sisi lain, hal tersebut menimbulkan beberapa tantangan, yaitu dunia kerja yang semakin kompetitif, perubahan pola pengasuhan anak, dan keseimbangan peran perempuan. Salah satu cara untuk mengatasi tantangan tersebut adalah dengan memperkuat bagian keluarga melalui peningkatan fungsi dan kedudukan dalam keluarga, peningkatan hubungan antar anggota keluarga, pembentukan keluarga yang melek media dan informasi, pengembangan norma dan standar budaya, serta penerapan pola komunikasi yang lebih demokratis.
bahwa tidak akan ada lagi batas-batas yang membedakan antara perempuan dan laki-laki dalam berbagai bidang untuk memajukan bangsa.
PENUTUPAN
Gambar 7. Masyarakat Perkembangan Teknologi5.0
[2]
terkait dengan teknologi big data yang dikumpulkan melalui Internet of Things (IoT) yang diubah oleh Artificial Intelligence (AI) sehingga berdampak pada seluruh aspek kehidupan, terutama perekonomian dan pendidikan.
[1] Andrew, "Perjalanan Revolusi Industri 1.0 Hingga 5.0,"
16 September 2021. [Online].
Perubahan pesat di era revolusi industri 5.0 atau Society 5.0 tidak hanya terbatas pada faktor manufaktur saja, namun juga penyelesaian permasalahan sosial dengan bantuan integrasi fisik dan ruang virtual. Integrasi fisik dan ruang virtual
Kini tantangannya adalah menyeimbangkan peran mereka sebagai bagian masyarakat menjadi seorang istri dan ibu. Di era Society 5.0 saat ini, perempuan harus terus meningkatkan kualitas dirinya dengan mencari ilmu pengetahuan dan informasi terutama yang berkaitan dengan teknologi, karena konsep Society 5.0 yaitu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Kecerdasan buatan akan mentransformasikan big data yang dikumpulkan melalui Internet di segala bidang kehidupan (Internet of Things) menjadi sesuatu yang baru yang didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan dalam membuka peluang bagi umat manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih maju. Berikut contoh ilustrasi perkembangan teknologi di era Society 5.0.
REFERENSI
Tersedia:
https://jurnalbireuen.com/5-aspek-
persiapan-untuk-menyambut-era-society-5-0/.
[10] H. Rohim and Derwanto, "Pendidikan untuk Menyambut MAasyarakat 5.0,"
,
[On line].
[9] Nurastuti, Wiji. Metode Riset, Jawa Tengah: Rajawali Press, 2010.
2020.
[6] D. E. Wibowo, "Peran Ganda Perempuan dan Kesetaraan Gender," Gender, p. 356–
[5] NW Suarmini, S. Zahrok dan DSY
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
,
Agustin, "Peluang dan Tantangan Perempuan di Era Revolusi 4.0," Prosiding SEMATEKSOS 3, 2018.
Intelijen, "Internet Of Things" dan Kebijakan Teknologi Generasi Berikutnya,"
[7] H. Gaib, Profil Perempuan Indonesia 2017., Jakarta:
Santosa Didiek, Ed., 2017.
[12] I. Ahdiah, "Peran-peran Pperempuan dalam Masyarakat,"
JURNAL ACADEMICA Fisip Untad 2013.
364, 2011.
[11] D. Sumiyatiningsih, "Pergeseran Peran Laki-Laki dan Perempuan dalam Kajian Feminis," WASKITA : Jurnal Studi Agama dan Masyarakat, 2020.
[4] B. Junior, "5 Aspek Persiapan Untuk Menyambut Era Society 5.0," 21 Januari 2021.
oduk/artikel/detail/3133/gen-z-dominan-apa- maknanya-bagi-pendidikan-kita.
Omics: Jurnal Biologi Integratif, hlm.65-76, 2018.
[8] D. N. Rakhmah, "Gen Z Dominan, Apa Maknanya bagi Pendidikan Kita?," 4 Februari 2021. [Online].
Available: https://puslitjakdikbud.kemdikbud.go.id/pr